ECON6066
Macro and Micro Economics
Week 2
How Markets Work
Mahasiswa diharapkan dapat memahami Kekuatan penawaran dan permintaan pasar, dapat
memahami perhitungan elastisitas dan memahami penerapan penawaran dan permintaan
dalam kebijakan pemerintah.
OUTLINE MATERI :
Jumlah permintaan (quantity demanded) adalah jumlah barang yang ingin dibeli oleh
konsumen dan ia mampu untuk membayarnya. Hukum permintaan (law of demand)
menyebutkan bahwa jumlah permintaan barang menurun ketika harga naik dan meningkat
ketika harga turun, hal ini berarti permintaan berbanding terbalik dengan harga. Untuk
mempermudah, dibuat daftar permintaan dalam tabel yang menujukkan hubungan antara
harga suatu barang dengan jumlah permintaan dengan asumsi hal-hal lain yang memengaruhi
konsumen dalam membeli barang tersebut tidak berubah.
Hubungan antara jumlah permintaan dan harga dapat dituliskan sebagai : QD = QD(P)
Berikut adalah contoh daftar permintaan es krim yang disajikan dalam Tabel 2.1.
0.00 12
0.50 10
1.00 8
1.50 6
2.00 4
2.50 2
3.00 0
Berdasarkan tabel 2.1 dapat digambarkan kurva permintaan seperti terlihat pada Gambar
2.1. Dari tabel 2.1 dan kurva permintaan pada Gambar 2.1 dapat diketahui bahwa sifat
hubungan antara harga komoditi dan jumlah yang ditawarkan berhubungan negatif. Kenaikan
harga komoditi diikuti dengan penurunan jumlah yang diminta; sebaliknya, penurunan harga
komoditi diikuti dengan kenaikan jumlah yang diminta.
Dalam kurva permintaan, dikenal adanya pergeseran kurva. Setiap perubahan yang
meningkatkan jumlah permintaan barang pada berbagai tingkat harga, akan menggeser kurva
permintaan ke kanan, sebaliknya setiap perubahan yang mengurangi jumlah permintaan akan
barang pada berbagai tingkat harga menggeser kurva permintaan ke kiri. Ada beberapa faktor
yang dapat memengaruhi pergeseran kurva:
1. Pendapatan
2. Harga barang-barang terkait
3. Selera
2.1.2. Penawaran
Jumlah penawaran (quantity supplied) adalah banyaknya barang atau jasa yang bersedia
dijual oleh penjual. Hubungan antara harga dan jumlah penawaran berhubungan positif,
yakni penawaran naik jika harga tinggi dan turun ketika harga rendah. Hubungan antara
jumlah penawaran dan harga ini disebut dengan hukum penawaran (law of supply). Sama
dengan permintaan, dalam penawaranpun untuk memudahkan maka diperlukan daftar
penawaran yaitu sebuah tabel yang meunjukkan hubungan antara harga barang dan jumlah
penawaran dengan asumsi semua hal lain yang dapat memengaruhi harga jual tetap.
0.00 0
0.50 0
1.00 1
1.50 2
2.00 3
2.50 4
3.00 5
Kurva Penawaran (supply curve) menunjukkan hubungan jumlah komoditi per satuan
waktu yang akan dihasilkan dan dijual di pasar dengan harga satuan dari komoditi tersebut.
Kurva penawaran menyatakan berapa banyak produsen bersedia menjual untuk tiap harga
yang akan diterimanya di pasar.
G
F
Kurva yang menggambarkan hubungan antara jumlah penawaran dengan harga disebut
kurva penawaran, yakni kurva ini miring ke atas sebab dengan asumsi hal-hal lain tetap, pada
harga yang lebih tinggi berarti lebih banyak barang yang dapat ditawarkan.
Titik keseimbangan atau equilibrium adalah situasi ketika harga telah mencapai
tingkat saat jumlah permintaan barang sama dengan jumlah penawaran. Harga pada titik ini
disebut dengan harga keseimbangan.
