Anda di halaman 1dari 24

LECTURE NOTES

ECON6066
Macro and Micro Economics

Week 2
How Markets Work

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


LEARNING OUTCOMES

Mahasiswa diharapkan dapat memahami Kekuatan penawaran dan permintaan pasar, dapat
memahami perhitungan elastisitas dan memahami penerapan penawaran dan permintaan
dalam kebijakan pemerintah.

OUTLINE MATERI :

- Kekuatan Penawaran dan Permintaan Pasar


- Elastisitas dan aplikasinya
- Penawaran, Permintaan dan Kebijakan Pemerintah

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


ISI MATERI

2.1. Kekuatan Penawaran dan Permintaan Pasar


2.1.1. Permintaan

Jumlah permintaan (quantity demanded) adalah jumlah barang yang ingin dibeli oleh
konsumen dan ia mampu untuk membayarnya. Hukum permintaan (law of demand)
menyebutkan bahwa jumlah permintaan barang menurun ketika harga naik dan meningkat
ketika harga turun, hal ini berarti permintaan berbanding terbalik dengan harga. Untuk
mempermudah, dibuat daftar permintaan dalam tabel yang menujukkan hubungan antara
harga suatu barang dengan jumlah permintaan dengan asumsi hal-hal lain yang memengaruhi
konsumen dalam membeli barang tersebut tidak berubah.

2.1.1.1. Kurva permintaan


Kurva permintaan (demand curve) adalah kurva yang menggambarkan hubungan
antara harga dengan jumlah barang yang diminta. Sesuai dengan hukum permintaan, maka
bentuk kurva permintaan melereng dari kiri atas ke kanan bawah atau dari kanan bawah ke
kiri atas. Kurva ini digunakan untuk memperkirakan perilaku dalam pasar kompetitif dan
seringkali digabung dengan kurva penawaran untuk memperkirakan titik ekuilibrium (saat
jumlah penawaran dan permintaan sama).

Hubungan antara jumlah permintaan dan harga dapat dituliskan sebagai : QD = QD(P)

Berikut adalah contoh daftar permintaan es krim yang disajikan dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Skedul permintaan

Price of Ice-cream cone ($) Quantity of cones demanded

0.00 12
0.50 10
1.00 8
1.50 6
2.00 4
2.50 2
3.00 0

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


Tabel 2.1. menunjukkan berapa banyak es cream yang dibeli konsumen setiap bulan pada
kondisi harga yang berbeda-beda. Tabel ini menunjukkan hubungan antara harga suatu
barang dengan jumlah permintaan barang, dan menganggap hal-hal lain yang memengaruhi
keinginan konsumen untuk membeli barang tersebut tidak berubah.

Berdasarkan tabel 2.1 dapat digambarkan kurva permintaan seperti terlihat pada Gambar
2.1. Dari tabel 2.1 dan kurva permintaan pada Gambar 2.1 dapat diketahui bahwa sifat
hubungan antara harga komoditi dan jumlah yang ditawarkan berhubungan negatif. Kenaikan
harga komoditi diikuti dengan penurunan jumlah yang diminta; sebaliknya, penurunan harga
komoditi diikuti dengan kenaikan jumlah yang diminta.

Gambar 2.1. Kurva Permintaan

2.1.1.2. Pergeseran Kurva Permintaan

Dalam kurva permintaan, dikenal adanya pergeseran kurva. Setiap perubahan yang
meningkatkan jumlah permintaan barang pada berbagai tingkat harga, akan menggeser kurva
permintaan ke kanan, sebaliknya setiap perubahan yang mengurangi jumlah permintaan akan
barang pada berbagai tingkat harga menggeser kurva permintaan ke kiri. Ada beberapa faktor
yang dapat memengaruhi pergeseran kurva:
1. Pendapatan
2. Harga barang-barang terkait
3. Selera

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


4. Ekspektasi
5. Jumlah pembeli

Gambar 2.2. Pergeseran kurva permintaan

2.1.2. Penawaran

Jumlah penawaran (quantity supplied) adalah banyaknya barang atau jasa yang bersedia
dijual oleh penjual. Hubungan antara harga dan jumlah penawaran berhubungan positif,
yakni penawaran naik jika harga tinggi dan turun ketika harga rendah. Hubungan antara
jumlah penawaran dan harga ini disebut dengan hukum penawaran (law of supply). Sama
dengan permintaan, dalam penawaranpun untuk memudahkan maka diperlukan daftar
penawaran yaitu sebuah tabel yang meunjukkan hubungan antara harga barang dan jumlah
penawaran dengan asumsi semua hal lain yang dapat memengaruhi harga jual tetap.

