Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat,
antara lain ditemukannya bahan kimia yang bermanfaat dan sangat penting. Dalam
kehidupan kita sehari-hari, makanan minuman, sampai ke produk kosmetik yang kita pakai
pun sebagian besar berasal dari produk kimia. Oleh karena itu, kita harus mengenal bahan-
bahan kimia dan alat-alat untuk menggunakannya didalam laboratorium, serta tata tertib
prosedur penggunaan laboratorium dan keselamatan kerja pada laboratorium.
Di dalam laboratorium dapat ditemukan berbagai macam alat yang terbuat dari kaca,
pelastik, karet, logam dan lain-lain. Peralatan tersebut ada yang berfungsi sebagai wadah
dan pengukuran volume. Wadah dan pengukuran volume ada yang ditera dengan telit,
seperti alat ukur pipet volumetrik, pipet mohr, labu takar dan buret serta ada yang tidak
perlu ditera dengan teliti. Pengukuran dengan alat-alat tersebut akan mempengaruhi hasil
praktikum secara kuantitatif.
Selain itu kebersihan dari alat dapat mempengaruhi hasil praktikum. Apabila alat yang
akan digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
misalnya pada alat tersebut masih tersisa zat kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi
dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam
praktikum. Tentunya mengenal dan memahami alat laboratorium sangatlah penting bagi
praktikan agar praktikum berjalan lancar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja peralatan umum pada laboratorium?
2. Apa saja simbol berbahaya pada laboratorium?
3. Bagaimana tata tertib dan prosedur penggunaan laboratorium?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui peralatan umum laboratorium
2. Untuk mengetahui simbol berbahaya pada laboratorium
3. Untuk mengetahui tata tertib dan prosedur penggunaan laboratorium

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peralatan Umum Laboratorium


Ada banyak peralatan di laboratorium kimia, terutama peralatan gelas. Berikur ini beberapa
peralaan yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia.
1. Gelas Erlenmeyer
Keterangan : Sebagai tempat zat sementara dan untuk wadah titrasi.
Gambar :

2. Gelas Ukur
Keterangan : Sebagai tempat untuk mengukur volume.
Gambar :

2
3. Tabung Reaksi
Keterangan : Tempat mereaksikan zat-zatkimia dalam jumlah kecil.
Gambar :

4. Pipet Tetes
Keterangan : Untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit.
Gambar :

3
5. Gelas Beker atau Gelas Piala
Keterangan : Tempat memanaskan dan menyimpan zat sementara.
Gambar :

6. Gelas Arloji
Keterangan : Untuk tempat menimbang zat berbentuk kristal atau padatan.
Gambar :

4
7. Pipet Gondok
Keterangan : Untuk mengambil volume larutan secara tepat.
Gambar :

8. Pipet Mohr
Keterangan : Untuk mengukur volume dengan lebih tepat.
Gambar :

5
9. Labu Takar
Keterangan : Untuk membuat larutan standar, juga bisa digunakan untuk pengenceran
larutan.
Gambar :

10. Pinggan Poerselin


Keterangan : Untuk menguapkan cairan sehingga lebih pekat.
Gambar :

6
11. Kertas Saring
Keterangan : Untuk menyaring endapan.
Gambar :

12. Gegep
Keterangan : Untuk pengambilan alat-alat yang tidak bisa diambil dengan tangan.
Gambar :

7
13. Botol Semprot
Keterangan : Untuk menyimpan akuades dalam jumlah terbatas.
Gambar :

14. Statif
Keterangan : Tempat untuk menggantung buret.
Gambar :

8
15. Kasa
Keterangan : Sebagai alat perat panas sehingga pemanasan zat dalam gelas piala akan
menyeluruh.
Gambar :

16. Spritus
Keterangan : Untuk pembakaran diletakan di bawah kaki tiga.
Gambar :

9
17. Piknometer
Keterangan : Untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas fluida ada juga yang
sekaligus pengukur suhu.
Gambar :

18. Buret
Keterangan : Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu dalam proses titrasi.
Gambar :

10
19. Termometer
Keterangan : Digunakan untuk mengukur suhu suatu zat.
Gambar :

