Anda di halaman 1dari 29

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang penting. Khususnya di negara berkembang. Salah satu obat
andalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah antimikroba antara lain
antibakteri/antibiotik, antijamur, antivirus, antiprotozoal. Antibiotik merupakan
obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menimbulkan beberapa akibat yaitu
terjadinya resistensi kuman atau bakteri (Dewi, 2018).
Kesalahpahaman masyarakat dalam penggunaan antibiotik berpotensi
dapat menyebabkan pengobatan menjadi tidak tepat, dimana orang – orang
percaya antibiotik sebagai “obat yang luar biasa” atau “obat kuat” yang mampu
mencegah dan menyembuhkan setiap gejala maupun penyakit. Pengetahuan dan
keyakinan merupakan faktor yang berhubungan dapat mempengaruhi perilaku
penggunaan antibiotik tiap individu (Syahputra, 2018).
Contoh penggunaan antibiotik yang tidak tepat adalah saat antibiotik
memang diperlukan, tetapi dipakai secara tidak tepat. Misalnya, kita
menghentikan pemakaian antibiotik saat merasa penyakit sudah membaik tanpa
menghabiskannya sesuai anjuran dokter. Bisa juga kita membeli antibiotik sendiri
tanpa resep dokter (over the counter/otc), meminum antibiotik dengan dosis yang
tidak tepat, menyimpan antibiotik untuk persediaan bila sakit, atau memakai
resep orang lain untuk membeli antibiotik tanpa konsultasi dengan dokter
(Meilani et al.,2019).
World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 menyampaikan
berdasarkan survet global mengenai resisten antimikroba menunjukkan bahwa
resisten tidak lagi menjadi prediksi untuk masa depan namun itu terjadi sekarang.
WHO menyampaikan kini dunia sedang menuju Era-Pasca-Antibiotik, resisten
antibiotik dapat menyebabkan biaya kesehatan lebih tinggi.
2

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.2406/MENKES/PER/XII/2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan
Antibiotik dinyatakan bahwa intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi
menimbulkan berbagai permasalahan dan merupakan ancaman global bagi
kesehatan terutama resisten bakteri terhadap antibiotik. Selain memberi dampak
terhadap mortalitas dan mobilitas, juga memberikan dampak negatif terhadap
ekonomi social yang sangat tinggi. Fenomena yang terjadi dimasyarakat saat ini
menjadi sorotan hangat mengenai antibiotik. Namun, pada kenyataannya
antibiotik seringkali digunakan tanpa resep dokter. Banyak dampak dan efek yang
diberikan jika menggunakan antibiotik secara bebas atau tanpa melalui resep
dokter, salah satunya adalah terjadi resisten terhadap antibiotik. Suatu
kemampuan bakteri dalam menetralisir dan melemahkan daya kerja antibiotik
disebut dengan resisten. Pada awalnya kejadian resisten terjadi di tingkat rumah
sakit, lambat laun juga di lingkungan masyarakat, khususnya Streptococcus
pneumonia (SP), Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli. Salah satu faktor
yang mempengaruhi penggunaan antibiotik adalah tingkat pengetahuan individu
itu sendiri mengenai antibiotik.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.08
Tahun 2015 tentang Program Pengendalian Resisten Antimikroba di Rumah Sakit
menyebutkan Resisten antimikroba adalah kemampuan mikroba untuk bertahan
hidup terhadap efek antimikroba sehingga tidak efektif dalam penggunaannya.
Berdasarkan RISKESDAS pada tahun 2013 oleh badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
menunjukkan persentase sebesar 86,1% rumah tangga yang menyimpan antibiotik
tanpa resep dokter. Dimana rumah tangga yang mendapatkan antibiotik sumber
utamanya adalah dari apotek dan toko obat atau warung dengan persentase 27,2%.
Berdasarkan tempat tinggal, persentase rumah tangga yang memperoleh obat di
apotek lebih tinggi diperkotaan, akan tetapi sebaliknya persentase rumah tangga
yang memperoleh obat di toko obat atau warung lebih tinggi dipedesaan.
Desa Mawar Mekar Kecamatan Pulau Petak merupakan desa dengan akses
pelayanan kesehatan yang bisa dibilang minim karena hanya ada sebuah
3

