Anda di halaman 1dari 28

TUGAS INDIVIDU

BIOLOGI UMUM
Ekologi

Oleh :

Ulfa Fadillah

13 105 095

Dosen Pengampuh :

Rescha, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN


TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BATUSANGKAR
2013

0
PEMBAHASAN

1. Pengertian Ekologi

Istilah Ekologi diperkenalkan oleh Ernest Haeckel (1869), berasal


dari bahasa Yunani, yaitu: Oikos = Tempat Tinggal (rumah) Logos = Ilmu.
Secara harafiah ekologi merupakan ilmu yang mempelajari organisme
dalam tempat hidupnya atau dengan kata lain mempelajari hubungan
timbal -balik antara organisme dengan lingkungannya. Ekologi hanya
bersifat eksploratif dengan tidak melakukan percobaan, jadi hanya
mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam.

Pada saat ini dengan berbagai keperluan dan kepentingan,


ekologi berkembang sebagai ilmu yang tidak hanya mempelajari apa
yang ada dan apa yang terjadi di alam. Ekologi berkembang menjadi ilmu
yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem (alam), sehingga dapat
menganalisis dan memberi jawaban terhadap berbagai kejadian alam.
Sebagai contoh ekologi diharapkan dapat memberi jawaban terhadap
terjadinya tsunami, banjir, tanah longsor, DBD, pencemaran, efek rumah
kaca, kerusakan hutan, dan lain –lain.

Struktur ekosistem menurut Odum (1983), terdiri dari beberapa


indikator yang menunjukan keadaan dari system ekologi pada waktu dan
tempat tertentu. Beberapa penyusun struktur ekosistem antara lain adalah
densitas (kerapatan), biomas, materi, energi, dan faktor -faktor fisik-kimia
lain yang mencirikan keadaan system tersebut. Fungsi ekosistem
menggambarkan hubungan sebab akibat yang terjadi dalam system.

Berdasarkan struktur dan fungsi ekosistem, maka seseorang yang


belajar ekologi harus didukung oleh pengetahuan yang komprehensip
berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan seperti: tak
sonomi, morfologi, fisiologi, matematika, kimia, fisika, agama dan lain-
lain. Belajar ekologi tidak hanya mempelajari ekosistem tetapi juga

1
otomatis mempelajari organisme pada tingkatan organisasi yang lebih
kecil seperti individu, populasi dan komunitas.

Menurut Zoer´aini (2003), Seseorang yang belajar ekologi


sebenarnya mempertanyakan berbagai hal antara lain adalah:

1) Bagaimana alam bekerja


2) Bagaimana species beradaptasi dalam habitatnya

3) Apa yang diperlukan organisme dari habitatnya untuk melangsungkan


kehidupan

4) Bagaimana organisme mencukupi kebutuhan materi dan energi

5) Bagaimana interaksi antar species dalam lingkungan

6) Bagaimana individu-individu dalam species diatur dan berfungsi


sebagai populasi

7) Bagaimana keindahan ekosistem tercipta

Dari perpaduan harafiah dan berbagai kajian, maka ekologi dapat


dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal
balik antar mahluk hidup dan juga antara mahluk hidup dengan
lingkungannya. Manusia sebagai mahluk hidup juga menjadi pembahasan
dalam kajian ekologi. Ekologi menjadi jembatan antara ilmu alam
dengan ilmu social.1

2. Makhluk Hidup dan Lingkungannya

Lingkungan hidup makhluk hidup terdiri dari lingkungan biotik dan


lingkungan abiotik, artinya lingkungan hidup makhluk hidup tidak hanya
ditentukan oleh benda hidup tetapi juga oleh hal-hal yang bersifat tidak
hidup disamping kebudayaan dan perilakunya.

1
Soeriaatmadja, R.E.S. 1981. Ilmu Lingkungan. Penerbit ITB, Bandung.

2
Makhluk hidup harus berjuang menaklukkan alam dan isinya agar
dapat hidup, namun perilaku makhluk hidup pula yang menyebabkan
terjadinya perubahan tatanan lingkungan.

1) Macam Sumber Daya Alam

Sumber daya alam dapat dibagi menjadi sumber daya alam yang
dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui (non renewable resources).

