Anda di halaman 1dari 7

BAB I

Pengujian Kekuatan Jahitan

I. Maksud dan Tujuan


Mahasiswa diharapkan agar dapat menghitung dan mengetahui seberapa besar kekuatan
jahitan pada pengujian garmen.

II. Teori Dasar


Kekuatan jahitan adalah kemampuan suatu jahitan untuk menahan beban maksimum.
Stitch jahitan diatur sedemikian rupa sehingga didapat stitch 11 per inci. Kemungkinan yang
terjadi setelah kain iuji kekuatan jahitannya adalah kain putus, benang jahit yang putus, benang-
benang pada kain tergelincir dan gabungan dua atau tiga penyebabnya.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan jahitan :
a. Jenis setik
b. Kekuatan benang jahit
c. Jumlah setik/inchi
d. Tegangan benang jahit
e. Jenis seam
Elastisitas jahitan yang digunakan harus lebih besar daripada bahan yang dijahitnya dan
elastisitas ini bergantung pada jenis setik serta elastisitas benang jahitnya.

III. Alat dan Bahan


1. Alat uji kekuatan tarik dengan sisitem laju penarikan tetap/Dinamometer.
2. Jarak jepit 75 mm.
3. Kecepatan penarikan 300 ± 10 mm/menit
4. Kain tenun.
5. Gunting.
6. Benang jahit.
7. Mesin jahit.

IV. Langkah Kerja


1. Mengatur jarak jepit contoh uji pada dinamometer tepat di tengah penjepit yang berjarak
7.5 cm.
2. Menjepit contoh uji dan diatur sehingga jahitan putus di tengah.
3. Menjalankan dinamometer sampai jahitan putus.
1
4. Mencatat nilai kekuatan jahitan.
5. Mengamati dan mencatat evaluasi contoh uji : apakah jahitan putus, kain sobek atau kedua-
duanya.

V. Data Pengamatan dan Perhitungan


Tabel 1. Data Pengamatan Arah Lusi
No Lusi Keadaan Contoh Uji
1 16 Lepas jahitan
2 15,5 Lepas jahitan
3 17 Lepas jahitan

Tabel 2. Data Pengamatan Arah Pakan


No Pakan Keadaan Contoh Uji
1 8 Sobek kain
2 8,5 Sobek kain
3 8 Sobek kain

Tabel 3. Data Perhitungan


Lusi Pakan
No
Kekuatan Jahitan (kg) (x-x̅)2 Kekuatan Jahitan (kg) (x-x̅)2
1 16 0,0256 8 0,0256
2 15,5 0,4356 8,5 0,1156
3 17 0,7056 8 0,0256
∑ 48,5 1,1668 24,5 0,1668
x̅ 16,16 8,16

Lusi Pakan
√∑(𝐱−𝐱̅)𝟐 1,1668 √∑(𝐱−𝐱̅)𝟐 0,1668
SD = =√ = 0,54 SD = =√ = 0,54
𝑛−1 2 𝑛−1 2
𝑆𝐷 0,54 𝑆𝐷 0,54
CV = x 100% = x 100% = 3,34 % CV = x 100% = x 100% = 6,61 %
𝐱̅ 16,16 𝐱̅ 8,16
𝑆𝐷 0,54 𝑆𝐷 0,54
Se = √𝑛 = = 0,38 Se = √𝑛 = = 0,38
√3 √3

2
VI. Diskusi
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
praktikan, yaitu :
 Pada saat pemasangan kain dengan penjepit harus dilakukan sekencang mungkin untuk
menghindari selip dengan kain.
 Pada saat dilakukan penarikan, skala harus tepat pada titik nol.
 Pada saat dilakukan penarikan, tuas pengunci penjepit harus terus ditekan agar tidak terjadi
slip.
 Gerigi penunjuk jarum sudah pas sehingga pada saat pengujian tuas harus terus dipegang
agar tuas tidak kembali ke titik nol agar data pengujian akurat.
 Pada saat penjahitan contoh uji, tegangan benang atas dan tegangan benang bawah harus
seimbang agar didapatkan jahitan yang kuat.
 SPI yang digunakan untuk penjahitan contoh uji adalah 11, yang artinya terdapat 11 jeratan
dalam setiap 1 inchi.

V. Kesimpulan
Dari pengujian yang telah dilakukan didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu :
 Rata-rata kekuatan jahit lusi : 16,16 kg
 Standar Deviasi kekuatan jahit lusi : 0,54
 Koefisien Variasi kekuatan jahit lusi : 3,34 %
 Standar Error lusi : 0,38
 Rata-rata kekuatan jahit pakan : 8,16 kg
 Standar Deviasi kekuatan jahit pakan : 0,54
 Koefisien Variasi kekuatan jahit pakan : 6,61 %
 Standar Error pakan : 0,38

3
BAB II
Pengujian Selip Jahitan

I. Maksud dan Tujuan


Mahasiswa diharapkan untuk mengetahui dan menghitung besarnya slip jahitan dengan
bukaan 3 mm dan 6 mm.

