Anda di halaman 1dari 29

P

PRAKTIKUM
TEKNIK INSTALASI LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
DAFTAR ISI

PERCOBAAN I PENGAWATAN INSTALASI ........................................................................... 1


PERCOBAAN II KONTINUITAS ............................................................................................ 5
PERCOBAAN III ISOLASI ..................................................................................................... 8
PERCOBAAN IV PENGUKURAN RESISTASI PENTANAHAN ................................................ 11
PERCOBAAN V IMPEDANSI LOOP GANGGUAN ............................................................... 15
PERCOBAAN VI PENGARUH TIPE PENTANAHAN TERHADAP IMPEDANSI LOOP .............. 18
PERCOBAAN VII PENGARUH RESISTANSI PENTANAHAN TERHADAP IMPEDANSI LOOP .. 21
PERCOBAAN VIII RESIDUAL CURRENT DETECTOR (RCD).................................................. 24
TUGAS PENDAHULUAN ................................................................................................... 27

PE

Lamp 2
L1,N,PE
L1,N,PE
L1,N,PE

Outlet 2 Outlet 3
L1,L2,L3,
L1 N PE N, PE
Washing

PE
L1,N B
Mach.

RCD F F F B10 Comp.


L1 L1 6
L2 L2 L1,L2,L3,N PE Sistem
EC2 EC3
L3 L3
N L1,L2,L3,N
N
G G/PE
G/PE
L1,L2,L3,N

Lamp 1 L1,L2,L3,N, PE
PE
L1,L2,L3, PE
L1,N,PE

J3

J1 B B Outlet 1 3 ph
J4 RCD B10 B6
B6
6 6 outlet
PE
L1
L2
L3

EC1
3 ph
MPE motor PE
J2

i
PERCOBAAN I PENGAWATAN INSTALASI

1.1 Tujuan

1. Mengetahui pengawatan instalasi menggunakan kotak kontak, saklar


tunggal, dan saklar tukar.
2. Mengetahui pengawatan instalasi menggunakan kontaktor.

1.2 Teori Dasar

Pada instalasi untuk penerangan, terdapat berbagai macam saklar yang


digunakan untuk mengendalikan lampu. Diantaranya adalah :
 Saklar tunggal, digunakan untuk mngendalikan lampu dari satu tempat.
 Saklar tukar, digunakan untuk mengendalikan lampu dari dua tempat.
Contoh penggunaan kontak kontak, saklar tunggal dan saklar tukar
ditunjukkan pada diagram satu garis dan pengawatan gambar 1.1.Saklar tukar
biasa juga disebut sebagai saklar hotel karena penggunaannya yang luas pada
kamar-kamar hotel.

Kotak Kontak

2 2
2
2

Saklar Tunggal

1
Saklar Tunggal & Kotak Kontak

Saklar Tukar

Gambar 1.1. Diagram satu garis dan pengawatan kotak kontak, saklar tunggal
dan saklar tukar

Untuk mengendalikan peralatan yang berdaya besar, penggunaan saklar


biasa tidak memungkinkan karena keterbatasan kemampuan menglirkan arus
terutama ketika peralatan dinyalakan.Peralatan seperti motor-motor listrik
dengan kapasitas besar dikendalikan dengan menggunakan kontaktor. Kontak-
kontak pada kontaktor digerakkan oleh kumparan yang menghasilkan medan
magnet. Medan magnet tersebut diperoleh dengan menghubungkan kumparan
(koil) ke sumber listrik melalui push botton.
Selain memiliki kontak-kontak utama, kontaktor juga dilengkapi dengan
kontak bantu. Salah satu fungsi kontak bantu adalah sebagai pengunci agar arus
tetap dapat mengalir ketika push botton dilepaskan.
Contoh penggunaan kontaktor adalah starting motor listrik dengan sistem
Dirrect On Line (DOL) seperti diperlihatkan pada gambar 1.2.

