PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dua hal yang menjadi indikator derajat kesehatan suatu negara terhadap kualitas
pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah adalah Angka
Kematian Ibu ( AKI) atau Maternal Mortality Rate ( MMR) dan Angka Kematian Bayi ( AKB) atau
Infant Mortality Rate( IMR) yang dapat dijadikan acuan tolak ukur kesejahteraan suatu bangsa
atau negara ( Profil Kesehatan Dinkes Jateng Hal: 11, 2016).
AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. Pada tahun 2012 angka
kematian Ibu di Indonesia terdaftar sebanyak 359 jiwa per 100.000 kelahiran hidup mengalami
penurunan pada tahun 2015 sebanyak 305 jiwa per 100.000 kelahiran hidup. (Dinkes Indonesia,
2015)
Sedangkan jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015
sebanyak 619 kasus, mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan jumlah kasus
kematian ibu tahun 2014 yang mencapai 711 kasus. Dengan demikian Angka kematian ibu
Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 126,55 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2014 menjadi 111,16 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. (Dinkes Provinsi Jawa
Tengah 2015)
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Semarang tahun 2015 mengalami penurunan bila
dibandingkan tahun 2014. Bila di tahun 2014 AKI sebesar 144,31 per 100.000 KH (20 kasus),
maka di tahun 2015 menjadi 120,34 per 100.000 KH (17 kasus). Meskipun mengalami
penurunan namun belum dapat mencapai target sebesar 102 per 1.000 KH. Sebagai bahan
pembanding, pada tabel berikut dapat dilihat AKI di Kabupaten Semarang sejak tahun 2010 –
2015. Bila dibandingkan, tampak bahwa AKI tahun 2015 belum dapat mencapai target SPM 2015
yang sebesar 102 per 100.000 KH. (Dinkes Kabupaten Semarang, 2015)
Adapun jumlah kematian ibu seluruhnya di Puskesmas se-Kabupaten Semarang,
Kecamatan Bringin menempati posisi ke-19 dari 26 Puskesmas se-Kabupaten Semarang.
Puskesmas Bringin menyumbangkan 1 kematian Ibu dari total 17 kematian Ibu di Kabupaten
Semarang pada tahun 2015. Penyebab dari kematian Ibu ini diakibatkan dari Perdarahan, pre
eklamsi, penyakit jantung, infeksi, kanker, TB paru, serta diare kronis. (Dinkes Kabupaten
Semarang, 2015).
1
Disamping itu, indikator kesehatan nasional dapat dilihat dari kapasitas yang terkecil
yaitu Indikator Kesehatan tiap keluarga. Keluarga dikatakan sehat apabila memiliki indikator
antara lain adalah Keluarga mengikuti program KB (keluarga berencana), Ibu hamil
memeriksakan kehamilannya (ANC) sesuai standar, Bayi mendapatkan Imunisasi lengkap,
Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan, Pemantuan pertumbuhan balita, Penderita TB Paru yang
berobat sesuai standar, Penderita hipertensi yang berobat teratur, Penderita gangguan jiwa berat
yang diobati, Tidak ada anggota keluarga yang merokok, Sekeluarga sudah menjadi anggota
JKN, Mempunyai sarana air bersih, Menggunakan jamban keluarga.
Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan komunitas yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Dalam sebuah keluarga biasanya
dijumpai lebih dari satu permasalahan kesehatan. Misalnya adalah keluarga Tn. M, di dalam
keluarga ini terdapat tiga masalah kesehatan yaitu adanya pasangan usia subur tidak ber KB ,
adanya penderita Hipertensi tidak diobati secara teratur, dan adanya anggota keluarga yang
merokok.
Keluarga Tn. M terdiri dari enam anggota keluarga dengan permasalahan kesehatan
yang terdapat pada istri serta ibu mertua yang mengalami hipertensi dan tidak diobati secara
teratur.
Dari pengkajian yang dilakukan menimbulkan 2 prioritas maslaah keluarga diantaranya
adanya pasangan usia subur tidak ber KB , adanya penderita Hipertensi tidak diobati secara
teratur.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat mengaplikasikan teori mata kuliah kebidanan komunitas di peroleh di kelas dan di
Institusi ke dalam praktek nyata asuhan kebidanan pada keluarga. Dengan menggunakan
managemen kebidanan dan pendokumentasian asuhan kebidanan dalam bentuk praktek
klinik Komunitas di Desa Popongan Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang.
2. Tujuan khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian/pengumpulan data asuhan kebidanan komunitas pada
tingkat individu, keluarga, kelompok, masyarakat.
b. Dapat merumuskan masalah/kebutuhan yang berhubungan dengan KIA/KB Kesehatan
wanita sepanjang siklus kehidupannya dengan masyarakat melalui Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD).
c. Dapat membuat rencana asuhan kebidanan komunitas.
2
d. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan komunitas.
(Praktik Kebidanan Komunitas, Safrudin,SKM,M.Kes)
C. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Tinjauan Teori
BAB III : Tinjauan Kasus
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Penutup
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis
1. Keluarga
a. Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga
dan beberapaorang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dan
saling ketergantungan. Menurut Salvicion dan Celis (1998) didalam keluarga terdapat
dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan perkawinan atau
pengangkatan, dihidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan (Jhonson R, 2010)
b. Bentuk dan Tipe Keluarga
Pembagian keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan. Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi dua. Yaitu :
1) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu,
dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduannya.
2) Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga
lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi)
Namun dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualism, pengelompokkan tipe keluarga selainkedua tersebut diatas,
berkembang menjadi :
1) Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru yang terbentuk
dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.
2) Orang tua tunggal (single parent family)adalah keluarga yang terdiri dari salah
satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian dan ditinggal pasangannya.
3) Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarriedtenaage family)
4) Orang dewasa (laki-laki/perempuan) yang tinggalsendir tanpa pernah menikah
(the single adult living alone)
5) Keluarga dengan anak tanpa menikah sebelumnya (the non-marital
heterosexsual cohabiting family)
4
6) Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and
lesbian family)
7) Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena
masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti
dengan adat istiadat yang sangat kuat.