Tabel 2.3. Jumlah penawaran es krim

Price of Ice-cream cone ($) Quantity of cones supplied

0.00 0
0.50 0
1.00 1
1.50 2
2.00 3
2.50 4
3.00 5

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


2.1.2.1. Kurva penawaran

Kurva Penawaran (supply curve) menunjukkan hubungan jumlah komoditi per satuan
waktu yang akan dihasilkan dan dijual di pasar dengan harga satuan dari komoditi tersebut.
Kurva penawaran menyatakan berapa banyak produsen bersedia menjual untuk tiap harga
yang akan diterimanya di pasar.

G
F

Gambar 2.3. Kurva Penawaran

Kurva yang menggambarkan hubungan antara jumlah penawaran dengan harga disebut
kurva penawaran, yakni kurva ini miring ke atas sebab dengan asumsi hal-hal lain tetap, pada
harga yang lebih tinggi berarti lebih banyak barang yang dapat ditawarkan.

Hubungan antara jumlah penawaran dan harga dapat dituliskan sebagai :


Qs = Qs(P)
2.1.2.2. Pergeseran pada kurva penawaran

Pergeseran pada kurva penawaran disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

a. Harga input / bahan baku


b. Teknologi
c. Perkiraan
d. Jumlah penjual

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


Secara grafis, pergeseran kurva penawaran dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Pergeseran kurva penawaran


2.1.3. Keseimbangan

Titik keseimbangan atau equilibrium adalah situasi ketika harga telah mencapai
tingkat saat jumlah permintaan barang sama dengan jumlah penawaran. Harga pada titik ini
disebut dengan harga keseimbangan.

Gambar 2.5. Keseimbangan permintaan dan penawaran

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


Gambar 2.5 menunjukkan keseimbangan permintaan dan penawaran ice cream cone, yaitu
dengan jumlah ice cream 7 cone dan harga $2.

2.1.4. Pasar dalam kondisi tidak seimbang

Bagaimana jika harga pasar berada di atas atau di bawah harga keseimbangan? Hal ini
dapat dijelaskan melalui kurva permintaan penawaran seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6.
(a) dan 2.6 (b).

Gambar 2.6 (a) menunjukkan harga pasar di atas harga keseimbangan sehingga terjadi
surplus dan Gambar 2.6(b) menunjukkan harga pasar berada di bawah harga keseimbangan.

Gambar (a) Surplus Gambar (b) Kekurangan

Gambar 2.6. Pasar dalam keadaan tidak seimbang

- Surplus
• Ketika harga > harga Ekuilibrium, maka kuantitas yang ditawarkan> kuantitas
yang diminta
• Ada kelebihan penawaran atau surplus
- Kelebihan
• Ketika harga < harga ekuilibrium, maka kuantitas yang diminta> jumlah yang
ditawarkan
• Ada kelebihan permintaan atau kekurangan
Pemasok akan menaikkan harga karena terlalu banyak pembeli membeli terlalu sedikit
barang, sehingga bergerak ke arah ekuilibrium.

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


2.2. Elastisitas dan Aplikasinya

Perangkat Analisis yang paling mendasar dalam ilmu ekonomi, yakni konsep
penawaran (supply) dan permintaan (demand). Elastisitas pada dasarnya adalah ukuran
seberapa jauh para pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan-perubahan kondisi yang
terjadi di pasar. Konsep elastisitas ini akan memungkinkan kita menganalisis penawaran dan
permintaan secara lebih tajam.

Elastisitas adalah ukuran numerik responsivitas Qd atau Qs terhadap salah satu faktor penentu.

