Anda di halaman 1dari 13

TUGAS I

PENDIDIKAN PANCASILA
“OPINI PUBLIK DAN MEDIA SOSIAL MENGENAI PANCASILA”

Riris Frishania Putri


NIM.19030070
Rada Rani
NIM.19036085

DOSEN
Zaky Farid Luthfi, S.Pd.,M.Pd.

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
OPINI PUBLIK DAN MEDIA SOSIAL MENGENAI PANCASILA

1. Konsep Pancasila

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila merupakan


rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia guna memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam mewujudkan
Ketahanan Nasional. Isi dalam pancasila dianggap sebagai pandangan masyarakat
dalam kehidupan sehari hari.

Butir-butir pancasila dan penjelasannya ;

1. KETUHANAN YANG MAHA ESA


 Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang
 Menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa.
 Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.

2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB


 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
 Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
 Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
 Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
 Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
 Berani membela kebenaran dan keadilan.
 Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.

3. PERSATUAN INDONESIA :
 Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
 Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
 Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
 Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
 Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
 Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika.
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN


DALAM PERMUSYAWARATAN DAN PERWAKILAN :
 Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
 Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
 Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
 Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
 Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
 Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
 Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
 Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA :


 Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
 Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
 Menghormati hak orang lain.
 Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
 Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
 Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah.
 Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
 Suka bekerja keras.
 Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
 Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.
Kita harus dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari. Salah satunya adalah menghargai perbedaan. Sikap menghargai perbedaan
seperti dalam perumusan Pancasila. Kita harus menyadari bahwa negara kita terdiri
atas beragam suku bangsa. Setiap suku Bangsa memiliki ragam budaya yang berbeda.
Perbedaan suku bangsa dan budaya bukan menjadi penghalang untuk bersatu. Tetapi,
justru perbedaan itu akan menjadikan persatuan negara kita kuat seperti Pancasila.
Ketika Pancasila sebagai dasar negara kokoh, Negara juga kokoh. Ketika Pancasila
rapuh atau goyah, maka Negara juga akan goyah. Pancasila sebagai dasar negara
tidak dapat diubah akan tetapi isi pancasila dapat direvisi tanpa menghilangkan
maksud dan tujuan isi sila tersebut.Akan tetapi apakah pada zaman ini pancasila
masih dikatakan sebagai ideologi negara?

Pancasila dengan lima silanya bisa menjadi pegangan masyarakat untuk bisa
membendung pengaruh buruk yang bisa didapat di media sosial zaman milenial ini.
Akan tetapi, pada nyata nya penerapan lima sila tidak dilakukan. Beberapa
masyarakat hanya mengetahui isi pancasila dan tidak menerapkan sebagai pedoman
dalam kehidupan sehari hari.

Dengan bercampur tangan antara politik dengan agama seakan akan pancasila
sudah tidak lagi menjadi dasar negara indonesia. Sila sila dalam pancasila sudah tidak
lagi digunakan menjadi pedoman masyarakat ini.

2. Opini Publik dan Sosial media mengenai Pancasila Pancasila

Opini publik mengenai pancasila sudah kami rangkum menjadi beberapa point
penting yaitu :

A. Kurang nya penerapan Pancasila dalam era globalisasi

Masyarakat Indonesia lama-kelamaan terbawa oleh arus globalisasi yang pada


zaman sekarang atau zaman yang disebut millenial ini lebih kuat dibanding dengan
Pancasila yang menjadi pedoman hidup Indonesia itu sendiri. Apakah isi lima sila
pancasila itu hanya menjadi sebuah kiasan?

Keadaan yang kita hadapi sekarang lebih genting dari yang dibayangkan.
Tanpa adanya sebuah tiang kokoh untuk menopang Indonesia melalui globalisasi,
Indonesia akan dengan mudah hilang dalam perkembangan-perkembangan yang
terjadi.Apalagi kalau bukan Pancasila, dan siapa lagi selain generasi muda? Generasi
muda yang akan membawa masa depan Indonesia. Maka generasi muda lah yang
harus memiliki pegangan kuat akan nilai-nilai Pancasila, karena mereka yang akan
memimpin bangsa Indonesia.