puskesman dan klinik serta beberapa toko obat di sana. Masyarakat dapat dengan
mudah memperoleh antibiotik tanpa harus dengan resep dokter, dengan membeli
ditoko obat atau warung. Antibiotik juga sering digunakan sebagai obat untuk
mengobati sakit yang seharusnya tidak memerlukan antibiotik. Dari latar belakang
diatas maka dalam upaya peningkatan taraf kesehatan masyarakat peneliti
bekeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan
Masyarakat Desa Mawar Mekar Kecamatan Pulau Petak Terhadap Penggunaan
Antibiotik”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari penelitian
ini adalah Bagaimana Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Mawar Mekar
Kecamatan Pulau Petak Terhadap Penggunaan Antibiotik?

1.3 Batasan Masalah


Agar masalah ini tidak meluas, maka peneliti memberi batasan yaitu,
penelitian dilakukan tentang pengetahuan terhadap penggunaan antibiotik pada
masyarakat Desa Mawar Mekar Kecamatan Pulau Petak dengan kriteria sampel
penelitian ini khususnya masyarakat dewasa umur 18-50 tahun.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan
Masyarakat Desa Mawar Mekar Kecamatan Pulau Petak Terhadap Penggunaan
Antibiotik.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang obat
antibiotik dan mengurangi kesalahan dalam penggunaan antibiotik.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Obat


Berdasarkan UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, obat adalah bahan
atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.

2.2 Antibiotik
2.2.1 Definisi Antibiotik
Menurut Departemen Farmakologi dan Teraupetik Fakultas Kedokteran
(2013), Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi,
yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Antimikroba
ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia.
2.2.2 Klasifikasi Antibiotik
Berdasarkan Pertura Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2406/MENKES/PER/XII/2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik,
Klasifikasi antibiotik berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu:
1. Menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri, antara lain beta-
lactam (penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, inhibitor beta-
laktamase), basitrasin, dan vankomisin.
2. Memodifikasi atau menghambat sistesis protein antara lain, aminoglikosid,
kloramfenikol, tetrasiklin, mikrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin),
klindamisin, Mupirosin, dan spektinomisin.
3. Menghambat enzim-enzim esensial dalam metabolism folat antara lain,
trimetoprin dan sulfonamide.
4. Mempengaruhi sistesis atau metabolism asam nukleat antara lain, kuinolon,
nitrofurantoin.

5
5

2.2.3 Penggolongan Antibiotik


Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2406/MENKES/PER/XII/2011 Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik,
berdasarkan mekanisme kerjanya yaitu:
1. Obat yang menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri
a. Antibiotik Beta-Laktam
Antibiotik beta lactam terdiri dari berbagai golongan obat yang
mempunyai struktur cincin beta-laktam yaitu penisilin, sefalosporin,
monobaktam, karbapenem, dan inhibitor beta-laktamase. Obat-obat
antibiotic beta-laktam umumnya bersifat bakterisid, dan sebagian besar
efektif terhadap organisme gram negatif dan positif. Antibiotic beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri, dengan menghambat langkah
terakhir dalam sintesis peptidoglikan, yaitu heteropolimer yang memberikan
stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri.
1) Penisilin, golongan penisilin diklasifikasikan berdasarkan spectrum
aktivitas antibiotikanya. Contoh obat pada golongan ini, yaitu: Penisilin
G dan Penisilin V, amoxicillin, ampicillin, dan Piperasilin.
2) Sefalosporin, Sefalosporin menghambat sintesis dinding sel bakteri
dengan mekanisme serupa penisilin. Sefalosporin diklasifikasikan
berdasarkan generasinya. Antibiotik yang termasuk golongan ini, yaitu:
Cefadroksil, Cefprozil, Cefotaksim.
3) Monobaktam (beta-laktam monosiklik). Contoh obat pada golongan ini,
yaitu: Aztreonam.
4) Karbapenem, merupakan antibiotic ini yang mempunyai aktivitas
atibiotik yang lebih luas daripada sebagian besar betalaktam lainnya.
Contoh obat pada golongan ini, yaitu: Imipenem, Meropenem dan
Doripenem.
5) Inhibitor beta-laktam melindungi antibiotic beta-laktam dengan cara
menginaktivasi beta-laktam yang termasuk ke dalam golongan ini adalah
asam klavunat, Salbaktam dan Tazobaktam.
6

