Anda di halaman 1dari 7

40

ARTIKEL E-JOURNAL UNESA


Pengaruh Latihan Ladder Drills icky Shuffle Terhadap Kelincahan

Khoiruzzaman Assya’bani
Drs. Achmad Widodo, M.Kes
Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK
Kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah dan posisi tubuhnya dengan cepat dan tepat
pada waktu bergerak, sesuai dengan situasi yang dihadapi di arena tertentu tanpa kehilangan keseimbangan
tubuhnya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan Ladder drills icky
shufle terhadap kelincahan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu dengan menggunakan pre test
dan post test. Sampel penelitian sebanyak 15 sampel.

Hasil penelitian diperoleh rata-rata kelincahan pada pre test sebesar 4,840 dan pada post test sebesar 3,105.
Berdasarkan uji normalitas data pre test diperoleh tabel lebih besar dari hitung (5,991>4,228) dan post test
(5,991>3,317), sehingga data berdistribusi normal. Perhitungan uji perbedaan rata-rata kekuatan otot tungkai sebelum
dan sesudah diberi latihan menggunakan Ladder drills icky shufle diperoleh thitung -20,8445 nilai ttabel dengan taraf
signifikansi 0,05 dengan df = 14 adalah 2,093. Karena t hitung lebih besar dari ttabel (-20,8445< 2,977), maka Ho ditolak
yang berarti terdapat perbedaan kelincahan sebelum dan sesudah diberi perlakuan atau latihan Ladder drills icky shufle.
.

Kata Kunci : latihan, Ladder Drills icky shuffle, Kelincahan.

THE EFFECTS OF EXERCISES LADDER AGILITY DRILLS AGAINST THE ICKY


SHUFFLE

Khoiruzzaman Assya’bani
Dr. Achmad Widodo M,Kes
Department Health and Recreation Education, Faculty Sport Science, State University of Surabaya

ABSTRACT

Agility is the ability to change the body direction and position quickly and correctly on the movement time,
appropriate to the situation in a current arena without losing the body balance. The objective of the research is to know
the difference of agility before and after given Ladder drills icky shufle exercises. This study is an quasi experimental
research which uses pre-test, post-test, and treatment. The research sample is 15 people.

The study result shows that the mean of agility on pre-test is 4.840 and on post-test is 3.105. Based on the
normality test of pre-test is gotten table is bigger than coll (5.991>4.228) and post-test (5,991>3,317) so that the data
distribution is normal. The test calculation of mean difference on the leg muscle power before and after given exercises
by using Ladder drills icky shufle is gotten tcoll -20.8445 by significance level 0.05 with df = 14 is 2.093. Since t coll is
bigger than ttable (-20.8445>2.997), so that null hypothesis is rejected which means there is a difference on the agility
before and after given a treatment by using Ladder drills icky shufle exercises.

Keywords: Exercise, Ladder Drills icky Shuffle, agility.

PENDAHULUAN olahraga secara umum selain meliputi menjaga


Olahraga adalah serangkaian aktivitas kesehatan dan kebugaran jasmani juga sebagaisuatu
jasmani maupun rohani seseorang yang dilakukan pencapaian seseorang untuk meningkatkan prestasi
secara terstruktur yang berguna untuk menjaga dan olahraga setinggi-tingginya. Tujuan tersebut telah
meningkatkan kualitas kesehatan seseorang menjadi bagian yang terpenting untuk dicapai
(Afriwardi, 2010 : 3). Kegiatan olahraga pada secara umum, namun tujuan khusus yang lebih
umumnya dilakukan untuk mengisi waktu luang penting adalah memenangkan sebuah pertandingan.
dan bersenang-senang, namun di zaman sekarang Keberhasilan itu akan diraih apabila latihan yang
olahraga di jadikan sebagai sistem untuk dilakukan sesuai dan berdasarkan prinsip latihan
berkompetisi. Tujuan olahraga bermacam-macam secara bertahap, terprogram, yang mempunyai
sesuai dengan olahraga yang dilakukan, tetapi tujuan tertentu.