20. Kaki Tiga


Keterangan : Digunakan sebagai tungku.
Gambar :

11
21. Rak Tabung Reaksi
Keterangan : Untuk meletakan tabung reaksi.
Gambar :

22. Propipet
Keterangan : Digunakan ubtuk menghisap cairan agar masuk ke dalam pipet.
Gambar :

12
23. Labu Didih
Keterangan : Digunakan untuk mendidihkan atau untuk memanaskan larutan.
Gambar :

24. Pengaduk
Keterangan : Untuk mengaduk dan membantu penuangan larutan.
Gambar :

13
25. Neraca Analitik (4 angka)
Keterangan : Untuk menimbang bahan dengan ketepatan 4 angka dibelakang koma.
Gambar :

26. Oven
Keterangan : Digunakan untuk memanaskan zat kimia pada suhu tertentu.
Gambar :

14
27. Botol Gelap
Keterangan : Untuk menyimpan zat yang tidak tahan terhadap cahaya dan oksidasi.
Gambar :

28. Corong Pisah


Keterangan : Untuk memisahkan larutan dan endapan berdasar berat jenis.
Gambar :

15
29. Desikator
Keterangan : Digunakan untuk mengeringkan, mendinginkan bahan serta mengurangi
lagi kadar air yang tersisa daridalam bahan yang sudah dioven.
Gambar :

30. pH meter
Keterangan : Digunakan untuk mengukur pH suatu larutan.
Gambar :

16
31. Botol Terang
Keterangan : Tempat menyimpan zat yang tahan cahaya.
Gambar :

32. Centrifuge
Keterangan : Digunakan untuk memisahkan partikel berdasarkan berat jenis pada larutan.
Gambar :

17
33. Labu Leher Tiga
Keteangan : Digunakan untuk mendidihkan atau untuk memanaskan larutan.
Gambar :

250 ml 500 ml

100 ml

18
34. Kompor Listrik
Keterangan : Digunakan untuk memanaskan zat-zat kimia dan meningkatkan efektifitas
kerja.
Gambar :

35. Soxhlet
Keterangan : Untuk memisahkan ekstak padatan suatu bahan dengan pelarut organic
dan digunakan pada proses ekstraksi.
Gambar :

19
36. Corong
Keterangan : Untuk memindahkan bahan ketempat yang mediumnya lebih kecil.
Gambar :

20
2.2 Simbol Berbahaya Pada Laboratorium
Beberapa bahan kimia bisa berbahaya sehingga harus berhenti ketika menggunakannya.
Pada beberapa kemasan bahan kimia, tertera lambing-lambang yang menunjukkan tingkat
biaya. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman terhadap sifat-sifat zat kimia, proses kimia
yang terjadi, dan alat-alat yang digunakan akan menjadi penyebab utama terjadinya
kecelakaan.
Simbol bahaya adalah simbol dikenali dirancang untuk memperingatkan tentang bahan
berbahaya, lokasi, atau benda, termasuk arus listrik, racun, dan hal-hal lain. Penggunaan
simbol-simbol bahaya sering diatur oleh hukum dan diarahkan oleh organisasi standar.
Simbol bahaya mungkin muncul dengan warna yang berbeda, latar belakang, perbatasan
dan informasi tambahan dalam rangka untuk menentukan jenis bahaya.Simbol bahaya
digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan
Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances).Peraturan tentang Bahan Berbahaya
(Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk melindungi/menjaga
bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah Peraturan
tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk klasifikasi,
pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi,
dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia.