(Depkes RRI 2002)
c. Struktur Keluarga
Struktur keluarga ini nanti nya perlu dikaji oleh perawat dan bidan yang
memberikan asuhan . berdasarkan keempat elemen dalam struktur keluarga,
diasumsikan bahwa (Leslie & Korman, 1989: Parson&Bales, 1995) :
1) Keluarga merupakan sistem social yang mempunyai fungsi sendiri
2) Keluarga merupakan sistem social yang mampu menyelesaikan masalah individu
dan lingkungannya
3) Keluarga merupakan suatu kelompok kecil yang dapat mempengaruhi kelompok
lain
4) Perilaku individu yang tampak merupakan gambaran dari nilai dan norma yang
berlaku dalam keluarga
Berdasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan
dasar,kebutuhan psikososial, kemampuan memenuhi ekonominya, dan aktualisasi
keluarga di masyarakat, serta memperhatikan perkembangan Negara Indonesia menuju
Negara industry, Indonesia menginginkan terwujudnya keluarga sejahtera. Di Indonesia
keluarga dikelompokkan menjadi lima tahap, yaitu:
1) Keluarga Prasejahtera, adalah keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasar secara minimal, yaitu kebutuhan pengajaran agama,
pangan, sandang, papan, dan kesehatan, atau keluarga yang belum dapat
memenuhi salah satu atau lebih indicator keluarga sejahtera tahap 1
2) Keluarga Sejahtera Tahap I (KS I) adalah keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhandasar secara minimal, terapi belum dapat memenuhi
keseluruhan kebutuhan social psikologinya, yaitu kebutuhan pendidikan,
Keluarga Berencana (KB), interaksi dalam keluarga, interaksi dengan
lingkungan tempat tinggal, dan transportassi.
3) Keluarga Sejahtera Tahap II (KS II) adalah keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhan dasar secara minimal serta telah memenuhi seluruh
5
kebutuhan social psikologinya. Tetapibelum dapat memenuhi kebutuhan
untuk menabung dan memperoleh informasi
4) Keluarga Sejahtera Tahap III (KS III) adalah keluarga yang telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan social psikologis, dan
kebutuhan pengembangan, teta[I belum dapat memberikan sumbangan
(kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat secara teratur (dalam
waktu tertentu) dalam bentuk material dan keuangan untuk social
kemasyarakatan, juga berperan serta aktif dengan menjadi pengurus
lembaga kemasyarakatan
5) Keluarga Sejahtera Tahap IIIPlus (KS III Plus) adalah keluarga yang telah
dapat memenuhi seluruh kebutyhannya, baik yang bersifat dasar, social
psikologis, maupun pengembangan, serta telah mampu memberikan
sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat
d. Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di
bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga
yang tidak boleh di abaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan
berarti karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana
keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami oleh anggota keluarga secara tidak langsung menjadi
perhatian orang tua atau keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga
perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar
perubahannya
2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan
tugas keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan
keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang memiliki
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan
kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah keluarga
dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga memiliki keterbatasan, dapat
meminta bantuan kepada orangdi lingkungan tinggal keluarga agar mendapatkan
bantuan
3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Seringkali keluarga telah
mendapatkan tindakan yang tepatdan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan
6
yang telah duiketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan perlu mendapatkan tindakan lanjutan atau
perawatan sehingga masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat
dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau rumah. Apabila keluarga telah
memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama
4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga
7
(a) Rahim membesar
(b) Tanda hegar (segmen bawah rahim melunak ), terjadi pada daerah istmus uteri,
menjadi sangat lunak sehingga bila dilakukan pemeriksaan dalam pada fornix
posterior seperti saling bersentuhan
(c) Tanda chadwick yaitu warna kebiruan pada servik, vagina, dan vulva
(d) Tanda piskacek yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menonjol
jelas kearah pembesaran tersebut
(e) Braxton hicks yaitu apabila uterus dirangsang/distimulasi dengan cara diraba maka
akan mudah berkontraksi
(f) Basal metabolism rate (BMR) meningkat
(g) Ballottement positif yaitu jika dilakukan palpasi di perut dengan cara menggoyang-
goyangkan di salah satu sisi maka akan terasa pantulan disisi yang lain
(h) Pemeriksaan tes kehamilan positif
c. Diagnosa Kehamilan
Lamanya kehamilan mulai dari konsepsi sampai persalinan kira-kira 280 hari (40 minggu)
dan tidak boleh lebih dari 300 hari (43 minggu) yaitu :
1. Kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan post matur.
2. Kehamilan berumur 37 – 42 minggu disebut kehamilan matur atau aterm.
3. Kehamilan berumur 36 – 38 minggu disebut kehamilan pre matur.
4. Kehamilan yang kurang dari 20 minggu disebut abortus.
d. Perbedaan fisik kehamilan primipara dan multipara :
PRIMIPARA MULTIPARA
Perut tegang Perut longgar, terdapat strie
Pusat menonjol Pusat dapat datar
Rahim tegang Rahim agak lunak
Labia mayora tampak bersatu Labia mayora agak terbuka
Himen koyak beberapa tempat Himen karukula himenalis
Payudara tegang Payudara menggantung, agak lunak, ada striae
Vagina sempit dengan rugae utuh Vagina lebar, rugae kurang
Serviks licin, lunak, dan tidak dapat Serviks dapat dilalui satu jari, teraba bekas luka
dilalui satu jari robekan persalinan yang lalu
Perineum utuh dan baik Ada bekas robekan/episiotomy
Pembukaan serviks mendatar dulu Pembukaan serviks membuka bersamaan
diikuti pembukaan dengan mendatar
Bagian terbawah janin turun 4-6 Biasanya tidak terfiksasi pada PAP sampai
minggu sebelum persalinan persalinan dimulai
8
e. Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit sebagai fakor
yang mempengaruhi ibu hamil :
1) Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan, yaitu hyperemesis gravidarum,
preklamsia/eklamsia, kelainan lamanya kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan
plasenta atau selaput janin, perdarahan antepartum, gemelli.
2) Penyakit atau kelainan yang tidak berhubungan langsung dengan kehamilan.
Terdapat hubungan timbal balik dimana penyakit ini dapat memperberat serta
mempengaruhi kehamilan atau penyakit ini dapat diperberat oleh karena kehamilan.