2
F

Push Botton
OFF

Push Botton Kontak Kontak


ON bantu NO utama

Koil
Kontaktor M

Gambar 1.2.Penggunaan Kontaktor Untuk starting Motor Listrik

1. 3 Alat dan Bahan

1. Tusuk kontak, kotak kontak


2. Saklar tunggal
3. Saklar Tukar
4. Kontaktor
5. Push botton
6. MCB C2
7. Pipa, T-Dus, L bow, Duct sirip, DIN Rell C Omega, Terminal.( Legrand)
8. Kabel NYA dan NYAF
9. Lampu
10. Motor induksi 1 fasa
11. Obeng + dan –
12. Tang kupas, tang kombinasi, tang potong
13. Clamp meter, Multimeter

1. 4 Langkah-langkah Percobaan

1. Rangkai peralatan berdasarkan diagram satu garis pada gambar 1.3.

3
Gambar 1.3. Rangkaian percobaan kotak kontak,
saklar tunggal dan saklar tukar
2. Periksa sambungan dengan mengubah posisi saklar dengan multimeter
3. Hubungkan rangkaian dengan sumber.
4. Ubah posisi saklar dan amati kondisi lampu, lengkapi tabel 1.1.
5. Buat rangkaian seperti gambar 1.2.
6. Periksa sambungan menggunakan multimeter sambil menekan push
botton dan tombol kontaktor.
7. Hubungkan rangkaian dengan sumber.
8. Tekan push botton dan amati kerja rangkaian yang anda buat.
9. Bandingkan kondisi rangkaian jika sambungan pada kontak bantu NO di
lepaskan.
Ukur tegangan, arus dan daya pada kedua rangkaian yang anda buat.

1. 5 Hasil dan Pembahasan

Tabel 1.1 Hasil pengamatan kondisi lampu


Posisi Saklar Kondisi Lampu
S1 S2 S3 Lampu A Lampu B
off off off
on off off
off off off
off on off
off on on
off off on

Uraikan hasil yang anda peroleh berdasarkan kondisi lampu. Uraikan juga
hasil perobaan dengan kontaktor berdasarkan kondisi rangkaian ketika anda
menekan push botton on dan off, dengan dan tanpa kontaktor bantu.
Deskripsikan kondisi tegangan, arus dan daya pada instalasi yang anda buat.

1. 6 Kesimpulan

Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil dan pembahasan

4
PERCOBAAN II KONTINUITAS

2.1 Tujuan

Mengetahui apakah kontinuitas instalasi memenuhi persyaratan atau tidak.

2.2 Teori Dasar

Ketika terjadi gangguan pada instalasi yang melibatkan tanah/rangka


peralatan, peralatan proteksi harus mampu memutuskan jaringan instalasi
dengan sumber.Salah satu persyaratan agar peralatan proteksi dapat bekerja
adalah resistansi yang menghubungkan bagian-bagian instalasi yang
ditanahkanan harus cukup rendah.Hal ini untuk menjamin agar tegangan sentuh
yang ditimbulkan kurang dari 50 V.
Panel
Pelanggan Peralatan

RPE
RG1 V sentuh

Gambar 2.1. Aliran arus listrik ketika terjadi gangguan satu fasa ketanah

Berdasarkan gambar 2.1, resistansi antara bagian-bagian instalsi yang


dihubungkan dengan kawat ground (PE)adalah :
50  IXRPE
50
RPE 
IX
Arus IX adalah arus gangguan yang menyebabkan alat proteksi bekerja,
dalam waktu tertentu, misalnya :
 MCB C6, IX = 6 x 10 = 60 A untuk 0,4
 MCB B6, IX = 6 x 5 = 30 A untuk 0,4
 Fuse Gg 6 A, IX = 46,4 A untuk 0,4 detik dan IX = 26,7 A untuk 5 detik.
 RCD 30 mA IX = 0,03 A

2. 3 Alat dan Bahan

1. Demonstration Board (Electric Instalation)


2. Alat ukur pengujian instalasi : Metrel MI 3102

5
2. 4 Langkah-langkah Percobaan

PE

Lamp 2

L1,N,PE
L1,N,PE
L1,N,PE
Outlet 2 Outlet 3
L1,L2,L3,
L1 N PE N, PE

Washing
PE
L1,N B

Mach.
RCD F F F B10 Comp.
L1 L1 6
L2 L2 L1,L2,L3,N PE Sistem
EC2 EC3
L3 L3
N L1,L2,L3,N
N
G G/PE
G/PE
L1,L2,L3,N

