Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Praktikum 1 : Menetapkan kadar asam asetat (CH3COOH) dengan NaOH


Praktikum 2 : Menetapkan kadar NaHCO3 (basa lemah dengan asam kuat)
Praktikum 3 : Menetapkan normalitas larutan KMnO4 dengan COOH 0,1000 N
Praktikum 4 : Menetapkan kadar H202 secara permanganometri/oksidimetri

Disusun Oleh :

Disusun Oleh :
NPM :
Group :
Dosen :
Asisten :

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2018
PRAKTIKUM 1
Menetapkan kadar asam asetat (CH3COOH) dengan NaOH

A. Waktu Praktikum
Kamis, 13 September 2018

B. Maksud dan Tujuan


Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar asam asetat
(CH3COOH) dengan menggunakan NaOH yang direaksikan dengan
metode titrimetri (alkalimetri).

C. Dasar Teori

1. Penetapan Kadar Asam Asetat (CH3COOH) dengan Larutan NaOH


Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia
asam organic dengan rumus kimia CH3COOH, asam asetat murni (asam
asetat galcial) adalah cairan hirgoskopis tak berwarna, dan memiliki titik
beku 16,7oC. Lrutan CH3COOH dalam air merupakan asam lemah, artinya
hanya terdisosiasi menurut reaksi :
CH3COOH H+ + CH3COO –

Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku di indutri


yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti
polietilenaterftalat, selulosa asetat, dan poliivinil asetat, maupun berbagai
macam serat dan kain. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat
mencapai 6,5 juta ton/tahun. 1,5 juta ton/tahun diperoleh dari hasil daur
ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber
hayati.
Penentuan kadar cuka dapat ditentukan dengan menggunakan
metode titrasi netralisasi dengan menggunakan indikator PP. Zat yang
akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titran” dan biasanya
diletakkan dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui
konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan diletakkan dalam buret. Fungsi
indikator ini untuk mengetahui titik akhir titrasi. Titrasi asam basa
merupakan metode penentuan molaritas asam dengan zat penitrasi
larutan basa atau penentuan molaritas larutan basa dengan penitrasi
larutan asam.
Pemilihan indikator yang tepat merupakan syarat utama saat
titrasi. Jika indikator digunakan berubah warna pada saat titik ekuivalen,
maka titik akhir titrasi akan sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi,
jika perubahan warna indikator terletak pada pH dimana zat penitrasi
sedikit berlebihan, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen.
Indikator yang lebih dianjurkan yaitu PP karena memberikan perubahan
warna yang jelas yaitu merah muda dari yang tidak berwarna (trayek pH
= 8,1-10,0). Pada saat titik ekuivalen proses titrasi dihentikan, kemudian
di catat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut.
Dengan menggunakan data volume titrasi, volume dan konsentrasi titer
maka dapat menghitung kadar titrasi.
Asidemetri dan Alkalimetri adalah analisis kuantitatif
volumemetri berdasarkan reaksi netralisasi. Asidimetri adalah reaksi
netralisasi (titrasi) larutan basa dengan larutan standar asam. Alkalimetri
adalah reaksi netralisasi (titrasi) larutan asam dengan larutan standar
basa.Jadi,keduanya dibedakan pada larutan standarnya.Pemakaian asam
asetat (CH3COOH) di industri tekstil antara lain:
- Untuk mengatur pH larutan celup pada pencelupan dengan satu
warna disperse dan zat warna asam
- Untuk netralisasi pada proses pengurangan berat dan merserisasi
D. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan :
 Erlenmeyer 250 mL
 Pipet volume 10 mL-25 mL
 Buret 50 mL
 Labu ukur 100 mL

Pereaksi :
 NaOH 0,0836 N
 Asam asetat (CH3COOH) x %
 Indikator PP

E. Cara Kerja

- Bersihkan buret dan bilas dengan air suling.