Sebagai generasi muda, kita harus kembali mengingat nilai-nilai dari


Pancasila itu sendiri, dan menerapkannya kedalam kehidupan kita sehari-hari. Bukan
hanya dalam lingkup pergaulan melainkan juga dalam lingkup masyarakat umum dan
kehidupan sosial kita harus bawa nilai-nilai Pancasila tersebut. Dengan menerapkan
nilai-nilai Pancasila, kita tidak hanya mengingatkan kepada sesama masyarakat
Indonesia akan pentingnya nilai-nilai tersebut, tetapi kita juga menanamkan pedoman
dan pegangan yang kuat akan bangsa kita sendiri. Jika masyarakat Indonesia
berpegang teguh kepada Pancasila, maka perkembangan di era globalisasi dan
informasi-informasi menyesatkan tersebut tidak akan mempengaruhi pendirian dan
jati bangsa Indonesia.

Semua ini bergantung kepada para penerus bangsa, para generasi muda.
Bangunlah kesadaran akan pentingnya Pancasila. Bangunlah mental yang kuat dan
kokoh untuk melawan pengaruh globalisasi. Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Kalau
bukan kita, siapa lagi?

B. Ideologi Pancasila menurut Bapak Presiden

Dalam debat capres keempat yang digelar di Hotel Shangri La, Jakarta. Bapak
jokowi ber opini mengenai pendidikan bagi generasi muda soal Pancasila. Jokowi
menekankan pentingnya pendidikan dan penerapan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, seperti penerapan toleransi dalam berbangsa dan bernegara di Indonesia.
"Yang paling penting adalah bagaimana memberikan pendidikan Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara harus bertoleransi karena kita ini memiliki 714
suku," ujar Jokowi seperti dilansir dari Antara.

Jokowi mengatakan, bahwa anak-anak Indonesia harus diberitahu bagaimana


berkawan dengan saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air yang memiliki lebih
dari 1.100 bahasa daerah yang berbeda-beda. Selain itu Jokowi juga menegaskan
pentingnya mendidik anak-anak bangsa Indonesia bagaimana hidup bertoleransi,
mengingat Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan ras. "Itu
sebetulnya yang ingin terus kita lakukan, pendidikan ini bukan indoktrinasi lagi harus
kekinian juga untuk dapat lebih diterima oleh para generasi muda," ujar Jokowi.
Pendidikan Pancasila dan toleransi dikatakan Jokowi pada saat ini dapat dilakukan
melalui sosial media untuk menjangkau generasi muda.

C. Pancasila Dalam Pemerintahan Indonesia

Lebih dari 66 tahun Indonesia mengenyam kemerdekaannya, berbagai periode


kepemerintahan sudah dilalui, namun sekarang ini, nilai-nilai moral Pancasila sudah
semakin luntur. Konflik sosial yang terjadi di masyarakat disebabkan oleh terlalu
lebarnya amplitudo antara penduduk yang kaya dan miskin. Konflik masyarakat yang
berbau suku agama, ras, dan antargolongan (SARA) disebabkan oleh fanatisme yang
berlebihan terhadap individualisme masyarakat.

Dari segi birokrasi pemerintahan, runtuhnya moralitas para pejabat merupakan


cerminan lunturnya nilai-nilai Pancasila di negara yang kita cintai ini. Fakta yang ada
sekarang ini adalah merebaknya kasus korupsi di segala lini pemerintahan baik pusat
maupun daerah, kasus narkotika yang semakin banyak, pelaksanaan kebijakan
pemerintah yang tidak pro-rakyat dan kasus pornografi yang dilakukan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR).