2.2.1. Elastisitas Permintaan

Pembahasan tentang permintaan bersifat kualitatif, tidak kuantitatif. Artinya, kita


hanya membicarakan arah perubahannya saja (naik atau turun), tetapi tidak memerinci
seberapa banyak kenaikan atau penurunannya. Untuk menghitung sejauh mana permintaan
bereaksi terhadap perubahan-perubahan determinannya, para ekonom menggunakan konsep
elastisitas permintaan.

a. Elastisitas harga dari permintaan dan determinan-determinannya

Hukum permintaan menyatakan bahwa penurunan harga suatu barang akan menaikkan
kuantitas yang diminta. Elastisitas harga dari permintaan (price elasticity of demand)
mengukur seberapa banyak jumlah permintaan suatu barang berubah mengikuti perubahan
harga barang tersebut. Dalam konsep yang paling sederhana, elastisitas permintaan terhadap
harga adalah persentase perubahan jumlah yang diminta dibagi dengan persentase perubahan
harga.

Secara matematis dapat ditulis dengan:

(QD1  QD 0 )
QD 0 Q / Q Q P
EP  atau E p   
P1  P0 P / P P Q
P0
Dengan menggunakan titik tengah sebagai pembagi, yang disebut dengan elastisitas busur
(arc elasticity). Rumusnya adalah :

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


(QD1  QD 0 )
1
(QD1  QD 0 )
EP  2
P1  P0
1
( P1  P0 )
2
Perlu diingat bahwa hukum permintaan menyatakan bahwa harga dan kuantitas berhubungan
terbalik, sehingga perubahan harga dan perubahan jumlah yang diminta akan berubah dalam
arah yang berlawanan. Jadi dalam rumus elastisitas, pembilang dan penyebut mempunyai
tanda yang berlawanan, sehingga elastisitas harga dari permintaan bertanda negatif.

Permintaan atas suatu barang dikatakan elastis jika kuantitas yang diminta berubah secara
substansial akibat perubahan harganya. Sebaliknya, permintaan dikatakan tidak elastis atau
inelastis apabila jumlah yang diminta hanya sedikit berubah akibat adanya perubahan harga.

Secara teoritis jenis elastisitas permintaan yang berhubungan dengan hukum permintaan
dan berdasarkan koefisien elastisitasnya dikelompokan menjadi lima, yaitu permintaan
elastis, elastis sempurna, inelastis, inelastis sempurna dan elastis uniter.

1. Elastis
Dikatakan elastis jika Ep > 1, artinya bila harga naik/turun sebesar 1%, maka
permintaan akan turun/naik lebih dari 1% (persentase perubahan jumlah yang diminta
lebih besar dari pada persentase perubahan harga  permintaan sangat peka terhadap
perubahan harga).
2. Elastis sempurna
Dikatakan elastis sempurna jika Ep = ∞ (tak terhingga), yaitu bila konsumen sanggup
membeli beberapa saja banyaknya jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga
tertentu (kurva permintaan sejajar dengan sumbu horizontal).
3. Inelastis
Dikatakan inelastis jika Ep < 1, artinya bila harga naik/turun 1% maka permintaan
akan turun/naik kurang dari 1%.
4. Inelastis sempurna
Dikatakan inelastis sempurna jika Ep = 0, yaitu bila permintaan tidak tanggap
terhadap perubahan harga, jadi berapa saja harga di pasar, jumlah yang diminta tetap
(kurva permintaan sejajar dengan sumbu vertikal (sumbu harga).

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


5. Elastis Uniter
Dikatakan elastis uniter apabila Ep = 1, artinya bila harga naik/turun sebanyak 1%
maka permintaan akan naik atau turun sebanyak 1% pula (persentase perubahan
jumlah yang diminta sama dengan persentase perubahan harga).

Faktor-faktor yang mempengaruhi Elastisitas Harga

- Tingkat substitusi. Makin sulit mencari substitusi suatu barang, permintaan makin
inelastis.
- Jumlai pemakai. Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatubarang makin
inelastis.
- Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen. Bila proporsi tersebut besar,
maka permintaan cenderung lebih elastis.
- Jangka waktu. Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pengaruh
terhadap elastisitas harga. Hal ini tergantung pada apakah barangnya durabel atau
nondurable.