Termasuk klasifikasi ini adalah :
a) Penyakit atau kelainan alat kandungan misalnya varises vulva, kelainan bawaan,
oedema vulva, hematoma vulva, peradangan, gonorea, bartholinitis, trikomonas
vaginalis, kista vagina, kelainan bawaan uterus, kelainan letak uterus, tumor
uteri, mioma uteri, dan lain-lain.
b) Penyakit kardiovaskuler misalnya penyakit jantung, hipertensi, stenosis aorta,
mitral insufiensi, jantung rematik, endokarditis.
c) Penyakit darah misalnya anemia dalam kehamilan, leukemia, hemostatis dan
kelainan pembekuan darah, trombositopeni dan lain-lain.
d) Penyakit saluran nafas misalnya influensa, bronkitis, pneumonia, asma bronkiale,
TB paru.
e) Penyakit traktus digestivus misalnya ptialismus, karies, gingivitis, pirosis, hernia
diafragmatika gastritis, ileus, valvulusta dan lain-lain.
f) Penyakit hepar dan pankreas misalnya, hepatitis, rupture hepar, sirosis hepatis,
ikterus, atrofi hepar, penyakit pankreas, dan lain-lain.
g) Penyakit ginjal dan saluran kemih misalnya infeksi saluran kemih, bakteriuria,
sistitis, pielonefritis, glomerulonephritis dan lain-lain.
h) Penyakit endokrin misalnya diabetes dalam kehamilan, kelainan kelenjar gondok
dan anak ginjal, kelainan hipofisis, dan lain-lain.
i) Penyakit saraf misalnya epilepsia, pendarahan intrakranial, tumor otak, mistenia
gravis, otosklerosis dan lain-lain.
j) Penyakit menular misalnya IMS, (penyakit akibat hubungan seksual), AIDS,
kondiloma akuminata, thypus, kolera, tetanus, TORCH dan lain-lain.
9
berkunjung.Kebutuhan ibu hamil akan nutrisi lebih tinggi dibandingkan saat sebelum hamil
dan kebutuhan tersebut semakin bertambah pada saat ibu menyusui bayinya. Kecukupan
gizi ibu hamil dan pertumbuhan kandungannya dapat diukur berdasarkan kenaikan berat
badannya.
Untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi maka ibu harus makan makanan yang
banyak mengandung gizi karena makanan tersebut diperlukan untuk pertumbuhan
janin,plasenta,buah dada dan kenaikan metabolisme dan apabila kekurangan dapat
menyebabkan terjadinya abortus (pada kehamilan trimester I) atau terjadinya partus
prematurus atau kelahiran anak pertama. Berikut ini merupakan zat makanan yang
dibutuhkan oleh ibu hamil dan menyusui: Kalori 2000 kkal, Protein 55 g, Kalsium 0.5 g, Zat
bezi 12 g, Vitamin A 5000 IU, Vitamin D 400 IU, Thiamin 0.8 mg, Roboflavin 1.2 mg, Niasin
13 mg, Vitamin C 60 mg.
g. Gaya Hidup
Cara hidup yang serba sibuk dan terburu-buru seperti yang banyak dijalani oleh para
wanita pada masa kini, dapat memperbesar kemungkinan bahkan kadang-kadang
langsung menyebabkan salah satu gejala kehamilan yang tidak enak yaitu rasa mual di
pagi hari, keletihan,sakit punggung,dan gangguan pencernaan.
h. Subtance abuse (Alkohol)
Beberapa jenis obat-obatan bisa menghambat terjadinya kehamilan atau
membahayakan bayi dalam kandungan. Pada hakekatnya semua wanita tahu tentang
akibat dari meminum alkohol. Resiko dari minum alkohol yang terus-memerus, tentunya
juga berhubungan dengan dosis yang akan menyebabkan berbagai masalah yang serius
seperti meningkatkan resiko keguguran,lahir prematur,berat lahir yang rendah,komplikasi
selama masa persiapan kelahiran, persalinan dan FAE (Fetal Alkohol effect). Di Amerika
Serikat, penggunaan alkohol selama kehamilan merupakan penyebab terbesar dari
keterbelakangan mental dan cacat lahir. Makin cepat seorang peminum menghentikan
kebiasaanya selama kehamilan akan lebih kecil resikonya pada bayi.
i. Merokok
Terdapat bukti kuat bahwa ibu hamil yang merokok dapat langsung mempengaruhi
dan merusak perkembangan janin dalam rahim seperti BBLR, apneu dan kemungkinan
meninggal karena SIDS ( Sudden Infant Death Sindrome) atau Crib Death atau kematian
diranjang bayi. Asap rokok dapat menyebabkan suplai Oksigen dan nurisi kepada janin
melalui plasenta berkurang.
j. Hamil diluar Nikah / Kehamilan tidak diharapkan
Hamil tidak diharapkan adalah kehamilan yang oleh karena suatu sebab maka
keberadaanya tidak diinginkan oleh salah satu pihak ataupun keduanya.
k. Faktor Psikologis
10
Kehamilan merupakan krisis maternitas yang dapat menimbulkan stres tetapi berharga
karena menyiapkan wanita tersebut untuk memberi perawatan dan mengemban tugas
yang lebih berat. Apabila wanita saat hamil berubah menjadi cepat naik darah atau yang
rajin menjadi malas hal tersebut merupakan hal yang wajar karena wanita tersebut
mengalami perubahan emosi. (Pantikawati, Ika. 2010)
l. Tanda Bahaya Pada Kehamilan
1) Pengertian :
Tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda gejala yang menunjukkan ibu atau bayi yang
dikandungnnya dalam keadaan bahaya. Bila ada tanda bahaya, biasanya ibu perlu mendapat
pertolongan segera di rumah sakit.
Kebanyakan kehamilan berakhir dengan persalinan dan masa nifas yang normal. Namun
15 sampai 20 diantara 100 ibu hamil mengalami gangguan pada kehamilan, persalinan atau
nifas. Gangguan tersebut dapat terjadi secara mendadak, dan biasanya tidak dapat
diperkirakan sebelumnya. Karena itu, tiap ibu hamil, keluarga dan masyarakat perlu
mengetahui dan mengenali tanda bahaya.
Tujuan : agar dapat segera mencari pertolongan ke bidan, dokter, atau langsung ke
rumah sakit, untuk menyelamatkan jiwa ibu dan bayi yang dikandungnya.
Tanda Bahaya Kehamilan
Ada 10 tanda bahaya yang perlu dikenali yaitu :
a) Ibu tidak mau makan dan muntah terus
Kebanyakan ibu hamil dengan umur kehamilan 1-3 bulan sering merasa mual dan
kadang-kadang muntah. Keadaan ini normal dan akan hilang dengan sendirinya pada
kehamilan lebih dari 3 bulan. Tetapi, bila ibu tetap tidak mau makan, muntah terus
menerus sampai ibu lemah dan tak dapat bangun, keadaan ini berbahaya bagi keadan
jani dan kesehatan.
b) Berat badan ibu hamil tidak naik
Selama kehamilan berat badan ibu naik sekitar 9-12 kg, karena adanya
pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh ibu akibat kehamilan. Kenaikan
berat badan itu biasanya terlihat nyata sejak kehamilan berumur 4 bulan sampai
menjelang persalinan.