b. Basitrasin
Basitrasin adalah kelompok yang terdiri dari antibiotic polipeptida,
yang utama adalah basitrasin A. Berbagai kokus dan basil Gram-positif.
Neisseria, II influenza dan Treponema pallidum sensittif terhadap obat ini.
Basitrasin tersedia dalam bentuk salep mata dan kulit. Serta bedak untuk
topical.
c. Vankomisin
Vankomisin merupakan antibiotic lini ketiga yang terutama aktif
terhadap bakteri Gram-positif. Vankomisin hanya diindikasikan untuk
infeksi yang disebabkan oleh S. Aureus yang resisten terhadap metisilin.
Semua basil Gram-negatif dan mikobakteria resisten terhadap vankomisin
diberikan secara intravena dengan waktu paruh sekitar 6 jam. Efek
sampingnya adalah reaksi gipersensitivitas demam, flushing dan hipotensi,
serta gangguan pendengaran.
2. Obat yang memodifikasi atau menghambat sintesis protein
Obat yang termasuk golongan ini, yaitu:
a. Aminoglikosid
Obat golongan ini menghambat bakteri aerob Gram-negatif antibiotik
yang termasuk ke dalam golongan ini adalah Streptomisin, Neomisin,
Kanamisin, Gentamisin, Tombramisin, Amikasin, Netilmisin.
b. Tetrasiklin
Antibiotik yang termasuk ke dalam golongan ini adalah tetrasiklin,
doksisiklin, oksitetrasiklin, minosiklin, dan klortetrasiklin. Antibiotik
golongan ini mempunyai spektrum luas dan dapat menghambat berbagai
bakteri gram-positif, gram-negatif, baik yang bersifat aerob maupun
anaerob, serta mikroorganisme lain seperti Rieketsia, Mikroplasma,
Klamida dan beberapa spesies mikrobakteria.
c. Kloramfenikol
Kloramfenikol adalah antibiotik berspektrum luas, menghambat
bakteri gram-positif dan negatif, aerob dan anaerob. Klamidra, Rieketsa
7

dan Mikroplasma. Kloramfenikol mencegah sintesis protein dengan


berikatan pada submit ribosom 50S.
d. Makrolida
Makrolida aktif terhadap bakteri gram-positif. Tetapi juga dapat
menghambat beberapa Enterococcus dan basil gram-positif. Antibiotik
yang termasuk ke dalam golongan ini adalah Eritromisin, Azitromisin,
Klaritromisin, Roksitromisin.
e. Klindamisin
Klindamisin menghambat sebagian besar kokus gram-positif dan
sebagian besar bakteri anaerob, tetapi tidak bisa menghambat bakteri gram-
negatif aerob seperti Haemophilus, Micoplasma dan Chlamydia.
f. Mupirosin
Mupirosin Merupakan obat topikal yang menghambat bakteri gram-
positif dan beberapa gram-negatif. Tersedia dalam bentuk krim atau salep
2% untuk penggunaan di kulit dan salep 2% untuk intranasal.
g. Spektinomisin
Obat ini diberikan secara intramuscular, dapat digunakan sebagai
obat alternative untuk infeksi gonokokus bila obat lini pertama tidak dapat
digunakan. Obat ini tidak efektif untuk infeksi gonore faring.
2.2.4 Resistensi Antibiotik
Resistensi didefinisikan sebagai tidak terhambatnya pertumbuhan bakteri
dengan pemberian antibiotik secara sistemik dengan dosis normal yang
seharusnya atau kadar hambat minimalnya (Utami, 2011).
Menurut Departemen Farmakologi dan Teraupetik Fakultas Kedokteran
(2013), resisten antibiotik dapat terjadi karena beberapa faktor seperti di bawah
ini:
1. Pengguaan antibiotik yang sering.
2. Penggunaan antibiorik yang irasional.
3. Penggunaan antibiotik baru yang berlebihan.
4. Penggunaan antibiotik untuk jangka lama yang akan memberikan kesempatan
bertumbuhnya kuman yang lebih resisten.
8