Bagaimana jika harga pasar berada di atas atau di bawah harga keseimbangan? Hal ini
dapat dijelaskan melalui kurva permintaan penawaran seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6.
(a) dan 2.6 (b).
Gambar 2.6 (a) menunjukkan harga pasar di atas harga keseimbangan sehingga terjadi
surplus dan Gambar 2.6(b) menunjukkan harga pasar berada di bawah harga keseimbangan.
- Surplus
• Ketika harga > harga Ekuilibrium, maka kuantitas yang ditawarkan> kuantitas
yang diminta
• Ada kelebihan penawaran atau surplus
- Kelebihan
• Ketika harga < harga ekuilibrium, maka kuantitas yang diminta> jumlah yang
ditawarkan
• Ada kelebihan permintaan atau kekurangan
Pemasok akan menaikkan harga karena terlalu banyak pembeli membeli terlalu sedikit
barang, sehingga bergerak ke arah ekuilibrium.
Perangkat Analisis yang paling mendasar dalam ilmu ekonomi, yakni konsep
penawaran (supply) dan permintaan (demand). Elastisitas pada dasarnya adalah ukuran
seberapa jauh para pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan-perubahan kondisi yang
terjadi di pasar. Konsep elastisitas ini akan memungkinkan kita menganalisis penawaran dan
permintaan secara lebih tajam.
Elastisitas adalah ukuran numerik responsivitas Qd atau Qs terhadap salah satu faktor penentu.
Hukum permintaan menyatakan bahwa penurunan harga suatu barang akan menaikkan
kuantitas yang diminta. Elastisitas harga dari permintaan (price elasticity of demand)
mengukur seberapa banyak jumlah permintaan suatu barang berubah mengikuti perubahan
harga barang tersebut. Dalam konsep yang paling sederhana, elastisitas permintaan terhadap
harga adalah persentase perubahan jumlah yang diminta dibagi dengan persentase perubahan
harga.
(QD1 QD 0 )
QD 0 Q / Q Q P
EP atau E p
P1 P0 P / P P Q
P0
Dengan menggunakan titik tengah sebagai pembagi, yang disebut dengan elastisitas busur
(arc elasticity). Rumusnya adalah :
Permintaan atas suatu barang dikatakan elastis jika kuantitas yang diminta berubah secara
substansial akibat perubahan harganya. Sebaliknya, permintaan dikatakan tidak elastis atau
inelastis apabila jumlah yang diminta hanya sedikit berubah akibat adanya perubahan harga.
Secara teoritis jenis elastisitas permintaan yang berhubungan dengan hukum permintaan
dan berdasarkan koefisien elastisitasnya dikelompokan menjadi lima, yaitu permintaan
elastis, elastis sempurna, inelastis, inelastis sempurna dan elastis uniter.
1. Elastis
Dikatakan elastis jika Ep > 1, artinya bila harga naik/turun sebesar 1%, maka
permintaan akan turun/naik lebih dari 1% (persentase perubahan jumlah yang diminta
lebih besar dari pada persentase perubahan harga permintaan sangat peka terhadap
perubahan harga).
2. Elastis sempurna
Dikatakan elastis sempurna jika Ep = ∞ (tak terhingga), yaitu bila konsumen sanggup
membeli beberapa saja banyaknya jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga
tertentu (kurva permintaan sejajar dengan sumbu horizontal).
3. Inelastis
Dikatakan inelastis jika Ep < 1, artinya bila harga naik/turun 1% maka permintaan
akan turun/naik kurang dari 1%.
4. Inelastis sempurna
Dikatakan inelastis sempurna jika Ep = 0, yaitu bila permintaan tidak tanggap
terhadap perubahan harga, jadi berapa saja harga di pasar, jumlah yang diminta tetap
(kurva permintaan sejajar dengan sumbu vertikal (sumbu harga).
- Tingkat substitusi. Makin sulit mencari substitusi suatu barang, permintaan makin
inelastis.
- Jumlai pemakai. Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatubarang makin
inelastis.
- Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen. Bila proporsi tersebut besar,
maka permintaan cenderung lebih elastis.