Bila berat badan ibu tidak naik pada akhir bulan keempat atau kurang dari 45
kg pada akhir bulan keenam, pertumbuhan janin mungking terganggu. Kehidupan
janin mungking terancam. Ibu mungkin kekurangan gizi. Mungkin juga ibu mempunyai
penyakit lain, seperti batuk menahun, malaria, dll yang segera perlu diobati.
c) Perdarahan
Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan, persalinan dan nifas sering
merupakan tanda bahaya yang dapat berakibat kematian ibu dan atau janin.
Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan sebelum 3 bulan dapat
disebabkan oleh keguguran atau keguguran yang mengancam. Ibu harus
11
segera meminta pertolongan bidan atau dokter. Janin mungkin masih dapat
diselamatkan. Bila janin tak dapat diselamatkan, ibu perlu mendapat
pertolongan agar kesehatannya terjaga
Perdarahan melalui jalan lahir disertai nyeri prut bawah yang hebat, pada ibu
yang terlambat haid 1-2 bulan, meupakan keadaan dangat berbahaya.
Kehidupan ibu terancam, ia harus langsung di bawa ke rumah sakit untuk
diselamatkan jiwanya.
Perdarahan kehamilan 7-9 bulan, meskipun hanya sedikit, merupakan
ancaman bagi ibu dan janin. Ibu perlu segera mendapat pertolongan di rumah
sakit.
Perdarahan yang banyak, segera atau dalam 1 jam setelah melahirkan, sangat
berbahaya dan merupakan penyebab kematian ibu paling sering. Keadaan ini
dapat menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 2 jam. Ibu perlu segera
ditolong untuk penyelamatan jiwanya.
Perdarahan pada masa nifas (dalam 42 hari setelah melahirkan) yang
berlangsung terus menerus, disertai bau tak sedap dan demam, juga
merupakan tanda bahaya. Ibu harus segera di bawa ke rumah sakit.
12
Pada keadaan normal, kepala janin berada di bagian bawah rahim ibu dan
menghadap ke arah punggung ibu. Menjelang persalinan, kepala bayi turun dan
masuk ke rongga panggul ibu.
Kadang-kadang letak bayi tidak normal sampai umur kehamilan 9 bulan. Pada
keadaan ini, ibu harus melahirkan di rumah sakit, agar ibu dan bayi dapat
diselamatkan. Persalinan mungkin mengalami gangguan atau memerlukan tindakan.
Anjurkan ibu/keluarganya untuk menabung.
Kelainan letak janin antara lain :
a) Letak sungsang : kepala janin di bagian atas rahin
b) Letak lintang: letak janin melintang di dalam Rahim
Kalau menjelang persalinan terlihat bagian tubuh bayi di jalan lahir, misalnya tangan,
kaki atau tali pusat, maka ibu perlu segera di bawa ke rumah sakit
g) Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW)
Biasanya ketuban pecah menjelang persalinan, setelah ada tanda awal
persalinan seperti mulas dan keluarnya lendir, bercampur sedikit darah. Cairan
ketuban biasanya berwarna jenih kekuningan.
Bila ketuban telah pecah dan cairan ketuban keluar sebelum ibu mengalami
tanda-tanda persalinan, janin dan ibu akan mudah terinfeksi. Hal ini berbahaya bagi
ibu maupun janin. Ibu perlu segera mendapat pertolongan bidan terdekat untuk di
bawa ke rumah sakit.
13
wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi
dan menjadi anemis.(rustam,1998:29)
Pengaruh anemia terhadap kehamilan:
1. Bahaya selama kehamilan:
a. Dapat terjadi abortus
b. Persalinan prematuritas
c. Hambatan tumbuh kembang
d. Mudah terjadi infeksi
e. Ancaman dekompensasi kordis (Hb<6 gr%)
f. Mola hidatidosa
g. Hiperemesis gravidarum
h. Perdarahan antepartum
g) Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang
belakang
14
Semakin banyak ditemukan faktor resiko pada ibu hamil, maka semakin tinggi
resiko kehamilannya. (Syafrudin, 2007:271)
B. Keluarga Berencana
a. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan
sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarga yang
bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan
(Maryani, 2008).
Menurut WHO, keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau
pasutri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (Maryani, 2008).
15
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik
adalah Aman dan tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana, murah, dapat diterima
oleh orang banyak, pemakaian jangka lama/continuationrate tinggi (Hartanto, 2004)
g. Metode Kontrasepsi
Pada umumnya cara untuk metode kontrasepsi dapat dibagi dalam beberapa
metode, yakni :
1) Metode Sederhana
Tanpa alat
a) KB alamiah : metode kalender (osino-knaus), metode suhu basal (termal), metode
lendir servik (bllings), metode simto termal.
Dengan alat :
a) Mekanis
Kondom pria, barier intra vaginal (diafragma, kap serviks/ serviksl kap,
spons/sponge, kondon wanita).
b) Kimiawi
Spermisid.
2) Metode modern
h. Kontrasepsi hormonal
Per oral (Pil Oral Kombinasi/POK, mini pil, morning after pil), injeksi/suntikan
(DMPA), sub cutis (implant).
i. Intra Uterine Devices (IUD, AKDR).
C. Balita
a. Pengertian
Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik pertumbuhan yakni
pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun dimana umur 5 bulan BB naik 2x BB lahir dan 3x BB
lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada
masa pra sekolah kenaikan BB kurang lebih 2 kg/ tahun, kemudian pertumbuhan konstan mulai
berakhir. (Soetjiningsih, 2001)
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima tahun. Istilah ini
cukup populer dalam program kesehatan. Balita merupakan kelompok usia tersendiri yang
16
menjadi sasaran program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan. Balita
merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian
keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa
ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan kemampuan
berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikutnya (supartini, 2004)
b. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap
penyakit tertentu.
Vaksin adalah kuman atau racun kuman yang dimasukkan kedalam tubuh bayi / anak yang
disebut antigen. Dalam tubuh, antigen akan bereaksi dengan antibody sehingga akan terjadi
kekebalan.
c. ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi berumur
0-6 bulan. Bayi tidak diberikan apa -apa, kecuali makanan yang langsung diproduksi oleh ibu
karena bayi memperoleh nutrisi terbaiknya melalui ASI.(Khasanah, 2010).