Sumber daya alam yang dapat diperbaharui, misalnya tumbuh-


tumbuhan, hewan dan sumber alam biotik lainnya. Sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui misalnya minyak bumi, barang tambang
dan mineral lainnya.

2) Konversi Sumber Daya Alam

Manusia mempergunakan sumber daya alam, baik yang dapat


diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui, untuk
mendukung kelangsungan hidupnya. Keperluan akan sumber daya
alam ini meningkat terus karena dua faktor utama:

a. Pertumbuhan penduduk yang pesat

b. Perkembangan peradaban manusia yang memerlukan sumber daya


alam lebih banyak lagi

Akibat penggunaan sumber daya alam yang tidak bijaksana dalam


arti tidak memperhitungkan faktor lingkungan, timbul masalah besar
bagi manusia sendiri, misalnya erosi, banjir, polusi, dan punahnya
species hewan dan tumbuhan tertentu dari permukaan bumi. Bila
peristiwa ini berlangsung terus dikhawatirkan manusia akan
menghabiskan sumber daya alam.

Untuk itu perlu ada usaha agar sumber daya alam tersedia sebanyak
mungkin, dan usaha ini dikenal sebagai usaha konservasi lingkungan.

3
Konservasi lingkungan meliputi : konservasi air, tanah, hutan, mineral,
dan margasatwa.

3) Pertambahan Penduduk dan Sumber Daya Alam

Penduduk Bumi pada tahun 1975 diperkirakan berjumlah 3.967


juta jiwa, dan pada tahun 200 mendatang diperkirakan akan mencapai
6.253 juta jiwa. Pertambahan penduduk ini diduga disebabkan oleh:

a. Pertambahan jumlah kelahiran (natalitas) yang lebih besar daripada


jumlah kematian (mortalitas)

b. Penurunan angka kematian

Pertambahn penduduk yang sangat pesat sudah dapat dipastikan


akan meningkatkan keperluan sumber daya alambagi manusia.
Sampai saat ini telah banyak ditemukan sumber daya alam dan
bahan tambang lainnya di seluruh bagian dunia. Tetapi tidak semua
negara memiliki kekayaan sumber daya alam yang sama. Hal ini
disebabkan antara lain karena tidak meratanya penyebaran sumber
daya alam di Bumi. Di samping itu, jumlah penduduk suatu negara
dan kemampuan teknologi yang dimilikinya turut mempengaruhi
kemakmuran suatu negara. Cepat atau lambat, habisnya sumber
daya alam akan tergantung pada jumlah pemakainya, yaitu
penduduk Bumi.

4) Pencemaran Lingkungan

Saat ini manusia telah menikmati sumbangan teknologi yang telah


berhasil menunjang kehidupannya, tetapi manusia juga harus
menghadapi akibat negatifnya. Akibat negatif teknologi tersebut
bersama dengan adanya peledakan penduduk telah menimbulkan
krisis lingkungan pada manusia.

4
Akibat dari krisis lingkungan diantaranya tampak jelas pada
kesehatan manusia. Penyebab polusi (polutan) masuk kedalam tubuh
melalui udara yang dihirup, melalui makanan yang kita makan sehari-
hari dan melalui suara yang kita dengar. Semua polusi tersebut jelas
berpengaruh langsung kepada manusia.

Polutan dapat digolongkan kedalam dua macam, yaitu:

a. Polutan yang bersifat kuantitatif (quantitative pollutant)

Adalah subtansi yang secara alamiah terdapat di alam


lingkingan, tetapi jumlahnya meningkat karena adanya kegiatan
manusia. Contohnya adalah berbagai unsur yang ada di alam,
seperti karbon, nitrogen, dan fasfor dalam siklus yang berlangsung
terus-menerus. Karena kegiatan manusia, unsur tersebut menjadi
bertambah sehingga kemungkinan besar siklusnya pun akan
terganggu.

b. Polutan yang besifat kualitatif (qualitative pollutant)

adalah sintesis yang dihasilkan oleh kegiatan hidup manusia.


Contohnya adalah subtansi sintesis buatan manusia, seperti
peptisida, detergen, dan lain-lain yang masuk kedalam lingkungan
hidup manusia.