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 05. Nomor 02 Edisi Juli Tahun 2016 halaman 40-46
41

Dalam pencapaian prestasi olahraga ada ladder drills / latihan tangga. Ladder drills adalah
beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut suatu bentuk alat latihan yang menyerupai anak
Hadisasmita (1996:104) untuk meningkatkan tangga yang berupa tali dan diletakkan di lantai,
kemampuan seseorang dalam olahraga ke arah dengan cara pemakaian menggunakan satu atau dua
yang lebih tinggi melalui pembinaan yang intensif kaki. Latihan ini tidak terlepas dari kekuatan otot
antara lain yaitu : fisik, tehnik, taktik, mental, dan tungkai karena latihan ini banyak menggunakan otot
kematangan bertanding. Kondisi fisik merupakan bagian ekstermitas bawah. Latihan ladder drills
salah satu yang dominan berpengaruh terhadap terdapat berbagai macam bentuk metode yang di
peningkatan prestasi olahraga. menurut Hidayat gunakan, salah satunya yaitu, ladder drills icky
(2014:52) mengatakan pada prinsipnya kondisi shuffle. Dalam penelitian ini peneliti ingin
fisik merupakan suatu hal yang penting untuk menggunkan salah satu model latihan yaitu ladder
olahraga prestasi karena kondisi fisik sangat drills icky shuffle dan mengkaitkatnya dengan
menentukan kualitas dan kemampuan anak latih kelincahan. Dalam penelitian Qurniadi ( 2013 : 3 )
untuk mencapai prestasi yang optimal suatu dijelaskan bahwa latihan ladder drill “icky shuffle”
olahraga. Komponen kondisi fisik ada bermacam – dapat meningkatkan koordinasi dan meninggikan
macam. Menurut pendapat Sajoto (1988 : 10) “ ketangkasan tubuh bagian bawah ( Brown, 2000 :
kondisi fisik dibagi menjadi 10 komponen yaitu 68 ). Oleh karena itu,peneliti akan meneliti
kekuatan, daya tahan, power, kecepatan, pengaruh latihan ladder drills icky shuffle terhadap
kelentukan, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, kelincahan.
ketepatan, dan reaksi”. Namun tidak semua cabor METODE
olahraga memerlukan seluruh komponen kondisi Jenis dan Rancangan Penelitian
fisik tersebut. Seperti cabang olahraga sepak bola Jenis Penelitian
komponen yang paling dominan pada otot tungkai, Jenis penelitian yang dilakukan adalah
yaitu kekuatan, otot, daya tahan otot, kelincahan,, eksperimen. Eksperimen menurut Arikunto
kelentukan, dan power (Harsono dalam Rohim, (2006:3) adalah suatu cara untuk mencari
1988 : 204). hubungan sebab akibat antara 2 faktor yang
disengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan
Kelincahan di definisikan sebagai mengeliminasi atau mengurangi atau
kemampuan untuk memperlambat, mempercepat, menyisihkan faktor-faktor lain yang
dan mengubah arah dengan cepat dan tetap menjaga mengganggu. Jadi eksperimen biasanya
menjaga kontrol daya tanpa mengurangi kecepatan digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
tubuh yang baik( John, 2000 : 80). Kelincahan pengaruh dari variable-variabel yang dijadikan
adalah salah satu komponen penting selain penelitian.
kekuatan, daya tahan aerobik, koordinasi, dan Menurut Moh. Nasir ( 2014 : 60 ) jenis
kecepatan. Menurut Harsono (1988 : 175) eksperimen terdapat 2 macam yaitu eksperimen
kelincahan adalah kombinasi antara kecepatan, sungguhan dan eksperimen semu. Eksperimen
keseimbangan, kekuatan, kecepatan reaksi, sungguhan adalah sebuah penelitian yang
fleksibilitas, dan koordinasi neomuscular. Ketika menyelidiki hubungan sebab-akibat dengan
kelincahan dan fleksibilitas bergabung maka adanya perbandingan hasil antara kelompok
hasilnya adalah mobilitas atau kualitas melakukan control dan perlakuan secara ketat. Eksperimen
gerakan cepat, baik waktunya dan terkoordinasi di semu adalah sebuah eksperimen penelitian yang
seluruh gerakan (Bompa, 1990). Dikarenakan mendekati percobaan sungguhan dimana peneliti
kelincahan adalah perpaduan dari komponen- belum sesungguhnya mengontrol dan
komponen maka banyak cabang olahraga yang memanipulasi variabel, atau belum mempunyai
membutuhkan komponen kelincahan. Menurut sifat percobaan sebenarnya.
Harsono (1988 : 172) banyak cabor yang Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
membutuhkan kelincahan, seperti olahraga tim eksperimen semu dengan tujuan menjelaskan
(sepak bola, voli, dan basket), tinju, pencak silat, hubungan dan menganalisis penyebab terjadinya
bulu tangkis, anggar. Oleh karena itu kelincahan suatu peristiwa yang terjadi sebelum dan setelah
perlu di latih secara khusus dikarenakan dibutuhkan perlakuan diberikan .
banyak cabor olahraga demi mendapatkan hasil
yang maksimal sesuai dengan pedoman latihan .
Kelincahan dapat dilatih dengan banyak
cara untuk meningkatkannya, salah satunya adalah

