Anda di halaman 1dari 4

Menyedihkan, Dokumen Akreditasi

Beberapa Puskesmas Sama Persis


Oleh : Amrin Madolan Oktober 25, 2018 2 Komentar

Kebijakan pemerintah mewajibkan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)


untuk diakreditasi 'memaksa' puskesmas sebagai salah satu dari FKTP harus
mempersiapkan diri terkait upaya mencapai status terakreditasi sebagai bentuk
kepatuhan atas kebijakan yang ditetapkan.

Akreditasi Puskesmas bukanlah hal yang asing bagi petugas kesehatan yang
bekerja di puskesmas maupun Dinas Kesehatan. Seluruh puskesmas se-Indonesia
berlomba-lomba mempersiapkan diri, menyediakan dokumen dan berbenah diri
untuk persiapan penilaian akreditasi.

Hingga saat ini, ribuan puskesmas se-Indonesia telah melalui proses survei dan
dinyatakan lulus dengan status kelulusan yang berbeda-beda. Dari akreditasi
dasar, madya, utama hingga paripurna. Sebagian lagi ada yang sedang
mempersiapkan diri hingga tahun 2019.

Secara keseluruhan, perlu diakui bahwa terjadi perubahan yang signifikan dari
beberapa aspek pada puskesmas sebelum dan sesudah akreditasi seperti tata
graha puskesmas, ketersediaan dokumen, pengetahuan pegawai maupun metode
pelayanan terhadap masyarakat.

Namun, tidak dipungkiri pula ada beberapa hal yang perlu mendapat tanggapan
serius demi keberlangsungan kualitas dan mutu puskesmas itu sendiri hingga
pelaksanaan re-akreditasi pada 3 (tiga) tahun berikutnya semenjak dinyatakan
lulus atau terakreditasi.

Coba anda search atau melakukan pencarian contoh-contoh dokumen akreditasi


melalui media online. Disana anda akan menemukan sangat banyak dokumen
yang di unggah dan dapat diperoleh dengan mudah. Dokumen-dokumen tersebut
mencantumkan nama puskesmas dan berasal dari berbagai daerah.

Jika diteliti, terdapat hal aneh dan sangat menyedihkan pada dokumen-dokumen
tersebut. Bagaimana tidak, beberapa contoh dokumen yang diunggah oleh
puskesmas yang berbeda dan berasal dari daerah yang berbeda ternyata memiliki
dokumen yang sama persis.

Coba bandingkan kedua dokumen dari dua puskesmas yang berasal dari daerah
berbeda pula yang kami unduh melalui situs scribe.com berikut ini:

Contoh Dokumen Akreditasi Puskesmas A (Identifikasi Peluang Perbaikan)

Contoh Dokumen Akreditasi Puskesmas B (Identifikasi Peluang Perbaikan)


Dokumen tersebut terdiri dari beberapa halaman, namun sebagai contoh kami
hanya menampilkan halaman pertama. Pada halaman berikutnya juga masih sama
persis.

Mungkinkah hal ini dapat terjadi?

Menurut kami, ini sangat tidak mungkin terjadi. Apalagi pada contoh tersebut
adalah dokumen identifikasi peluang perbaikan puskesmas yang ada pada
instrumen penilaian akreditasi kriteria 1.1.3, yang mana pada kriteria tersebut
mengisyaratkan adanya perbedaan kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang
berbeda dari setiap daerah.

Hal ini disebutkan dalam pokok pikiran kriteria tersebut sebagai berikut: "Kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan tidak sama antara daerah yang satu dengan daerah
yang lain, prioritas masalah kesehatan dapat berbeda antar daerah, oleh karena itu perlu
diidentifikasi peluang pengembangan Upaya dan kegiatan Puskesmas, serta peluang
perbaikan mutu dan kinerja".

Melihat instrumen ini, maka dapat disimpulkan bahwa dokumen yang dihasilkan
kemungkinan besar akan berbeda antara puskesmas yang satu dengan yang
lainnya tergantung kebutuhan mereka.

Apalagi bila dilihat kata demi kata disetiap kalimat pada contoh dokumen tersebut
diatas ternyata sama persis. Maka kami dapat mengambil kesimpulan bahwa
contoh dokumen tersebut diambil dari sumber yang sama atau ada salah satu
diantara mereka yang menjiplak.

Contoh tersebut diatas hanya salah satu dari sekian banyak fakta yang kami
dapatkan. Anda pun dapat dengan mudah mencarinya hanya dengan mengetikan
kata kunci pada pencarian google, anda akan menemukan ratusan bahkan ribuan
dokumen disana. Silakan bandingkan sendiri.

Sebagian asumsi positif kami mengatakan bahwa dokumen yang ada pada media
online tersebut hanyalah 'contoh', namun dokumen yang asli ada di puskesmas
tidaklah demikian atau tetap menyesuaikan dengan kebutuhan puskesmas
masing-masing. Semoga.

Tapi, bila asumsi negatif berlaku bahwa dokumen-dokumen yang sama tersebut
terdapat di puskesmas masing-masing, maka hal ini perlu mendapat perhatian
khusus dari seluruh pihak terkait.

Banyak hal yang menjadi penyebabnya sehingga menurut kami upaya puskesmas
mempersiapkan diri dalam proses akreditasi hanya sekedar 'menggugurkan
kewajiban' sehingga segala upaya dilakukan serba asal jadi. Keterlibatan semua
sektor terkait sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan pemasalahan ini.

Kita semua tentunya memiliki pendapat yang berbeda-beda atas fakta ini, silakan
berikan pendapat anda melalui kolom komentar dibawah demi mencari solusi dan
menganalisa kemungkinan-kemungkinan terburuk dari permasalahan ini.

Anda mungkin juga menyukai