1743
ABSTRAK
ABSTRACT
Guided inquiry learning model is expected to give a natural boost to the students to
explore so it is able to increase the activity of students and student achievement. This
experimental research aim to determine the effect of guided inquiry learning to the concept
understanding and students activites. The research was conducted at State Senior High School
st rd
in Salatiga on February 1 until March 3 2016. The sample used as much as two groups using
purposive sampling technique, because the sample have the same academic ability. The study
design is modified pretest-posttest group comparison design. The data analysis technique used
is the mean difference, analysis of influence between variables, and the determination of the
coefficient of determination. Based on the mean difference test showed tcalculated of concept
understanding results was 2,43 while tcritical value at 5% is 1,67. The influence among variables
analysis showed that the biserial coefficient value is 0,367. Calculation of the coefficient of
determination showed the learning of guided inquiry was affected learning result by 13,47%.
The result of students activities observation showed that proportion students who achieve very
high categories at the experimental group is 0,844 better than the control group 0,156. So, it
can be concluded that the guided inquiry learning was affected the concept understanding and
students activity materials Oxidation and Reduction Reaction.
pembelajaran adalah kurang didorong dan akhir semester kimia kelas X SMA Negeri di
diberinya siswa kesempatan untuk Salatiga sebesar 70 dan SMA N di
mengembangkan suatu kemampuan yang Semarang sebesar 65, sedangkan standar
dimilikinya. Proses pembelajaran di kelas KKM nilai sebesar 75. Hasil pengamatan
masih banyak diarahkan oleh pendidik pada hasil belajar siswa, selama proses
kepada peserta didik untuk menghafal pembelajaran berlangsung nampak bahwa
informasi (Putri, et al., 2015). sekitar 40% siswa kelas X yang mendapat
Permasalahan lain yaitu nilai 7,5. Hal ini disebabkan pembelajaran di
pembelajaran yang berpusat pada guru kelas masih didominasi oleh guru, belum
(teacher centered learning). Proses pem- menekankan pada kegiatan aktif siswa
belajaran yang berpusat pada guru akan (student centered) dalam membangun
mempengaruhi keaktifan siswa. Keaktifan konsep.
siswa dalam belajar merupakan hal yang Kegiatan pembelajaran yang terjadi
sangat penting untuk mempermudah siswa di dalam kelas yaitu guru menjelaskan
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang materi kimia dengan cara menulis
telah ditetapkan guru sehingga pada rangkuman materi di papan tulis.
akhirnya pemahaman konsep siswa dapat Sedangkan siswa mendengarkan materi
ditingkatkan (Sukmayasa, et al., 2013). yang dijelaskan oleh guru. Dominasi guru
Dalam belajar, siswa harus aktif dalam proses pembelajaran menyebabkan
mengolah bahan, mencerna, memikirkan, siswa kurang aktif sehingga aktivitas siswa
menganalisis, sampai akhirnya siswa di dalam kelas terbatas pada kegiatan
tersebut dapat merangkum materi sebagai mendengarkan materi yang dijelaskan oleh
pengertian yang utuh. Tanpa keaktifan guru. Selain itu, kegiatan pembelajaran 5M
siswa dalam membangun pengetahuan (mengamati, menanya, mengumpulkan data,
mereka sendiri, mereka tidak akan mengasosiasi, dan mengkomunikasikan)
mengetahui apa-apa (Suparno, 2007). belum bisa dijalankan dengan maksimal.
Keaktifan siswa dalam belajar merupakan Berdasarkan permasalahan
salah satu faktor yang mempengaruhi tersebut, dibutuhkan model pembelajaran
berhasil atau tidaknya proses belajar yang dapat membuat siswa aktif dalam
tersebut (Putriyani, 2012). proses pem-belajaran. Salah satu model
Observasi awal dilakukan di dua pembelajaran yang membuat siswa aktif
sekolah yaitu suatu SMA Negeri di Salatiga yaitu pembelajaran inkuiri terbimbing.