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 05. Nomor 02 Edisi Juli Tahun 2016 halaman 40-46
42

Rancangan Penelitian mendapatkan kesempatan yang sama. Karena


Dalam Penelitian ini yang diteliti jumlah populasi yang lebih dari 100 maka
adalah pengaruh latihan Ladder driils icky populasi yang diambil adalah 10 % dari
shuffle terhadap peningkatan kelincahan. jumlah populasi (Azwar, 2007 :82).. Sampel
Penelitian ini menggunakan rancangan yang diambil oleh peneliti berjumlah 15 orang.
One-Group Pretest-Posttest Design (Arikunto,
2006 : 85) Variabel Penelitian
Tabel 3. 1. Rancangan penelitian Adapun variable dalam penelitian ini
Kelompok Pre-test Treatment Post-test terdiri dari variabel bebas (variabel independen)
dan variabel terikat (variabel dependen) seperti
Eksperimen O1 X O2 dibawah ini :
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Ladder Drills icky shuffle
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Keterangan : Kelincahan.
O1 = test awal lari Z test
X = pemberian
Instrumen Penelitian
perlakuan latihan Ladder
1. Pelakasanaan test Z
Drills icky shuffle.
Pelaksanan tes dalam penelitian ini
O2 = test akhir lari Z
dilakukan sebelum dan sesudah program
test
pelatihan. Tes sebelum pelaksanaan program
Rancangan ini merupakan rancangan
atau tes awal ini dimaksudkan untuk mengetahui
eksperimen paling sederhana. Karena hanya satu
kelincahan sebelum melakukan pelatihan
kelompok eksperimen dan tanpa ada kelompok
Ladder Drills yaitu dengan melakukan “ Z “
kontrol. Tahap awal dilakukannya pre-test (O1),
Test. Sedangkan tes sesudah pelaksanaan
setelah itu diberikan perlakuan (X), kemudian
pelatihan atau tes akhir dimaksudkan untuk
diadakan post-test (O2) sebagai pengaruh dari
pengambilan data, dan data inilah yang nantinya
perlakuan.
diolah kedalam perhitungan statistik sehingga
diperoleh hasil dari penelitian ini.
Populasi dan Sampel Penelitian
1. Tujuan : untuk mengukur
1. Populasi
kondisi fisik yaitu kelincahan.
Populasi menurut Arikunto (2006:130)
2. Perlengkapan : lintasan lari (
adalah “keseluruhan subjek penelitian. Dalam
dilhat digambar ) , 5 cones ,
penelitian ini yang menjadi target populasi
kapur (sebagai tanda batas, stop-
adalah yang memiliki karakteristik sebagai
watch, peluit, dan pencatat skor.
berikut:
3. Petugas : 3 orang ( 1 orang
a. Aktif menjadi mahasiswa FIK
pencatat hasil, 1 orang
UNESA IKOR angkatan 2014
pengambil waktu, dan satu orang
yang berjumlah 107 orang.
starter).
b. Berjenis kelamin laki-laki.
4. Satuan yang di hitung : detik /
c. Umur 18-21 tahun.
second
d. Dalam keadaan sehat (tidak
5. Pelaksanaan :
sakit)
- buat lapangan dengan memberi
tanda batas seperti huruf “Z” (
2. Sampel
lihat pada gambar ), jarak dari
Sampel adalah “sebagian atau wakil
titik A ke titik B 5 meter, jarak
populasi yang yang memiliki sifat-sifat yang
dari titik B ke titik D 3 meter,
dimiliki populasi” (Sugiyono, 2015:118).
dan jarak dari titik D ke titik E 5
Karena Menurut Sugiyono (2015 : 132) “untuk
meter.
penelitian eksperimen yang sederhana maka
- Testee berdiri di belakang
jumlah sampel antara 10 s/d 20. Pengambilan
garis start, dengan aba-aba
sampel dilakukan dengan menggunakan
“yaak” testee segera dan
metode simple random sampling, yang
secepatnya mungkin berlari
memberikan kesempatan untuk semua objek
menuju titik C kemudian

