Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ERGONOMI

Anthropometry
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ergonomi
Nama Dosen : Dessy

Nama Mahasiswa :

Kelas : A2/VII

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat

rahmat, hidayah, dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini

sebagai tugas kelompok mata kuliah Ergonomi dengan baik.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para mahasiswa dalam mata kuliah Ergonomi. Dan kami harap
untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah

agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami

yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat

mengharapkan saran dan kritik dari mahasiswa maupun dosen pembimbing demi

kesempurnaan makalah ini.

Jakarta,

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Displin ilmu ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia
disebut dengan antropometri. Menurut Sritomo (1989), salah satu bidang keilmuan
ergonomis adalahistilah anthropometri yang berasal dari “anthro” yang berarti manusia
dan “metron” yang berarti ukuran. Data antropometri diperlukan untuk perancangan
sistem kerja yang baik. Lingkungan fisik juga dapat mempengaruhi para pekerja baik
secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan fisik adalah semua keadaan yang
terdapat di sekitar tempat kerja.

1.2 Rumusan Masalah


a. Pengertian Antropometri
b. Keunggulan dan Kelamahan Antropometri
c. Jenis-jenis Antropometri
d. Ruang Lingkup Antropometri

3
BAB 11
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Antropometri


Antropometri (ukuran tubuh) merupakan salah satu cara langsung menilai
status gizi, khususnya keadaan energi dan protein tubuh seseorang. Dengan demikian,
antropometri merupakan indikator status gizi yang berkaitan dengan masalah
kekurangan energi dan protein yang dikenal dengan KEP. Antropometri dipengaruhi
oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Konsumsi makanan dan kesehatan (adanya
infeksi) merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi antropometri (Aritonang,
2013). Istilah anthropometry berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti
manusia dan “metron (measure)” yang berarti ukuran (Bridger 2003). Berikut adalah
beberapa definisi antropometri dari berbagai sumber:
1. Antropometri menurut (Nurmianto 1996) adalah suatu kumpulan data numerik
yang berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia seperti ukuran, bentuk,
dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah
desain.

2. Antropometri terutama berkaitan dengan dimensi stasiun kerja dan pengaturan


alat, peralatan, serta material (Pulat 1997).

3. Antropometri tidak hanya fokus pada kesesuaian ketinggian tempat kerja, tetapi
juga bagaimana operator dapat dengan mudah mengakses kontrol dan perangkat
input(Helander 2006).

4. Antropometri merupakan studi dan pengukuran dimensi tubuh manusia (Wickens


et al. 1998).

2.2 Keunggulan dan Kelemahan Antropometri

Keunggulan antropometri antara lain prosedurnya sederhana, aman, dan dapat

dilakukan dalam jumlah sampel yang besar. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.

Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah

setempat. Tepat dan akurat karena dapat dibakukan, dapat mendeteksi atau

4
menggambarkan riwayat gizi di masa lampau, umumnya dapat mengidentifikasi

status gizi sedang, kurang dan buruk karena sudah ada ambang batas yang jelas.

Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu atau dari satu

generasi ke generasi berikutnya. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang

rawan gizi (Istiany dkk, 2013).

Kelemahan antropometri antara lain yaitu tidak sensitif, artinya tidak dapat

mendeteksi status gizi dalam waktu singkat. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik

dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas

pengukuran antropometri. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat

2.3 Jenis- Jenis Antropometri

Antropometri terbagi atas dua cara pengukuran yaitu antropometri statis dan
anthropometri dinamis.
a. Antropometri Statis
Antropometri statis disebut juga dengan pengukuran dimensi struktur
tubuh. Anthropometri statis berhubungan dengan pengukuran dengan keadaan
dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan diam atau dalam posisi standar.
Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain berat badan, tinggi
tubuh, ukuran kepala, panjang lengan dan sebagainya.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia
diantaranya :
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Suku bangsa
4. Pekerjaan
b. Antropometri dinamis
Antropometri dinamis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri
fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan
yang mungkin terjadi saat pekerjaan tersebut melaksanakan kegiataannya.
Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis yaitu:

5
1. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti
keadaan mekanis dari suatu aktivitas
2. Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja
3. Pengukuran variabilitas kerja
Pengukuran Anthropometri bertujuan untuk mengetahui bentuk dimensi
tubuh manusia, agar peralatan yang dirancang lebih sesuai dan dapat
memberikan rasa nyaman serta menyenangkan.
2.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup utama dari data anthropometri antara lain adalah :
a. Desain pakaian
b. Desain tempat kerja
c. Desain dari lingkungan
d. Desain peralatan, perkakas dan mesin-mesin
e. Desain produk konsumer
Contoh-contoh dari aplikasi data antropometri misalnya : kaus kaki, kursi, helm,
sepeda, meja dapur, perkakas tangan, tempat tidur, meja, interior mobil, mesin
produksi, dan sebagainya. Seorang desainer seharusnya memperhatikan aspek
dimensi tubuh dari populasi yang akan menggunakan peralatan hasil rancangannya
tersebut. Dalam hal ini, harus ada semacam target, misalnya sedikitnya 90 sampai
95 % dari populasi harus dapat menggunakan hasil desainnya tersebut.
Hal ini sangat diharapkan di banyak situasi dan kondisi di mana mesin atau
peralatan yang dioperasikan membutuhkan human interchangeability, di mana hal
tersebut dapat dicapai dengan membuat rancangan yang dapat disesuaikan
(adjustable design). Contoh kasus adalah pada kursi mobil untuk pengemudi, di
mana kursi seharusnya dapat disesuaikan di berbagai variasi gerakan dan
kedudukan pada waktu mengemudi supaya si pengemudi merasa nyaman. Orang
yang bertubuh pendek mungkin tidak akan bisa menjangkau kontrol yang
dilakukan dengan kaki, yaitu pedal gas, pedal rem dan pedal klos tanpa kursi yang
bisa disesuaikan dengan cara digerakkan maju/mundur.

6
Daftar Pustaka
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/524/3/BAB%20II.pdf

https://www.academia.edu/11662941/makalah_anthropometri

Anda mungkin juga menyukai