Opini Publik Dan Media Sosial Mengenai Pancasila
Opini Publik Dan Media Sosial Mengenai Pancasila
PENDIDIKAN PANCASILA
“OPINI PUBLIK DAN MEDIA SOSIAL MENGENAI PANCASILA”
DOSEN
Zaky Farid Luthfi, S.Pd.,M.Pd.
2019
OPINI PUBLIK DAN MEDIA SOSIAL MENGENAI PANCASILA
1. Konsep Pancasila
3. PERSATUAN INDONESIA :
Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika.
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Pancasila dengan lima silanya bisa menjadi pegangan masyarakat untuk bisa
membendung pengaruh buruk yang bisa didapat di media sosial zaman milenial ini.
Akan tetapi, pada nyata nya penerapan lima sila tidak dilakukan. Beberapa
masyarakat hanya mengetahui isi pancasila dan tidak menerapkan sebagai pedoman
dalam kehidupan sehari hari.
Dengan bercampur tangan antara politik dengan agama seakan akan pancasila
sudah tidak lagi menjadi dasar negara indonesia. Sila sila dalam pancasila sudah tidak
lagi digunakan menjadi pedoman masyarakat ini.
Opini publik mengenai pancasila sudah kami rangkum menjadi beberapa point
penting yaitu :
Keadaan yang kita hadapi sekarang lebih genting dari yang dibayangkan.
Tanpa adanya sebuah tiang kokoh untuk menopang Indonesia melalui globalisasi,
Indonesia akan dengan mudah hilang dalam perkembangan-perkembangan yang
terjadi.Apalagi kalau bukan Pancasila, dan siapa lagi selain generasi muda? Generasi
muda yang akan membawa masa depan Indonesia. Maka generasi muda lah yang
harus memiliki pegangan kuat akan nilai-nilai Pancasila, karena mereka yang akan
memimpin bangsa Indonesia.
Semua ini bergantung kepada para penerus bangsa, para generasi muda.
Bangunlah kesadaran akan pentingnya Pancasila. Bangunlah mental yang kuat dan
kokoh untuk melawan pengaruh globalisasi. Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Kalau
bukan kita, siapa lagi?
Dalam debat capres keempat yang digelar di Hotel Shangri La, Jakarta. Bapak
jokowi ber opini mengenai pendidikan bagi generasi muda soal Pancasila. Jokowi
menekankan pentingnya pendidikan dan penerapan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, seperti penerapan toleransi dalam berbangsa dan bernegara di Indonesia.
"Yang paling penting adalah bagaimana memberikan pendidikan Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara harus bertoleransi karena kita ini memiliki 714
suku," ujar Jokowi seperti dilansir dari Antara.
Menurut Dadan, seorang tokoh pemuda Desa Batulawang, bahwa semua sila yang
ada dalam Pancasila sudah merangkum bagaimana kita harus berprilaku baik dalam
hubungannya dengan Allah SWT maupun dalam hubungan dengan sesama manusia
di kehidupan sehari-hari, Pancasila jangan hanya dijadikan ucapan dalam suatu acara
seremonial (upacara) belaka, maupun hanya di tempel sebagai hiasan di dinding
kantor. Tapi harus terus digali makna dari Pancasila tersebut, terus diamalkan nilai-
nilai yang terkandung dalam pancasila tersebut.
"Riset Universitas Islam Negeri Jakarta tahun 2017 menyatakan 54,87 persen
anak-anak muda memiliki pemahaman radikal dari internet. Sementara, survei LSI
menyebutkan pendukung Pancasila mengalami penurunan setiap lima tahun. Kondisi
seperti ini sungguh sangat memprihatinkan," tutur Bamsoet. Kepala Badan Bela
Negara FKPPI ini menilai kondisi tersebut tidak lepas dari maraknya informasi dan
berita palsu (hoaks) yang beredar luas di media sosial. Menurut data Kementerian
Kominfo tahun 2017, terdapat lebih dari 15 ribu aduan ujaran kebencian dan lebih
dari 6.000 aduan berita palsu. Banyaknya informasi dan berita palsu itu telah
mengubah tatanan kehidupan masyarakat.
"Pengaruh internet dan media sosial membuat setiap orang mudah mencari
informasi tanpa mengindahkan kaidah-kaidah konfirmasi dan verifikasi. Kemajuan
Iptek bagaikan pisau bermata dua, di satu sisi membawa kemajuan dan kesejahteraan,
tapi di sisi lain dapat merusak nilai-nilai moral masyarakat serta menggerus
pemahaman Pancasila dengan berita palsu," kata Bamsoet. Karenanya, mantan Ketua
Komisi III DPR ini meminta para mahasiswa mau terlibat aktif dalam meningkatkan
kembali pemahaman atas ideologi Pancasila. Terlebih, mahasiswa mempunyai peran
penting dalam masyarakat sebagai agen kontrol sosial dan agen perubahan sosial.
3. Kesimpulan dari Opini Publik dan Sosial media mengenai Pancasila
DOSEN
Zaky Farid Luthfi, S.Pd.,M.Pd.
2019