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 05. Nomor 02 Edisi Juli Tahun 2016 halaman 40-46
43

berputar kekanan kearah titik D, dari tahap ini titik berat latihan
dan berputar kekiri kea rah titik fisiknya pada stamina, power,
E atau garis finish. agilitas, speed, daya tahan otot).
- setiap Testee diberi kesempatan d. Volume latihan :teknik dan taktik
melakukan 3 kali percobaan. sekitar 30 – 40%.
- pencatat waktunya adalah dari e. Intensitas latihan rendah sekitar 60 –
titik B ke garis finish. 70% ( Herman Subarjah dalam
6. Penilaian : waktu tempuh terbaik Shonanar, 2007 : 4.5)
dari titik B sampai garis finish
(titik E) dari 2 kali kesempatan, Dari pendapat diatas peneliti menggunkan 60 – 70% dari
waktu tempuh yang dicatat beban maksimal untuk menentukan jumlah repetisi
sampai seperseratus detik (0,01)
atau sepeseribu detik (0,001). Teknik Analisis Data
7. Petunjuk tambahan : lakukan Data-data yang terkumpul kemudian
pemanasan dan peregangan akan dianalisa dengan tiga bagian, yaitu
selama kurang lebih 10 menit deskripsi data, persyaratan analisa, dan
sebelum melakukan tes, pengujian hipotesa.
percobaan jika testee terjatuh, 1. Rata-rata hitung mean
testee menggunakan sepatu bola, (Sudjana,
dan pelaksanaan tes harus di 1989:67)
lapangan berumput atau Keterangan:
lapangan lari. (Widodo, 2007 : x= rata-rata sampel
226). ∑Xi = jumlah skor dalam sampel
n = banyak skor
2. Untuk menghitung standart deviasi

(M. Nasir, 2014 : 341)


Keterangan :
S = Standard Deviasi
n = jumpal sampel
∑Xi = jumlah Nilai Xi
3. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk
mendristribusikan data-data yang telah
didapat, untuk menentukan bahwa data
Gambar 3.1 : Lintasan dan pelaksanaan Tes “Z”
tersebut berdristibusi normal atau tidak
normal.

