JENIS SUNGKAI
ASPEK :
SILVIKULTUR
MANIPULASI LINGKUNGAN
Program : Pengelolaan Hutan Tanaman
Judul RPI : Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu
Pertukangan
Koordinator RPI : Drs. Riskan Efendi, MSc
Judul Kegiatan : Budidaya jenis Sungkai (Peronema canescens
Jack)
Sub Judul Kegiatan : Aspek Silvikultur
Pelaksana Kegiatan : Sahwalita, S.Hut., MP
Imam Muslimin. S.Hut
Joni Muara
Abstrak
Sungkai (Peronema canescens Jack.) merupakan salah satu jenis unggul
yang memiliki prospek yang baik. Keunggulan komparatif sungkai antara lain:
telah dikenal masyarakat, jenis lokal, budidaya yang sederhana dan memiliki
tekstur yang indah merupakan nilai jual yang berharga. Pengembangan jenis
sungkai perlu didukung dengan bibit unggul dan perlakuan silvikultur yang tepat
sehingga produktivitasnya dapat ditingkatkan. Pada tahun 2010 Balai Penelitian
Kehutaan Palembang telah memiliki materi dari 117 pohon plus dari 4 (empat)
kabupaten yaitu: Musi Banyuasin, Muara Enim, Sarolagun dan Bungo. Perlakuan
pada setek dan bibit dipersemaian meningkatkan pertumbuhan dan mempercepat
persiapan bibit untuk ditanam dilapangan. Pembangunan kebun pangkasan
sebanyak 1.589 tanaman dan telah dipasang label untuk menjaga identitas
tanaman. Pembangunan plot perlakuan silvikultur terdiri perlakuan jarak tanam
(3x2m, 3x3m dan 4x2m) dan perlakuan pupuk dasar Green Farm (0gr, 100gr,
200gr, 300gr, 400gr dan 500gr)/tanaman dan SP 36 (0gr, 25gr, 50gr, 75gr,
100gr, 125gr)/tanaman.
Ringkasan
A. Latar Belakang
Saat ini, pembangunan kehutanan bukan hanya menjaga hutan untuk tetap
lestari, tetapi juga perlu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sesuai
dengan visi kementerian kehutanan yaitu pembangunan hutan lestari untuk
kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan. Hal tersebut tercantum di dalam 8
(delapan) Program Prioritas Kementerian Kehutanan pada tahun 2009-2014
(Anonim, 2010).
Restra Badan Litbang dibuat mengacu Program Kementerian Kehutanan,
sehingga diharapkan mempunyai peran yang strategis untuk menjawab tantangan
dan permasalahan sektor kehutanan ke depan. Agenda riset dirancang lebih
terarah, terintegrasi dan selaras dengan kebutuhan pengguna dan mampu
menjawab tantangan dan permasalahan serta berpegang pada Roadmap Badan
Litabang Kehutanan 2010-2025 (Kep. Kabadan Litbang, 2010).
Ringkasan :
A. Latar Belakang
Berdasarkan analisis FAO (Food and Agricultural Organisation), bahwa
tutupan hutan Indonesia pada tahun 2005 hanya sekitar 88,5 juta hektar atau
sekitar 48,8% dari total luas lahan dan 46,5% dari total luas wilayah. Dalam kurun
waktu 2000 – 2005, laju kerusakan hutan di Indonesia telah mencapai 1,87 juta ha
yang mengakibatkan Indonesia menempati peringkat ke-2 dari sepuluh negara,
dengan laju kerusakan tertinggi di dunia (Forest Watch Indonesia, 2010). Oleh
karena itu, pembangunan hutan tanaman merupakan salah satu upaya melindungi
hutan alam, yang selama ini menjadi penyangga kebutuhan kayu.
Sungkai (Peronema canescens Jack.) merupakan salah satu jenis tanaman
unggulan yang dapat dijadikan jenis penyusun hutan tanaman kayu pertukangan.
Untuk meningkatkan produktivitas sungkai, maka diperlukan manipulasi
lingkungan dengan memanfaatkan jamur mikoriza arbuskular. Jamur tersebut
dapat membantu meningkatkan pertumbuhan sungkai pada masa pembibitan
maupun setelah sungkai ditanam di lahan. Karakter tanah ultisol yang
mendominasi di lahan-lahan Sumatera, menjadikan jamur mikoriza arbuskular
berpotensi dalam rangka membantu menyediakan unsur fosfor melalui
kemampuan enzim fosfatase yang dimiliki mikoriza untuk mengambil pospat
C. Metode Penelitian
C.1. Eksplorasi Jamur Mikoriza Arbuskular
Eksplorasi dilakukan di 2 Provinsi, yaitu Sumatera Selatan dan Jambi,
yaitu dengan mengambil contoh tanah dan perakaran pada beberapa titik
pengambilan di daerah proyeksi pohon, disertai dengan pencatatan vegetasi bawah
yang menjadi inang langsung dari jamur mikoriza arbuskular, kode lokasi dan
tanggal pengambilan.
2,000
P0
1,500 P1
P2
1,000 P3
P4
0,500
0,000
M0 M1 M2 M3
Inokulasi Jamur Mikoriza Arbuskular
P0
8,000
P1
6,000 P2
P3
4,000
P4
2,000
0,000
M0 M1 M2 M3
Inokulasi Jamur Mikoriza Arbuskular
a b c
Gambar 1. Bibit Sungkai bermikoriza Glomus manihotis (a); Acaulospora sp. (b);
dan Mycofer (c)