Fakta yang sangat menggelikan sekaligus mengundang gelak tawa adalah di


beberapa stasiun televisi memperlihatkan bahwa ada beberapa anggota DPR yang
tidak hafal urutan, lambang, dan isi dari Pancasila. Fakta ini menunjukkan bahwa
pada zaman sekarang ini, pendidikan Pancasila sangat urgen untuk direvitalisasi
kembali agar identitas bangsa Indonesia mampu kembali tercitrakan baik dari dalam
maupun luar negeri.

Revitalisasi nilai-nilai Pancasila sangat penting untuk membangun karakter


bangsa. Nilai-nilai Pancasila dapat digunakan secara efektif untuk membangun rasa
kekeluargaan dan nasionalisme bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila yang tertuang
nilai-nilai Pancasila atau yang disebut Eka Prasetia Pancakarsa bila diterapkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dijadikan senjata ampuh untuk melawan
segala permasalahan bangsa ini.

Nilai-nilai yang tertuang dalam Eka Prasetia Pancakarsa seperti: saling


menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama, mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia
dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan pelaksanaan pendidikan.
Penjabaran konkret nilai-nilai Pancasila untuk setiap generasi bangsa Indonesia
dapat dilakukan dalam berbagai bidang seperti pendidikan. Penanaman nilai
Pancasila dalam masyarakat seharusnya dilaksanakan sejak dini dari dunia
pendidikan karena dengan penanaman nilai moral Pancasila dari bidang pendidikan
makan kita akan dapat memutus mata rantai kebobrokan moral bangsa ini dari
generasi sebelumnya.

D. Pancasila di mata masyarakat

Menurut seorang mahasiswa UPI Tasikmalaya bernama Pipit mengatakan, konsep


Pancasila sudah bagus dan baik tetapi dalam realisasinya belum terlaksana dengan
baik juga belum tercapai apa yang diinginkan, misalnya dalam kehidupan
bermasyarakat yang adil dan beradab, tetapi dalam kenyataannya keadilan belum
merata, hal ini terbukti dalam penerapan hukum. Penerapan hukum di Indonesia
masih menggunakan istilah “Runcing kebawah dan tumpul keatas” maksudnya adalah
Karena hukum dapat dibeli maka aparat penegak hukum tidak dapat diharapkan untuk
melakukan penegakkan hukum secara menyeluruh dan adil.Tidak sedikit penegak
hukum yang tidak menerapkan nilai nilai pancasila dalam kasus mereka.

Menurut Jarwanto, salah seorang pemuda Karang Taruna Desa Waringinsari,


memberikan pandangannya, Pancasila merupakan prinsif hidup bangsa Indonesia,
namun pemahaman yang berbeda-beda dari individu masing-masing yang
mengakibatkan penerapan nilai-nilai Pancasila berbeda pula kadang lebih
mementingkan ego pribadinya. Pemahaman yang seperti ini akan mengakibatkan
runtuh nya nilai pancasila dalam masyarakat. Masyrakat akan lebih egois dan kritis
dalam menghadapi masalah, tidak adanya musyawarah untuk mufakat dan akan
menghilangkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Menurut Dadan, seorang tokoh pemuda Desa Batulawang, bahwa semua sila yang
ada dalam Pancasila sudah merangkum bagaimana kita harus berprilaku baik dalam
hubungannya dengan Allah SWT maupun dalam hubungan dengan sesama manusia
di kehidupan sehari-hari, Pancasila jangan hanya dijadikan ucapan dalam suatu acara
seremonial (upacara) belaka, maupun hanya di tempel sebagai hiasan di dinding
kantor. Tapi harus terus digali makna dari Pancasila tersebut, terus diamalkan nilai-
nilai yang terkandung dalam pancasila tersebut.

