Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEORI AKUNTANSI

Dosen Pengampu : Dr. MF. Arrozi Adhikara, S.E., M.Si., Akt., C.A.

ANTONIUS AMA KAMORE 20170102001


JOHAN LEONARDO 20170102007
HANS SURYA CANDRA DIWIRYA 20170102013
PRILCILIA KARTIKA 20170102031

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Apresiasi penuh pada lingkup akuntansi sekarang dan masa mendatang tergantung
pada pemahaman teknik akuntansi maupun struktur teori akuntansi di mana teknik
diturunkan. Pengembangan struktur teori akuntansi untuk memberikan justifikasi yang
lebih baik pada aturan-aturan dan teknik-teknik yang telah ada dimulai dengan pengujian
yang dilakukan oleh Paton tentang pondasi dasar akuntansi.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana sifat struktur teori akuntansi ?
2. Apa tujuan laporan akuntansi ?
3. Apa sifat postulat akuntansi ?
4. Apa postulat-postulat akuntansi ?
5. Apa konsep-konspe teoritis akuntansi ?
6. Apa prinsip-prinsip dasar akuntansi ?
7. Apa saja standar (teknik) dari akuntansi
C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui materi tentang struktur teori akuntansi
2. Memenuhi tugas dari dosen yang bersangkutan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Struktur Teori Akuntansi
Teori akuntansi keuangan dibangun untuk mengembangkan akuntansi keuangan yang sesuai
dan bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan.
Struktur teori akuntansi adalah elemen-elemen yang saling terkait dan menjadi pedoman bagi
pengembangan teori dan perumusan standar atau teknik akuntansi. Elemen-elemen tersebut
adalah :
1. Rumusan tentang tujuan laporan keuangan.
2. Postulat akuntansi, yang dijabarkan dari rumusan tujuan laporan keuangan.
3. Konsep teoritis akuntansi, yang dijabarkan dari rumusan tujuan laporan keuangan.
4. Prinsip dasar akuntansi, yang dijabarkan dari postulat dan konsep teoritis akuntansi.
5. Standar atau teknik akuntansi, yang merupakan pedoman dalam penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan kebutuhan para pemakai, yang dirumuskan dari prinsip dasar
akuntansi.

2.2. Tujuan Laporan Keuangan


Berikut adalah rumusan tujuan laporan keuangan yang telah dijabarkan oleh FASB :
FASB merupakan organisasi sector swasta yang bertanggung jawab dalam pembentukan
standar akuntansi di Amerika saat ini. FASB didirikan pada tahun 1973, menggantikan
APB.
Pada tahun 1976, FASB mulai mengembangkan kerangka kerja konseptual yang
menjadi dasar bagi penetapan standar akuntansi dan pemecahan masalah kontroversi
pelaporan keuangan. Fungsi utama FASB adalah menpelajari masalah akuntansi terkini
dan menetapkan standar akuntansi. FASB juga menerbitkan Statement of Accounting
Concepts (SFAC) yang memberikan kerangka kerja konseptual dimana memungkinkan
untuk dikembangkannya standar akuntansi khusus.
Pada tahun 1978, FASB menerbitkan SFAC No. 1 yang berjudul “Objectives of
Financial Reporting by Business Enterprises”. Laporan ini memuat tentang rumusan
tujuan laporan keuangan untuk organisasi pencari laba (profit Organization), yaitu :
1. Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditur, dan pemakai lainnya dalam
membuat keputusan secara rasional mengenai investasi, kredit dan lainnya.
2. Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor dan kreditur serta
pemakai lainnya dalam menentukan jumlah, waktu, dan prospek penerimaan kas dari
deviden atau bunga dan juga penerimaan dari penjualan, piutang, atau saham, dan
pinjaman yang jatuh tempo.
3. Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan, klaim atas aktiva, dan
pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan lain terhadap aktiva dan kewajiban.
4. Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu periode.
5. Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendaparkan dan
membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya, tentang transaksi yang
mempengaruhi modal termasuk deviden dan pembayaran lainnya kepada pemilik, dan
tentang factor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan
mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik atas penggunaan
sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan kepadanya.
7. Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam proses
pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan.