 Polusi Udara

Polusi udara mempunyai sumber yang beraneka ragam.


Dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor dikeluarkan
polutan yang beberntuk gas, yaitu karbon monoksida (CO),
Nitrogen Oksidan, Belerang Oksida, Hidrokarbon dan partikel
padat.

Karbon monoksida dapat menyebabkan hemoglobin


terganggu. Fungsi hemoglobin pada butir darah merah untuk

5
mengikat oksigen dan mengedarkannya keseluruh tubuh
terganggu karena terikatnya CO pada hemoglobin. Akibatnya
tubuh kekurangan oksigen.

 Polusi Air dan Tanah

Polusi air di dalam tanah karena polutan tertentu dapat


membinasakan mikroorganisme yang terdapat pada tanah dan
perairan yang sebenarnya mempunyai peranan yang sangat
penting dalam siklus materi pada suatu ekosistem.
Peningkatan produksi pertanian untuk mengimbangi
kebutuhan penduduk yang meningkat, juga menghasilkan lebih
banyak lagi polutan, seperti peptisida, herbisida, dan nitrat.
Polutan tersebut tidak hanya mencemari sungai, danau dan
sepanjang pantai saja, tetapi juga masuk kedalam air tanah.

 Polusi Suara

Kebisingan yang berlansung sehari-hari, dengan


berkembangnya teknologi dan pertumbuhan penduduk yang
pesat, diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam waktu
20 tahun yang akan datang. Kuat lemahnya suara dapat diukur
dengan satuan decibel (db). Percakapan biasanya berkekuatan
60 db, bila meningkat menjadi keributan kekuatannya menjadi
80 db. Kereta api sebesar 95 db, sedangkan petir atau halilintar
adalah 120 db.

Akibat yang dapat ditimbulkan karena pengaruh suara


dengan kekuatan tinggi adalah hilangnya daya dengan secara
permanen. Suara dengan kekuatan 90 db dapat berpengaruh
terhadap saraf otonom (saraf tidak sadar) dengan gejala
perubahan tekanan darah, denyut nadi, kontraksi perut dan
usus, sakit perut dan lain-lain.2
2
Soemarwoto, Otto. (1985). Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan

6
3. Ruang Lingkup Kajian Ekologi

a. Konsep Ekologi

Berdasarkan atas komposisi jenis organisme yang dikaji, maka


ekologi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Autekologi membahas sejarah hidup dan pola adaptasi individu-


individu organisme terhadap lingkungan

b. Sinekologi membahas golongan atau kumpulan organisme yang


berasosiasi bersama sebagai satu kesatuan

Bila studi dilakukan untuk mengetahui hubungan jenis


serangga dengan lingkungannya, kajian ini bersifat autekologi.
Apabila studi dilakukan untuk mengetahui karakteristik lingkungan
dimana serangga itu hidup maka pendekatannya bersifat sinekologi.

Berdasarkan atas pemahaman ekologi, maka organisasi makhluk


hidup mempunyai tingkatan dari yang paling sederhana hingga yang
paling kompleks. Tingkatan organisme makhluk hidup itu terdiri atas:

a. Protoplasma, merupakan zat hidup dalam sel yang terdiri atas


senyawa organikkompleks seperti lemak, protein, dll.

b. Sel, satuan dasar organisme yang terdiri atas protoplasma dan inti.

c. Jaringan, kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang


sama.

d. Organ, bagian organisme yang mempunyai fungsi tertentu.

e. Sistem organ, kerja sama antara struktur dan fungsional yang


harmonis.

f. Organisme, makhluk hidup.

7
g. Populasi, kelompok organisme sejenis pada satu waktu dan
tempat tertentu.

h. Komunitas, seluruh populasi pada daerah tertentu.

i. Ekosistem, satu kesatuan utuh antar organisme dan


lingkungannya yang saling mempengaruhi.

j. Biosfer, lapisan bumi dimana ekosistem ada.

