Segwsg
Segwsg
Benzena merupakan senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul C6H6 dengan struktur
berbentuk cincin (siklik) segienam beraturan. Struktur kimia benzena membuat senyawa ini memiliki
karakteristik yang khas. Senyawa dengan cincin benzena disebut senyawa aromatis.Pada sesi kali ini
kita akan membahas struktur dan tata nama turunan benzena, yaitu senyawa yang diperoleh dari
penggantian satu atau lebih atom H pada benzena. Pada sesi berikutnya,kita akan membahas reaksi-
reaksi benzena.
Pada struktur hibrid resonansi ini terlihat bahwa semua ikatan antaratom C adalah
setara.Elektron-elektron yang digunakan untuk membentuk ikatan antar-atom C digunakan secara
bersama-sama oleh seluruh atom C membentuk sistem delokalisasi yang sangat stabil. Struktur ini
menjelaskan panjang ikatan benzena dan kereaktifan benzena yang rendah, serta stabilitas
termodinamika yang tinggi.
Struktur benzena yang lebih simetris daripada struktur alifatik menjelaskan mengapa benzena
memiliki titik leleh (6oC) lebih tinggi daripada heksana (-95oC). Benzena bersifat tidak larut dalam
pelarut polar seperti air dan alkohol, tetapi dapat bercampur dengan
pelarut nonpolar seperti kloroform. Elektron-elektron yang terdelokalisasi menyebabkan benzena
memiliki struktur yang stabil dan kurang reaktif. Untuk dapat bereaksi dibutuhkan suhu dan tekanan
tinggi serta katalis.
Jenis reaksi kimia yang terjadi pada benzena umumnya adalah reaksi substitusi. Reaksi yang
terjadi melibatkan serangan pada cincin benzena yang kaya akan elektron oleh elektrofil yang
mengandung muatan positif parsial/utuh. Oleh karena itu, reaksi yang terjadi disebut reaksi substitusi
elektrolik. Selain itu, meski sulit, benzena dapat mengalami reaksi adisi pada kondisi ekstrim. Reaksi
yang terjadi melibatkan radikal bebas, bukan ikatan rangkap,karena akan mengganggu delokalisasi
elektron. Seperti halnya hidrokarbon yang lain,benzena juga dapat mengalami reaksi oksidasi berupa
pembakaran.
Senyawa di atas memiliki nama 2-feniloktana, dengan cincin aromatis pada C2.
b. Turunan Benzena dengan Lebih dari Satu Substituen
Dalam penamaan turunan benzena dengan substituen lebih dari satu, posisi substituent
menjadi penting dengan adanya penomoran. Penomoran dapat dilakukan searah atau berlawanan arah
jarum jam, agar substituen prioritas mendapatkan nomor terkecil. Urutan prioritas gugus fungsi pada
penamaan benzena adalah sebagai berikut:
Benzena dengan dua substituen dinamai dengan awalan orto-, meta-, dan para-,
berdasarkan posisi satu substituen dengan substituen lain.
Orto- adalah posisi substituen 1,2-, meta adalah posisi 1,3-, dan para- adalah posisi 1,4-,
dengan C1 adalah gugus yang memiliki prioritas lebih tinggi. Jika terdapat lebih dari dua
substituen, penamaan menggunakan penomoran angka.
C. REAKSI-REAKSI BENZENA
Benzena dengan satu substituen seperti di atas diperoleh melalui reaksi substitusi aromatik
elektro_ lik. Reaksi substitusi tersebut mendasari reaksi halogenasi, nitrasi, sulfonasi, hidroksilasi,
alkilasi, dan asilasi benzena. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
D. PEMANFAATAN BENZENA DAN TURUNANNYA
Benzena dan turunannya merupakan zat yang penting dalam industri untuk berbagai proses,
seperti pembuatan deterjen (alkilbenzenasulfonat), insektisida, serat sintetis (nilon), obat-obatan
(aspirin), pengawet makanan/minuman (natrium benzoat, butylhidroksi toluena atau BHT), dan
minyak wangi. Selain itu, sifat benzena yang nonpolar juga dimanfaatkan sebagai pelarut untuk
melarutkan senyawa-senyawa yang tidak larut dalam air. Akan tetapi, banyak senyawa turunan
benzena yang bersifat racun dan karsinogenik.