- Bilas buret dengan larutan NaOH 0,1 N yang sudah diketahui
normalitasnya lalu diisi hingga penuh dan dihimpit di garis nol.
- Pipet 25mL asam asetat ke dalam labu ukur 100mL, encerkan sampai
tanda garis
- Larutan dikocok sebanyak 12x.
- Pipet 10mL larutan encer ke dalam Erlenmeyer.
- Bubuhi 2 tetes indikator PP.
- Kemudian dititar dengan larutan NaOH 0,1 N dari buret hingga titik
akhir, tepat berubah menjadi merah muda.
- Hitunglah kadar asam asetat dalam % dan g/L.

F. Reaksi
Penentuan kadar asam asetat (CH3COOH) dengan cara alkalimetri
menggunakan larutan NaOH, dengan persamaan sebagai berikut :
NaOH (aq) + CH3COOH (aq) CH3COONa (aq) +
H2O (l)
Kadar Asam Asetat (CH3COOH) : (mL titrasi x NNaOH) x BECH3COOH x P

𝑔/𝑙
Kadar CH3COOH (%) = 1000 𝑥 𝐵𝑗 x 100%

Dengan : P = Faktor pengenceran


(P = 100/10 x 1000/25 = 400) untuk pipet volume 25 mL dan
(P = 100/10 x 1000/10 = 1000) untuk pipet volume 10 mL.

G. Data Pengamatan

Titrasi V (mL)

I 0,00 – 5,00

II 0,00 – 5,00

Perhitungan
Diketahui :
Titrasi 1 + Titrasi 2
Rata-rata = 2
5+5
= 2
= 5 mL
N NaOH = 0,1

Mr
BE = 𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖

60
= = 60
1

P:
10 mL 100 mL
II I

100 mL 1000 𝑚𝐿 10 mL
P= 𝑥 = 1000
10 𝑚𝐿 10 𝑚𝐿
Kadar Asam Asetat = (mL titrasi x N) x BE x P
= (5 mL x 0,1) x 60 x 1000
= 12.000 mg/L
= 12.000/1000
= 12 g/L

g/L
Kadar Asam Asetat (%) = 𝑥 100 %
1000 𝑥 𝐵𝐽

12
= 𝑥 100 %
1000 𝑥 1

= 1,2 %

H. Diskusi dan Pembahasan


Pada praktikum kali ini yaitu penetapan kadar Asam Asetat dengan
NaOH. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam praktikum
kali ini, yaitu sebagai berikut :
1. Pemilihan indikator yang tepat merupakan syarat utama saat titrasi.
2. Erlenmeyer yang digunakan harus dalam keadaan bersih, bebas dari
larutan lain dan air.
3. Saat mengambil larutan dengan pipet volume, kita harus berhati-hati,
jangan sampai larutan terminum.
4. Jangan sampai kelebihan larutan NaOH saat dititar dengan larutan
asam asetat encer.
5. Kekurang telitian saat melakukan titrasi.

I. Kesimpulan
Jadi kadar asam asetatnya adalah 12 gram/L dan kadar asam
asetatnya (%) adalah 1,2 %.
J. Daftar Pustaka
Iriani, Sri. (dkk.) 2016. Pedoman Praktikum Kimia Dasar.Bandung :
Politeknik STTT Bandung
PRAKTIKUM 2
Menetapkan kadar NaHCO3 (basa lemah dengan asam kuat)

A. Waktu Praktikum
Kamis, 20 September 2018

B. Maksud dan Tujuan


Agar praktikum dapat menentukan kadar NaHCO3 yang
merupakan basa lemah dengan menggunakan asam kuat sebagai titran.