dan SMA Negeri di Semarang. Kedua Penelitian Matthew dan Kenneth (2012) dan
sekolah ini merupakan sekolah telah Putri, et al., (2015) menyebutkan bahwa
menerapkan kurikulum 2013. Hasil model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
observasi yang dilakukan di dua sekolah ini meningkatkan aktivitas siswa dan prestasi
me-nunjukkan bahwa pemahaman konsep belajar siswa. Hal ini disebabkan
siswa kelas X selama ini rendah. Hal ini pembelajaran inkuiri ini dapat memberikan
ditunjukkan dengan rata-rata nilai ulangan
Sri Wardani, dkk., Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Pemahaman …. 1745
dorongan alami pada siswa untuk penelitian ini adalah kelas X MIA 1 sebagai
melakukan eksplorasi. kelas kontrol dan X MIA 2 sebagai kelas
Karakteristik model pembelajaran eksperimen. Kedua kelas ini dijadikan
inkuiri ini cocok jika diterapkan pada konsep/ sampel karena mempunyai kemampuan
materi yang memungkinkan siswa aktif akademik yang sama.
untuk menganalisis dan memecahkan Desain penelitian yang digunakan
persoalan secara sistematis. Konsep yang berupa nonequivalent control group design
sesuai dengan karakteristik model yaitu desain pretest-posttest kelompok
pembelajaran inkuiri salah satunya adalah kontrol tanpa acak (Abdi, 2014). Desain
konsep reaksi reduksi dan oksidasi. penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan permasalahan di atas,
Tabel 1. Desain penelitian
maka penelitian mengenai penerapan model
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
pembelajaran inkuiri terbimbing perlu Eksperimen O1 X O2
dilakukan untuk mengetahui berapa besar Kontrol O1 - O2
perbedaan rata-rata, analisis pengaruh antar pada nilai posttest menghasil Lo sebesar
variabel, dan penentuan koefisien 0,036 untuk kelas eksperimen dan Lo
determinasi. Serta analisis data secara sebesar 0,086 untuk kelas kontrol. Nilai Lo
deskriptif untuk mengetahui tingkat yang lebih kecil dibandingkan Lt pada n =32
keaktifan. -
kan bahwa data pada kedua kelas
HASIL DAN PEMBAHASAN berdistribusi normal. Uji kesamaan dua
Hasil analisis data rerata nilai tes varians menghasilkan F hitung sebesar 1,44
pemahaman konsep siswa diperoleh data lebih kecil dari Ftabel sebesar 1,82 yang
seperti yang terlihat pada Tabel 2. berarti kedua kelas mempunyai kesamaan
varians, sehingga pada uji perbedaan rata-
Tabel 2. Rerata nilai pretest dan posttest
Rata-Rata Rata-Rata rata menggunakan rumus t-test. Uji
Kelas
Nilai Pretest Nilai Posttest perbedaan rata-rata menghasilkan t hitung
Eksperimen 34,44 84,91
Kontrol 33,56 78,88 sebesar 2,43 lebih besar dari ttabel sebesar
1,67. Dengan demikian, dapat disimpulkan
Analisis data nilai pretest dilakukan
bahwa terdapat perbedaan rata-rata nilai
untuk mengetahui kondisi awal sampel.
posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarkan analisis statistika nilai pretest
Uji hipotesis terdiri dari atas analisis
pada uji normalitas menggunakan uji
pengaruh antar variabel dan penentuan
Liliefors diperoleh Lo sebesar 0,071 untuk
determinasi. Analisi pengaruh antar variabel
kelas eksperimen dan Lo sebesar 0,076
dinyatakan dengan koefisien biserial (r b),
untuk kelas kontrol. Nilai Lo yang diperoleh
berdasarkan analisi data didapatkan rb
sebesar 0,367 dengan kriteria rendah.
sebesar 0,156; berarti data merupakan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
berdistribusi normal. Uji kesamaan dua
pembelajaran inkuiri terbimbing
varians untuk nilai pretest diperoleh Fhitung
berpengaruh rendah terhadap pemahaman
sebesar 1,03 lebih kecil dari Ftabel sebesar
konsep. Uji kebermaknaan pengaruh
1,82 yang berarti kedua kelas mempunyai
pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap
kesamaan varians, sehingga pada uji
pemahaman konsep menunjukkan signifikan
perbedaan rata-rata menggunakan rumus t-
dengan thitung sebesar 5,81 lebih besar
test. Uji perbedaan rata-rata menghasilkan
daripada ttabel 1,67. Sedangkan penentuan
thitung sebesar 0,39 lebih kecil dari ttabel
koefisien determinasi dihasilkan KD sebesar
sebesar 1,67. Dengan demikian, dapat
13,47%. Angka ini menunjukkan besarnya
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing
rata-rata nilai pretest kelas eksperimen dan
terhadap pemahaman konsep.
kelas kontrol.