Contoh kasus menghitung elastisitas harga:

Untuk menaikkan jumlah penjualan peralatan rumah tangga, Toko alat-alat rumah tangga
“Super” pada akhir bulan selalu memberikan diskon. Harga sebuah sapu yang semula Rp
20.000,00 turun menjadi Rp 15.000,00. Akibat penurunan harga, jumlah permintaan sapu
meningkat dari 1.000 menjadi 4.000. Jadi koefisien elastisitasnya bisa dihitung seperti
berikut:

Q / Q Q P
Ep   
P / P P Q
(4.000  1.000) 20.000 3.000
Ep     20  12  E p  1
(15.000  20.000) 1.000  5.000

Bisa kita lihat bahwa hasil menunjukkan nilai negative (-12). Namun nilai negatif ini
diabaikan dalam menghitung koefisien elastisitas. Nilai koefisien permintaan sapu adalah 12.
Artinya, perubahan harga sebanyak 1 % menyebabkan perubahan permintaan sebanyak 12 %.

b. Elastisitas pendapatan

Koefisien yang menunjukkan besarnya perubahan permintaan atas suatu komoditi sebagai
akibat dari perubahan pendapatan konsumen dikenal dengan elastisitas permintaan terhadap

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


pendapatan. Elastisitas permintaan terhadap pendapatan merupakan suatu besaran yang
berguna untuk menunjukkan responsivitas konsumsi suatu komoditi terhadap perubahan
pendapatan (income).

Rumus Elastisitas permintaan terhadap pendapatan adalah sebagai berikut :

(QDX1  QDX 0 )
QDX 0
EI  atau
( I1  I 0 )
I0

Q / Q I Q
EI  
I / I Q I

Acuan umum pengelompokan kategori suatu komoditi adalah sebagai berikut :

EI < 0 : komoditi inferior (komoditi bermutu rendah)


EI > 0 : komoditi normal
EI > 1 : komoditi mewah
0 < EI < 1: komoditi kebutuhan pokok

Komoditi normal dan komoditi mewah memiliki elastisitas permintaan terhadap pendapatan
positif, karena antara perubahan pendapatan dan perubahan permintaan bergerak searah.
Sedangkan komoditi inferior memiliki elastisitas permintaan terhadap pendapatan bernilai
negatif, karena perubahan pendapatan dan perubahan jumlah komoditi yang dibeli bergerak
ke arah yang berbalikan.

c. Elastisitas silang dari permintaan

Koefisien yang menunjukkan besarnya perubahan permintaan suatu komoditi apabila terjadi
perubahan harga komoditi lain dinamakan elastisitas harga silang dari permintaan.

Nilai elastisitas harga Silang dari permintaan dirumuskan sebagai persentase perubahan
permintaan suatu barang (pada harga tetap tertentu) dibagi dengan persentase perubahan
harga barang lain. Atau dituliskan :

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


(Qdx1  QDX 0 )
QDX 0 Qdx / Qdx Qdx PY
EC  atau EC   
( PY 1  PY 0 ) PY / PY PY Qdx
PY 0

Nilai elastisitas silang antara -∞ < Ec < ∞

Jika kenaikan harga suatu komoditi mengakibatkan kenaikan permintaan komoditi lain, maka
nilai elastisitas harga silangnya adalah positif, dan kedua komoditi tersebut bersubstitusi. Jika
kenaikan harga suatu komoditi menyebabkan penurunan permintaan komoditi yang lain,
maka nilai elastisitas harga silangnya adalah negatif, dan kedua komoditi tersebut dikatakan
memiliki hubungan komplementer.

2.2.2. Elastisitas harga dari penawaran

Elastisitas harga dari penawaran mengukur kepekaan produsen terhadap perubahan harga.
Rumusnya adalah :

(QS 1  QS 0 )
QS 0
ES 
( P1  P0 )
P0

Jika elastisitas penawaran kurang dari 1, maka sifat penawarannya inelastis. Jika sama
dengan 1, maka penawarannya unit-elastis. Dan jika lebih besar dari 1, maka penawarannya
elastis.

2.3. Penawaran, Permintaan, dan Kebijakan Pemerintah


2.3.1. Pengendalian Harga

Untuk melihat bagaimana pengendalian harga memengaruhi hasil pasar, kita gunakan
pembahasan tentang pasar es krim. Jika es krim dijual di pasar kompetitif yang bebas dari
peraturan pemerintah, harga es krim akan bergerak terus hingga mampu menyeimbangkan
penawaran dan permintaan. Pada harga keseimbangan jumlah es krim yang ingin dibeli sama
dengan jumlah yang ingin dijual. Harga keseimbangan pasar es krim dalam contoh adalah $2
per es krim.