5. Penggunaan antibiotik untuk ternak


6. Lain-lain.
2.2.5 Efek Samping Antibiotik
Menurut Departemen Farmakologi dan Teraupetik Fakultas Kedokteran
(2013), Efek samping penggunaan antimikroba dapat di kelompokkan menurut
reaksi alergi, reaksi idiosinkrasi, reaksi toksik, serta perubahan metabolik dan
biologik.
2.2.6 Prinsip Penggunaan Antibiotik Bijak (Prudent)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2406/MENKES/PER/XII/2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik,
Prinsip Penggunaan Antibiotik Bijak:
1. Penggunaan antibiotik bijak yaitu penggunaan antibiotik dengan spektum
sempit, pada indikasi yang ketat dengan dosis yang adekuat, interval dan lama
perberian yang tepat.
2. Kebijakan penggunaan antibiotik ditandai dengan pembatasan penggunaan
antibiotik dan mengutamakan penggunaan antibiotik lini pertama.
3. Pembatasan penggunaan antibiotik dilakukan dengan menerakan pedoman
penggunaan antibiotik, penerapan antibiotik secara terbatas (restricted), dan
penerapan kewenangan dalam penggunaan antibiotik tertentu (reserved
antibiotik)
4. Indikasi ketat antibiotik dimulai dengan menegakkan diagnosa penyakit
infeksi, menggunakan informasi klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium
seperti mikrobiologi, serologi, dan penunjang lainnya.
5. Pemilihan antibiotik harus berdasarkan pada:
a. Informasi tentang spektrum kuman penyebab infeksu dan pola kepekaan
kuman tehadap antibiotik.
b. Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi atau perkiraan kuman penybab infeksi.
c. Profil farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotik.
d. Melakukan de-esklasi setelah mempertimbangkan hasil mikrobiologi dan
klinis pasien serta ketersediaan obat.
e. Cost effective: obat dipilih atas dasar yang paling cost effective dan aman.
9

2.3 Pengetahuan
2.3.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan
ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Notoatmodjo (2010), Pengetahuan seseorang terhadap objek
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya
dibagi dalam 6 tingkaat pengetahuan, yaitu:
1. Tahu (Know)
Diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur
bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami artinya sebagai suatu objek bukan sekedar tahu terhadap
objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus
dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui
tersebut.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui
tersebut pada situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analsis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum
dan meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen pengetahuan
yang dimiliki.
10

6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi bekaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi dan penilaian tehadap suatu objek tertentu.
11

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Metode Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei yang bersifat deskriptif,
yaitu penelitian yang mendeskripsikan tentang tingkat pengetahuan masyarakat di
Desa Bunga Mawar Mekar Kecamatan Pulau Petak tehadap penggunaan
antibiotik.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
“Deskriptif”. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam status
kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu kelas peristiwa yang terjadi di dalam masyarakat. Tujuan dari penelitian
deskriptif adalah untuk membuat deskrpsi tentang suatu keadaan objektif (Nazir,
2014).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Peneletian ini dilaksanakan di Desa Bunga Mawar Mekar Kecamatan
Pulau Petak pada bulan April sampai Mei 2019.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian untuk objek yang diteliti.
Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh masyarakat Desa Bunga Mawar
Mekar Kecamatan Pulau Petak dengan kriteria usia dari 18-50 tahun yang mampu
membaca dan menulis.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representative (mewakili) (Nazir, 2014).
Penelitian ini menggunakan metode Krejcie dan Morgan, Krejcie dan
Morgan memberikan panduan dalam menentukan jumlah anggota sampel dan
populasi tertentu dengan taraf kepercayaan 95% dan taraf kesalahan 5%.

9
12

Rumus Perhitungan Krejcie dan Morgan:


𝑥 2 .𝑁.𝑃.(1−𝑃)
n=
(𝑁−1).𝑑2 + 𝑥 2 .𝑃 (1−𝑃)

Keterangan:
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi
𝑿𝟐 : Nilai Chi Kuadrat
P : Proporsi Populasi
D : Galat Praduga
Berdasarkan pada rumus perhitungan diatas dapat diketahui beberapa
keterangan mengenai Krejcie dan Morgan:
1. Tabel Krejcie-Morgan dapat digunakan untuk menentukan ukuran sampel,
hanya saja jika penelitian bertujuan untuk yang menduga proporsi populasi.
2. Asumsi tingkat keandalan 95%, karena menggunakan nilai 𝑋 2 =3,841 yang
artinya memakai α=0,05 pada derajat bebas 1.
3. Asumsi keragaman populasi yang dimasukkan dalam perhitungan adalah P(1-
P), dimana P=0,5’
4. Asumsi nilai galat pendugaan 5% (d=0,05).