Lamp 1 L1,L2,L3,N, PE
PE

L1,L2,L3, PE
L1,N,PE
J3

J1 B B Outlet 1 3 ph
J4 RCD B10 B6
B6
6 6 outlet

PE
L1
L2
L3
EC1
3 ph
MPE motor PE
J2

L N PE

Continuity

Gambar 2.2. Koneksi alat ukur dengan demonstration board


untuk pengukuran kontinuitas

1. Pastikan demonstration board tidak terhubung dengan sumber.


2. Periksa dan catat peralatan proteksi untuk bagian intalasi lampu 1, lampu
2 , motor 3 fase, Kotak kontak (outlet) 3 fasa.
3. Hitung arus Ix pada bagian instalasi diatas.
4. Hitung nilai resistansi maksimum RPE.
5. Atur selektor alat ukur pada posisi pengukuran kontinuitas. Tekan tombol
Help untuk mengetahui cara menghubungkan probe alat akur. Gambar
2.2 menunjukkan contoh koneksi alat ukur untuk pengukuran kontinuitas
6. Ukur dan kontinuitas antara :
 EC1 dan ground (PE) untuk lampu 1
 EC2 dan ground (PE) lampu 2
 EC1 dan ground (PE) motor 3 fasa
 EC1 dan ground (PE) outlet 3 fasa

6
2. 5 Hasil dan Pembahasan

Tabel 2.1 Hasil pengukuran kontinuitas

Kontinuitas (RPE)
Bagian Instalasi Alat Proteksi Keterangan
Maksimum Pengukuran
EC1 dan ground untuk lampu 1

EC2 dan ground lampu 2

EC1 dan ground motor 3 fasa

EC1 dan ground outlet 3 fasa

EC2 dan MPE

Uraikan hasil yang anda peroleh.

2. 6 Kesimpulan

Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil dan pembahasan.

7
PERCOBAAN III ISOLASI

3.1 Tujuan

Mengetahui apakah isolasi instalasi memenuhi persyaratan atau tidak.

3.2 Teori Dasar

Isolasi penghantar mempengaruhi kebocoran arus pada


instalasi.Kegagalan/rusaknya isolasi dapat mengakibatkan timbulnya gangguan
hubung singkat, atau suatu bagian yang seharusnya tidak bertegangan akan
menjadi bertegangan.Isolasi yang buruk dan menimbulkan percikan api(spark)
mengakibatkan kebakaran. Isolasi penghantar semakin buruk karena pengaruh
umur atau lingkungan.
Pengukuran isolasi dikenal dengan istilah meggering.Meggering dilakukan
antara semua penghantar, yaitu :
 Fasa dengan fasa
 Fasa dengan netral
 Fasa dengan penghantar pengaman
 Penghantar dengan bagian-bagian lain pada instalasi
Ketika melakukan meggering, alat ukur memberikan tegangan tertentu
pada instalasi.Tegangan dibandingkan dengan dan arus yang mengalir sehingga
diperoleh nilai resistansi isolasi.Untuk instalasi listrik tegangan rendah, standar
tegangan yang digunakan adalah 500 V. Isolasi instalasi memnuhi persyaratan
jika hasil pengukuran lebih besar dari 0,5 M.

3. 3 Alat dan Bahan

1. Demonstration Board (Electric Instalation)


2. Alat ukur pengujian instalasi : Metrel MI 3102

8
3. 4 Langkah-langkah Percobaan

PE
Outlet 3
Lamp 2

L1,N,PE
L1,N,PE
L1,N,PE
Outlet 2
L1,L2,L3,
L1 N PE N, PE

Washing
PE
L1,N B

Mach.
RCD F F F B10 Comp.
L1 L1 6
L2 L2 L1,L2,L3,N PE Sistem
EC2 EC3
L3 L3
N L1,L2,L3,N
N
G G/PE
G/PE
L1,L2,L3,N

Lamp 1 L1,L2,L3,N, PE
PE

L1,L2,L3, PE
L1,N,PE
J3

J1 B B Outlet 1 3 ph
J4 RCD B10 B6
B6
6 6 outlet

PE
L1
L2
L3
EC1
3 ph
MPE motor PE
J2

L N PE

Insulation

Gambar 3.1. Koneksi alat ukur dengan demonstration board


untuk pengukuran isolasi

1. Pastikan demonstration board tidak terhubung dengan sumber.


2. Atur selektor alat ukur untuk pengukuran isolasi. . Tekan tombol Help
untuk mengetahui cara menghubungkan probe alat akur.
3. Atur standar tegangan yang digunakan, yaitu 500 V.
4. Ukur isolasi pada instalasi sesuai dengan tabel 3.1. Tekan tombol Help
untuk mengetahui cara menghubungkan probe alat akur. Gambar 2.2
menunjukkan contoh koneksi alat ukur untuk pengukuran isolasi antara
fasa dan netral pada outlet 3

Catatan : sumber tegangan tidak boleh dihubungkan ke jaringan instalasi.