Waktu yang direkomendasikan WHO untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
tanpa tambahan. Dalam kajian WHO, yang melakukan penelitian sebanyak 3000 kali,
menunjukkan bahwa ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk bertahan
hidup pada 6 bulan pertama, mulai hormon antibodi, faktor kekebalan, hingga antioksidan.
Berdasarkan hal tersebut, WHO kemudian mengubah ketentuan mengenai ASI eksklusif yang
semula 4 bulan menjadi 6 bulan. Sejalan dengan WHO, menteri kesehatan melalui
Kepmenkes RI No. 450/MENKES/IV/2004 pun akhirnya menetapkan perpanjangan
pemberian ASI
17
a) Manfaat ASI bagi ibu
Ibu tidak akan mengalami menstruasi dalam beberapa bulan ( dapat digunakan
sebagai KB alami ).
Mempercepat proses pemulihan rahim.
Mempercepat proses pembentukan tubuh ke ukuran semula.
Murah, lebih mudah, lebih ramah lingkungan.
Lebih praktis, Ibu dapat melakukannya dimana saja.
Mengurangi resiko kanker payudara, kanker ovarium, infeksi saluran kencing, dan
osteoporosis.
Memberikan kesenangan dan kepuasan bagi ibu.
Mencegah perdarahan setelah persalinan.
Mengurangi anemia
b) Manfaat pemberian ASI bagi bayi
18
Langkah–langkah menyusui yang benar:
Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI
tidak keluar optimal sehingga mempngaruhi produki ASI selanjutnya atau bayi enggan
menyusu.
1) Sebelum menyusui ASI dikeluarkn sedikit, kemudian dioleskan pada puting &
sekitar areola sebagai desinfektan & menjaga kelembaban puting susu.
2) Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi , bayi ditidurkan diatas
pangkuan ibu dengan cara :
Bayi dipegang dengan satu lengan kepala bayi diletakkan pada lengkung siku
ibu dan bokong baui diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh
tertengadah atau bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
Satu tangan bayi diletakkan dielakang badan ibu dan yang satu didepan.
Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara
Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
3) Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari menekan
bagian atas areol.
4) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut ( rooting refleks) dengan cara
menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh mulut bayi
5) Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara
ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi . usahakan sebagian
besar areola dapat masuk mulut bayi , sehingga puting susu berada dibawah langit
langit dan lidah bayi akan menekan asi keluar daritempat penampungan asi yang
terletak dibawah areola
Menggunakan jari :
Caranya : tempatkan tangan di salah satu payudara, tepatnya di tepi areola.
Posisi ibu jari terletak berlawanan dengan jari telunjuk. Tekan tangan ke arah dada, lalu
dengan lembut tekan ibu jari dan telunjuk bersamaan. Pertahankan agar jari tetap di tepi
areola, jangan sampai menggeser ke putting. Ulangi secara teratur untuk memulai aliran
susu. Putar perlahan jari di sekeliling payudara agar seluruh saluran susu dapat
tertekan. Ulangi untuk payudara lain dan jika diperlukan, pijat payudara diantara waktu-
19
waktu pemerasan. Ulangi pada payudara pertama, kemudian lakukan lagi pada
payudara kedua. Taruh cangkir bermulut lebar yang sudah disterilkan di bwah payudara
yang diperah. Waktu yang dibutuhkanpun tak sampai setengah jam, sedangkan susu
yang terkumpul bias mencapai 500 cc.
1) Menopause
a. Pengertian Menopause
Menopause ialah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis menopause
dibuat setelah terdapat amenorea sekurang - kurangnya satu tahun. Berhentinya haid
dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang
(Sastrawinata, 2010).
b. Tahapan Menopause
Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa pramenopause,
menopause, dan pasca menopause.
1) Pramenopause
Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan
gejala menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan
masa siklus haid benar-benar terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada masa
pramenopause akan terjadi perubahan fisik yang berarti.
2) Monopause
Masa monopause menandakan menandakan haid terakhir. Penentuan masa
menopause hanya bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1
tahun.
3) Pascamenopause
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain,
pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya keadaan fisik dan
20
psikologisnya sudah dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan
hormonalnya.
c. Tanda dan Gejala Menopause
Adapun gejala-gejala lain dari menopause adalah:
1) Gejala-gejala fisik
a) Hot flushes/rasa panas (pada wajah, leher, dan dada yang berlangsung
selama beberapa menit, pusing,lemah, atau sakit.
b) Rasa panas
c) Berkeringat dimalam hari
d) Susah tidur
e) Sakit kepala
f) Keinginan buang air kecil menjadi lebih sering
g) Berdebar-depar (detak jantung meningkat atau mengencang)
h) Tidak nyaman ketika buang air kecil
i) Ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil (inkontinensia)
j) Perubahan kulit
k) Kerapuhan tulang
2) Gejala-gejala psikologis
a) Mudah tersinggung
b) Depresi
c) Cemas
d) Suasana hati (mood) yang tidak menentu
e) Sering lupa
f) Susah berkonsentrasi
3) Gejala-gejala seksual
a) Kekurangan vagina, mengakibatkan rasa tidak nyaman selama berhubungan
seksual
b) Menurunnya libid
2. Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140
mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang).7 Hipertensi didefinisikan
21
oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg.
b. Faktor Resiko
1) Usia
Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada laki-laki
meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita meningkat pada
usia lebih dari 55 tahun
2) Ras/etnik
Hipertensi bisa mengenai siapa saja. Bagaimanapun, biasa sering muncul pada etnik
Afrika Amerika dewasa daripada Kaukasia atau Amerika Hispanik.
3) Jenis Kelamin
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada wanita,
karena lebih banyak melakukan kebiasaan hidup yang bisa menimbulkan hipertensi
seperti merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol.