Ekologi lebih memperhatikan empat hal terakhir dari tingkatan


organisasi makhluk hidup diatas. Meskipun demikian ekologi juga
mempelajari organisme secara individu disebut Aukelogi.3

1) Populasi

Dalam ekologi, populasi diartikan sekelompok idividu sejenis


yang menempati ruang dan waktu tertentu. Misalnya populasi
pohon cengkeh tahun 2005 di Kulon Progo Yogyakarta,
Populasi Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga tahun 1999, atau
populasi pohon Salak Pondoh tahun 2005 di Kabupaten Sleman
Yogyakarta dan seterusnya. Jadi, populasi adalah kelompok
kolektif organisme dari jenis yang sama yang menempati
ruang atau tempat tertentu dan memiliki berbagai ciri atau sifat
yang unik dari kelompok dan bukan merupakan sifat milik individu
di dalam kelompok tersebut. Populsi memiliki sejarah hidup,
tumbuh dan berkembang seperti apa yang dimiliki oleh
individu. Populasi memiliki organisasi dan struktur yang pasti
dan jelas.

Penentuan atau penggolongan species dalam populasi dapat


dilakukan dengan dua cara:

3
Modul Biologi Umum 2012

8
a. Secara taksonomi, yaitu species ditentukan berdasarkan
hubungan kekeluargaan baik secara evolusi, maupun sejarah
nenek moyangnya.

b. Berdasarkan peran atau fungsi, yaitu penentuan species


didasarkan pada kesamaan perannya di dalam lingkungan.

Berdasarkan sifatnya yang unik dan berbeda dengan sifat


masing-masing individu, populasi memiliki ciri-ciri antara lain
sebagai berikut:

a. Densitas atau kerapatan atau kepadatan

Densitas populasi menunjukan besarnya populasi dalam


satuan ruang. Umumnya dinyatakan sebagai jumlah individu
atau biomas p ersatuan luas atau volume.

Densitas dalam studi atau kajian ekologi memiliki fungsi


yang sangat besar, karena pengaruh populasi terhadap komunitas
dan ekosistem tidak hanya jenis organismenya saja tetapi juga
jumlahnya atau densitasnya. Densitas juga dapat digunakan
untuk mengetahui perubahan populasi pada suatu saat tertentu
(berkurang atau bertambah).

Densitas populasi dalam ekosistem dapat diukur dan


ditentukan melalui dua cara yaitu:

1) Densitas kotor (Crud density): Jumlah individu suatu


populasi per satuan areal seluruhnya.

2) Densitas efektif atau dikenal sebagai kerapatan ekologi yaitu


jumlah individu suatu populasi per satuan ruang habitat.

Densitas populasi apabila fluktuasinya kita perhatikan maka


akan dapat kita gunakan untuk menentukan faktor-faktor yang
mengontrol ukuran dari populasi. Faktor-faktor itu dikenal

9
dengan istilah faktor kepadatan bebas (density independent) dan
faktor kepadatan tidak bebas (density dependent). Density
independent merupakan faktor perubahan lingkungan yang
berpengaruh terhadap anggauta populasi secara merata.

b. Angka Kelahiran (natalitas)

Natalitas adalah kemampuan inheren populasi untuk


bertambah. Di alam angka kelahiran dapat bervariasi sesuai
dengan keadaan lingkungan. Angka kelahiran umumnya
dinyatakan dalam bentuk angka atau laju yang dihitung
berdasarkan jumlah individu baru per satuan waktu per satuan
populasi.

Keterangan:

N = Seluruh individu dalam populasi atau hanya individu


yang bereproduksi
∆ N1 = Jumlah individu baru dalam populasi karena kelahiran

∆ t = Satuan waktu

B = Angka kelahiran untuk berbagai kelompok umur yang


berbeda

b = Angka kelahiran per satuan poipulasi

c. Angka Kematian (mortalitas)

10
Menyatakan jumlah individu-individu dalam populasi yang
mati per satuan waktu. Dalam kondisi yang ideal maka angka
kematian berada pada titik minimum. Mortalitas pasti terjadi
pada makhluk hidup meskipun kondisi lingk ungan sangat
ideal, kematian terjadi karena umur tua.

d. Genetik

Sifat-sifat genetik secara langsung berhubungan dengan


keberadaan suatu populasi didalam lingkungan. Termasuk
didalamnya antara lain adalah keserasian reproduksi, distribusi,
adaptasi dan ketahanan hidup. Faktor genetik dalam
mempelajari ekologi memiliki peran penting karena adanya
variasi (biodiversitas) genetik akan sangat menentukan
eksistensi suatu populasi dalam lingkungan.