9
3. 5 Hasil dan Pembahasan

Table 3.1 hasil pengukuran arah putaran kiri

Bagian Instalasi Nilai Resistansi Isolasi Keterangan

Fasa dan netral outlet 3

Fasa dan ground outlet 3

Netral dan ground outlet 3

Fasa dan ground mesin cuci

Berikan pembahasan sesuai dengan hasil percobaan.

3. 6 Kesimpulan

Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil dan pembahasan

10
PERCOBAAN IV PENGUKURAN RESISTASI PENTANAHAN

4.1 Tujuan

1. Memahami pengukuran resistansi penatanahan.

4.2 Teori Dasar

Resistansi pentanahan dipengaruhi oleh :


 Resistansi jenis tanah
 Bentuk dan ukuran electrode pentanahan (rod)
Dari gambar 4.1, semakin jauh bagian/lapisan tanah dari rod, arus listrik
semakin mudah mengalir.Pada jarak yang lebih jauh, lapisan tanah dapat
diabaikan karena pengaruhnya terhadap resistansi pentanahan semakin kecil.

Gambar 4.1 Pengaruh bagian/lapisan tanah terhadap resistansi pentanahan.

Pengukuran resistansi pentanahan dilakukan dengan menggunakan 2


elektrode bantu (gambar 4.2), yaitu electrode arus (Z) dan electrode tegangan
(Y). Elektrode bantu arus berfungsi untuk memberikan arus ke tanah, sedangkan
electrode tegangan berfungsi untuk mengukur tegangan yang timbul antara
electrode utama (X) dengan titik-titik tertentu pada permukaan tanah. Arus dan
tegangan tersebut akan diproses oleh alat ukur untuk memperoleh resistansi
pentanahan electrode utama, yaitu :

11
Gambar 4.2 Prinsip pengukuran resistansi pentanahan

Untuk mengurangi pengaruh overlapping lapisan tanah, jarak electrode


utama (X) terhadap electrode tegangan (Z) harus sejauh mungkin.Gambar 4.3
memperlihatkan pengaruh lapisan tanah pada jarak yang dekat dan jarak yang
relatif jauh.

Gambar 4.3 Pengaruh jarak elektode terhadap overlapping lapisan tanah.

Pengaruh overlapping lapisan tanah dapat dikurangi dengan


memaksimalkan jarak X dan Z.
Secara matematis, pengaruh overlapping dapat dihilangkan jika jarak X
dan Y adalah 62% dari jarak X dan Z. Jadi agar diperoleh hasil pengukuran yang
akurat, elektroda Y diletakkan pada jarak 62% terhadap elektroda X. Akurasi

12
pengukuran dapat diperiksa dengan menggeser elektroda Y sebesar ±10 %
seperti pada gambar 4.4.

Gambar 4.4. Metode pengukuran resistansi pentanahan

4.3 Alat dan Bahan

1. Batang pentanahan (rod) sebagai elektrode utama


2. Elektrode bantu ( 2 buah)
3. Alat ukur pengujian instalasi : Metrel MI 3102

4.4 Langkah-langkah Percobaan

Alat ukur

Elektrode Elektrode
tegangan arus
rod

2m 2m 2m 2m 2m 2m 2m 2m

16 m

Gambar 4.5. Pengukuran Resistansi Pentanahan

1. Tancapkan elektrode bantu arus pada jarak 16 meter dari elektrode


utama yang akan diukur resistansi pentanahannya.
2. Tancapkan elektrode bantu tegangan pada jarak 2 meter dari elektrode
utama.

13
3. Nyalakan alat ukur dan atus posisi selektor untuk pengukuran resistansi
pentanahan.
4. Tekan tombol help untuk mengetahui kabel/probe yang akan
dihubungkan ke setiap elektrode. Hubungkan kabel/probe kesetiap
elektrode.
5. Tekan kembali tombol help untuk mengembalikan tampilan alat akur ke
mode pengukuran.
6. Tekan tombol test dan catat hasil yang diperoleh.
7. Pindahkan elektrode tegangan sejauh 2 m dan ulangi pengukuran.

4.5 Hasil dan Pembahasan

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Resistansi Pentanahan


Jarak Elektrode Resistansi Hasil
Tegangan Pengukuran
2
4
6
8
10 (±62%)
12
14
16

Buat grafik hasil pengukuran kemudian analisis hasil yang anda peroleh.
Berapa resistansi pentanahan elektroda tersebut ?