E. Penerapan Pancasila Di media Sosial


Jaringan internet dan media sosial menjadi salah satu faktor yang paling
rawan dalam penyebaran paham dan ajaran yang bertentangan dengan Pancasila.
"Media sosial mempunyai peran signifikan dalam menyajikan informasi bagi anak-
anak muda. Tanpa saringan dan mentor pembelajaran informasi di media sosial
ditelan mentah-mentah, sehingga menggerus pemahaman mengenai nilai-nilai
Pancasila," ujar Bamsoet

Dalam menumbuh kembangkan paham pancasila demi Menjaga Keutuhan


NKRI. Politisi Partai Golkar ini menilai pemahaman Pancasila di kalangan
masyarakat, termasuk mahasiswa, kian menurun. Berdasarkan survei Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT) disebutkan sekitar 39 persen mahasiswa di
kampus-kampus besar di 15 provinsi memiliki ketertarikan pada paham radikalisme.
Temuan Wahid Institute juga menunjukan hal serupa. Sebanyak 11 juta orang
penduduk Indonesia menyatakan bersedia melakukan tindakan radikal, 0,4 persen
penduduk Indonesia pernah melakukan tindakan radikal dan 7,7 persen mau bertindak
radikal jika memungkinkan.

"Riset Universitas Islam Negeri Jakarta tahun 2017 menyatakan 54,87 persen
anak-anak muda memiliki pemahaman radikal dari internet. Sementara, survei LSI
menyebutkan pendukung Pancasila mengalami penurunan setiap lima tahun. Kondisi
seperti ini sungguh sangat memprihatinkan," tutur Bamsoet. Kepala Badan Bela
Negara FKPPI ini menilai kondisi tersebut tidak lepas dari maraknya informasi dan
berita palsu (hoaks) yang beredar luas di media sosial. Menurut data Kementerian
Kominfo tahun 2017, terdapat lebih dari 15 ribu aduan ujaran kebencian dan lebih
dari 6.000 aduan berita palsu. Banyaknya informasi dan berita palsu itu telah
mengubah tatanan kehidupan masyarakat.

"Pengaruh internet dan media sosial membuat setiap orang mudah mencari
informasi tanpa mengindahkan kaidah-kaidah konfirmasi dan verifikasi. Kemajuan
Iptek bagaikan pisau bermata dua, di satu sisi membawa kemajuan dan kesejahteraan,
tapi di sisi lain dapat merusak nilai-nilai moral masyarakat serta menggerus
pemahaman Pancasila dengan berita palsu," kata Bamsoet. Karenanya, mantan Ketua
Komisi III DPR ini meminta para mahasiswa mau terlibat aktif dalam meningkatkan
kembali pemahaman atas ideologi Pancasila. Terlebih, mahasiswa mempunyai peran
penting dalam masyarakat sebagai agen kontrol sosial dan agen perubahan sosial.
3. Kesimpulan dari Opini Publik dan Sosial media mengenai Pancasila