Namun, tidak setiap orang merasa senang dengan hasil akhir dari proses pasar bebas ini.
Masing-masing kelompok melobi pemerintah untuk meluluskan undang-undang yang akan

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


mengubah hasil akhir pasar dengan secara langsung mengendalikan harga. Para pembeli
barang apapun selalu menginginkan harga yang lebih murah sementara para penjual
menginginkan harga yang lebih tinggi. Jadi, jika pecinta es krim berhasil dalam lobinya,
pemerintah memberlakukan suatu harga maksimum yang sah untuk penjualan es krim, dan
pengaturan harga maksimumnya di sebut batas harga tertinggi (price ceiling). Sebaliknya,
jika pembuat es krim berhasil dalam lobinya, pemerintah akan menetapkan harga minimum
yang sah, dan pengaturan harga minimumnya di sebut harga dasar (price floor).

2.3.1.1. Bagaimana batas harga tertinggi (price ceilings) memengaruhi hasil akhir pasar

Ketika pemerintah menetapkan batas harga tertinggi yang mengikat dalam pasar yang
kompetitif, maka akan terjadi kekurangan barang, dan para penjual harus melakukan
penjatahan terhadap sejumlah besar pembeli potensial. Mekanisme penjatahan yang
berkembang karena batas harga tertinggi sangat jarang sesuai dengan yang diharapkan.
Sebaliknya, mekanisme penjatahan dalam suatu pasar kompetitif yang bebas, berlangsung
efisien dan tidak bersifat pribadi.

Studi Kasus: Antrian di pompa bensin

Pada tahun 1973 Organisasi Negara-negara Pengekspor minyak (OPEC) menaikkan harga
minyak mentah di pasar minyak dunia. Naiknya harga minyak mentah akan mengurangi
pasokan bensin. Banyak pihak menyalahkan OPEC. Bila OPEC tidak menaikkan harga
minyak mentah, kekurangan bensin tidak akan terjadi. Namun, para ekonom menyalahkan
peraturan-peraturan pemerintah yang membatasi harga yang boleh dikenakan oleh
perusahaan-perusahaan minyak.

Dalam sebuah analisis data didapatkan bahwa dalam pasar yang tidak diatur, pergeseran pada
penawaran menaikkan harga ekuilibrium bensin dan tidak ada kekurangan yang terjadi.
Sebaliknya, pergeseran pada penawaran menyebabkan kekurangan yang besar dalam pasar
yang diatur.

Gambar 2.7. menunjukkan pasar bensin dengan batas harga tertinggi. Pada (a), sebelum
OPEC menaikkan harga minyak mentah, harga keseimbangan bensin pada P 1. P1 berada di
bawah batas harga tertinggi. Akibatnya peraturan harga dari pemerintah tidak berpengaruh.

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


Gambar 2.7. Pasar untuk bensin dengan batas harga tertinggi

Ketika OPEC menaikkan harga minyak mentah, keadaan berubah. Kenaikan harga minyak
mentah akan menaikkan biaya produksi bensin yang berarti mengurangi jumlah bensin yang
ditawarkan. Pada gambar 2.7 (b), ditunjukkan bahwa kurva penawaran bergeser ke kiri dari
S1 ke S2. Pegeseran tersebut mengakibatkan harga keseimbangan bensin meningkat dari P 1 ke
P2. Dan ini tidak akan ada kekurangan. Alih-alih demikian, batas harga tertinggi justru
mencegah harga bensin untuk terus meningkat hingga titik keseimbangan. Pada batas
tertinggi, produsen bersedia menjual Qs dan konsumen bersedia membeli Qd. Jadi,
pergeseran pada kurva penawaran akan menyebabkan kekurangan yang parah dalam pasar
yang diatur.

Akhirnya perundang-undangan yang mengatur harga bensin dicabut. Kini, saat harga minyak
mentah berubah-ubah, harga bensin dapat menyesuaikan untuk membawa penawaran dan
permintaan menuju ekuilibrium.