22
Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di gunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikirandan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Verney,2012). Asuhan kebidanan
terdiri dari tujuh langkah yang berurutan, yang di mulai dengan pengumpulan data dasar
dan berakhir dengan evaluasi. Tujuh langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap
dan bisa di aplikasikan dalam suatu situasi.
b) Tahapan dalam asuhan kebidanan
Proses asuhan berhubungan, berkeseimbangan dan berulang kembali. Untuk bisa
mengevaluasi efektifitas dari rencana asuhan, di perlukan proses dalam pengumpulan
data, mengevaluasi dan membuat rencana. Tahapan dalam proses asuhan kebidanan ada
7 langkah, yaitu :
1) Langkah I : Identifikasi dan analisa data dasar yang meneyeluruh untuk menilai
klien, yang meliputi pengkajian riwayat kesehatan klien, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan panggul atas indikasi atau catatan riwayat kesehatan yang lalu dan
sekarang, pemeriksaan laboratorium. Semua informasi saling berhubungan dari
semua sumber yaitu menyangkut dengan kondisi pasien.
2) Langkah II : Identifikasi masalah aktual mengidentifikasi data secera spesifik ke
dalam rumusan diagnosa kebidanan dan masalah. Kata diagnosa dan masalah di
gunakan kedua-duanya dan mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Problem tidak
dapat didefenisikan sebagai suatu diagnosa tetapi memerlukan suatu pengembangan
rencana keperawatan secara menyeluruh pada klien. Masalah lebih sering
berhubungan dengan bagaimana klien menguraikan keadaan yang ia rasakan,
sedangkan diagnosa lebih sering didefenisikan oleh bidan yang difokuskan pada apa
yang dialami klien.
3) Langkah III : Identifikasi adanya masalah potensial dari kumpulan masalah dan
diagnosa,identifikasi faktor-faktor potesial yang memerlukan antisipasi
segera,tindakan pemecahan bila memungkinkan atau waspada penuh dan persipan
terhadap keadaan yang mungkin muncul dan sambil menunggu dan mempersiapkan
pelayanan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi. Langkah ini sangat penting
dlam memberikan perawatan kesehatan yang aman.
4) Langkah IV : Perlunya tindakan segera dan kolaborasi proses asuhan kebidanan
di lakukan secara terus menerus selama klien dalam perawatan bidan. Proses terus
menerus ini menghasulkan data baru yang juga segera dinilai . data yang muncul
23
dapat menggambarkan suatu keadaan darurat di mana bidan harus segera bertindak
untuk menyelamatkan klien.
5) Langkah V : Rencana tindakan
Mengembangkan rencana secera komprehensif di tentukan pada langkah
sebelumnya, juga antisipasi diagnosa masalah yang di dasari atas rasional tindakan
yang relevan yang di akui kebenarannya . Sesuai dengan kondisi situasi dan asumsi
24
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. KEPENDUDUKAN
Daftar nama anggota keluarga yang tinggal, berdasarkan lamanya tinggal (selama
satu tahun)
Apakah ada anggota keluarga yang pindah dalam satu tahun ini ? Ya Tidak
Bila Ya, sebutkan : .....-...... orang
Apakah ada anggota keluarga baru dalam satu tahun ini ? Ya Tidak
Bila Ya, sebutkan : ........... orang
25
40 34
Keterangan hubungan :
Pria :
Anak kandung :
26
Keluhan / Tidak Kelg / Dukun / Praktik Puskesmas /
penyakit berobat Kader sinche medis RS
- - - - - - - -
1. Daftar nama anggota keluarga yang sakit selama satu bulan yang lalu. ( Keterangan : Jenis
penyakit termasuk jiwa, kurang gizi dan kecacatan.)
Tidak ada anggota keluarga yang sakit dalam satu bulan yang lalu.
B. Kematian
Daftar anggota keluarga yang meninggal dalam periode satu tahun yang lalu.
Keterangan : Apabila yang meninggal bayi, maka ukuran waktu meninggal adalah hari.
No Nama Umur Pengobatan Sebab kematian
- - - - -
27
TB< 145 cm
Jarak kehamilan sekarang dengan kehamilan sebelumnya; < 2 tahun
h. Resiko Tinggi
Perdarahan
Infeksi
Oedem
Tekanan Darah > 140/90
Hb < 11 gr %
Urine reduksi dan proteinurin protein =
i. Status imunisasi
TT1 : Tanggal .........................Bulan .......................Tahun ...................
TT 2 : Tanggal .........................Bulan .......................Tahun ...................
TT 3 : Tanggal .........................Bulan .......................Tahun ...................
TT 4 : Tanggal .........................Bulan .......................Tahun ...................
TT 5 : Tanggal .........................Bulan .......................Tahun ...................
j. Kembangkan informasi lain :
1. Pemberian tablet Fe : . 30 tablet 60 tablet □ 90 tablet
2. Jumlah Tablet Fe yang diminum :
3. Cara minum tablet Fe :
4. Memperoleh PMT Bumil : Ya □ Tidak
5. Memiliki Buku KIA/KMS Bumil : Ya Tidak
6. Ikut Tabulin : Ya Tidak
7. Memiliki Stiker P4K ; Ya Tidak
28
5) Chek Status gizi anak pada KMS (lihat BB anak)/kedaan Gizi :
Baik (BB di atas garis titik-titik) :.................anak
pakaian sendiri
29
Lain – lain, sebutkan...............................................................................................
1. REMAJA :
a. Usia : 18 tahun
b. jenis kelamin : Laki-laki
c. Menstruasi :-
Umur mulai Menstruasi :-
d. Tablet Fe : Ya □ Tidak
e. Jumlah yang diminum: ………..tablet
f. Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi : (berikan pertanyaan terbuka)
1) Usia Reproduksi : Baik Cukup Kurang
2) Fungsi Reproduksi : Baik Cukup Kurang
3) Narkoba / Napsa : Baik Cukup Kurang
4) Penyakit Menular Seksual : Baik Cukup Kurang
5) Alat Kontrasepsi : Baik Cukup Kurang
6) Pengertian Sex : Baik Cukup Kurang
g. Adakah penggunaan Narkoba/Napsa : Ada Tidak
h. Peran Serta Remaja di Masyarakat (aktif karang taruna, kelompok remaja masjid dll):
Aktif Kurang Aktif
30
1) Penurunan daya sexual : □ Ada Tidak ada
2) Keluhan Sakit 3 bln terakhir ; ...................................................
5) Kebiasaan Makan : ...................................................
C. P 2 M
1. Apakah anggota keluarga yang menderita demam (diduga malaria) ?
31
Ya Tidak
2. Apabila ADA, sudahkah diambil darahnya oleh petugas kesehatan/bidan desa untuk
diperiksakan ke laboratorium di Puskesmas?