Karateristik latihan : (Martini, 2007 : 39)


a. Latihan kondisi fisik sekitar 60 –
70% dengan penekanan pada
komponen-komponen fisik dasar, keterangan :
yaitu daya kardiovaskular, X2 = kuadrat chi ( chi –square)
kelentukan, dan kekuatan otot. FO = frekuensi observasi (pengamatan)
b. Volume latihan tinggi sekitar 70 – FE = frekuensi ekspetasi ( harapan )
80% tujuannya untuk semakin
meningkatkan kapasitas kerja atlet 4. Pengujian hipotesis
serta aspek-aspek psikologi, seperti ini merupakan analisis terakhir dalam
ketekunan, tahan uji, disiplin, dan penelitian ini. Pengujian ini bertujuan untuk
semangat berlatih karena latihan menentukan kesimpulan akhir dari program
dengan volume tinggi banyak latihan yang telah dilaksanakan, dengan
menuntut stress fisik maupun mental menghitung hasil tes awal dan tes akhir,
dari atlet. a. Pengujian ini dilakukan dengan
c. Volume latihan fisik sekitar 60 – menggunakan Uji-t de dengan
70% (kira – kira 3 minggu terakhir
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 05. Nomor 02 Edisi Juli Tahun 2016 halaman 40-46
44

rumus statistik sebagai berikut normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas
untuk data parametrik : dilakukan dengan Kuadrat Chi ( Chi- square ).
Kuadrat Chi ( Chi – square ) adalah prosedur
statistik yang memungkinkan pengujian
normalitas ini, yaitu dengan membandingkan
jumlah frekuensi observasi ( FO ) dengan
(Arikunto, 2006 : 306) frekuensi harapan ( FH ) dengan taraf
MD = perbedaan mean dari pre-test dan signifikansi α = 0,05 ( taraf kepercayaan 95% )
post-test dengan kriteria : terima hipotesis nol (Ho)
∑X2d = jumlah kuadrat deviasi bila hitung lebih kecil dari tabel, berarti data

n = jumlah subyek berasal dari populasi normal, dan tolak


hipotesisnol (Ho) bila hitung lebih besar dari
tabel, berarti data berasal dari populasi
b. Uji t non parametrik dengan berdistribusi tidak normal ( Martini, 2007 : 39 ).
rumus wilcoxon.
Hasil normalitas pre-test disajikan dalam
+ -
Ho : ∑R = ∑R (Untuk uji Wilcoxon adalah tabel berikut ini :
nol ) Berdasarkan hasil table tersebut
H1 : ∑R+ ≠ ∑R- ( Untuk hipotesis alternatif) menunjukkan bahwa tabel lebih besar
(Martini, 2007 : 90) dari hitung. Maka hal ini berarti data pada pre-
Keterangan : test atau data sebelum diberikan perlakuan
∑R+ = Rangking yang diperoleh dari dengan latihan ladder drills icky shuffle berasal
nilai positif dari populasi berdistribusi normal.
∑R- = Rangking yang diperoleh dari
2. Uji Normalitas Post-Test
nilai negatif
Perhitungan uji normalitas untuk data Post-
HASIL DAN PEMBAHASAN Test sama dengan perhitungan uji normalitas
A. Diskripsi Data Pre-Test, yaitu dengan Kuadrat Chi ( Chi-
1. Data Pre-test square ).
Data Pre-test yang diperoleh dari hasil Kuadrat Chi ( Chi – square ) adalah prosedur
penelitian merupakan hasil dari tes kelincahan statistik yang memungkinkan pengujian
dengan menggunakan“Z” Test sebelum normalitas ini, yaitu dengan membandingkan
perlakuan (Treatment) dilaksanakan. jumlah frekuensi observasi ( FO ) dengan
Berdasarkan hasil data pre-test tersebut, frekuensi harapan ( FH ) dengan taraf
diketahui nilai minimal 4,60, nilai maksimal signifikansi α = 0,05 ( tarafkepercayaan 95% )
5,42, rata – rata kelincahan sebelum diberi dengan kriteria : terima hipotesisnol (Ho)
pelatihan Ballnastic sebesar 5,021 simpangan bila hitung lebih kecil dari tabel, berarti data
baku sebesar 0,237 dan dengan jumlah sampel berasal dari populasi normal, dan tolak
(N)= 20.
hipotesisnol (Ho) bila hitung lebih besar dari
2. Data Post-test tabel, berarti data berasal dari populasi
Data Post-test yang diperoleh dari hasil berdistribusi tidak normal ( Martini, 2007 : 39 ).
penelitian merupakan hasil dari tes kelincahan
dengan menggunakan“Z” Test sesudah Berdasarkan hasil dari table uji normalitas
perlakuan (Treatment) dilaksanakan. post-test tersebut menunjukkan bahwa tabel lebih
besar dari hitung. Maka hal ini berarti bahwa data
Berdasarkan hasil data post-test diketahui
pada post-test atau data setelah diberikan
nilai minimal 4,54, nilai maksimal 5,33, rata –
perlakuan dengan pelatihan ladder drils icky
rata kelincahan sebelum diberi pelatihan
shuffle berasal dari populasi berdistribusi normal.
Ballnastic sebesar 4,892 simpangan baku
Maka kesimpulan dari uji normalitas adalah
sebesar 0,231 dan dengan jumlah sampel (N)=
20. kelincahan sebelum (Pre-test) dan sesudah
(Post-Test) diberikan perlakuan menggunakan
Pengujian Persyaratan Analisa ladder drills berasal dari populasi berdistribusi
1. Uji Normalitas Pre-Test normal.
Setelah melakukan diskripsi data maka Pengujian Hipotesis
langkah selanjutnya adalah uji normalitas data Setelah dilakukan uji normalitas maka
yang dilakukan terhadap masing – masing data, langkah selanjutnya yaitu pengujian hipotesis.
tujuannya adalah untuk mengetahui apakah data Untuk menguji perbedaan rata – rata kelincahan
tersebut berasal dari populasi berdistribusi
sebelum dan sesudah diberi pelatihan ladder drills