II. Teori Dasar


Pada dasarnya pemakaian pakaian sehari-hari tidak akan lepas dari gesekan-gesekan
maupun tarikan terhadap pakaian yang digunakan. Gesekan dan tarikan tersebut dapat
mengakibatkan jahitan pada pakaian rusak, sebelum terjadi kerusakan tersebut sering terjadi
slip benang kain (yarn fabrics) pada daerah jahitannya.
Kerusakan tersebut sulit diperbaiki dengan penjahitan, sehingga pakaian tersebut tidak
dapat dipakai. Oleh karena itu pengukuran tahan selip pada kain tenun diperlukan dalam
pengendalian mutu.
Pengujian slip jahitan dilakukan dengan cara contoh uji dilipat kemudian dijahit didekat
dan sejajar dengan lipatan, kemudian dipotong. Contoh uji ditarik ke arah tegak lurus jahitan,
sehingga dapat ditentukan besarnya gaya yang menyebabkan terjadinya pergeseran benang
selebar yang ditentukan (3 mm dan 6 mm). Slip jahitan juga dapat diukur dengan beberapa cm
slip benang pada jahitan setelah diberi beban tertentu. Kedua cara ini bisa digunakan untuk
menentukan gaya yang diperlukan untuk pembukaan selebar 3 mm atau 6 mm.
Gambar 1. SNI Kain Tenun untuk Kemeja

4
III. Alat dan Bahan
1. Alat uji kekuatan tarik dengan sistem laju mulur tetap/instron
 Jarak jepit 75 mm
 Perbandingan antara kecepatan grafik dengan kecepatan penarikan adalah 5 : 1
 Kecepatan penarikan 100 ± 10 mm/menit
 Beban terpasang : 50 kg
2. Mesin jahit
3. Kain contoh uji
4. Benang jahit
5. Penggaris dengan skala mm
6. Gunting

IV. Langkah Kerja


1. Mengatur posisi tombol pada skala 50 kg dan jarak jepit 7,5 cm
2. Menjepit kedua sisi contoh uji yang telah dijahit pada instron
3. Memindahkan switch kekuatan tarik mulur tetap pada posisi On
4. Mengatur kertas grafik sehingga kedudukan pena grafik berada pada salah satu titik potong
dan kordinat grafik
5. Menekan tombol Up sehingga mesin bergerak menarik kain
6. Setelah itu menghentikan mesin dengan menekan tombol Off, kemudian meng Off kan
switch kekuatan tarik mulur
7. Menurunkan penjepit atas dengan menekan tombol down.
8. Pengujian dilakukan pada arah lusi dan arah pakan masing-masing 1 x
9. Mengevaluasi hasil pengujian

5
V. Data Perhitungan
Tabel 4. Data Perhitungan Lusi dan Pakan
Lusi Pakan

Bukaan 0,9 cm = 9 mm Bukaan 0,4 cm = 4 mm

 Bukaan 3  Bukaan 3
3 x 5 + 9 = 24 mm ( 2,4 cm ) 3 x 5 + 4 = 19 mm ( 1,9 cm )
Berat beban pada bukaan 3 adalah Berat beban pada bukaan 3 adalah
12 kg >1,9 kg
 Bukaan 6  Bukaan 6
6 x 5 + 9 = 39 mm ( 3,9 cm ) 6 x 5 + 4 = 34 mm ( 3,4 cm )
Berat beban pada bukaan 6 adalah Berat beban pada bukaan 6 adalah
21,5 kg >3,4 kg

VI. Diskusi
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, adapun hal – hal yang menjadi bahan diskusi yaitu:
 Contoh uji yang didapatkan praktikan sangat terbatas sehingga jika praktikan melakukan
kesalahan, maka tidak dapat mengulangi pengujian yang sama.
 Ketika menjepit kain contoh uji harus benar – benar kuat agar tidak terjadi slip contoh uji.
 Harus tepat dalam pembacaan skala untuk slip jahitan.

6
VII. Kesimpulan
Tabel 5. Hasil Data Perhitungan Lusi dan Pakan
Lusi Pakan

Bukaan 0,9 cm = 9 mm Bukaan 0,4 cm = 4 mm

 Bukaan 3  Bukaan 3
3 x 5 + 9 = 24 mm ( 2,4 cm ) 3 x 5 + 4 = 19 mm ( 1,9 cm )
Berat beban pada bukaan 3 adalah Berat beban pada bukaan 3 adalah
12 kg >1,9 kg
 Bukaan 6  Bukaan 6
6 x 5 + 9 = 39 mm ( 3,9 cm ) 6 x 5 + 4 = 34 mm ( 3,4 cm )
Berat beban pada bukaan 6 adalah Berat beban pada bukaan 6 adalah
21,5 kg >3,4 kg

Berdasarkan SNI 0051:2008 persyaratan mutu kain tenun untuk kemeja tahan selip benang
dalam kain pada jahitan (bukaan 6 mm) yaitu minimum 78,5 N atau 8 Kg. Dari hasil percobaan,
tersebut menunjukkan sudah memenuhi batas minimum, sehingga dapat digunakan untuk
penggunaan kemeja.

Anda mungkin juga menyukai