4.6 Kesimpulan

Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil dan pembahasan

14
PERCOBAAN V IMPEDANSI LOOP GANGGUAN

5.1 Tujuan

Mengetahui apakah impedansi loop gangguan satu fasa ketanah


memenuhi persyaratan atau tidak.

5.2 Teori Dasar

Jika terjadi masalah pada peralatan yang ditanahkan, misalnya kebocoran


isolasi sehingga terjadi gangguan satu fasa ketanah melalui rangka peralatan,
arus yang mengalir harus diputuskan untuk mencegah kerusakan dan
kemungkinan timbulnya tegangan sentuh pada peralatan. Arus yang mengalir
harus cukup agar alat proteksi dapat bekerja dalam waktu 0,4 detik untuk bagian
instalasi yang dilengkapi dengan kotak kontak (soket keluaran) dan 5 detik untuk
peralatan tetap. Besar arus gangguan tergantung dari impedansi loop (Zs). Nilai
Impedansi loop dipengaruhi oleh :
1. Resistansi kawat fasa dari sumber ke pelanggan
2. Resistansi kawat fasa dari panel ke peralatan
3. Resistansi kawat pengaman (ground (PE)) PE atau PEN
4. Tipe pentanahan
Panel
Pelanggan Peralatan

R1 R2

R4
R3

Gambar 5.1 Resistansi yang mempengaruhi impedansi loop


pada sistem TN-C-S

Agar alat proteksi dapat bekerja dengan cepat, harus terdapat kesesuaian
antara impedansi loop instalsi dengan impedansi loop yang diijinkan untuk alat
proteksi yang digunakan pada instalasi. Nilai impedansi loop yang dijinkan untuk
alat proteksi dapat dilihat pada tabel 5.1.

15
Tabel 5.1 Impedansi loop peralatan proteksi pada tegangan 230 V
Impedansi loop
Alat proteksi Keterangan
maksimum ()
MCB B3 15,33
MCB B6 7,67
MCB B10 4,6
MCB B16 2,87
MCB C6 3,83
MCB C10 2,3
MCB C16 1,44
8,52 0, 4 detik
Fuse Gg 6 A
13,5 5 detik
5,11 0, 4 detik
Fuse Gg 10 A
7,42 5 detik
RCD 30 mA 1533
RCD 100 mA 460
RCD 300 mA 153

5. 3 Alat dan Bahan

1. Demonstration Board (Electric Instalation)


2. Alat ukur pengujian instalasi : Metrel MI 3102

5. 4 Langkah-langkah Percobaan

1. Catat alat proteksi yang digunakan pada bagian instalasi sesuai dengan
tabel 5.2.
2. Atur selektor alat ukur untuk pengukuran impedansi loop gangguan.
Tekan tombol Help untuk mengetahui cara menghubungkan probe alat
akur.
3. Sesuaikan alat proteksi pada bagian instalasi dengan alat ukur, yaitu
jenis alat proteksi, arus dan waktu kerja.
4. Hubungkan jumper J1 untuk mendapatkan pentanahan sistem TN-C-S.
5. Impedansi loop tidak bisa terukur jika terdapat RCD. Hubungkan jumper
J3 untuk tidak menggunakan RCD.
6. Hubungkan demostration board dengan sumber tegangan.
7. Ukur impedansi loop pada bagian instalasi sesuai dengan tabel 5.2.
Tekan tombol Help untuk mengetahui cara menghubungkan probe alat
akur. Gambar 5.2 menunjukkan contoh koneksi alat ukur untuk
pengukuran impedansi loop pada outlet 1.

16
PE
Outlet 3
Lamp 2

L1,N,PE
L1,N,PE
L1,N,PE
Outlet 2
L1,L2,L3,
L1 N PE N, PE

Washing
PE
L1,N B

Mach.
RCD F F F B10 Comp.
L1 L1 6
L2 L2 L1,L2,L3,N PE Sistem
EC2 EC3
L3 L3
N L1,L2,L3,N
N
G G/PE
G/PE
L1,L2,L3,N

Lamp 1 L1,L2,L3,N, PE
PE

L1,L2,L3, PE
L1,N,PE
J3

J1 B B Outlet 1 3 ph
J4 RCD B10 B6
B6
6 6 outlet

PE
L1
L2
L3
EC1
3 ph
MPE motor PE
J2

L N PE

Loop Impedance

Gambar 5.2. Koneksi alat ukur dengan demonstration board


untuk pengukuran impedansi loop

5. 5 Hasil dan Pembahasan

Tabel 5.2 Hasil pengukuran impedansi loop


Impedansi loop (Ohm)
Bagian Instalasi Alat Proteksi Keterangan
Maksimum Pengukuran
Outlet 1
Outlet 2
Motor 3 fasa
Lampu 1
Lampu 2
Outlet lab 1
Outlet lab 2
Berikan pembahasan sesuai dengan hasil percobaan.

