Evaluasi Diri Sekolah
Evaluasi Diri Sekolah
Evaluasi Diri Sekolah (EDS) adalah suatu proses evaluasi yang bersifat internal
dengan melibatkan pemangku kepentingan untuk melihat kinerja sekolah berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang digunakan sebagai dasar penyusunan RKS dan
RKAS dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah secara konsisten dan berkelanjutan,
serta sebagai masukan bagi perencanaan investasi pendidikan tingkat kab/kota.
Tujuan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) adalah: (a) Menilai kinerja sekolah berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan (SNP), (b) Mengetahui tahapan pengembangan dalam
pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai dasar peningkatan mutu pendidikan;
dan (c) Menyusun RKS/RKAS sesuai kebutuhan nyata dalam rangka pemenuhan Standar
Nasional Pendidikan (SNP).
Manfaat Evaluasi Diri Sekolah (EDS) untuk tingkat sekolah, antara lain:
Sedangkan manfaat Evaluasi Diri Sekolah (EDS) untuk tingkat lain dalam sistem,
diantaranya:
Lingkup Evaluasi Diri Sekolah (EDS) menjawab 3 pertanyaan utama : (1) Seberapa baik
kinerja sekolah kita?; (2) Bagaimana kita mengetahuinya?; dan (3) Bagaimana kita
memperbaikinya?
Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dilaksanakan oleh Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang terdiri
atas: (1) Kepala Sekolah; (2) Wakil unsur guru; (3) Wakil Komite Sekolah; (4) Wakil orang
tua siswa dan (4) Pengawas – sebagai fasilitator/pembimbing/verifikator
Instrumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS) terdiri dari 8 (delapan) Standar sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan (SNP). Setiap Standar terdiri atas beberapa komponen. Setiap
Komponen terdiri dari beberapa Indikator. Setiap komponen terdiri dari beberapa sub
komponen. Setiap Indikator memberikan gambaran lebih rinci dari informasi kinerja
sekolah. Berikut ini disajikan tautan untuk mendownload contoh instrumen Evaluasi Diri
Sekolah Tahun 2012:
==============
Sumber: Materi Pelatihan Lembaga Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat
==============
Refleksi:
Dalam konteks penerapan Total Quality Management (TQM), evaluasi diri merupakan hal
yang esensial. Data hasil evaluasi diri menjadi basis bagi upaya perbaikan di setiap
komponen/aspek yang dipandang masih lemah. Evaluasi Diri Sekolah bukan untuk
kepentingan pencitraan, melainkan untuk proses perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan
di sekolah itu sendiri, khususnya berkaitan dengan pemenuhan Standar Nasional Pendidikan.
Berbeda dengan evaluasi diri dalam konteks Akreditasi Sekolah, yang adakalanya (-tidak
selamanya dan tidak semuanya-) sudah disusupi dengan ambisi untuk mengejar status
tertentu, sehingga data yang tersaji dalam evaluasi diri seringkali kurang obyektif dan
cenderung diada-adakan. Untuk Evaluasi Diri Sekolah saya kira hal ini tak perlu
terjadi. Pastikan saja bahwa instrumen yang digunakan benar-benar dapat menjaring data
yang lengkap dan obyektif. Seburuk apapun data dan fakta yang didapat, lebih baik diangkat
ke permukaan (tidak ditutup-tutupi) untuk dicarikan jalan keluarnya melalui aneka program
yang mungkin bisa disiapkan. Bagaimana menurut Anda?