Berdasarkan paparan di atas
Analisis data nilai postest bertujuan
pembelajaran inkuiri memberikan
untuk menjawab hipotesis yang sebelumnya
pencapaian pemahaman konsep lebih tinggi
telah dikemukakan. Analisis uji normalitas
disbanding-kan dengan pembelajaran
Sri Wardani, dkk., Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Pemahaman …. 1747
menggunakan metode ceramah. Hal ini praktikum, praktikum yang dilakukan oleh
disebabkan pembelajaran inkuiri terbimbing siswa bertujuan untuk membuktikan teori
menuntut siswa untuk mencari dan yang telah dipelajari sebelumnya.
menemukan sendiri pengetahuan tentang Pemberian konsep dengan menggunakan
reaksi redoks. Pembelajaran inkuiri metode ceramah akan membuat konsep
terbimbing merupakan pembelajaran yang yang telah dipelajari akan mudah dilupakan
berlandaskan pandangan konstruktivisme, karena siswa tidak menyimpannya di
yang mana dalam proses pembelajaran memori otak, hal ini juga diakibatkan karena
siswa harus mengkonstruksi sendiri siswa tidak aktif berfikir dalam pencarian
pengetahuannya. Penerapan pem-belajaran konsep/materi. Siswa hanya menerima
inkuiri terbimbing mengajak siswa untuk konsep yang diberikan guru. sehingga
selalu berfikir dalam memecahkan suatu konsep yang telah diberikan akan mudah
masalah-masalah nyata yang berkaitan terlupakan apabila siswa menerima konsep
dengan reaksi redoks, sehingga informasi yang baru.
yang siswa peroleh dapat tersimpan lebih Hasil penelitian ini sejalan dengan
lama dalam memori otak. Siswa yang Tariani, et al. (2014) yang menyatakan
mandiri dalam mengkonstruk pengetahuan bahwa mengajar dengan menggunakan
dan memecahkan masalah-masalahnya model pembelajaran inkuiri terbimbing
akan membuat mereka benar-benar memberikan pengaruh yang signifikan
memahami konsep-konsep yang dipelajari terhadap pemahaman konsep siswa.
dalam reaksi redoks (Ngertini, et al., 2013). Ngertini, et al. (2013) menyebutkan bahwa
Pembelajaran yang berpusat pada terdapat perbedaan kemampuan
siswa akan membuat siswa terlibat secara pemahaman konsep antara siswa yang
maksimal sehingga siswa mengeluarkan mengikuti pembelajaran inkuiri terbimbing
kemampuannya dalam mencari dan dibandingkan dengan siswa yang belajar
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dengan model pembelajaran langsung
analitis, sehingga mereka dapat (direct instruction) atau model pembelajaran
merumuskan sendiri penemuan dengan metode ceramah.
denganpenuh percaya diri. Pembelajaran Keaktifan siswa yang diukur adalah
yang banyak memberikan siswa oral activities. Oral activities merupakan
kesempatan disebut pembelajaran keaktifan siswa dalam berbicara. Dalam hal
bermakna. Pembelajaran bermakna akan ini, oral activities yang diukur meliputi:
membuat siswa mudah mengingat materi Keaktifan siswa dalam menyampaikan
dan memberikan pemahaman konsep pendapat, memberi saran, bertanya,
secara mendalam. menyampaikan hasil diskusi (presentasi),
Pembelajaran dengan metode dan keaktifan dalam menyanggah/
ceramah lebih menekankan siswa untuk menanggapi pernyataan dari siswa lain.
menerima dan menghafalkan konsep yang Analisis yang digunakan untuk data
diberikan oleh guru. Dalam kegiatan observasi keaktifan siswa adalah analisis
1748 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 10, No. 2, 2016, halaman 1743 - 1750
Adapun
4
3.5 perbandingan rerata nilai
3
2.5 keaktifan siswa dengan
2
1.5 pembelajaran inkuiri
1
0.5 Inkuiri Terbimbing terbimbing dan
0
Metode Ceramah pembelajaran metode
ceramah dapat dilihat pada
Gambar 1.
Oral Activities