Perhitungan Sampel

Rumus Krejcie dan Morgan:


𝑥 2 .𝑁.𝑃.(1−𝑃)
n=
(𝑁−1).𝑑2 + 𝑥 2 .𝑃 (1−𝑃)

Diketahui:
N = 577
𝑋 2 = 3,841
P = 0,5
D = 0,05

Ditanyakan: Sampel?
13

x 2 .N .P.(1  P)
n .
( N  1).d 2  x 2 .P(1  P)

3,841.577.(0,5.0,5)
n
(577  1).0,05 2  3,841.(0,5.0,5)

3,841.577.(0,25)
n
(577  1).0,05 2  3,841.(0,25)

3,841.144,25
n
1,44  0,96025

554,06425
n
2,40025

n  230,86

n  231
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini berdasarkan teknik
Porposive Sampling. Teknik ini didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang
dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah
dikenal sebelumnya (Notoatmodjo, 2010).
Kriteria yang digunakan pada penelitian ini adalah masyarakat dari usia
18-50 tahun, pendidikan minimal sekolah dasar, berakal sehat dan bersedia untuk
menjadi responden (Kriteria Inklusi). Apabila responden yang memenuhi kriteria
inklusi namun tidak bisa membaca dan menulis maka tidak diambil sebagai
responden (Kriteria Ekslusi).

3.5 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan
data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian
ini adalah menggunakan alat ukur berupa kuesioner/angket yang telah di validasi
oleh validator yang menggunakan indikator-indikator yang telah ditentukan dalam
kuesioner/angket.
14

3.6 Teknik Pegumpulan Data


Angket yang berisi pernyataan dijawab langsung oleh responden tanpa
diwakilkan oleh orang lain. Angket tersebut berisi daftar pernyataan yang disusun
oleh peneliti dan responden memberikan jawaban pada angket yang dibagikan
peneliti dengan pilihan jawaban “Benar” dan “Salah”.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data


Pada penelitian ini menggunakan teknik analisa presentatif, setelah
dilakukan pengumpulan data lalu disajikan dalam bentuk table.
Menurut Sibagariang (2010), rumus persentase yang merupakan proposi
pada hitungan 100% yaitu:

F
P = N × 100%

Keterangan:
P : Persentase
F : Frekuensi
N : Responden
100% : Pengali Tetap
Menurut Hanyi (2010), kriteria penilaian yang digunakan dalam
mengetahui data ditentukan dengan angka presentasi sebagai berikut:
1. Kategori mengetahui 76%-100%
2. Kategori cukup mengetahui 56%-75%
3. Kategori kurang mengetahui 40%-55%
4. Kategori tidak mengetahui 0%-39%
15

DAFTAR PUSTAKA

Badan Peneliti dan pengembangan kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar.


Jakarta.
Departemen Farmakologi dan Teraupetik Fakultas Kedokteran. 2013.
Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Universitas Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta.
Irawan, Charles. 2018. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Kampung Baru
Kecamatan Katingan Kuala Terhadap Antibiotik. Palangka Raya: Karya
Tulis Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011 . Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 2406/Menkes/Per/XII/2011 Tentang Pedoman
Umum Penggunaan Antibiotik. Jakarta.
Meilani, Debi. Dkk. 2019. PKM Penyuluhan Penggunaan Antibiotik Kepada
Masyarakat Desa Tembung. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat.
3(1):298.
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor:Ghalia Indonesia.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010 . Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010 dalam Putri, C. K. 2017. Evaluasi Tingkat Pengetahuan
Masyarakatat Tentang Penggunaan Antibiotik di Kabupaten Klaten.
Surakarta: Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesian. 2015. Program
Pengendalian Resisten Antimikroba di Rumah Sakit. Jakarta.
Pratomo, G.S dan Dewi, N.A. 2018. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Anjir
Mambulau Tengah Terhadap Penggunaan Antibiotik. Jurnal Surya
Medika.4(1):80.
Syahputra, R.A. 2018. Pengetahuan, Presepsi, dan Kepercayaan Masyarakat di
Kecamatan Penyabungan Kota Kabupaten Mandiling Natal Terhadap
Penggunaan Antibiotik. Medan: Skripsi Sarjana. Universitas Sumatera
Utara.
World Health Organization. 2015. Antibiotic Resistance. Abstrak Diunduh dari
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/antibiotic-resistance/en/
diakses pada 02/01/2019.
16