2.3.1.2. Bagaimana harga dasar (price floors) memengaruhi hasil akhir pasar

Harga dasar yang mengikat dapat menyebabkan timbulnya suatu surplus. Harga dasar dan
surplus juga dapat membawa pada mekanisme penjatahan yang tidak diinginkan. Mengenai
harga dasar, sebagian penjual tidak dapat menjual semua yang diinginkannya pada harga
pasar. Para penjual yang tertarik berpihak secara pribadi kepada pembeli, mungkin
didasarkan pada etnis atau ikatan kekeluargaan, lebih memilih untuk menjual barang mereka
disbanding mereka yang tidak. Sebaliknya, dalam suatu pasar bebas, harga-harga berperan

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


sebagai mekanisme penjatahan, dan penjual dapat menjual semua yang mereka inginkan pada
harga ekuilibrium.

Studi kasus: Upah minimum

Untuk menelaah pengaruh upah minimum, kita harus memerhatikan pasar tenaga kerja. Pasar
tenaga kerja dengan upah minimum menunjukkan jika upah minimum berada di atas tingkat
ekuilibrium, maka kuantitas penawaran tenaga kerja akan melebihi kuantitas yang diminta.
Hal ini dapat dijelaskan melalui Gambar 2.8 tentang bagaimana upah minimum memengaruhi
pasar tenaga kerja.

Gambar 2.8 pada bagian (a) menunjukkan pasar tenaga kerja yang sebagaimana pasar lainnya
tunduk pada kekuatan permintaan dan penawaran. Para pekerja yang menentukan penawaran
tenaga kerja dan perusahaan yang menentukan jumlah permintaannya. Jika pemerintah tidak
ikut campur tangan, maka upah biasanya akan menyesuaikan hingga dicapai keseimbangan
antara penawaran dan permintaan tenaga kerja. Bagian (b) pada gambar 2.8 menunjukkan
pasar tenaga kerja dengan adanya upah minimum. Jika upah minimum berada di atas
keseimbangan, maka jumlah penawaran tenaga kerja akan melebihi jumlah permintaannya.
Hasilnya adalah pengangguran. Upah minimum tersebut akan meningkatkan pendapatan
mereka yang memiliki pekerjaan, namun menurunkan pendapatan mereka yang tidak
memiliki pekerjaan.

Gambar 2.8 Bagaimana upah minimum memengaruhi pasar tenaga kerja

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


Dampak dari upah minimum bergantung pada pengalaman dan keahlian pekerja. Mereka
yang memiliki keahlian tinggi dan lebih berpengalaman tidak akan terpengaruh karena upah
keseimbangan mereka berada di atas upah keseimbangan minimum. Bagi para pekerja
tersebut upah minimum tidaklah mengikat.

Upah minimum merupakan topic yang sering dibicarakan dalam perdebatan politik. Para
pembela upah minimum melihat bahwa kebijakan tersebut merupakan suatu cara dalam
meningkatkan pendapatan pekerja miskin. Mereka menunjukkan secara tepat bahwa pekerja
yang berpenghasilan upah minimum hanya mampu mengusahakan standar hidup minimal.

2.3.1.3. Evaluasi pengendalian harga

Satu dari sepuluh prinsip ekonomi yang telah dibahas pada topic 1, menyatakan bahwa pasar
merupakan suatu cara yang baik untuk mengatur kegiatan ekonomi.

Harga adalah hasil dari jutaan keputusan bisnis dan konsumen yang berada di balik kurva-
kurva penawaran dan permintaan. Harga memiliki tugas penting dalam menyeimbangkan
penawaran dan permintaan, dan karenanya mengkoordinasikan aktivitas ekonomi.
Pengendalian harga sering ditujukan untuk membantu penduduk miskin. Namun,
pengendalian harga sering menambah penderitaan mereka yang akan ditolong.

Menolong mereka yang membutuhkan dapat dicapai melalui cara lain di luar pengendalian
harga. Contohnya, pemerintah dapat membuat perumahan lebih terjangkau dengan memungut
sebagian hasil sewa bagi keluarga miskin. Namun, kebijakan tersebut tidak sempurna.
Subsidi pada sewa dan upah membebani keuangan pemerintah sehingga menuntut pajak yang
lebih besar.