5. 6 Kesimpulan

Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil dan pembahasan

17
PERCOBAAN VI PENGARUH TIPE
PENTANAHAN TERHADAP IMPEDANSI LOOP

6.1 Tujuan

Mengetahui pengaruh tipe pentanahan terhadap impedansi loop.

6.2 Teori Dasar

Pada tipe pentanahan TT, impedansi loop gangguan sangat dipengaruhi


oleh resistansi pentanahan karena arus gangguan akan dialirkan menuju tanah.
Sedangkan pada tipe TN-C-S, jalur arus gangguan tidak melibatkan tanah
sehingga impedansi loopnya hanya dipengaruhi oleh resistansi kawat dan
resistansi sumber.

Panel
Pelanggan Peralatan

fasa fasa

Netral (N) Netral (N)

Pengaman/Ground
(PE)

Pentanahan Tipe TT

Panel
Pelanggan Peralatan

fasa fasa

Netral & pengaman


Netral (N)
(PEN)

Pengaman/Ground
(PE)

Pentanahan Tipe TN-C-S

Gambar 6.1 Jalur arus gangguan .

18
6. 3 Alat dan Bahan

1. Demonstration Board (Electric Instalation)


2. Alat ukur pengujian instalasi : Metrel MI 3102

6. 4 Langkah-langkah Percobaan

PE
Outlet 3
Lamp 2

L1,N,PE
L1,N,PE
L1,N,PE
Outlet 2
L1,L2,L3,
L1 N PE N, PE

Washing
PE
L1,N B

Mach.
RCD F F F B10 Comp.
L1 L1 6
L2 L2 L1,L2,L3,N PE Sistem
EC2 EC3
L3 L3
N L1,L2,L3,N
N
G G/PE
G/PE
L1,L2,L3,N

Lamp 1 L1,L2,L3,N, PE
PE

L1,L2,L3, PE
L1,N,PE

J3

J1 B B Outlet 1 3 ph
J4 RCD B10 B6
B6
6 6 outlet

PE
L1
L2
L3
EC1
3 ph
MPE motor PE
J2

L N PE

Loop Impedance

Gambar 6.2. Koneksi alat ukur dengan demonstration board


untuk pengukuran impedansi loop pada pentanahan sistem TT.

1. Catat alat proteksi yang digunakan pada bagian instalasi sesuai dengan
tabel 6.1 dan 6.2.
2. Atur selektor alat ukur untuk pengukuran impedansi loop gangguan.
Tekan tombol Help untuk mengetahui cara menghubungkan probe alat
akur.
3. Sesuaikan alat proteksi pada bagian instalasi dengan alat ukur, yaitu
jenis alat proteksi, arus dan waktu kerja.
4. Untuk pentanahan sistem TT, cabut jumper J1.
5. Impedansi loop tidak bisa terukur jika terdapat RCD. Hubungkan jumper
J3 untuk tidak menggunakan RCD.
6. Hubungkan demostration board dengan sumber tegangan.

19
7. Ukur impedansi loop pada bagian instalasi sesuai dengan tabel 6.1 dan
6.2. Tekan tombol Help untuk mengetahui cara menghubungkan probe
alat akur. Gambar 6.2 menunjukkan contoh koneksi alat ukur untuk
pengukuran impedansi loop pada outlet 1.
8. Hubungkan jumper J1 untuk mendapatkan pentanahan sistem TN-C-S
dan ulangi pengukuran.
9. Pasang jumper J1 untuk mengubah tipe pentanahan menjadi TN-C-S
dan ulangi pengukuran

6. 5 Hasil dan Pembahasan

Tabel 6.1 Hasil pengukuran impedansi loop pentanahan tipe TT


Impedansi loop (Ohm)
Bagian Instalasi Alat Proteksi Keterangan
Maksimum Pengukuran
Outlet 1
Motor 3 fasa
Lampu 1
Tabel 6.2 Hasil pengukuran impedansi loop pentanahan tipe TN-C-S
Impedansi loop (Ohm)
Bagian Instalasi Alat Proteksi Keterangan
Maksimum Pengukuran
Outlet 1
Motor 3 fasa
Lampu 1
Berikan pembahasan sesuai dengan hasil percobaan.