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 05. Nomor 02 Edisi Juli Tahun 2016 halaman 40-46
45

icky shuffle yaitu dengan menggunakan statistik Berdasarkan latar belakang, rumusan
parametrik dengan rumus uji-t. masalah, tujuan penelitian, pengujian hipotesis,
Berdasarkan perhitungan uji perbedaan rata – serta hasil penelitian yang telah diuraikan. Maka
rata kelincahan sebelum dan sesudah diberi selanjutnya dalam bab ini dapat dikemukakan
pelatihan ladder drills icky shuffle diperoleh thitung kesimpulan secara menyeluruh yaitu terdapat
sebesar - sedangkan nilai ttabel dengan taraf perbedaan rata-rata kelincahan sebelum dan
signifikansi 0,05 dengan df = 14 adalah 2,977. sesudah diberi perlakuan atau latihan ladder
Adapun kriteria pengujian adalah hipotesis nol (Ho) drills icky shuffle. Hasil negatif terjadi karena
diterima bila thitung lebih kecil dari ttabel, karena thitung data ini menunjukkan semakin kecil waktu
lebih besar dari ttabel yaitu (-20,8445 > 2,977), maka tempuh semakin baik pula kemampuan
Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan rata-rata kelincahannya.
kelincahan sebelum dan sesudah diberi perlakuan
atau latihan ladder drills icky shuffle. Hasil negatif B. Saran Berdasarkan pada hasil penelitian dan
ini terjadi karena data ini menunjukkan semakin kesimpulan penelitian, maka dikemukakan saran
kecil waktu tempuh maknanya semakin baik pula sebagai berikut : Latihan ladder drills icky
kemampuan kelincahannya. shuffle dapat digunakan sebagai metode latihan
yang efektif sekaligus menjadi alternatif pilihan
Pembahasan guna untuk meningkatkan kelincahan.
hasil penelitian di atas maka pelatihan
menggunakan ladder drills icky shuffle memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan
kelincahan, yaitu dengan perlakuan (treatment) DAFTAR PUSTAKA
selama 6 minggu dengan frekuensi latihan 3 kali
dalam seminggu. Metode pelatihan ladder drills Afriwardi. 2011. Ilmu Kedokteran Olahraga. Jakarta :
icky shuffle ini dapat digunakan sebagai salah satu Buku Kedokteran EGC
bentuk pelatihan untuk meningkatkan kelincahan Alfianto, Rizal. 2015. Pengaruh Modifikasi Latihan
pada beberapa cabang olahraga yang banyak Ballnastic Terhadap Kelincahan Pada
Pemain Sepakbola Usia 16-18 Tahun
menggunakan kelincahan. Program Studi S1 Ilmu Keolahragaan
Sebelum diberikan perlakuan yaitu pelatihan UNESA. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya :
ladder drills icky shuffle sampel memiliki rata – rata PPs Universitas Negeri Surabaya.
kelincahan sebesar 4,840 dan setelah diberikan Andik, M, Surohudin. 2013. Pengaruh Latihan Ballnastic