Istilah bahan berbahaya adalah nama umum dan menurut hukum bahan (Chemicals Law)
didefinisikan sebagai berikut:

1. Bahan berbahaya atau formulasi menurut hukum kemikalia (Chemicals Law),


2. Bahan, formulasi dan produk dapat membentuk atau melepaskan bahan atau formulasi
berbahaya selama produksi atau penggunaan,
3. Bahan, formulasi dan produk bersifat mudah meledak

Berikut adalah beberapa definisi yang dapat digunakan untuk memahami tentang masalah
hukum :

1. Bahan/zat adalah unsur atau senyawa kimia – bagaimana terjadinya di alam atau
diproduksi dengan cara sintesis (misalnya asbes, bromin, etanol, timbal, dll)
2. Formulasi adalah paduan, campuran atau larutan dari dua bahan atau lebih (misalnya cat,
larutan formaldehid dll)
3. Produk adalah bahan/zat atau formulasi yang diperoleh atau terbentuk selama proses
produksi. Sifat-sifat ini lebik menentukan fungsi produk daripada komposisi kimianya
4. Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih yang ditandai
dengan simbol-simbol bahaya

Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori
bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam

1. Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)

21
2. Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
3. Kombinasi dari keduanya.

1. Standar Eropa

Parlemen Eropa dan Dewan mengadopsi Peraturan tentang Klasifikasi , Pelabelan dan
Kemasan Zat dan Campuran ( CLP ) . Ini mulai berlaku pada tanggal 20 Januari 2009.
Peraturan CLP akan menggantikan ketentuan-ketentuan tertentu dari arahan berkaitan
dengan klasifikasi , kemasan dan pelabelan bahan-bahan berbahaya ( Directive
67/548/EEC ) dan persiapan ( Directive 1999/45/EC ) setelah masa transisi . Direktif ini
akan dicabut pada tanggal 1 Juni 2015.

Ketentuan pelabelan mengambil papan Piktogram merah berbingkai bahaya , kata sinyal,
bahaya dan laporan pencegahan diatur dalam GHS PBB , misalnya :

Old Hazard Symbols

New Hazard Symbols

22
Simbol internasional akan menggantikan simbol Eropa pada tahun 2009. Beberapa dari
mereka yang mirip dengan simbol Eropa tetapi tidak ada satu kata yang menggambarkan
bahaya. Fitur yang paling mencolok adalah perubahan simbol pelabelan:

1. Bukan simbol bahaya dengan pencetakan hitam pada persegi panjang oranye-kuning
yang telah digunakan sampai saat ini,
2. Sekarang sembilan Piktogram bahaya dengan simbol hitam pada latar belakang putih
dengan Rhombuses merah berbingkai digunakan untuk memberikan peringatan

Simbol bahaya internasional yang baru dan peringatan dan kalimat pencegahan yang harus
digunakan pada label yang pada akhirnya akan menggantikan tanda bahaya, risiko dan
frase keselamatan. Akan ada masa transisi seperti ini secara bertahap masuk perubahan
harus diselesaikan oleh Desember 2010 untuk zat dan pada Desember 2015 untuk
persiapan.

Sistem baru ini sedang dilaksanakan di seluruh dunia oleh negara-negara termasuk Kanada,
Uni Eropa, Cina, Australia, dan Jepang.

Standar pelabelan di Eropa

2. Standar Negara Australia


Hampir mirip dengan standar eropa hanya saja ada kategori dikompresi gas, radioaktif dan
lain-lain.

Sifatnya : Radioaktif

23
Contoh : karbon-14, uranium, plutonium

Cara penangannya :
kalau tidak perlu, jangan menggunakan bahan ini karena bahan ini memancarkan sinar-
sinar radioaktif yang dapat merusak/mmtikan sel-sel tubuh.

Berikut ini dijelaskan simbol-simbol bahaya termasuk notasi bahaya dan huruf kode
(catatan: huruf kode bukan bagian dari simbol bahaya). Kemasan bahan kimia dapat
mengandung satu bahkan lebih simbol bahaya. Namun demikian, kemasan tanpa simbol
bahaya bukanlah berarti bahwa bahan kimia tersebut aman dan bebas bahaya, untuk itu
diperlukan kehati-hatian dalam penanganan bahan kimia.