6. 6 Kesimpulan

Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil dan pembahasan

20
PERCOBAAN VII PENGARUH RESISTANSI
PENTANAHAN TERHADAP IMPEDANSI LOOP

7.1 Tujuan

Mengetahui pengaruh resistansi pentanahan terhadap impedansi loop

7.2 Teori Dasar

Pada tipe pentanahan TT, kemampuan alat proteksi untuk memutuskan


arus gangguan satu fasa ketanah sangat dipengaruhi oleh resistansi
pentanahan. Resistansi pentanahan yang kecil, akan memberikan impedansi
loop yang kecil pula sehingga lebih menjamin bekerjanya alat proteksi.
Resistansi pentanahan sangat dipengaruhi oleh dimensi elektroda dan
jumlah elektroda pentanahan yang digunakan. Jika resistansi pentanahan tidak
memberikan nilai impedansi loop yang sesuai, maka perlu diusahakan untuk
memperkecil resistansi pentanahan tersebut yaitu dengan memperbanyak jumlah
elektrode.

Panel
Pelanggan Peralatan

Elektrode
pentahan (rod)

Gambar 7.1 Pentanahan Tipe TT.

7. 3 Alat dan Bahan

1. Demonstration Board (Electric Instalation)


2. Alat ukur pengujian instalasi : Metrel MI 3102

7. 4 Langkah-langkah Percobaan

1. Catat alat proteksi yang digunakan pada bagian instalasi sesuai dengan
tabel 7.1 dan 7.2..
2. Atur selektor alat ukur untuk pengukuran impedansi loop gangguan.
Tekan tombol Help untuk mengetahui cara menghubungkan probe alat
akur.

21
3. Sesuaikan alat proteksi pada bagian instalasi dengan alat ukur, yaitu
jenis alat proteksi, arus dan waktu kerja.
4. Cabut jumper J1.
5. Hubungkan demostration board dengan sumber tegangan.
6. Ukur impedansi loop pada bagian instalasi sesuai dengan tabel 7.1 dan
7.2. Gambar 7..2 menunjukkan contoh koneksi alat ukur untuk
pengukuran impedansi loop pada outlet 1.
7. Gabungkan pentanahan proteksi petir dengan instalasi dan ulangi
pengukuran.

PE
Outlet 3
Lamp 2
L1,N,PE
L1,N,PE
L1,N,PE

Outlet 2
L1,L2,L3,
L1 N PE N, PE
Washing

PE
L1,N B
Mach.

RCD F F F B10 Comp.


L1 L1 6
L2 L2 L1,L2,L3,N PE Sistem
EC2 EC3
L3 L3
N L1,L2,L3,N
N
G G/PE
G/PE
L1,L2,L3,N

Lamp 1 L1,L2,L3,N, PE
PE
L1,L2,L3, PE
L1,N,PE

J3

J1 B B Outlet 1 3 ph
J4 RCD B10 B6
B6
6 6 outlet
PE
L1
L2
L3

EC1
3 ph
MPE motor PE
J2

L N PE

Loop Impedance

Gambar 7.2. Koneksi alat ukur dengan demonstration board


untuk pengukuran impedansi loop pada pentanahan sistem TT
(pentanahan instalasi digabung dengan pentanahan petir).

22
7. 5 Hasil dan Pembahasan

Tabel 7.1 Hasil pengukuran impedansi loop


(pentanahan instalasi terpisah dengan pentanahan petir)
Impedansi loop (Ohm)
Bagian Instalasi Alat Proteksi Keterangan
Maksimum Pengukuran
Outlet 1

Lampu 1

Motor 3 fasa

Tabel 7.2 Hasil pengukuran impedansi loop


(pentanahan instalasi digabung dengan pentanahan petir)
Impedansi loop (Ohm)
Bagian Instalasi Alat Proteksi Keterangan
Maksimum Pengukuran
Outlet 1

Lampu 1

Motor 3 fasa

Berikan pembahasan sesuai dengan hasil percobaan.