C. Dasar Teori
Titrasi asam basa dimana reaksi antara analit dan titrannya adalah
merupakan reaksi asam basa. Asidimetri : Penetapan kadar secara
kuantitatif terhadap senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan
standar senyawa asam yang sudah diketahui konsentrasinya. reaksi asam
dan basa pada dasarnya termasuk reaksi netralisasi. Yaitu reaksi antara
donor proton (asam) dan penerimaan proton disebut aseptor proton (basa).
Jika asam dan basa sama-sama kuat, maka saat titik akhir titrasi larutan
akan netral, sedangkan jika salah satu lemah maka garam akan
terhidrolisa, maka larutan sediki asam, basa.
Penetapan kadar natrium hidrogen karbonat NaHCO3 dapat
dilakukan dengan titarsi asam basa menggunakan larutan standar HCl.

Menurut reaksi : NaHCO3 + HCl → NaCl + H2O + CO2

D. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan :
 Erlenmeyer 250 mL
 Pipet volume 10 mL dan 25 mL
 Labu ukur 100 mL
 Buret 50 mL
 Piala gelas 100 mL
 Corong gelas
 Pipet tetes
Pereaksi :
 NaHCO3
 HCl 0,0990 N
 Indikator MO
 Air suling bebas CO2

E. Cara Kerja
 Bersihkan buret dan bilas dengan air suling.
 Isi buret dengan larutan HCl 0,0990 N
 Pipet 10 mL larutan NaHCO3 ke dalam labu ukur 100 mL, encerkan
sampai tanda garis. Larutan dikocok sebanyak 12x. Air suling yang
dipakai tidak mengandung CO2.
 Pipet 20 mL larutan encer kedalam Erlenmeyer.
 Bubuhi 2 tetes indikator MO.
 Kemudian dititar dengan larutan HCl dari buret, hingga tepat berubah
menjadi berwarna orange.
 Hitung kadar NaHCO3.

F. Reaksi
Reaksi yang terjadi pada penetapan kadar Natrium bikarbonat
(NaHCO3) dengan larutan standar HCl menurut reaksi :
NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2
Kadar Natrium bikarbonat (NaHCO3) : (mL titrasi x NHCl)x BENaHCO3 x P
Dengan : P = Faktor pengenceran
(P = 100/10 x 1000/25 = 400) untuk pipet volume 25 mL dan
(P = 100/10 x 1000/10 = 1000) untuk pipet volume 10 mL.
G. Data Pengamatan

Data Percobaan
Titrasi V (mL)

I 0,00 – 6,60

II 0,00 – 6,60

Perhitungan
Diketahui :
Titrasi 1 + Titrasi 3
Rata-rata = 2

6,60+6,60
= 2

= 6,60 mL

N HCl = 0,1000

Mr
BE = 𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖

84
= = 84
1

P:
10 mL 100 mL
II I

25 mL

100 mL 1000 𝑚𝐿
P= 𝑥 = 400
10 𝑚𝐿 25 𝑚𝐿

Kadar NaHCO3 = (mL titrasi x N) x BE x P

= (6,60 mL x 0,1000) x 84 x 400


= 22.176 mg/L
= 22,18 gram/L
H. Diskusi dan Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu penetapan kadar NaHCO3. Namun
ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam praktikum kali ini, yaitu
sebagai berikut :
1. Pemilihan indikator yang tepat merupakan syarat utama saat titrasi.
2. Erlenmeyer yang digunakan harus dalam keadaan bersih, bebas dari
larutan lain dan air.
3. Saat mengambil larutan dengan pipet volume, kita harus berhati-hati,
jangan sampai larutan terminum.
4. Air suling yang digunakan harus bebas CO2 dan tidak boleh dalam
keadaan panas.
5. Jangan sampai kelebihan larutan HCl saat dititar dengan NaHCO3
encer.
6. Kekurang telitian saat melakukan titrasi.