No Symbol dan Nama Huruf Keterangan Contoh K


kode e
a
m
a
n
a
n
1. Explosive (bersifat mudah Ledakan akan dipicu oleh suatu Asam nitrat H
meledak) reaksi keras dari bahan. Energi dapat i
tinggi dilepaskan dengan menimbulkan n
propagasi gelombang udara ledakan jika d
yang bergerak sangat cepat. bereaksi a
Resiko ledakan dapat ditentukan dengan r
dengan metode yang diberikan beberapa i
dalam Law for Explosive solven seperti
E Substances. aseton, dietil p
eter, etanol, u
Sifatnya dapat meledak dengan Di laboratorium, campuran dll. Contoh k
adanya panas, percikan bunga api, senyawa pengoksidasi kuat yang lain u
guncangan atau gesekan.) dengan bahan mudah terbakar KClO3, l
atau bahan pereduksi dapat NH4NO3, a
meledak. n
C6H2(NO2)3 /
Sebagai Produksi atau bekerja CH3
dengan bahan mudah meledak b
memerlukan pengetahuan dan e
pengalaman praktis maupun n
keselamatan khusus. Apabila t
bekerja dengan bahan-bahan u
tersebut kuantitas harus dijaga r
sekecil/sedikit mungkin baik a
untuk penanganan maupun n

24
persediaan/cadangan ,

Frase-R untuk bahan mudah g


meledak : R1, R2 dan R3
p
Sebagai contoh untuk bahan a
yang dijelaskan di atas adalah
2,4,6-trinitro toluena (TNT)

2. Oxidizing Bahan-bahan dan formulasi yang Kalium klorat H


ditandai dengan notasi bahaya ( KCLO3), i
(pengoksidasi) OXIDIZING biasanya tidak Kalium n
mudah terbakar. Tetapi bila permanganat d
kontak dengan bahan mudah (KMnO4), a
terbakar atau bahan sangat Hidrogen r
O mudah terbakar mereka dapat peroksida i
meningkatkan resiko kebakaran (H2O2), Asam
secara signifikan. nitrat (HNO3) p
pekat, dan a
Dalam berbagai hal mereka K2Cr2O7. n
adalah bahan anorganik seperti a
garam (salt-like) dengan sifat s
pengoksidasi kuat dan
Bersifat pengoksidasi, dapat peroksida-peroksida organik. s
menyebabkan kebakaran dengan e
menghasilkan panas saat kontak Frase-R untuk bahan r
dengan bahan organik, bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9 t
pereduksi, dll. a

b
a
h
a
n

m
u
d

25
3. Extremely flammable (amat Bahan-bahan dan formulasi yang Contoh bahan .
sangat mudah terbakar) ditandai dengan notasi bahaya. dengan sifat
EXTREMELY FLAMMABLE tersebut
merupakan likuid yang memiliki adalah dietil
titik nyala sangat rendah (di eter (cairan)
bawah 0o C) dan titik didih dan propane
rendah dengan titik didih awal (gas)
(di bawah +35oC).
F
Bahan amat sangat mudah
terbakar berupa gas dengan
udara dapat membentuk suatu
campuran bersifat mudah
meledak di bawah kondisi
normal.

Frase-R untuk bahan amat


sangat mudah terbakar : R12

4. Highly flammable . Contoh bahan H


dengan sifat i
(sangat mudah terbakar) Bahan dan formulasi ditandai tersebut n
dengan notasi bahaya HIGHLY misalnya d
F+ FLAMMABLE adalah subyek aseton dan a
untuk self-heating dan penyalaan logam r
di bawah kondisi atmosferik natrium, yang i
biasa, atau mereka mempunyai sering
titik nyala rendah (di bawah digunakan di d
+21oC). laboratorium a
sebagai solven r
Beberapa bahan sangat mudah dan agen i
terbakar menghasilkan gas yang pengering.
amat sangat mudah terbakar di s
bawah pengaruh kelembaban. u
m
Bahan-bahan yang dapat b
menjadi panas di udara pada e
temperatur kamar tanpa e

26
tambahan pasokan energi dan n
akhirnya terbakar, juga diberi t
label sebagai highly flammable. u
.
Frase-R untuk bahan sangat
mudah terbakar : R11