Pada tahun 1980, FASB No. 4 yang berjudul “Objectives of Financial Reporting by Non-
Business Organization” . Laporan ini memuat tentang rumusan tujuan keuangan untuk
organisasi yang bukan pencari laba (non-profit organization), yaitu :
1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan mengenai alokasi seumber daya (aktiva)
perusahaan.
2. Untuk menilai kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan kepada public.
3. Untuk menilai bagaimana manajemen melakukan pembiayaan dan investasi.
4. Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva), kewajiban, dan kekayaan
perusahaan, serta perubahannya.
5. Memberikan informasi tentang kinerja organisasi.
6. Memberikan informasi tentang kemampuan organisasi dalam melunasi kewajiban
jangka pendeknya.
7. Memuat penjelasan dan penafsiran manajemen.

2.3. Postulat Akuntansi


Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri
(aksioma), yang sudah diterima karena kesesuiannya denga tujuan laporan keuangan, dan
menggambarkan aspek ekonomi, politik, social, dan hukum dari suatu lingkungan dimana
akuntansi berada.
Terdapat empat asumsi dasar yang melandasi proses penyusunan laporan keuangan secara
keseluruhan, yaitu :
- Monetary Unit Assumtion (Asumsi Unit Moneter)
Data transaksi akan dilaporkan dalam catatan akuntansi harus dinyatakan dalam satuan
mata uang (unit moneter). Asumsi ini memungkinkan akuntansi untuk meng-
kuantifikasikan (mengukur) setiap transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi ke dalam nilai
uang.
- Economic Entity Assumtion (Asumsi Entitas Ekonomi)
Adanya pemisahan pencatatan akuntansi antara transaksi perusahaan sebagai entitas
ekonomi dengan transaksi pemilik individu dan dengan transaksi entitas ekonomi lainnya.
Dengan kata lain, aktivitas entitas bisnis harus dapat dipisahkan/ dibedakan dengan
aktivitas pemilik dan aktivitas dari setiap unit bisnis lainnya.
- Acconting Period Assumtion (Asumsi Periode Akuntasi)
Informasi akuntansi dibutuhkan atas dasar ketepatan waktu (timely basis). Umur aktivitas
perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa periode akuntansi, seperti bulanan (monthly),
tiga bulanan (Quartely), atau tahunan (Annually).
- Going Concern Assumtion (Asumsi Kesinambungan Usaha)
Perusahaan didirikan dengan maksud tidak untuk dilikuidasi (dibubarkan) dalam jangka
waktu dekat, akan tetapi perusahaan diharapkan akan terus beroperasi dalam jangka waktu
yang lama. Meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, diasumsikan bahwa
perusahaan akan hidup cukup lama atau memiliki kelangsungan hidup yang panjang untuk
menjalankan visi dan misinya.

2.4. Konsep Teoritis Akuntansi


Konsep teoritis akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya
sendiri (aksioma), yang sudah diterima umum karena kesesuaiannya dengan tujuan
laporan keuangan, dan menggambarkan sifat-sifat akuntansi yang berpean dalam
ekonomi bebas yang ditandai dengan adanya pengakuan terhadap kepemilikan pribasi.
Terdapat sejumalah konsep teori yang dipakai dalam perumusan prinsip dasar akuntansi,
yaitu ;
-Proprietory Theory
Menurut konsep teori ini, entitas hanyalah merupakan agen atau wakil dari pemilik
(Proprietor). Karena itu, yang menjadi pusat perhatian dari pencatatan akuntansi dan
penyajian laporan keuangan adalah pemilik, bukan entitas.
Tujuan utama dari konsep teori ini adalah menentukan dan menganalis besarnya
kekayaan bersih yang menjadi hak pemilik. Maka persamaan akuntansinya dapat
dirumuskan sebagai berikut :

AKTIVA - KEWAJIBAN = ENTITAS PEMILIK

-Entity Theory
Menurut konsep teori ini, entitas (perusahaan) merupakan badan dan harus dibedakan
dari pemilik. Yang menjadi pusat perhatian dari pencatatan akuntansi dan penyajian
laporan keuangan adalah entitas, bukan pemilik. Entitas dianggap memilki kekayaan, dan
juga kewajiban kepada kreditur maupun pemegang saham. Menurut teori ini, pesamaan
akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut :

AKTIVA = EKUITAS
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS PEMEGANG SAHAM

- Fund Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi ousat perhatian dari pencatatan akuntansi dan
penyajian laporan keuangan adalah bukan pemilik maupun entitas, melainkan
sekelompok aktiva yang penggunaanya dibatasi untuk membayar atau memenuhi
sejumlah kewajiban tertentu. Aktiva yang dibatasi penggunaanya dinamakan Fund.