Lampiran 1. Perhitungan Sampel

Rumus Krejcie dan Morgan:

𝑥 2 .𝑁.𝑃.(1−𝑃)
n=
(𝑁−1).𝑑2 + 𝑥 2 .𝑃 (1−𝑃)

Diketahui:

N = 577

𝑋2 = 3,841

P = 0,5

D = 0,05

Ditanyakan: Sampel?

x 2 .N .P.(1  P)
n .
( N  1).d 2  x 2 .P(1  P)

3,841.577.(0,5.0,5)
n
(577  1).0,05 2  3,841.(0,5.0,5)

3,841.577.(0,25)
n
(577  1).0,05 2  3,841.(0,25)

3,841.144,25
n
1,44  0,96025

554,06425
n
2,40025

n  230,86

n  231
17

Lembar persetujuan sebagai peserta penelitian (Informed consent)

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA MAWAR MEKAR


KECAMATAN PULAU PETAK TERHADAP ANTIBIOTIK
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Menyatakan bahwa bersedia sebagai responden dalam penelitian yang
berjudul “Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Mawar Mekar Kecamatan
Pulau Petak Terhadap Antibiotik”. Saya menyatakan bahwa keikutsertaan saya
dalan penelitian ini adalah dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak
manapun.

Mawar Mekar, 2019


Yang membuat penyataan

( )
18

LEMBAR KUESIONER/ANGKET

A. Identitas Responden

Nama :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
B. Petunjuk Pengisian
1. Jawablah pertanyaan ini di bawah ini dengan memberikan tanda centang
(√) pada jawaban yang dianggap benar.
2. Apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dapat dipertanyaan kepada
penelitian.
C. Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pendapat anda! (Irawan,
2018)

Pernyataan Benar Salah


1. Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk
menghambat dan membunuh bakteri.
2. Parasetamol dan asam mefenamat adalah obat
golongan Antibiotik.
3. Sirup antibiotik tidak boleh digunakan lebih dari
7 hari setelah ditambahkan air.
4. Antibiotik dapat diminum bersamaan dengan
susu
5. Antibiotik dapat dibeli di Toko Obat.
6. Antibiotik adalah jenis obat yang harus dibeli
dengan resep dokter.
7. Jenis penyakit yang disebabkan oleh virus
membutuhkan pengobatan dengan antibiotik.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak benar dapat
menyebabkan bakteri resisten (kekebalan) terhadap
antibiotic tertentu.
9. Antibiotik harus diminum sampai habis, minimal
3 sampai 5 hari.
19

10. Amoxicillin, ampicillin, dan chloramphenicol


termasuk contoh obat Antibiotik.
20

Kunci Jawaban Kuesioner/angket (Irawan, 2018).

Pernyataan Benar Salah Literatur

1. Antibiotik adalah obat


yang digunakan untuk
√ Menurut Departemen
Farmokologi dan Teraupetk
menghambat dan Fakultas Kedokteran (2013).
membunuh bakteri.
2. Parasetamol dan asam
mefenamat adalah obat √
golongan Antibiotik.
3. Sirup antibiotik tidak
boleh digunakan lebih √ Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
dari 7 hari setelah No.2406/MENKES/PER/XII/2011
ditambahkan air. tentang Pedoman Umum
Penggunaan Antibiotik.

4. Antibiotik
diminum
dapat
bersamaan
√ Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
dengan susu No.2406/MENKES/PER/XII/2011
tentang Pedoman Umum
Penggunaan Antibiotik.