2.3.2. Pajak

Semua pemerintahan menggunakan pajak untuk meningkatkan penerimaan dalam


membiayai berbagai fasilitas publik seperti jalan raya, sekolah, dan pertahanan nasional.
Karena pajak merupakan suatu perangkat kebijakan yang penting, dan karena pajak
memengaruhi kehidupan kita di berbagai segi.

2.3.2.1. Bagaimana pajak pada pembeli mempengaruhi hasil akhir pasar

Pajak pembeli adalah pajak yang besarannya telah ditetapkan pemerintah, yang dibebankan
kepada pembeli akibat pembelian suatu barang oleh konsumen. Dengan menggunakan contoh

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


kasus pasar es krim pada topik 2, maka dapat dijelaskan bagaimana bekerjanya pajak yang
diatur oleh pemerintah memengaruhi pembeli melalui gambar 2.9

Gambar 2.9. Pajak pada pembeli

Pengenaan pajak sebesar $0.50 akan menaikkan harga efektif es krim menjadi lebih tinggi
dari harga pasar (berapapun harga pasar itu). Ketika harga pasar es krim adalah $2.00, maka
harga efektif untuk pembeli menjadi $2,50. Untuk membuat permintaan pembeli memenuhi
jumlah penawaran, harga pasarnya harus diturunkan sebesar $0.50 untuk menutup dampak
dari pajak tersebut.

Untuk melihat pengaruh pajak kita bandingkan keseimbangan lama dan keseimbangan baru.
Dalam gambar 2.9 diperlihatkan bahwa pengenaan pajak $0.50 membuat harga
keseimbangan es krim turun dari $3.00 menjadi $2.80 dan jumlah keseimbangan turun dari
100 ke 90. Mengapa demikian?

Meskipun pembeli membayar pajak sepenuhnya kepada pemerintah, pembeli dan penjual
sama-sama berbagi beban pajak tersebut. Pembeli membayar penjual suatu harga yang lebih
rendah yaitu $2.80 tetapi harga efektif termasuk pajak naik dari $3.00 menjadi $3.30
termasuk pajak ($2.80 + 0.50 = 3.30). Maka pajak juga menambah pembelanjaan pembeli.

Analisis di atas memberikan 2 kesimpulan:

1. Pajak menurunkan aktivitas pasar. Ketika suatu barang dikenakan pajak, kuantitas
barang dijual lebih kecil dalam ekuilibrium baru.

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


2. Pembeli dan penjual berbagi beban pajak. Dalam ekuilibrium baru, pembeli
membayar barang lebih mahal, dan penjual menerima lebih sedikit.
2.3.2.2. Bagaimana pajak pada penjual mempengaruhi hasil akhir pasar

Pajak yang harus dibayar penjual meningkatkan biaya penjualan sehingga jumlah
penawarannya menjadi berkurang. Maka kurva penawarannya naik. Pada kasus es krim,
dapat dijelaskan dengan menggunakan Gambar 2.10

Pada saat pajak sebesar $0.50 dipungut dari penjual, kurva penawaran bergeser naik sebesar
$0.50 dari S1 ke S2. Jumlah keseimbangan turun dari 100 ke 90. Harga yang dibayar pembeli
naik dari $3.00 ke $3.30. Harga yang diterima penjual (setelah dipotong pajak) turun dari
$3.00 ke $2.80. Walaupun pajak dikenakan penjual, para pembeli dan penjual sama-sama
menanggung beban pajak tersebut.

Gambar 2.10. Pajak pada penjual

Membandingkan antara Gambar 2.9. dan 2.10 dapat disimpulkan bahwa pajak pada pembeli
dan pajak pada penjual adalah sama. Pada kedua kasus, pajak menempatkan suatu irisan
(wedge) antara harga yang dibayarkan pembeli dan harga yang diterima penjual. Irisan antara
harga pembeli dan harga penjual adalah sama, tanpa memperhatikan apakah pajak
dibebankan pada penjual atau pembeli. Perbedaan antara pajak pada pembeli dan pajak pada
penjual hanya mengenai siapa yang mengirim uang ke pemerintah.