Menurut konsep ini persamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut:

AKTIVA = PEMBATASAN AKTIVA


- Enterprise Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dalam penyajian informasi
akuntansi adalah pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Menurut konsep teori ini, pelaporan akuntansi jangan hanya menyediakan informasi
untuk pemilik saja, tetapi juga ditujukan untuk pihak-pihak lainnya yang telah turut
memberikan kontribusi (langsung maupu tidak langsung) bagi perkembangan, kemajuan,
dan kesinambungan perusahaan.

- Residual Equity Theory


Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dalam penyajian laporan
keuangan adalah pemegang saham biasa. Investor saham biasa merupakan pemilik
perusahaan sesungguhnya dalam perusahaan perseorangan (corporation). Investor
saham biasa memiliki bagian atau hak kepemilikan sisa (residu) atas aktiva perusahaan,
setelah hak hak kreditur dan pemeganga saham preferen dipenuhi. Menurut konsep ini,
persamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut :
AKTIVA – KEWAJIBAN – EKUITAS PREFEREN = EKUITAS RESIDU

- Comander Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian informasi
akuntansi adalah bukan pada pemilik maupun entitas, melainkan pada pihak-pihak yang
memiliki kekuasaan atau wewenang untuk melakukan pengendalian ekonomi secara
efektif atas sumber daya perusahaan.

- Investor Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian informasi
akuntansi adalah mereka yang tergolong sebagai Specific equity (para kreditur dan
pemegang saham preferen) dan Residual Equity (pemegang saham biasa). Menurut
konsep teori ini, persamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut :
AKTIVA = EKUITAS KHUSUS + EKUITAS RESIDU