e. Struktur Umur

Secara ekologis populasi umumnya memiliki tiga be ntuk


sebaran umur yaitu muda (prareproduktif), reproduktif dan umur
tua (postreproduktif). Lamanya periode umur ekologis jika
dibandingkan dengan panjangnya umur sangat beragam
tergantung pada jenis organisme dan kondisi lingkungan yang
melingkupinya. Bebe rapa jenis tumbuhan dan hewan memiliki
umur prareproduktif yang lebih panjang dan beberapa tidak
memiliki umur postproduktif. Populasi organisme yang sama
tetapi hidup dalam kondisi lingkungan yang berbeda juga dapat
memiliki periode umur ekologis yang berbeda. Populasi hewan
liar biasanya memiliki umur reproduktif lebih lama
dibandingkan dengan yang dipelihara, contohnya beberapa jenis
burung. Biasanya populasi yang sedang berkembang cepat akan
didominasi oleh individu-individu muda, populasi yang station
er memiliki umur yang lebih merata dan populasi yang menurun

11
akan didominasi oleh sebagian besar individu-individu yang
berumur tua.

Sebaran umur dalam populasi akan sangat mempengaruhi


natalitas dan mortalitas yang pada akhirnya berpengaruh
terhadap densitas populasi. Data struktur umur dari populasi
biasanya disajikan dalam bentuk piramida umur. Secara
teoritis ada tiga bentuk dasar piramida yaitu:

1) Piramida dengan bentuk dasar luas dengan ciri populasi umur


muda besar

2) Bentuk segitiga sama sisi atau lonceng dengan jumlah


kelompok muda seimbang dengan kelompok tua

3) Bentuk kendi, memiliki jumlah individu muda lebih kecil dari


kelompok dewasa

Bentuk dasar piramida umur akan berubah secara temporer


karena pengaruh factor mortalitas dan natalitas sampai terbentuk
struktur umur yang stabil.

f. Potensi Biotik

Potensi biotik dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan


yang dimiliki organisme untuk tumbuh atau bereproduksi
(reproductive potential). Potensi biotic menggambarkan
kemampuan suatu populasi menambah jumlah anggautanya
apabila rasio umur sudah mantap dan lingkungan dalam kondisi

12
optimal. Pada kondisi lingkungan tidak atau kurang optimum
maka tingkat pertumbuhan populasi menurun. Perbedaan
antara potensi biotik dengan kemampuan suatu poipulasi
menambah anggautanya dalam keadaan yang dapat diamati
dikenal sebagai daya tahan lingkungan.

g. Bentuk pertumbuhan Populasi

Pertambahan ukuran populasi memiliki pola tertentu yang


dikenal sebagai bentuk pertumbuhan populasi (population
growth form). Secara teoritik pertumbuhan populasi terjadi
secara eksponensial.

Dari bentuk kurva, populasi tumbuh tidak pernah terhenti dan


makin lama makin cepat. Pertumbuhan eksponensial dapat
terjadi hanya apabila faktor lingkungan tak terbatas, jadi tidak
ada faktor apapun yang membatasi pertumbuhan.

Di alam lingkungan selalu terbatas (faktor biotik dan


abiotik membatasi pertumbuhan). Adanya faktor pembatas
menyebabkan pertumbuhan di alam memiliki pola -pola
tertentu. Pertumbuhan eksponensial di alam dapat terjadi
untuk sementara waktu, kemudian beberapa faktor biotik dan
abiotik seperti sumber makanan, pasangan, persaingan, iklim
dan faktor-faktor lain membatasinya. Sebagai contoh terjadinya
ledakan populasi tikus (tumbuh eksponensial) maka pada

13
titik tertentu populasi akan kembali menurun karena
ketersediaan sumber makanan, kompetisi, predator maupun
kondisi iklim.

h. Distribusi Populasi

Distribusi populasi adalah pergerakan individu -individu


atau alat perkembangbiakannya (biji, spora, larva dan lainnya)
ke dalam atau ke luar dari suatu populasi atau daerah populasi.
Ada tiga bentuk distribusi atau pergerakan populasi yaitu:

1. Migrasi, yaitu pergerakan keluar batas-batas tempat populasi


dan datang kembali ketempat populasi semula secara periodik

2. Emigrasi, yaitu pergerakan keluar batas-batas tempat


populasi sehingga populasi berkurang

3. Imigrasi, yaitu pergerakan ke dalam batas -batas tempt


populasi sehingga populasi bertambah

Penyebaran atau pergerakan sangat dipengaruhi oleh faktor


penghalang (barier) dan kemampuan individu atau alat
perkembangbiakannya untuk berpindah ( vagilitas). Secara
genetik pergerakan individu-individu dari suatu populasi san gat
menguntungkan karena akan memberikan kemungkinan tetap
terjaganya variasi genetik dan dapat menghindari
kemungkinan terjadinya kepunahan.

Penyebaran populasi yang berupa penyebaran individu


memiliki tiga pola dasar yaitu:

1. Acak (random), kondisi distribusi pola ini relatif jarang


terjadi di alam

14
2. Merata (uniform), terjadi apabila kompetisi antara
individu-individu sangat tajam dalam memperebutkan
ruang hidup yang sama.

3. Berkelompok (clumped), pola distribusi ini dapat


berkelompok secara acak (randomclumped), berkelompok
secara merata dimana penyebaran kelompok dalam
suatu daerah membagi ruang hidup yang sama dan
berkelompok secara besar

Penyebaran juga dipengaruhi oleh luas daerah dan jumlah


populasi. Pada daerah yang luas dengan jumlah individu sedikit
maka sebarannya akan relative jarang.

b. Prinsip-prinsip Ekologi

Di alam, suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk


kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat beruntung pada
kehadiran organisme lain dan berbagai komponen lingkungan yang
ada disekitarnya. Kehadiran organisme lain dan berbagai komponen
lingkungan sangat dibutuhkan untuk keperluan pangan, perlindungan
pertumbuhan, perkembangan, dan lain-lain. Hubungan antar
organisme atau dengan lingkungannya akan sangat rumit dan
kompleks, mereka saling berinteraksi satu sama lain membentuk suatu
sistem ekologi atau sering disebut ekosistem.

c. Hubungan Ekologi dengan Ilmu Lainnya

Telah dikatakan bahwa ekologi merupakan bagian dari biologi.


Namun demikian dalam penerapannya dibutuhkan berbagai disiplin
ilmu lainnya.

1) Ilmu Alam Lainnya

15
a. Fisika, berperan dalam hal faktor fisik, seperti sinar matahari,
suhu dan lain-lain.

b. Kimia, berperan dalam proses sintesis dan analisis kimiawi


dalam tubuh organisme.

c. Bumi antariksa, terutama berperan pada musim, perubahan siang


malam, erosi, sedimentasi, gravitasi dan lain-lain.

2) Ilmu Sosial

Ilmu sosial menjadi penting bila komponen manusia


dimasukkan ke dalam cakupan ekosistem. 4

4. Konsep tentang Komponen-Komponen Ekosistem

Istilah ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh A.G. Tansley


seorang ahli ekologi berkebangsaan Inggris.

Ciri ekosistem adalah sebagai berikut:

 Memiliki sumber energi yang konstan, umumnya cahayamatahari atau


panas bumi pada ekosistem yang ditemukan di dasar laut yang
dangkal.

 Populasi makhluk hidup mampu menyimpan energi dalambentuk


materi organik.

 Terdapat daur materi yang berkesinambungan antara populasi dan


lingkungannya.

 Terdapat aliran energi dari satu tingkat ke tingkatyang lainnya.


4
Zoer´aini D.I. 2003. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi. PT Bumi Aksara, Jakarta

16
Contoh ekosistem diantaranya:

 Ekosistem alami, hutan

 Ekosistem binaan, agroekosistem

 Ekosistem buatan, aquarium

1) Komponen Ekosistem

a. Komponen Biotik

Merupakan bagian hidup dari lingkungan, termasuk seluruh


populasi yang berinteraksi dengannya. Contoh dampak faktor
biotik pada suatu lingkungan adalah penyerbukan bunga oleh
angin. Komponen biotik apat dibagi berdasarkan fungsinya, adalah:

1) Produsen, semua makhluh hidup yang dapat membuat


makanannya sendiri. Contohnya: makhluk hidup autotrof,
seperti tumbuhan berklorofil.