5. Flammable tidak Bahan kimia memiliki titik nyala Contoh bahan H


ada rendah dan mudah dengan sifat i
(mudah terbakar) menyala/terbakar dengan api tersebut n
bunsen, permukaan metal panas misalnya d
atau loncatan bunga api minyak a
terpentin, r
Tidak ada simbol bahaya dietil eter i
diperlukan untuk melabeli bahan (C2H5OC2H5
dan formulasi dengan notasi ), karbon a
bahaya FLAMMABLE. Bahan disulfide t
dan formulasi likuid yang (CS2), a
memiliki titik nyala antara asetilena u
+21oC dan +55oC dikategorikan (C2H2).
sebagai bahan mudah terbakar j
(Flammable) a
u
Frase-R untuk bahan mudah p
terbakar : R10 i
.
6. Flammable Solid Padatan yang mudah terbakar Bahan yang H
didefinisikan sebagai padatan bereaksi i
( padatan mudah terbakar) yang memenuhi salah satu syarat dengan air dan n
dibawah ini: menimbulkan d
panas serta api a
Merupakan bahan peledak (pyrophoric r
basah, Merupakan zat yang material) i
dapat bereaksi sendiri, karena adalah suatu
tidak stabil terhadap panas dan cairan atau p
terdekomposisi menghasilkan padatan a
panas (walaupun tanpa oksigen (banyak atau .
dari udara), Padatan yang mudah sedikit
sekali terbakar. jumlahnya)
yang dalam 5
(lima) menit
berada di
udara bebas
tanpa disulut
api dapat

27
terbakar
(menimbulkan
api) dengan
sendirinya.

7. Very toxic (sangat beracun) Bahan dan formulasi yang Contoh bahan –
ditandai dengan notasi bahaya dengan sifat
VERY TOXIC dapat tersebut
menyebabkan kerusakan misalnya
kesehatan akut atau kronis dan kalium
bahkan kematian pada sianida,
konsentrasi sangat rendah jika hydrogen
masuk ke tubuh melalui sulfida,
inhalasi, melalui mulut nitrobenzene
(ingestion),atau kontak dengan dan atripin.
T+ kulit.

Suatu bahan dikategorikan


sangat beracun jika memenuhi
kriteria berikut:

LD50 dermal (tikus atau


kelinci) ≤ 50 mg/kg berat
badan

LC50 pulmonary (tikus) untuk


aerosol /debu ≤ 0,25 mg/L

Frase-R untuk bahan sangat


beracun : R26, R27 dan R28
8. Toxic (beracun) Bahan dan formulasi yang Bahan H
ditandai dengan notasi bahaya karsinogenik i
TOXIC dapat menyebabkan dapat n
kerusakan kesehatan akut atau menyebabkan d
T kronis dan bahkan kematian kanker atau a
pada konsentrasi sangat rendah meningkatkan r
jika masuk ke tubuh melalui timbulnya i
inhalasi, melalui mulut kanker jika
(ingestion),atau kontak dengan masuk ke K
kulit. tubuh melalui o
inhalasi, n
Suatu bahan dikategorikan melalui mulut t
beracun jika memenuhi kriteria dan kontak a
berikut: dengan kulit. k

LD50 dermal (tikus atau Contoh bahan a

28
kelinci) 50 – 400 mg/kg dengan sifat t
berat badan tersebut a
misalnya u
Frase-R untuk bahan beracun : solven-solven
R23, R24 dan R25 seperti m
metanol a
Bahan dan formulasi yang (toksik) dan s
memiliki sifat : benzene u
(toksik, k
 Karsinogenik karsinogenik).
(Frase-R :R45 dan karbon k
R40) tetraklorida (C e
 Mutagenik Cl4), d
(Frase- Hidrogen a
R :R47) sulfida (H2S), l
 Toksik untuk Benzena a
reproduksi (Frase-R (C6H6) m
:R46 dan R40) atau
t
Sifat-sifat merusak secara kronis u
yang lain (Frase- b
R :R48) ditandai dengan simbol u
bahaya TOXIC SUBSTANCES .
dan kode huruf T.