- Jangka waktu. Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pengaruh
terhadap elastisitas harga. Hal ini tergantung pada apakah barangnya durabel atau
nondurable.
Untuk menaikkan jumlah penjualan peralatan rumah tangga, Toko alat-alat rumah tangga
“Super” pada akhir bulan selalu memberikan diskon. Harga sebuah sapu yang semula Rp
20.000,00 turun menjadi Rp 15.000,00. Akibat penurunan harga, jumlah permintaan sapu
meningkat dari 1.000 menjadi 4.000. Jadi koefisien elastisitasnya bisa dihitung seperti
berikut:
Q / Q Q P
Ep
P / P P Q
(4.000 1.000) 20.000 3.000
Ep 20 12 E p 1
(15.000 20.000) 1.000 5.000
Bisa kita lihat bahwa hasil menunjukkan nilai negative (-12). Namun nilai negatif ini
diabaikan dalam menghitung koefisien elastisitas. Nilai koefisien permintaan sapu adalah 12.
Artinya, perubahan harga sebanyak 1 % menyebabkan perubahan permintaan sebanyak 12 %.
b. Elastisitas pendapatan
Koefisien yang menunjukkan besarnya perubahan permintaan atas suatu komoditi sebagai
akibat dari perubahan pendapatan konsumen dikenal dengan elastisitas permintaan terhadap
(QDX1 QDX 0 )
QDX 0
EI atau
( I1 I 0 )
I0
Q / Q I Q
EI
I / I Q I
Komoditi normal dan komoditi mewah memiliki elastisitas permintaan terhadap pendapatan
positif, karena antara perubahan pendapatan dan perubahan permintaan bergerak searah.
Sedangkan komoditi inferior memiliki elastisitas permintaan terhadap pendapatan bernilai
negatif, karena perubahan pendapatan dan perubahan jumlah komoditi yang dibeli bergerak
ke arah yang berbalikan.
Koefisien yang menunjukkan besarnya perubahan permintaan suatu komoditi apabila terjadi
perubahan harga komoditi lain dinamakan elastisitas harga silang dari permintaan.
Nilai elastisitas harga Silang dari permintaan dirumuskan sebagai persentase perubahan
permintaan suatu barang (pada harga tetap tertentu) dibagi dengan persentase perubahan
harga barang lain. Atau dituliskan :
Jika kenaikan harga suatu komoditi mengakibatkan kenaikan permintaan komoditi lain, maka
nilai elastisitas harga silangnya adalah positif, dan kedua komoditi tersebut bersubstitusi. Jika
kenaikan harga suatu komoditi menyebabkan penurunan permintaan komoditi yang lain,
maka nilai elastisitas harga silangnya adalah negatif, dan kedua komoditi tersebut dikatakan
memiliki hubungan komplementer.
Elastisitas harga dari penawaran mengukur kepekaan produsen terhadap perubahan harga.
Rumusnya adalah :
(QS 1 QS 0 )
QS 0
ES
( P1 P0 )
P0
Jika elastisitas penawaran kurang dari 1, maka sifat penawarannya inelastis. Jika sama
dengan 1, maka penawarannya unit-elastis. Dan jika lebih besar dari 1, maka penawarannya
elastis.
Untuk melihat bagaimana pengendalian harga memengaruhi hasil pasar, kita gunakan
pembahasan tentang pasar es krim. Jika es krim dijual di pasar kompetitif yang bebas dari
peraturan pemerintah, harga es krim akan bergerak terus hingga mampu menyeimbangkan
penawaran dan permintaan. Pada harga keseimbangan jumlah es krim yang ingin dibeli sama
dengan jumlah yang ingin dijual. Harga keseimbangan pasar es krim dalam contoh adalah $2
per es krim.
Namun, tidak setiap orang merasa senang dengan hasil akhir dari proses pasar bebas ini.