2.5 Prinsip Dasar Akuntansi


Prinsip dasar akuntansi adalah prinsip atau sifat-sifat yang mendasari akuntansi dan seluruh
outputnya, termasuk laporan keuangan yang dijabarkan dari tujuan laporan keuangan, postulat
akuntansi, dan konsep toeritis akuntansi, serta menjadi dasar dalam pengembangan teknik atau
prosedur akuntansi yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan.
Berikut ini adalah 9 (Sembilan) prinsip dasar akuntansi menurut APB Statement No. 4 :
-Cost Principle
Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum mengahruskan sebagian besar aktiva dan
kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga perolehan (biaya historis). Menurut
APB Statement No. 4, Harga Perolehan (biaya Historis) didefinisikan sebagai suatu jumlah
tertentu yang diukur dalam bentuk uang dari kas yang dibelanjakan, atau barang lain yang
diserahkan, modal saham yang dikeluarkan, jasa yang diberikan, atau utang yang dibebankan
sebagai imbalan dari barang dan jasa yang diterima, atau akan diterima.
Harga Perolehan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a. Expired Cost, adalah pengeluaran yang telah menjadi beban (melalui penerimaan manfaat
dalam periode berjalan dan beban ini akan dikurangkan atau ditandingkan langsung dengan
pendapatan periode berjalan.
b. Unexpired Cost, adalah pengeluaran-pengeluaran yang belum menjadi beban dalam periode
berjalan, akan tetapi ditangguhkan terlebih dahulu sebagai aktiva dan baru akan menjadi beban
untuk pemakaian manfaat dalam periode akuntansi berikutnya.
- Revenue Principle
Pada umumnya, Pendapatan ditafsirkan sebagai :
a. Arus kas masuk aktiva bersih sebagai akibat penjualan barang dan jasa,
b. Arus kas keluar barang dan jasa dari perusahaan kepada pelanggan, dan
c. Produksi perusahaan sebagai akibat dari semata-mata penciptaan barang dan jasa oleh
perusahaan selama periode tertentu.
Perbedaan dalam penafsiran ini timbul karena adanya 2 (dua) pandangan yang berbeda
mengenai apa yang termasuk pendapatan, yaitu:
- Secara Luas, Pendapatan adalah seluruh perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, yang
timbul dari kegiatan produksi (penjualan barang dan pemberian jasa), dan dari keuntungan
yang berasal dari penjualan aktiva dan hasil investasi lainnya.
- Secara Sempit, Pendapatan hanya berasal dari kegiatan produksi saja, tidak termasuk
keuntungan yang berasal dari penjualan aktiva dan investasi. Pandangan ini membedakan
istilah pendapatan dengan keuntungan.
Kerangka Kerja Konseptual FASB mengindentifikasikan dan criteria yang seharusnya
dipertimbangkan dalam menentukan kapan pendapatan seharusnya diakui, yaitu :
1) Telah direalisasi atau dapat direalisasi, dan
2) Telah dihasilkan/telah terjadi.
Kedua kriteria diatas umumnya terpenuhi pada saat titik penjualan, dimana pendapatan
akan diakui ketika telah dikirim atau jasa yang telah diberikan ke pelanggan. Pengakuan
pendapatan pada saat titik penjualan ini umumnya menyediakan pengujian yang lebih seragam,
objektif dan logis.
Sebagai pengecualian dari pengakuan pendapatan yang dilakukan
pada saat titik penjualan, pendapatan juga dapat diakui pada saat :
1) Proses produksi masih berlangsung,
2) Akhir produksi, dan
3) Pada saat kas diterima.
- Macthing Principle
Untuk menentukan besarnya jumlah pendapatan dan beban secara tepat dalam periode yang
tepat, terdapat 2 pilihan yang tersedia yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam pencatatan
oleh akuntan, yaitu :
1. Cash Basis, merupakan Pendapatan dan Beban akan dilaporkan dalam laporan laba rugi
dalam periode dimana uang kas diterima (untuk pendapatan), atau uang kas keluar (untuk
beban).
2. Accrual Basis, baik pendapatan maupun beban akan dilaporkan dalam laopran laba rugi
dalam periode dimana pendapatan dan beban tersebut terjadi, tanpa memperhatikan arus kas
masuk ataupun arus kas keluar.
Dengan Accrual Basis, beban-beban yang terkait dengan penciptaan pendapatan haruslah
dilaporkan dalam periode yang sama dimana pendapatan tersebut juga diakui. Konsep
akuntansi yang mendukung pelaporan pendapatan dan beban yang terkait dalam periode yang
sama dinamakan sebagai konsep Penandingan (Macthing Concept).
- Objectivity Principle
Prinsip ini sesungguhnya memiliki keterkaitan langsng dengan Cost Principle (prinsip harga
perolehan). Harga perolehan memiliki keunggulan dibandingkan dengan atribut pengukuran
lainnya, yaitu lebih dapat dihandalkan. Secara umum, pengguna laporan keuangan lebih
memilih menggunakan biaya historis karena memberikan tolak ukur yang lebih dapat dipercaya
(Objektif). Harga perolehan akan memberikan angka yang sama bagi siapapun juga orangnya
yang diminta untuk melaporkan harga beli dari sebuah aktiva yang sama. Objectivity dianggap
sebagai suatu ukuran yang dapat diverifikasi kebenarannya (keabsahannya) berdasarkan pada
bukti yang ada.
- Consistency Principle
Menurut prinsip ini, transaksi dan peristiwa ekonomi yang sejenis harus dicatat dan dilaporkan
dengan cara yang sama dari suatu period eke periode berikutnya. Apabila sebuah perusahaan
menerapkan perlakuan akuntansi yang sama untuk kerjadian-kejadian yang serupa dari periode
ke periode, maka perusahaan tersebut dianggap konsisten dalam menerapkan standar
akuntansinya.
- Disclosure Principle
Agar pelaporan keuangan menjadi lebih efektif dan tidak menyesatkan, seluruh informasi yang
relavan seharusnya disajikan dengan cara tidak memihak, dapat dipahami, dan tepat waktu
(full Disclosure principle). Prinsip pengungkapan penuh mengindikasikan agar laporan
keuangan dirancang dan disajikan sedemikian rupa (berdasarkan prinsip akuntansi yang
berlaku umum)sebagai kumpulan gambaran dari transaksi dan peristiwa ekonomi yang
memperngaruhi perusahaan untuk satu periode, dan berisi cukup informasi yang mudah
dipahami serta tidak membuat pemakai umum maupun investor dan kreditur menjadi salah
tafsir.
- Conservatism Principle
Menurut prinsip ini, ketika kerugian terjadi maka seluruh keugian tersebut akan langsung
diakui meskipun belum terealisasi, akan tetapi ketika keuntungan terjadi maka keuntungan
yang belum terealisasi tidaklah akan diakui. prinsip ini menggambarkan sikap pesimis sewaktu
memilih metode akuntansi yang akan digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Bahkan
menurut FASB, prinsip konservatisme ini timbul sebagai reaksi atau sikap kehati-hatian
akuntan terhadap ketidakpastian.
- Materiality Principle
Materialitas berkaitan dengan dampak dari suatu item terhadap hasil operasi dan keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Dalam APB Statement No. 4, secara jelas disebutkan bahwa
laporan keuangan hanya berisi informasi yang dianggap cukup penting (material) dalam
mempengaruhi penilaian dan keputusan. Materialitas merupakan masalah pertimbangan
professional, dimana pos-pos tertentu akan dianggap material jika informasi yang terkandung
didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan.
- Uniformity Comparability Principle
Informasi tentang sebuah perusahaan akan menjadi lebih berguna jika dapat diperbandingkan
dengan informasi serupa menyangkut perusahaan lain pada periode waktu yang sama atau
dengan informasi serupa dari perusahaan yang sama pada periode waktu yang berbeda.
Informasi dari berbagai perusahaan dianggap memiliki daya banding jika telah diukur dan
dilaporkan dengan cara yang sama. Komparabilitas memungkinkan pemakai
mengindentifikasikan persamaan dan perbedaan yang nyata dalam peristiwa ekonomi antar
perusahaan. Komparabilitas data akuntansi untuk perusahaan yang sama pada periode waktu
yang berbeda memerlukan konsistensi. Komparabilitas mengharuskan peristiwa yang sama
diperlakukan dengan cara yang sama dalam laporan keuangan dari perusahaan yang berbeda
pada periode waktu yang sama (memerlukan keseragaman metode) dan untuk perusahaan
tertentu/perusahaan yang sama pada periode waktu yang berbeda (memerlukan konsistensi).