Sudah Belum
32
Tiap hari Tiap tiga hari sekali
Tiap dua hari sekali Lebih dari tiga hari
2. Berapa kali anggota keluarga mengganti pakaian harian ?
1 kali dua kali lebih dari 2 kali
E. KEBERSIHAN RUMAH
1. Dalam sehari berapa kali membersihkan rumah ?
1 kali 2 kali 3 kali atau lebih Tidak teratur
2. Dalam membersihkan sarang laba-laba :
Kurang dari sebulan sekali Sebulan sekali
Lebih dari sebulan sekali Tidak tentu
3. Dalam membersihkan tempat penampungan air :
Tiap hari Seminggu sekali
Sebulan sekali □ Tidak tentu
33
*). Kunci penilaian (observasi) perilaku 1 adalah kebiasaan keluarga mengkonsumsi buah 2 kali
seminggu
**) Kunci penilaian (observasi) perilaku 2 adalah balita sama atau lebih 3 kali ditimbang pada 6
bulan terakhir (positif, ya) dan ibu hamil minimal 4 kali pemeriksaan. Apabila keluarga tidak
terdapat balita atau ibu hamil tanyakan pengetahuannya.
***) Bila dalam keluarga tidak ada ibu menyusui tanyakan pengetahuannya atau sikap terhadap
ASI ekslusif.
(Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif: Ibu hanya mengetahui bahwa ASI eksklusif adalah
pemberian ASI saja kepada bayinya).
Ada sumber air yang terlindung dari pencemaran, Ada (memenuhi syarat) 2
bersih, cukup untuk memenuhi kebutuhan minum, Ada (tidak memenuhi syarat) 1
masak, mandi dan cuci.
Tidak ada 0
c. Pembuangan sampah
34
Tidak ada 0
Ada tempat penampungan air limbah dan tertutup Ada (memenuhi syarat) 2
sehingga tidak ada genangan air limbah di Ada (tidak memenuhi syarat) 1
halaman.
Tidak ada 0
e. Jendela
Ada jendela diruang tamu dan ruang tidur. Jendela Ada (memenuhi syarat) 2
dapat dibuka & ditutup, luasnya 1/10 (10 %) luas Ada (tidak memenuhi syarat) 1
lantai bangunan
Tidak ada 0
Ada konstruksi untuk pengeluaran asap dapur, asap Ada (memenuhi syarat) 2
dapur dapat keluar dari ruang dapur bila sedang Ada (tidak memenuhi syarat) 1
dipakai memasak dan tidak mengganggu
Tidak ada 0
penglihatan.
g. Ruang Tidur
Ada ruang tidur, terang pada siang hari, tidak Ada (memenuhi syarat) 2
lembab baik lantai meupun dindingnya. Ada (tidak memenuhi syarat) 1
Tidak ada 0
2. Kualitas Lingkungan.
No. Keterangan Kondisi Skor
a. . Bebas Jentik
Ya 2
35
Tidak ditemukan tikus dan jejaknya baik didalam Tidak (Tidak memenuhi 0
maupun diluar rumah ketentuan seperti tersebut)
c. Bebas Lalat
e. Pekarangan Dimanfaatkan
B. Sosial Ekonomi
Pendapatan/ perbulan : Rp. 1.300.000,00
C. Sosial Budaya
1. Kegiatan organisasi sosial keagamaan yang diikuti :
36
Tn.M mengikuti tahlilan setiap hari Kamis di rumah warga secara bergiliran, Ny. S mengikuti
pengajian setiap hari kamis.
2. Peran Serta Masyarakat
a. Pelayanan Kesehatan Desa (polindes/PKD):
Terdapat puskesmas pembantu untuk pelayanan kesehatan seluruh warga di Desa
Popongan
b. Ketersediaan Posyandu
(ada)
c. Berapa kali posyandu buka setiap bulan ?
( 1 x dalam sebulan )
d. Berapa jumlah kader saat posyandu buka ?
(5 kader)
e. Apakah ada ambulan desa ?
( ada)
f. Bagaimana cara mendapatkan ambulan desa ?
( dengan menunjuk salah satu mobil warga untuk dijadikan ambulan desa)
g. Apa peran keluarga dalam ambulan desa ?
( keluarga membantu menyiapkan proses rujukan sehingga mempermudah akses
rujukan bagi penderita )
h. Apakah tersedia bank darah berjalan ?
( tidak tersedia)
i. Apakah keluarga menjadi pendonor ?
( tidak )
VI. ANALISA MASALAH
No Kriteria masalah Besarnya Kegawatan Kecenderunga Akibat Luas Total/ur
masalah(5) masalah n masalah(8) masalah( utan
(6) meningkat(7) 9)
1 Pasangan usia subur 8x5 8x6 7x7 8x8 7x9 264/1
tidak ber KB
3
Penderita hipertensi 7x5 7x6 8x7 7x8 7x9 252/2
tidak diobati secara
teratur.
37
Dengan memprioritaskan masalah yang ada di keluarga Tn. M RT. 003/003 Dusun Petet,
Kelurahan Popongan, menggunakan metode Hanlon Kualitatif dengan membandingkan masalah
satu dengan masalah lain menggunakan kriteria USG. Adapun masalah yang ditentukan antara
lain :
A. Pasangan usia subur tidak berKB
B. Hipertensi tidak diobati secara teratur
SERIOUSNESS (KEGAWATAN)
Masalah A B Total Horizontal
A + 1
B 0
Total Vertikal 0 0
Total Horizontal 1 0
TOTAL 1 0
GROWTH ( PERKEMBANGAN )
Masalah A B Total Horizontal
A - 0
B 0
Total Vertikal 0 1
Total Horizontal 0 0
TOTAL 0 1
38
Setelah menentukan prioritas masalah dnegan menggunakna metode Hanlon Kualitatif dengan
kriteria USG dapat diperoleh kesimpulan bahwa prioritas maslaah keluarga Tn. M RT 003/003 dusun Petet
desa Popongan adalah
I. Pasangan usia subur tidak ber KB
II. Hipertensi tidak berobat secara teratur
39
VIII. IMPLEMENTASI
Sesuai Prioritas Masalah
Prioritas Metode, Waktu, Indikator
No Kegiatan Tujuan Sasaran Rasionalisasi Evaluasi
Masalah Tempat Kesehatan
1 Pasangan usia Memberikan Ny. S Ny. S Dengan Promosi Ny. S mampu Tgl 18-08-2017
Ny. S mengerti tentang informasi yang
subur tidak promosi mengerti diberikan kesehatan, menenukan
diberikan dengan mampu menjawab
berKB kesehatan tentang informasi Rumah Tn. M, metode
pertanyaan KB setelah dilakukan
tentang Keluarga maka akan Tgl 18-08-2017 kontrasepsi.
konseling.