9. Harmful (berbahaya) Bahan dan formulasi yang Contoh bahan H


ditandai dengan notasi bahayayang memiliki i
HARMFUL memiliki resiko sifat tersebut n
merusak kesehatan sedang jikamisalnya d
masuk ke tubuh melalui solven 1,2- a
inhalasi, melalui mulut etane-1,2-diol r
(ingestion), atau kontak dengan
atau etilen i
kulit. glikol
Xn (berbahaya), k
Suatu bahan dikategorikan diklorometan o
berbahaya jika memenuhi (berbahaya, n
kriteria berikut: dicurigai t
Bahan kimia dapat menyebabkan karsinogenik). a
iritasi, luka bakar pada kulit, LD50 dermal (tikus atau NaOH, C6H5 k
berlendir, mengganggu sistem kelinci) 400-2000 mg/kg berat OH, Cl2
pernafasan bila kontak dengan badan d
kulit, dihirup atau ditelan e
LC50 pulmonary (tikus) untuk n
aerosol /debu 1 – 5 mg/L g
a

29
Frase-R untuk bahan berbahaya : n
R20, R21 dan R22
t
Sifat-sifat merusak secara kronis u
yang lain (Frase-R:R48) yang b
tidak diberi notasi toxic, akan u
ditandai dengan simbol bahaya h
HARMFUL SUBSTANCES dan
kode huruf Xn. a
t
Bahan-bahan yang dicurigai a
memiliki sifat karsinogenik, juga u
akan ditandai dengan simbol
bahaya HARMFUL h
SUBSTANCES dan kode huruf i
Xn, bahan pemeka (sensitizing n
substances) (Frase-R :R42 dan d
R43) diberi label menurut a
spektrum efek apakah dengan r
simbol bahaya untuk ‘harmful i
substances’ dan kode huruf Xn
atau dengan simbol bahaya p
‘irritant substances’ dan kode e
huruf Xi. n
g
Bahan yang dicurigai memiliki h
sifat karsinogenik dapat i
menyebabkan kanker dengan r
probabilitas tinggi melalui u
inhalasi, melalui mulut p
(ingestion) atau kontak dengan a
kulit. n
.
10 Irritant Xi Bahan dan formulasi dengan Contoh bahan H
notasi ‘irritant’ adalah tidak dengan sifat i
(menyebabkan iritasi) korosif tetapi dapat tersebut n
menyebabkan inflamasi jika misalnya d
kontak dengan kulit atau selaput isopropilamina a
lendir. , kalsium r
klorida dan i
Frase-R untuk bahan irritant : asam dan basa
R36, R37, R38 dan R41 encer. k
o
n
a
.

30
11. Corrosive (korosif) C Bahan dan formulasi dengan Contoh bahan H
notasi CORROSIVE adalah dengan sifat i
merusak jaringan hidup. Jika tersebut n
suatu bahan merusak kesehatan misalnya asam d
dan kulit hewan uji atau sifat ini mineral seperti a
dapat diprediksi karena HCl dan r
karakteristik kimia bahan uji, H2SO4maupu i
seperti asam (pH <2) dan basa n basa seperti
(pH>11,5), ditandai sebagai larutan NaOH k
bahan korosif. (>2%). o
t
Frase-R untuk bahan korosif : a
R34 dan R35.

12. NATURE POLLUTING N Bahan dan formulasi dengan Contoh bahan H


notasi DANGEROUS FOR yang memiliki i
Bahan berbahaya bagi ENVIRONMENT adalah dapat sifat tersebut n
lingkungan menyebabkan efek tiba-tiba atau misalnya d
dalam sela waktu tertentu pada tributil timah a
satu kompartemen lingkungan kloroda, r
atau lebih (air, tanah, udara, tetraklorometa i
tanaman, mikroorganisme) dan n, dan
menyebabkan gangguan ekologi. petroleum n
hidrokarbon .
Frase-R untuk bahan berbahaya seperti
bagi lingkungan : R50, R51, R52 pentana dan
dan R53. petroleum
bersifat berbahaya bagi satu atau bensin, serta
beberapa komponen dalam AgNO3,
lingkungan kehidupan. Hg2Cl2,
HgCl2

13 Flammable Liquid Digunakan dalam transportasi Alcohol,


(Mudah terbakar Cair) cairan yang mudah terbakar. aseton, xylene,
toluene,
ethanol,
methanol,
hexane,
acetonitrile, –

31
14. Flammable Gas Simbol pengaman yang Hydrogen
(Gas mudah terbakar ) digunakan untuk transportasi acetylene
atau penyimpanan gas yang
mudah terbakar.