2) Konsumen, semua makhluk hidup yang bergantung pada


produsen sebagai sumber energinya. Berdasarkan jenis

makannya konsumen dibagi menjadi:

 Herbivor, konsumen yang memakan tumbuhan.


Contohnya:sapi, kambing, dan kelinci.

 Karnivor, konsumen yang memakan hewan lain.


Contohnya: harimau, serigala, dan macan.

 Omnivor, konsumen yang memakan tumbuhan dan hewan.


Contohnya: manusia dan tikus.

3) Dekomposer atau pengurai, semua makhluk hidup yang


memperoleh nutrisi dengan cara menguraikan senyawa-

17
senyawa organik yang berasal dari makhluk hidup yang telah
mati. Contohnya: bakteri, jamur, dan cacing.

b. Komponen Abiotik

Merupakan semua bagian tidak hidup dari ekosistem. Peranan


komponen abiotik untuk makhluk hidup adalah sebagai berikut:

 Kemampuan organisme untuk hidup dan berkembang biak


bergantung pada beberapa factor fisika dan kimia di
lingkungannya.

 Sebagai factor pembatas, faktor yang membatasi kehidupan


organisme. Contohnya, jumlah kadar air sebgai faktor
pembatas yang menentukan jenis organisme yang hidup di
padang pasir.

Komponen abiotik pada ekosistem diantaranya: air, cahaya


matahari, oksisgen, suhu, dan tanah.

2) Hubungan Antarkomponen Ekosistem

a. Hubungan Makan

Suatu interaksi dalam ekosistem yang menyediakan nutrisi untuk


setiap makhluk hidup yang sangat diperlukan untuk pemeliharaan
diri, pertumbuhan, dan perkembangbiakan.

 Nutrisi Autotrof, Makhluk hidup tertentu yang dapat


mensintesis makanannya sendiri.

18
 Nutrisi Heterotrof, hubungan makan diantara makhluk hidup
yang bergantung pada makhluk hidup yang lain sebagai
sumber energinya.

 Saprofit, makhluk hidup yang menggunakan bahan


organik dari organisme yang telah mati sebagai sumber
makanannya.

 Herbivor, makhluk hidup pemakan tumbuhan.

 Karnivor, makhluk hidup pemakan hewan lain.

 Omnivor, makhluk hidup pemakan segala

b. Hubungan Simbiosis

Hubungan dua organisme yang hidup bersama dalam suatu


hubungan nutrisi yang erat.

c. Hubungan Kompetisi

Hubungan persaingan antar makhluk hidup untuk mempertahankan


hidupnya. Dalam ekosistem dikenal istilah:

 Habitat, tempat suatu organisme dapat hidup dan


menyediakan semua hal yang dibutuhkan oleh organisme tsb.

 Relung (niche), cara hidup suatu organisme.

Kompetisi tidak terjadi jika organisme-organisme menempati


relung yang berbeda, walaupun habitat dan jenis makannya sama.

3) Aliran Energi Yang Melintasi Ekosistem

a. Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan

 Rantai makanan, merupakan proses makan dan dimakan di


antara organisme dengan urutan satu arah yang mengakibatkan

19
terjadinya perpindahan energi dari satu organisme ke
organisme yang lainnya.

 Jaring-jaring Makanan, rantai-rantai makanan yang saling


berhubungan.

b. Piramida Biomassa dan Piramida Energi

 Piramida biomassa, dapat dinyatakan sebagai diagram yang


mengambarkan perpaduan massa seluruh makhluk hidup di
habitat tertentu yang diukur dan dinyatakan dalam satuan
gram. Biomassa, ukuran berat materi hidup pada waktu
tertentu.

20
 Piramida Energi, memperlihatkan jumlah energi yang
dipindahkan dari satu tingkat ke tingkat diatasnya dalam suatu
jaring makanan.