1) Pancasila merupakan ideologi yang sesuai dengan Indonesia karena mampu


mewadahi masyarakat Indonesia yang tinggi dengan beragamnya agama, adat,
budaya dan lain-lain. Pancasila memiliki arti penting bagi Indonesia sebagai
identitas nasional yang kemudian menjadi ciri khas dari bangsa Indonesia
yang berbeda dari bangsa yang lainnya namun bukan berarti menganggap
rendah bangsa lain, tetapi harus tetap menjunjung persaudaraan dunia. Dalam
perkembangannya, pancasila juga mengalami berbagai dinamika interpretasi
dari masa ke masa. Bila benar Pancasila itu masih ada pada setiap sanubari
kita. persatuan dan kesatuan negeri ini tetap ada. Dan memang bila benar
Pancasila itu masih melekat kuat di jiwa raga kita ini, kita selalu mau untuk
bertoleransi dalam kehidupan yang damai dan indah. Apabila pancasila tidak
ada dalam diri bangsa indonesia maka negara ini akan keluar dari jalur
kebenaran.
2) Kondisi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dewasa ini serta
penyimpangan Pancasila pada saat ini yang menimbulkan gerakan reformasi
di Indonesia sehingga terjadilah suatu perubahan yang cukup besar dalam
berbagai bidang terutama bidang kenegaraan, hukum maupun politik. Maka
dari itu sebagai warganegara yang baik sebaiknya kita tahu beberapa hal-hal
sebagai berikut:
a) Dalam penegakan hak asasi manusia kita sebagai mahasiswa
harus bersifat objektif dan benar- benar berdasarkan kebenaran
moral demi harkat dan martabat manusia bukan karena
kepentingan politik.
b) Perlu disadari bahwa dalam penegakan hak asasi manusia
tersebut pelanggaran hak asasi manusia dapat dilakukan
seseorang, kelompok orang termasuk aparat Negara, penguasa
Negara baik disengaja ataupun tidak (UU No. 39 tahun 1999).
c) Sistem ekonomi harus berdasarkan pada nilai dan upaya
terwujudnya kesejahteraan seluruh bangsa maka peningkatan.
d) Kehidupan beragama dalam Negara Indonesia dewasa ini harus
dikembangkan kearah terciptanya kehidupan bersama yang penuh
toleransi, saling menghargai berdasarkan nilai kemanusiaan yang
adil dan beradab.
e) Rehabilitasi dan pemulihan ekonomi. Hal ini dilakukan dengan
menciptakan kondisi kepastian usaha yaitu dengan
diwujudkannya perlindungan hukum serta undang-undang
persaingan yang sehat.
3) Pancasila memiliki 5 sila yang berisi solusi dari setiap permasalahan yang
terjadi. Saya memberikan contoh mengenai permasalahan perbedaan agama.
Sila pertama berbunyi "ketuhanan yang Maha Esa" yang berarti setiap
masyarakat harus menghormati berbagai agama yang ada. Masyarakat tidak
boleh mengatakan agama tersebut sesat atau tidak, karena setiap orang berhak
memeluk agama yang dipercayainya. Ini merupakan salah satu contoh untuk
mencegah permasalahan antar agama.Masyarakat perlu mempelajari lebih
dalam mengenai pancasila supaya warga Indonesia bersatu dalam mencegah
masalah. Pengenalan akan pancasila dimulai dari keluarga. Keluarga
dihimbau untuk mengajarkan anak mereka mengenai pancasila dan mengajak
mereka untuk mempraktikkannya. Selain keluarga, cara mengenalkan
pancasila dengan melakukan seminar, lewat pendidikan, dan masih banyak
lagi. Penanaman pancasila pada setiap individu harus dimulai sejak dini
supaya mereka sadar akan tanggungjawab mereka sebagai warga negara.

4) Di era keterbukaan informasi seperti sekarang, nilai-nilai pancasila seolah


makin tenggelam dengan iruk pikuk dunia mileneal, generasi muda
mengahadapi tantangan semakin kehilangan akan identitas bangsa dan
menjauh dari nilai budaya, oleh sebab itulah pancasila dibutuhkan sebagai
penguat wawasan kebangsaan. Sebagai generasi muda, dan sebagai masa
depan Negara ini, hendaknya kita mengambil andil penting dalam
merumuskan masa depan bangsa ini, mengembalikan semangat pancasila,
dengan berdiskusi dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari kita, agar
seluruh kita sadar bahwa pancasila berakar dari dialegtika kehidupan rakyat
Indonesia, dan satu lagi pancasila hanya dikatakam sakti jika semua sila yang
ada pada pancasila di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
TUGAS I
PENDIDIKAN PANCASILA
“OPINI PUBLIK DAN MEDIA SOSIAL MENGENAI PANCASILA”

Riris Frishania Putri


NIM.19030070
Rada Rani
NIM.19036085

DOSEN
Zaky Farid Luthfi, S.Pd.,M.Pd.

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019

Anda mungkin juga menyukai