I. Kesimpulan
Jadi kadar Natrium Bikarbonat (NaHCO3) adalah 22,18 gram/L.
J. Daftar Pustaka
Iriani, Sri. (dkk.) 2016. Pedoman Praktikum Kimia Dasar.Bandung :
Politeknik STTT Bandung
PRAKTIKUM 3
Menetapkan normalitas larutan KMnO4 dengan COOH 0,1000 N

A. Waktu Praktikum
Kamis, 27 September 2018

B. Maksud dan Tujuan


Praktikum ini mampu menentukan normalitas larutan KMNnO4
dengan larutan baku asam oksalat (HCOOH)2 0,1000 N, dengan
menggunakan metode titrasi permanganometri / oksidimetri dan pada
reaksinya digunakan pH asam untuk larutan standar primer dari asam
oksalat (HCOOH)2 0,1000 N.

C. Dasar Teori
 Titrasi redoks
Titrasi redoks (reduksi - oksidasi) merupakan jenis titrasi yang paling
banyak jenisnya. Diantaranya : permanganometri, dikromatometri,
cerimetri, iodimetri, bromometri, bromatometri, dan nitrimatri.
Terbaginya titrasi ini dikarenakan tidak ada satu senyaa (titran) yang
dapat bereaksi dengan semua senyawa oksidator dan reduktor
sehingga pastinya akan melibatkan senyawa reduktor dan oksidator,
karena titrasi redoks melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi.
Diantaranyya titran dan analit, jika tiran nya oksidator maka
sampelnya adalah oksidator.
 Pragmanometri
Pragmanometri merupakan suatu penetapan kadar atau reduktor
dengan jalan oksidasi dengan larutan baku kalium permanganat dalam
lingkungan asam sulfat encer. Metode ini didasarkan oksidasi ion
permanganat. Oksidasi ini berlangsung dalam suasana asam , netral
dan alkalis. Dimana kalium permanganat merupakan oksidator yang
kuat sebagai titran. Titran ini didasarkan atas titrasi reduksi dan
oksidasi / redoks, KMnO4 ini telah digunakan meluas lebih dari 100
tahun. Titrasi ini digunakan untuk menentukan kadar oksalat / besi
dalam suatu sampel, KMnO4 merupakan peran oksidator yang paling
baik untuk menentukan kadar besi yang terdapat sampel dalam
suasana asam dengan menggunakan asam sulfat. Bisa juga untuk
menentukan kadar belerang, nitrit, fosofit. Sedikit permanganat dapat
terpakai dalam pembentukan kholor. KMnO4 bukan larutan baku
primer oleh karena itu perlu dibakukan terlebih dahulu. Pada
percobaan ini untuk membakukan KMnO4 dapat digunakan natrium
oksalat yang merupakan standart primer.
D. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan yaitu :
 Erlenmeyer 250 mL
 Pipet volume 10 mL dan 25 mL
 Gelas ukur 100 mL
 Buret 50 mL
 Piala gelas 100 mL
 Corong gelas
 Pipet tetes
 Pemanas listrik

Pereaksi :
 Larutan standar H2C2O4 0,1 N
 Larutan KMnO4
 Larutan H2SO4 4N

E. Cara Kerja

 Bersihkan buret dan bilas dengan air suling.


 Isi buret dengan larutan KMnO4yang akan ditetapkan normalitasnya.
 Pipet 10 mL larutan baku asam oksalat (COOH)20,1000 N dipipet ke
dalam Erlenmeyer
 Diasamkan dengan 10mL larutan H2SO4 4 N (memakai gelas ukur).
 Panaskan sampai 60-70 derajat celcius.
 Selagi masih panas dititar dengan larutan KMnO4dari buret sampai
titik akhir yang berwarna merah jambu muda.
 Hitung normalitas KMnO4dan kadarnya dalam g/L.
F. Reaksi
Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut :
2KMnO4 +3H2SO4 K2SO4 + 2MnSO4 + 3H2O +
5O
5(COOH)2 5H2O + 5CO2
2KMnO4 +3H2SO4 + 5(COOH)2 K2SO4 + 2MnSO4 + 5CO2 +
8H2O + 5O
VH2C2O 4 NH2C2O4 = VKMnO4 NKMnO4
VH2C2O4 NH2C2O4
NKMnO4 = VKMnO4