3.6. Standar (Teknik) Akuntansi


Standar atau teknik akuntansi adalah peraturan-peraturan khusus yang dijabarkan dari prinsip
dasar akuntansi, yang mengatur tentang bagaimana standar perrlakuan catatan dan pelaporan
terhadap semua transaksi dan peristiwa ekonomi yang terjadi dalam perusahaan.
Standar ini diperlukan sebagai patokan dalam penyusunan laporan keuangan yang baku.
Dengan adanya standar ini, pihak manajemen selaku pengelola dana dan aktivitas perusahaan
dapat mencatat, mengikhtisarkan, dan melaporkan seluruh hasil kegiatan operasional maupun
financial perusahaan secara baku dan transparan.
Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan dan prosedur yang telah disusun dan disahkan
oleh sebuah lembaga resmi (badan pembentuk standar) pada saat tertentu.
Belkaoli (1985) mengemukakan pentingnya standar akuntansi yang baku, yaitu :
1. Dapat menyajikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan kegiatan perusahaan yang
dapat dipercaya kebenarannya dan memiliki daya banding,
2. Memberikan pedoman bagi akuntan dalam melaksanakan pekerjaannya secara hati-hati dan
independen.
3. Memberikan database kepada pemerintah tentang berbagai informasi yang dianggap penting
dalam menghitung pajak penghasilan, peraturan tentang perusahaan, perencanaan dan
pengaturan ekonomi, dan peningkatan efiesiensi ekonomi, serta tujuan-tujuan makro lainnya.
4. Menarik perhatian parah ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Aturan dan teknik akuntansi yang ada didasarkan pada pondasi teori akuntansi. Pondasi
ini dibentuk dari elemen-elemen hirarki yang berfungsi sebagai kerangka acuan atau struktur
teoritis. Pendekatan dan metodologi apapun yang digunakan dalam penyusunan teori
akuntansi, rerangka acuan atau struktur teori yang dihasilkan didasarkan pada serangkaian
elemen dan hubungan yang mengatur pengembangan teknik akuntansi
Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen berikut :
1. Pernyataan tujuan laporan keuangan
2. Pernyataan postulat dan konsep teoritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi
lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari pernyataan
tujuan.
3. Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep
4. Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi

3.2 SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sudah berusaha memaparkan dan menjelaskan
materi dengan semaksimal mungkin, tapi tidak menutup kemungkinan adanya kekeliruan
dalam penyusunannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran pembaca untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya dan harapan kami semoga makalah ini dapat memberi
manfaat mengenai Struktur Teori Akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, Ahmed Riahi. 2006. Teori Akuntansi. Buku I Edisi 5. Salemba Empat: Jakarta.

Hery. 2009. Teori Akuntansi. Kencana: Jakarta.

Eldon S. Hendriksen & Michael F. Van Breda, 2000, Teori Akunting, Jakarta: Interaksara.

Harahap, Sofyan Syafri. 1997. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

H Kusnadi, L Samsudin, Kertahadi, 2000, Teori Akuntansi, Malang: Universitas Brawijaya.

H.Z.A. Moechtar. 1995. Dasar-Dasar Akuntansi, Surabaya: Institut Dagang Muchtar.

Moussa, Boka. 2010. On The Development of West African Accounting System. International
Journal of Business and Management Vol. 5, No. 5; May 2010.

Prasetya, Ferry Danu. (2012). Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Di Indonesia.


Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol 1 (4), 1-7.

Anda mungkin juga menyukai