5. Antibiotik dapat dibeli


di Toko Obat.
√ www.depkes.go.id Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

6. Antibiotik adalah jenis


obat yang harus dibeli √ www.depkes.go.id Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
dengan resep dokter.
7. Jenis penyakit yang
disebabkan oleh virus √ World Health Organization. 2015.
Antibiotic Resistence.
membutuhkan
pengobatan dengan
antibiotik.
8. Penggunaan antibiotic
yang tidak benar dapat √ Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
menyebabkan bakteri No.2406/MENKES/PER/XII/2011
resisten (kekebalan) tentang Pedoman Umum
terhadap antibiotik Penggunaan Antibiotik.
tertentu.
9. Antibiotik harus
diminum sampai habis,
√ Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
minimal 3 sampai 5 hari. No.2406/MENKES/PER/XII/2011
tentang Pedoman Umum
21

Penggunaan Antibiotik.

10.
ampicillin,
Amoxicillin,
dan
√ Menurut Departemen
Farmokologi dan Teraupetk
chloramphenicol Fakultas Kedokteran (2013).
termasuk contoh obat
Antibiotik.
22

PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA MAWAR MEKAR


KECAMATAN PULAU PETAK TERHADAP ANTIBIOTIK

WINDY FEBRIANA
16.71.017371

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
PALANGKA RAYA
2019
23

PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA MAWAR MEKAR


KECAMATAN PULAU PETAK TERHADAP ANTIBIOTIK

Diajukan untuk memenuhi persyaratan melakukan penelitian


Dalam rangka penyusunan Karya Tulis Ilmiah

WINDY FEBRIANA
16.71.017371

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
PALANGKA RAYA
2019

i
24

HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA MAWAR MEKAR


KECAMATAN PULAU PETAK TERHADAP ANTIBIOTIK

WINDY FEBRIANA
16.71.017371

Disetujui oleh pembimbing untuk melakukan penelitian


dalam rangka penulisan Karya Tulis Ilmiah

Palangka Raya, 2019

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Syahrida Dian Ardhany, M.Sc., Apt Guntur Satrio P, M.Si., Apt


NIDN. 1128099001 NIDN. 1129078702

ii
25

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin adalah kalimat yang tak henti-hentinya


diucapkan sebagai perwujudan raa syukur ke hadirat Allah SWT, pencipta segala
makhluk, pemilik segala cinta dan kasih sayang, dan penawar segala derita, atas
segala nikmat kesehatan dan kesempatan yang diberikan-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Tingkat
Pengetahuan Masyarakat Desa Mawar Mekar Kecamatan Pulau Petak
Terhadap Antibiotik” sebagai salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan
pendidikan pada Jurusan Farmasi Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Penulis sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai penggunaan antibiotik dan bisa
dilanjutkan untuk melakukan penelitian Karya Tulis Ilmiah. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari yang diharapkan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah
ini dapat terlaksana dengan lancar berkat kerja sama, bantuan, bimbingan serta
dukungan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi
tingginya penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Sonedi, M.Pd selaku Rekktor Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya.
2. Ibu Nurhalina, SKM,M.Epid. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
3. Ibu Nurul Chusna, S.Farm.,M.Sc.,Apt. Selaku Plt. Ketua Program Studi D-
III Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya.
4. Ibu Nurul Qamariah,M.Si selaku dosen pembimbing akademik
5. Ibu Syahrida Dian A,M.Sc.,Apt dan Bapak Guntur Satrio P,M.Si.,Apt selaku
dosen pembimbing dalam pembuatan proposal ini.

iii
26

6. Bapak/ibu dosen serta seluruh staf pegawai Program Studi D-III Farmasi
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya yang telah banyak memberikan
bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis
menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Orang tua dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas
bantuan dan dukungan Yng diberikan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Semoga Tuhan yang Maha Esa membalas semua bantuan yang telah
diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa proposal Karya Tulis Ilmiah
ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, dan semoga proposal ini bisa
bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 2019

Penulis

iv
27

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ........................................................................ 3
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4
2.1 Definisi Obat .............................................................................. 4
2.2 Antibiotik ................................................................................... 4
2.3 Pengetahuan ............................................................................... 9
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 11
3.1 Jenis dan Metode Penelitian ....................................................... 11
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 11
3.3 Populasi dan Sampel .................................................................. 11
3.4 Teknik Pengambilan Sampel ..................................................... 13
3.5 Instrumen Penelitian .................................................................. 13
3.6 Teknik Pegumpulan Data ........................................................... 14
3.7 Pengolahan dan Analisis Data.................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
28

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian .......................................................................... i

vi
29

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Sampel ............................................................... i

vii

Anda mungkin juga menyukai