Masing-masing kelompok melobi pemerintah untuk meluluskan undang-undang yang akan
2.3.1.1. Bagaimana batas harga tertinggi (price ceilings) memengaruhi hasil akhir pasar
Ketika pemerintah menetapkan batas harga tertinggi yang mengikat dalam pasar yang
kompetitif, maka akan terjadi kekurangan barang, dan para penjual harus melakukan
penjatahan terhadap sejumlah besar pembeli potensial. Mekanisme penjatahan yang
berkembang karena batas harga tertinggi sangat jarang sesuai dengan yang diharapkan.
Sebaliknya, mekanisme penjatahan dalam suatu pasar kompetitif yang bebas, berlangsung
efisien dan tidak bersifat pribadi.
Pada tahun 1973 Organisasi Negara-negara Pengekspor minyak (OPEC) menaikkan harga
minyak mentah di pasar minyak dunia. Naiknya harga minyak mentah akan mengurangi
pasokan bensin. Banyak pihak menyalahkan OPEC. Bila OPEC tidak menaikkan harga
minyak mentah, kekurangan bensin tidak akan terjadi. Namun, para ekonom menyalahkan
peraturan-peraturan pemerintah yang membatasi harga yang boleh dikenakan oleh
perusahaan-perusahaan minyak.
Dalam sebuah analisis data didapatkan bahwa dalam pasar yang tidak diatur, pergeseran pada
penawaran menaikkan harga ekuilibrium bensin dan tidak ada kekurangan yang terjadi.
Sebaliknya, pergeseran pada penawaran menyebabkan kekurangan yang besar dalam pasar
yang diatur.
Gambar 2.7. menunjukkan pasar bensin dengan batas harga tertinggi. Pada (a), sebelum
OPEC menaikkan harga minyak mentah, harga keseimbangan bensin pada P 1. P1 berada di
bawah batas harga tertinggi. Akibatnya peraturan harga dari pemerintah tidak berpengaruh.
Ketika OPEC menaikkan harga minyak mentah, keadaan berubah. Kenaikan harga minyak
mentah akan menaikkan biaya produksi bensin yang berarti mengurangi jumlah bensin yang
ditawarkan. Pada gambar 2.7 (b), ditunjukkan bahwa kurva penawaran bergeser ke kiri dari
S1 ke S2. Pegeseran tersebut mengakibatkan harga keseimbangan bensin meningkat dari P 1 ke
P2. Dan ini tidak akan ada kekurangan. Alih-alih demikian, batas harga tertinggi justru
mencegah harga bensin untuk terus meningkat hingga titik keseimbangan. Pada batas
tertinggi, produsen bersedia menjual Qs dan konsumen bersedia membeli Qd. Jadi,
pergeseran pada kurva penawaran akan menyebabkan kekurangan yang parah dalam pasar
yang diatur.
Akhirnya perundang-undangan yang mengatur harga bensin dicabut. Kini, saat harga minyak
mentah berubah-ubah, harga bensin dapat menyesuaikan untuk membawa penawaran dan
permintaan menuju ekuilibrium.
2.3.1.2. Bagaimana harga dasar (price floors) memengaruhi hasil akhir pasar
Harga dasar yang mengikat dapat menyebabkan timbulnya suatu surplus. Harga dasar dan
surplus juga dapat membawa pada mekanisme penjatahan yang tidak diinginkan. Mengenai
harga dasar, sebagian penjual tidak dapat menjual semua yang diinginkannya pada harga
pasar. Para penjual yang tertarik berpihak secara pribadi kepada pembeli, mungkin
didasarkan pada etnis atau ikatan kekeluargaan, lebih memilih untuk menjual barang mereka
disbanding mereka yang tidak. Sebaliknya, dalam suatu pasar bebas, harga-harga berperan
Untuk menelaah pengaruh upah minimum, kita harus memerhatikan pasar tenaga kerja. Pasar
tenaga kerja dengan upah minimum menunjukkan jika upah minimum berada di atas tingkat
ekuilibrium, maka kuantitas penawaran tenaga kerja akan melebihi kuantitas yang diminta.
Hal ini dapat dijelaskan melalui Gambar 2.8 tentang bagaimana upah minimum memengaruhi
pasar tenaga kerja.