4) Siklus Biokimia Dalam Ekosistem

Suatu siklus bahan kimia, dari bagian abiotik dalamekosistem ke


komponen biotik, lalu diuraikan kembali menjadi mineral, demikian
seterusnya.

a. Siklus Air

Dalam siklus air terjadi empat tahap sebagai berikut:

1) Evaporasi, Proses penguapan zat cair menjadi gas.

2) Traspirasi, Pengeluaran air dari tumbuhan dalam bentuk uap.

3) Kondensasi, Proses perubahan gas menjadi cair.

4) Presipitasi, Proses jatuhnya kembali zat cair ke bumi melalui


hujan.5

b. Siklus Fosfor
5
Resosudarmo , Sudjiran, Kartawinata, Kuswata, Soegiarto & Apriliani. (1987). Pengantar
Ekologi. Jakarta: Remaja Karya.

21
c. Siklus Karbon

22
d. Siklus nitrogen

5. Jenis-jenis Ekosistem

23
1. Ekosistem Air

a. Ekosistem Air Tawar

1) Ekosistem Air Tenang, contoh: danau dan kolam

2) Ekosistem Air Mengalir, contoh: sungai

b. Ekosistem Air Laut

1) Estuari (muara sungai), mempunyai air yang dangkal sehingga


dapat tertembus cahaya matahari. Contoh hewan: kepiting,
remis, dan cacing

2) Zona Intertidal (zona pantai), zona perbatasan antara


ekosistem darat dan ekosistem laut. Contoh hewan: ganggang,
timun laut, dan bintang laut.

3) Zona Neritik, bagian tepi benua atau pulau memanjang sampai


ke dalam laut hingga jarak tertentu. Contoh: Terumbu karang

4) Zona laut terbuka, penetrasi cahaya hanya beberapa ratus


meter saja. Contoh hewan: Ikan tuna, lumba-lumba, paus dan
fitoplankton (sebagai sumber makannya)

2. Ekosistem Darat

a. Ekosistem hutan hujan tropis

 Suhu ± 250C sepanjang tahun

 Curah hujan tinggi

 Hewan dan tumbuhan sangat beragam

 Tumbuhan khas, liana (rotan), epifit (angrek)

b. Ekosistem hutan gugur

24
 Mempunyai empat musim

 Tumbuhannya, campuran pohon beech-maple dan oak-hickory.

 Hewannya, rusa, tupai, salamander, dan beruang hitam

c. Ekosistem tundra

 Terdapat di kutub
utara yang
mempunyai curah
hujan rendah

 Tumbuhannya,
lumut kerak dan
lumut

 Hewannya, serigala, beruang kutub, dan rusa kutub.

d. Ekosistem taiga

 Terdapat di belahan bumi bagian utara dan pegunungan daerah


tropic

 Suhu pada mu-


sim dingin ren-
dah

 Hutan yang ter-


diri atas satu
species, seperti
conifer, pinus, dan cemara.

 Hewannya merupakan pemakan biji-bijian pohon conifer,


seperti tupai, serangga, dan burung finch.

e. Ekosistem padang rumput

25
 Terdapat pada iklim
sedang sampai tropis
dengan curah hujan
25 cm sampai 75 cm
per tahun

 Tumbuhan yang
dominant rumput

 Hewannya, seperti jerapah, gajah afrika, bison amerika, dan


singa

f. Ekosistem gurun

 Sangat gersang dan


curah hujan sangat
rendah

 Suhu pada siang hari


sangat dingin
mancapai 450C,
sedangkan malam
hari sangat dingin sampai 00C.

 Tumbuhannya kaktus dan hewannya unta. 6

DAFTAR PUSTAKA

6
Subardi, dkk. (2009). Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

26
Modul Biologi Umum 2012

Resosudarmo , Sudjiran, Kartawinata, Kuswata, Soegiarto & Apriliani.

(1987). Pengantar Ekologi. Jakarta: Remaja Karya.

Soemarwoto, Otto. (1985). Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan.

Jakarta: Djambatan

Soeriaatmadja, R.E.S. 1981. Ilmu Lingkungan. Penerbit ITB, Bandung.

Subardi, dkk. (2009). Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional.

Zoer´aini D.I. 2003. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi. PT Bumi

Aksara, Jakarta

27

Anda mungkin juga menyukai