7.6 Kesimpulan

Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil dan pembahasan

23
PERCOBAAN VIII RESIDUAL CURRENT DETECTOR (RCD)

8.1 Tujuan

1. Mengetahui fungsi RCD pada instalasi.


2. Mengetahui apakah waktu trip dan tegangan sentuh RCD sesuai standar
atau tidak.

8.2 Teori Dasar

Residual Current Detector (RCD) bekerja dengan membandingkan arus


fasa dan arus netral seperti pada gambar 8.1. Jika jumlah kedua arus tersebut
tidak sama dengan nol berarti terjadi kebocoran. Alat ini sangat penting
digunakan pada instalasi yang tidak ditanahkan atau instalasi dengan
pentanahan TT tetapi resistansi pentanahan relatif besar.
Panel
Pelanggan Peralatan

Iin

RCD
Iout

RG1 Iresidu

Gambar 8.1 prinsip kerja RCD


Jika resistansi pentanahan memiliki nilai yang besar, arus gangguan relatif
kecil sehingga ada kemungkitan sekering/MCB tidak bekerja seperti yang
diharapkan sehingga dibutuhan proteksi dengan RCD. Parameter RCD yang
penting adalah kebocoran arus maksimum yang menyebabkan RCD trip. Arus
bocor maksimum akan menentukan impedansi loop maksimum dari instalasi
(lihat tabel 6.1). Hasil pengujian RCD harus memenuhi persyaratan :
• Tidak trip pada setengah rating arus trip, trip pada pada waktu tertentu
pada rating arus trip dan 5 kali rating arus trip. Contoh : RCD 30 mA,
harus trip dalam waktu < 40 milidetik jika diberikan arus bocor 150 mA
• Tegangan sentuh < 50 V

24
8.3 Alat dan Bahan

1. Demonstration Board (Electric Instalation)


2. Alat ukur pengujian instalasi : Metrel MI 3102

8.4 Langkah-langkah Percobaan

PE
Outlet 3
Lamp 2

L1,N,PE
L1,N,PE
L1,N,PE
Outlet 2
L1,L2,L3,
L1 N PE N, PE

Washing
PE
L1,N B

Mach.
RCD F F F B10 Comp.
L1 L1 6
L2 L2 L1,L2,L3,N PE Sistem
EC2 EC3
L3 L3
N L1,L2,L3,N
N
G G/PE
G/PE
L1,L2,L3,N

Lamp 1 L1,L2,L3,N, PE
PE

L1,L2,L3, PE
L1,N,PE

J3

J1 B B Outlet 1 3 ph
J4 RCD B10 B6
B6
6 6 outlet

PE
L1
L2
L3
EC1
3 ph
MPE motor PE
J2

L N PE

RCD

.
Gambar 8.2. Koneksi alat ukur dengan demonstration board
untuk pengukuran RCD

1. Catat rating RCD 1 fasa dan RCD 3 fasa pada instalsi.


2. Atur alat ukur dan lakukan pengukuran RCD. Sesuaikan rating RCD
pada alat ukur.
3. Sesuaikan arus bocor untuk pengukuran sesuai dengan tabel 8.1 dan 8.2
4. Hubungkan demostration board dengan sumber tegangan.
5. Ukur waktu trip dan tegangan sentuh RCD 1 fasa melalui outlet 2
kemudian RCD 3 fasa melalui outlet 1.

25
8.5 Hasil dan Pembahasan

Tabel 8.1 Hasil pengukuran RCD 1 fasa

RCD 1 Fasa
Rating Arus Nominal :
Rating Arus Bocor/Residu :

Arus Bocor Waktu Trip Tegangan Sentuh


1/2 x rating
1 x rating
5 x rating

Tabel 8.2 Hasil pengukuran RCD 3 fasa

RCD 3 Fasa
Rating Arus Nominal :
Rating Arus Bocor/Residu :

Arus Bocor Waktu Trip Tegangan Sentuh


1/2 x rating
1 x rating
5 x rating

Berikan pembahasan sesuai dengan hasil percobaan.

8.6 Kesimpulan

Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil dan pembahasan

26
TUGAS PENDAHULUAN

Jelaskan hal-hal yang telah anda peroleh pada mata kuliah teknik instalasi,
yang berkaitan dengan :

1. Iluminasi
2. Pengawatan instalasi
3. Kontinuitas
4. Isolasi
5. Impedansi loop gangguan
6. Pentanahan peralatan
7. Pengukuran resistansi pentanahan
8. RCD

Dikumpul pada minggu ke-3

27

Anda mungkin juga menyukai