perlakuan sampel memiliki rata – rata kelincahan Terhadap Kelincahan Pada Pemain
sebesar 3,105. Sepakbola Usia 15-18 Tahun Program Studi
S1 Ilmu Keolahragaan UNESA. Skripsi tidak
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas,
diterbitkan. Surabaya : PPs Universitas
ternyata diperoleh thitung sebesar Negeri Surabaya.
sedangkan nilai ttabel dengan taraf Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
signifikansi 0,05 dengan df = 14 adalah 2,977 yang Pendekatan Praktik. Jakarta: PT RINEKA
berarti terdapat peningkatan kelincahan setelah CIPTA.
diberi perlakuan. Brown, Lee E dkk. 2000. Training for Speed, Agility, and
Quickness. United States: Human Kinetics.
Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui
bahwa latihan menggunakan ladder drills icky Eko, Wahyu Santoso. 2011. Pengaruh Latihan Zig-zag
shuffle diterapkan secara teratur, terprogram, Run Dan Shuttle Run Terhadap Peningkatan
berkesinambungan, serta disiplin yang tinggi Kelincahan Pemain Bola Basket Sma Negeri
terbukti dapat meningkatkan kelincahan. Latihan 1 Surabaya Program Studi S1 Ilmu
ladder drills icky shuffle ini dapat diterapkan oleh Keolahragaan UNESA. Skripsi tidak
para pelatih untuk meningkatkan kelincahan. Maka diterbitkan. Surabaya: PPs Universitas
Negeri Surabaya.
dari itu dengan banyaknya model latihan ini dapat
Dwi, Kurnia Aisyah. 2014. Pengaruh Latihan Rope Jump
meningkatkan prestasi altlet dalam setiap cabang dengan Metode Interval Training Terhadap
olaharaga. Kekuatan Otot Tungkai Program Studi S1
Ilmu Keolahragaan UNESA. Skripsi tidak
diterbitkan. Surabaya: PPs Universitas
Negeri Surabaya.
PENUTUP
A. Simpulan

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 05. Nomor 02 Edisi Juli Tahun 2016 halaman 40-46
46

Erman. 2009. Metodologi Penelitian Olahraga. Surabaya


: Unesa University Press.
Hairy, Junusul. 1989. Fisiologi Olahraga. Jakarta:
Departemen pendidikan dan kebudayaan
Jakarta.
Ismoyo, Fajar. 2014. Pengaruh latihan variasi Ladder
drills terhadap kemampuan Dribbiling,
kelincahan, dan koordinasi siswa SSB
angkatan muda Tridadi kelompok umur 11-
12 tahun Program S1 pendidikan
kepelatihan olahraga UNY. Skripsi tidak
diterbitkan. Yogyakarta : PPs Universitas
Negeri Yogyakarta. Diunduh tanggal 18 juni
2015 dari
file:///E:/bahan%20skripsi/bahan%20downlo
ad/skripsilengkap.pdf
Mielke, Danny. 2007. Dasar – Dasar Sepak Bola .
Bandung : Human Kinetic.IncWidodo, A.
2007. “Analisis Kondisi Fisik dan Jenis Tes
Fisik Untuk Pemain Sepakbola”. Disertai
Doktor, Universitas Negeri Surabaya.

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 05. Nomor 02 Edisi Juli Tahun 2016 halaman 40-46

Anda mungkin juga menyukai