Kadar KMnO4(g/L) = NKMnO4 BEKMnO4

G. Data Pengamatan

Data Percobaan
Titrasi V (mL)

I 0,00 – 24,00

II 0,00 – 24,00

Perhitungan
Diketahui :
Titrasi 1 + Titrasi 3
Rata-rata = 2

24,00+24,00
= 2

= 24,00mL

mLH2SO4 = 0,1000
= 25mL
V1 x N1 = V2 x N2
24 x N1 = 24 x 0,1000

24 x 0,1000
N1= 24

= 0,1041N

Kadar KMnO4= N x BE
= 0,1041 x 31,6
= 3,2895 m/L

H. Diskusi dan Pembahasan


Pada praktikum kali ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam praktikum kali ini, yaitu sebagai berikut :
1. Erlenmeyer yang digunakan harus dalam keadaan bersih, bebas dari
larutan lain dan air.
2. Saat mengambil larutan dengan pipet volume, kita harus berhati-hati,
jangan sampai melebihi batas.
3. Proses titrasi harus dalam keadaan hangat, tidak terlalu panas dan tidak
dingin juga.
4. Hati-hati dalam penggunaan pemanas listrik.

I. Kesimpulan
Jadi kadar normalitas larutan KMnO4 dengan larutan standar asam
oksalat (COOH)2 0,1000 N adalah 3,2895 g/L.
J. Daftar Pustaka
Iriani, Sri. (dkk.) 2016. Pedoman Praktikum Kimia Dasar.Bandung :
Politeknik STTT Bandung
PRAKTIKUM 4
Menetapkan kadar H2O2 secara Permanganometri / Oksidimetri

A. Waktu Praktikum
Kamis, 4 Oktober 2018

B. Maksud dan Tujuan


Praktikum ini bertujuan untuk menetukan kadar H2O2 yang
dilakukan dengan metode permanganometri/oksidimetri, dan
menggunakan KMnO4 sebagai zat penitarnya. Artinya KMnO4 yang
digunakan adalah larutan KMnO4 yang telah distandarisasi dengan larutan
standar asam oksalat.

C. Dasar Teori
Permanganometri merupakan suatu penetapan kadar atau reduktor
dengan jalan dioksidasi dengan larutan baku Kalium Permanganat
(KMnO4) dalam lingkungan asam sulfat encer. Metode permanganometri
didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat. Oksidasi ini berlangsung
dalam suasana asam, netral, dan alkalis, dimana kalium permanganate
merupakan oksidasi yang kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas
dititrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Pada teknik titrasi ini biasa
digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sampel.
Kalium permanganate merupakan peran oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sampel dalam suasana asma
dengan menggunalan larutan asam sulfat (H2SO4).
Penetapan titar larutan H2O2 dan kadarnya dapat dilakukan dengan
cara titrimetri. Titrimetri adalah cara analisa jumlah berdasarkan
pengukuran volume larutan pereaksi yang mempunyai kepekatan tertentu
yang direaksikan dengan larutan contoh yang sedang ditetapkan kadarnya.
Dalam percobaan ini metode penitaran yang digunakan adalah titrasi
oksidimetri yaitu dengan cara permanganometri. Dalam titrasi
permanganometri digunakan larutan penitar KMnO4 yang merupakan
suatu oksidator. Titrasi dengan larutan KMnO4 umumnya dititrasi dengan
larutan yang tidak berwarna karena KMnO4 sudah berwarna violet dan
biasanya digunakan pada kain denim.
Sifat fisik dari kalium permanganate (KMnO4) berat molekulnya
adalah 197,12 gr/mol, memiliki titik didih 32,35 oC dan titik beku 2,83 oC.
kelium permanganate memiliki warna ungu kehitaman berbentuk Kristal.
Sifat kimia dari kalium permanganate adalah KMnO4 larut dalam
methanol, dapat terurai oleh sinar. Dalam suasana basa dan netral akan
tereduksi menjadi MnO2. Salah satu keunggulana hidrogen peroksida
dibandingkan dengan oksidator yang lain adalah sifatnya yang ramah
lingkungan karena tidak meninggalkan residu yang berbahaya. Kekuatan
oksidatornya pun dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.

D. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan yaitu :
 Erlenmeyer 250 mL
 Pipet volume 10 mL dan 25 mL
 Gelas ukur 100 mL
 Piala gelas 100 mL
 Labu ukur 100 mL
 Corong gelas

Pereaksi
 Larutan KMnO4 0,1058 N
 Larutan H2O2 encer
 Larutan H2SO4 4 N
E. Cara Kerja

 Bersihkan buret dan dibilas dengan air suling.


 Isi buret dengan larutan KMnO4 0,1058 N.
 10 mL larutan contoh H2O2 dipipet ke dalam labu ukur 100 mL lalu
diencerkan dengan air suling sampai tanda garis.
 10 mL larutan encer dipipet ke dalam Erlenmeyer.
 Diasamkan dengan 25 mL larutan H2SO4 4 N (pakai gelas ukur).
 Langsung dititar dengan larutan KMnO4 0,1058 N dari buret sampai
titik akhir yang berwarna merah jambu muda.
 Hitunglah kadar (%) H2O2 asal (Bj larutan dianggap 1).

F. Reaksi
Dimana tiap ml larutan kalium permanganate 0,1000 N setara
dengan 1,701 mg hidrogen peroksida. Pada penetapan kadar tersebut,
reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
2 MnO4- + 6 H + + 5 H2O2 2Mn + + 5O2 + 8H2O

G. Data Pengamatan

Data Percobaan Menetapkan Kadar H2O2 secara Permanganometri.


Data Percobaan

Titrasi V (mL)

I 0,00 – 30,6

II 0,00 – 30,6

Perhitungan
Diketahui :
Titrasi 1 + Titrasi 2
Rata-rata = 2
30,6 + 30,6
= 2
= 30,6 mL
N KMnO4= 0,1041 N
BM
BE H2O2= 𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
34
= = 17
2
P:
10 mL 100 mL
II I

100 mL 1000 𝑚𝐿 25 mL
P= 𝑥 = 160
25 𝑚𝐿 25 𝑚𝐿

Kadar H2O2 (mg/L) = (mL titrasi x N)KMnO4 x BEH2O2 x P


= (30,6 mL x 0,1041) x 17 x 160
= 8.664,45 mg/L
= 8,66 gram/L

g/L
Kadar H2O2 (%) =1000 𝑥 1 𝑥 100 %

8,66
= 𝑥 100 %
1000 𝑥 1

= 0,87 %

H. Diskusi dan Pembahasan


Pada praktikum kali ini yaitu Menetapkan Kadar H2O2 secara
Permanganometri. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatiakan
dalam praktikum kali ini, yaitu sebagai berikut :
a. Erlenmeyer yang digunakan harus dalam keadaan bersih, bebas dari
larutan lain dan air.
b. Saat mengambil larutan dengan pipet volume, kita harus berhati-hati,
jangan sampai larutan terminum.
c. Jangan sampai kelebihan larutan KMnO4saat dititar dengan larutan
H2O2 encer yang sudah diasamkan.
d. Kekurang telitian saat melakukan titrasi.
I. Kesimpulan
Jadi kadar (%) H2O2 adalah 0,87 %.
J. Daftar Pustaka
Iriani, Sri. (dkk.) 2016. Pedoman Praktikum Kimia Dasar.Bandung :
Politeknik STTT Bandung

Anda mungkin juga menyukai