Keluarga Berencana menambah pukul 16.00 WIB
Tgl 20-08-2017
Berencana, dan pengetahuan Ny. S dapat menentukan pilihan ber KB
karena Ny. S mempunyai ibu sehingga dengan menggunakan metode KB
belum pilihan untuk ibu dapat implant, karena sebelumnya Ny. S
menopause. berKB menentukan pernah menggunakan KB implant dan
Dan masih KB yang ingin merasa cocok saat menggunakannya.
menjadi digunakan.
pasangan usia
subur
2 Hipertensi Memberikan Ny. P Ny . P Dengan Promosi Ny. P mengerti Tgl 18-08-17
Ny. P mengerti dan mampu
yang tidak promosi mengerti dan diberikan kesehatan, rumah mengenai
menjelaskan kembali mengenai akibat
diobati secara kesehatan bersedia informasi Tn . M tgl 18-08- hipertensi dan
hipetensi apabila tidak diobati secara
40
teratur mengenai untuk maka akan 2017 pukul 16.30 bersedia teratur serta Ny. P mampu
hipertensi dan melakukape menambah melakukan menjelaskan kembali mengenai diit
memotivasi ngobatan pengetahuan pengobatan hipertensi
20-08-17
ibu untuk rutin ibu sehingga secara rutin.
Ny. P bersedia melakukan
melakukan hipertensi di ibu akan
pemeriksaan dan pengobatan secara
pemeriksaan puskesmas melakukan
rutin terhadap hipertensi yang dialami.
serta atau saat pengobatan
Ny. P juga bersedia untuk mengatur
pengobatan ada secara rutin
pola makan sesuai diit hipertensi.
rutin hipertensi posyandu. terhadap
di puskesmas hipertensi
atau saat ada yang
posyandu dialaminya.
41
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab Pembahasan ini, praktikan akan menguraikan hasil praktik pada Asuhan Kebidanan Keluarga
dengan menggunakan managemen kebidanan serta membandingkan hasil praktik dengan teori asuhan
kebidanan menurut Helen Varney secara komprehensif.
Dalam pengkajian, praktikan mengumpulkan data pasien baik data subjektif maupun objektif. Pada Kasus ini
praktikan melakukan pengkajian keluarga Tn. M RT. 003/003 Dusun Petet Desa Popongan Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang.
Dari pengkajian yang dilakukan didapatkan dua masalah yang ada di dalam keluarga Tn. M yaitu maslaah
yaitu pasangan usia subur tidak ber KB, dan penyakit hipertensi tidak diobati secara teratur.
Masalah yang menjadi prioritas utama adalah pasangan usia subur tidak ber KB. Tujuan dari keikutsertaan
dalam program keluarga bencana adalah untuk mengatur kelahiran anak dalahm suatu keluarga,jadi program
keluarga berencana sangat penting untuk diikuti.
Intervensi yang dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2017 adalah dengan melakukan promosi kesehatan
keluarga berencana karena Ny. S belum menopause dan masih menjadi pasangan usia subur. Kemudian
dilakukan evaluasi dengan memberikan jeda waktu dua hari, hasilnya Ny. S dapat menentukan pilihan ber KB
dengan menggunakan metode KB implant, karena sebelumnya Ny. S pernah menggunakan KB implant dan
merasa cocok saat menggunakannya
Prioritas masalah kedua adalah penderita hipertensi yang tidak diobati secara teratur. Hipertensi yang
terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya sehingga menimbulkan komplikasi. Sebagai dampak
terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi rendah dan kemungkinan terburuknya adalah
terjadinya kematian pada penderita akibat komplikasi hipertensi yang dimilikinya.
Intervensi yang dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2017 adalah dengan melakukan promosi kesehatan
hipertensi dan memotivasi ibu untuk melakukan pemeriksaan serta pengobatan rutin hipertensi di puskesmas
atau saat ada posyandu. Kemudian dilakukan evaluasi dengan memberikan jeda waktu dua hari, hasilnya Ny. P
bersedia melakukan pemeriksaan dan pengobatan secara rutin terhadap hipertensi yang dialami. Ny. P juga
bersedia untuk mengatur pola makan sesuai diit hipertensi.
42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktik asuhan kebidanan keluarga pada keluarga Tn. M dengan melakukan
pendekatan pemecahan masalah maka analisa data berupa prioritas masalah yang dapat
ditegakkan berdasarkan masalah yang ada di keluarga.
Dari pengkajian yang dilakukan maka didapatkan beberapa maslaah di keluarga Tn. M yaitu
pasangan usia subur tidak ber KB, dan penderita hipertensi tidak diobati secara teratur.
Dari masalah tersebut maka praktikan melakukan intervensi pada keluarga Tn. M dengan
melakukan promosi kesehatan mengenai keluarga berencana karena Ny. S belum menopause dan
masih menjadi pasangan usia subur, hipertensi dan memotivasi ibu untuk melakukan pemeriksaan
serta pengobatan rutin hipertensi di puskesmas atau saat ada posyandu.
B. Saran
1. Untuk Bidan
Dalam membina kesehatan keluarga diharapkan menyertakan suami dan anggota
keluarga agar informasi yang diberikan dapat dimengerti dan diterapkan.
2. Untuk pasien
Agar dapat selalu mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti mengikuti
program KB, dan lebih memperhatikan kesehatan penderita hipertensi.
3. Untuk institusi
Praktek PKK IV untuk tetap dilaksanakan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan teori
ke pelayanan nyata yang dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa.
43
DAFTAR PUSTAKA
Wikjosastro, Hanifa dkk,2009, Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Anonim. 2003. Paduan Pengajar Guru/ Dosen. Pudiknakes dan JHPIEGO/MNH: Jakarta
Salmah, Rusmiati, Maryanah, Susanti. NN. 2006. Asuhan kebidanan Antenatal. EGC: Jakarta
Salmah, Rusmiati, Maryanah, Susanti. NN. 2006. Asuhan kebidanan Antenatal. EGC: Jakarta
Almatsier, Sunita, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Syafrudin.2009. Praktik Kebidanan Komunitas dengan Pendekatan PKMD. Trans Info Media: Jakarta
Wikjosastro, Hanifa dkk.2009, Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
44