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


2.3.2.3. Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan, adalah suatu pajak atas penghasilan (upah) yang dibayarkan perusahaan
kepada pekerjanya. Menurut undang-undang, setengah dari pajak dibayar perusahaan dan
setengah dibayar pekerja. Namun demikian, analisis kita mengenai tax incidence,
menunjukkan bahwa pembuat undang-undang tidak dapat dengan mudah mendistribusikan
beban pajak. Namun, pembagian beban pajak antara pekerja dan perusahaan tidak berkaitan
dengan pembagian yang diatur: pembagian beban tidak harus dibagi dua, dan hasil yang sama
akan berlaku jika undang-undang menarik seluruh pajak pada pekerja atau jika seluruh pajak
ditarik dari perusahaan. Pembuat undang-undang dapat memutuskan apakah suatu pajak
berasal dari saku pembayar atau dari penjual, tetapi mereka tidak dapat mengatur beban pajak
sebenarnya. Sebaliknya, tax incidence tergantung pada kekuatan penawaran dan permintaan.

Gambar 2.11 menunjukkan pembagian beban pajak penghasilan.

Gambar 2.11 Pajak penghasilan

Suatu pajak penghasilan membuat irisan antara upah yang diterima pekerja dan upah yang
dibayar perusahaan. Membandingkan upah dengan atau tanpa pajak, akan dapat dilihat bahwa
pekerja dan perusahaan tidak tergantung pada apakah pemerintah memungut pajak dari
pekerja, perusahaan atau dari keduanya dengan pembagian yang sama.

2.3.2.4. Elastisitas dan tax incidence

Elastisitas mengukur kemauan pembeli atau penjual untuk meninggalkan pasar di saat
kondisi menjadi tidak menguntungkan. Elastisitas permintaan yang kecil berarti pembeli

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


tidak memiliki alternative yang baik untuk mengkonsumsi barang tertentu. Elastisitas
penawaran yang kecil berarti penjual tidak memiliki alternative yang baik untuk
memproduksi barang tertentu. Ketika suatu barang dikenakan pajak, sisi pasar dengan
alternative yang lebih sedikit tidak dapat dengan mudah meninggalkan pasar sehingga harus
menanggung beban pajak lebih banyak.

Gambar 2.12 menggambarkan bagaimana beban pajak dibagi.

Gambar 2.12 Bagaimana beban pajak dibagi

Pada gambar 2.12 (a) menunjukkan bahwa kurva penawarannya dalam keadaan elastis dan
kurva permintannya inelastis. Dalam keadaan ini harga yang diterima penjual turun sedikit,
sementara harga yang dibayar pembeli meningkat tajam. Jadi pembeli menanggung beban

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


pajak lebih banyak. Pada bagian (b) kurva penawannya inelastic dan kurva permintaannya
elastis. Dalam keadaan ini harga yang diterima penjual turun tajam sementara harga yang
dibayar pembeli hanya naik sedikit. Jadi penjual menanggung beban pajak lebih banyak.

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


SIMPULAN

Analisis permintaan-penawaran merupakan alat dasar analisis mikroekonomi. Perekonomian


diatur oleh hukum pemintaan-penawaran dan hukum pemerintah. Bergeraknya mekanisme
pasar menunjukkan kecenderungan permintaan-penawaran menuju keseimbangan
(equilibrium), sehingga tidak terjadi kelebihan permintaan atau kelebihan penawaran.

Reaksi perubahan harga, pendapatan, atau variabel lainnya yang dapat mempengaruhi
permintaan-penawaran dijelaskan melalui elastisitas permintaan-penawaran.

Perekonomian diatur oleh dua jenis hukum: hukum penawaran dan permintaan, dan hukum
yang ditetapkan oleh pemerintah. Pengendalian harga dan pajak merupakan hal biasa di
berbagai pasar dalam perekonomian, dan dampaknya masih sering diperdebatkan dalam
dunia pers dan di antara para pembuat kebijakan. Ketika menganalisis kebijakan pemerintah,
penawaran dan permintaan merupakan perangkat pertama dan yang paling berguna.

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1


DAFTAR PUSTAKA

1. N. Gregory Mankiw. (2018). Principles of Economics. 08. Cengage Learning Asia


Pte Ltd. Singapore. ISBN : 978-981-4780-35-3

ECON6066 – Macro and Micro Economics-R1

Anda mungkin juga menyukai