Gambar 2.8 pada bagian (a) menunjukkan pasar tenaga kerja yang sebagaimana pasar lainnya
tunduk pada kekuatan permintaan dan penawaran. Para pekerja yang menentukan penawaran
tenaga kerja dan perusahaan yang menentukan jumlah permintaannya. Jika pemerintah tidak
ikut campur tangan, maka upah biasanya akan menyesuaikan hingga dicapai keseimbangan
antara penawaran dan permintaan tenaga kerja. Bagian (b) pada gambar 2.8 menunjukkan
pasar tenaga kerja dengan adanya upah minimum. Jika upah minimum berada di atas
keseimbangan, maka jumlah penawaran tenaga kerja akan melebihi jumlah permintaannya.
Hasilnya adalah pengangguran. Upah minimum tersebut akan meningkatkan pendapatan
mereka yang memiliki pekerjaan, namun menurunkan pendapatan mereka yang tidak
memiliki pekerjaan.
Upah minimum merupakan topic yang sering dibicarakan dalam perdebatan politik. Para
pembela upah minimum melihat bahwa kebijakan tersebut merupakan suatu cara dalam
meningkatkan pendapatan pekerja miskin. Mereka menunjukkan secara tepat bahwa pekerja
yang berpenghasilan upah minimum hanya mampu mengusahakan standar hidup minimal.
Satu dari sepuluh prinsip ekonomi yang telah dibahas pada topic 1, menyatakan bahwa pasar
merupakan suatu cara yang baik untuk mengatur kegiatan ekonomi.
Harga adalah hasil dari jutaan keputusan bisnis dan konsumen yang berada di balik kurva-
kurva penawaran dan permintaan. Harga memiliki tugas penting dalam menyeimbangkan
penawaran dan permintaan, dan karenanya mengkoordinasikan aktivitas ekonomi.
Pengendalian harga sering ditujukan untuk membantu penduduk miskin. Namun,
pengendalian harga sering menambah penderitaan mereka yang akan ditolong.
Menolong mereka yang membutuhkan dapat dicapai melalui cara lain di luar pengendalian
harga. Contohnya, pemerintah dapat membuat perumahan lebih terjangkau dengan memungut
sebagian hasil sewa bagi keluarga miskin. Namun, kebijakan tersebut tidak sempurna.
Subsidi pada sewa dan upah membebani keuangan pemerintah sehingga menuntut pajak yang
lebih besar.
2.3.2. Pajak
Pajak pembeli adalah pajak yang besarannya telah ditetapkan pemerintah, yang dibebankan
kepada pembeli akibat pembelian suatu barang oleh konsumen. Dengan menggunakan contoh
Pengenaan pajak sebesar $0.50 akan menaikkan harga efektif es krim menjadi lebih tinggi
dari harga pasar (berapapun harga pasar itu). Ketika harga pasar es krim adalah $2.00, maka
harga efektif untuk pembeli menjadi $2,50. Untuk membuat permintaan pembeli memenuhi
jumlah penawaran, harga pasarnya harus diturunkan sebesar $0.50 untuk menutup dampak
dari pajak tersebut.
Untuk melihat pengaruh pajak kita bandingkan keseimbangan lama dan keseimbangan baru.
Dalam gambar 2.9 diperlihatkan bahwa pengenaan pajak $0.50 membuat harga
keseimbangan es krim turun dari $3.00 menjadi $2.80 dan jumlah keseimbangan turun dari
100 ke 90. Mengapa demikian?
Meskipun pembeli membayar pajak sepenuhnya kepada pemerintah, pembeli dan penjual
sama-sama berbagi beban pajak tersebut. Pembeli membayar penjual suatu harga yang lebih
rendah yaitu $2.80 tetapi harga efektif termasuk pajak naik dari $3.00 menjadi $3.30
termasuk pajak ($2.80 + 0.50 = 3.30). Maka pajak juga menambah pembelanjaan pembeli.
1. Pajak menurunkan aktivitas pasar. Ketika suatu barang dikenakan pajak, kuantitas
barang dijual lebih kecil dalam ekuilibrium baru.
Pajak yang harus dibayar penjual meningkatkan biaya penjualan sehingga jumlah
penawarannya menjadi berkurang. Maka kurva penawarannya naik. Pada kasus es krim,
dapat dijelaskan dengan menggunakan Gambar 2.10
Pada saat pajak sebesar $0.50 dipungut dari penjual, kurva penawaran bergeser naik sebesar
$0.50 dari S1 ke S2. Jumlah keseimbangan turun dari 100 ke 90. Harga yang dibayar pembeli
naik dari $3.00 ke $3.30. Harga yang diterima penjual (setelah dipotong pajak) turun dari
$3.00 ke $2.80. Walaupun pajak dikenakan penjual, para pembeli dan penjual sama-sama
menanggung beban pajak tersebut.
Membandingkan antara Gambar 2.9. dan 2.10 dapat disimpulkan bahwa pajak pada pembeli
dan pajak pada penjual adalah sama. Pada kedua kasus, pajak menempatkan suatu irisan
(wedge) antara harga yang dibayarkan pembeli dan harga yang diterima penjual. Irisan antara
harga pembeli dan harga penjual adalah sama, tanpa memperhatikan apakah pajak
dibebankan pada penjual atau pembeli. Perbedaan antara pajak pada pembeli dan pajak pada
penjual hanya mengenai siapa yang mengirim uang ke pemerintah.
Pajak penghasilan, adalah suatu pajak atas penghasilan (upah) yang dibayarkan perusahaan
kepada pekerjanya. Menurut undang-undang, setengah dari pajak dibayar perusahaan dan
setengah dibayar pekerja. Namun demikian, analisis kita mengenai tax incidence,
menunjukkan bahwa pembuat undang-undang tidak dapat dengan mudah mendistribusikan
beban pajak. Namun, pembagian beban pajak antara pekerja dan perusahaan tidak berkaitan
dengan pembagian yang diatur: pembagian beban tidak harus dibagi dua, dan hasil yang sama
akan berlaku jika undang-undang menarik seluruh pajak pada pekerja atau jika seluruh pajak
ditarik dari perusahaan. Pembuat undang-undang dapat memutuskan apakah suatu pajak
berasal dari saku pembayar atau dari penjual, tetapi mereka tidak dapat mengatur beban pajak
sebenarnya. Sebaliknya, tax incidence tergantung pada kekuatan penawaran dan permintaan.
Suatu pajak penghasilan membuat irisan antara upah yang diterima pekerja dan upah yang
dibayar perusahaan. Membandingkan upah dengan atau tanpa pajak, akan dapat dilihat bahwa
pekerja dan perusahaan tidak tergantung pada apakah pemerintah memungut pajak dari
pekerja, perusahaan atau dari keduanya dengan pembagian yang sama.
Elastisitas mengukur kemauan pembeli atau penjual untuk meninggalkan pasar di saat
kondisi menjadi tidak menguntungkan. Elastisitas permintaan yang kecil berarti pembeli
Pada gambar 2.12 (a) menunjukkan bahwa kurva penawarannya dalam keadaan elastis dan
kurva permintannya inelastis. Dalam keadaan ini harga yang diterima penjual turun sedikit,
sementara harga yang dibayar pembeli meningkat tajam. Jadi pembeli menanggung beban
Reaksi perubahan harga, pendapatan, atau variabel lainnya yang dapat mempengaruhi
permintaan-penawaran dijelaskan melalui elastisitas permintaan-penawaran.
Perekonomian diatur oleh dua jenis hukum: hukum penawaran dan permintaan, dan hukum
yang ditetapkan oleh pemerintah. Pengendalian harga dan pajak merupakan hal biasa di
berbagai pasar dalam perekonomian, dan dampaknya masih sering diperdebatkan dalam
dunia pers dan di antara para pembuat kebijakan. Ketika menganalisis kebijakan pemerintah,
penawaran dan permintaan merupakan perangkat pertama dan yang paling berguna.