15. Non flammable gas Carbon


(Non mudah terbakar gas ) dioxide,
nitrogen, air
Simbol pengaman yang
digunakan dalam transportasi
gas non mudah terbakar (dan

karenanya sering tidak
berbahaya, setidaknya di tempat
terbuka).

16. Spontaneously Combustible Secara spontan terbakar material


(mengobati dengan hati-hati!).
(Secara spontan mudah
terbakar )

32
17. Miscellaneous danger

(Miscellaneous bahaya) Catch-semua simbol untuk – –


semua bahaya lainnya (biasanya
ditentukan dalam ruang).

18. Marine Pollutant Polutan laut – tidak membuang


Polutan Kelautan dalam sistem saluran
pembuangan. –

19. Poisonous Gas Digunakan untuk transportasi


(Gas Beracun ) gas beracun – pada tabung gas,
atau kadang-kadang sebagai –
indikator pada kendaraan.

33
20. Organic Peroxide Simbol keamanan bahan kimia Asam
yang digunakan dalam peroksiasetat
(Peroksida organic) transportasi dan penyimpanan
peroksida organik.

21. Spontaneously Combustible

(Secara spontan mudah – –


terbakar )
Secara spontan terbakar material
(mengobati dengan hati-hati!
…).

22. Dangerous when wet Ini umumnya berarti bahwa ia


(Berbahaya saat basah ) akan bereaksi cukup keras
dengan air.

34
23. Stow away from foodstuffs Bahan Berbahaya bagi dijauhkan
dari bahan yang dapat dimakan.
(Menyelundup jauh dari bahan
makanan)

35
2.3 Tata Tertib dan Prosedur Penggunaan Laboratorium

Tata Tertib Penggunaan Laboratorium sebagai berikut.

1. LABORATORIUM AKADEMI GIZI SURABAYA TERUTAMA DIGUNAKAN


UNTUK PRAKTIKUM MAHASISWA AKADEMI GIZI SURABAYA
2. BAGI STAF/MAHASISWA AKADEMI GIZI YANG AKAN MENGGUNAKAN
LABORATORIUM UNTUK KEPERLUAN KEILMUAN, HARUS IJIN PADA
PETUGAS SATU MINGGU SEBELUM PENGGUNAAN SECARA TERTULIS DAN
MAU MEMATUHI TATA TERTIB YANG BERLAKU.
3. SETIAN PENGGUNA LABORATOEIUM AKZI SBY AKAN DIDAMPINGI
PETUGAS LABORATORIUM.
4. SETIAP KERUSAKAN/KEHILANGAN ALAT/BARANG YANG DIPINJAM
SELAMA PENGGUNAAN LABORATORIUM MENJADI TANGGUNG JAWAB
PEMINJAM/PENGGUNA LABORATORIUM. DAN PENGGANTIAN
ALAT/BARANG HARUS SESUAI DENGAN BARANG ASLINYA.
5. KECELAKAAN KERJA KARENA KELALAIAN, SEPENUHNYA MENJADI
TANGGUNG JAWAB PENGGUNA/PRAKTIKAN.
6. PERATURAN YANG BELUM TERCANTUM DISINI AKAN DITENTUKAN
KEMUDIAN.
7. PELANGGARAN TERHADAP TATA TERTIB PRAKTIKUM AKAN DIAMBIL
TINDAKAN SEMESTINYA

Prosedur Penggunaan Laboratorium sebagai berikut.

KETENTUAN BAGI INSTRUKTUR PRAKTIKUM

1. SETIAP AKAN MENGGUNAKAN LABORATORIUM, INSTRUKTUR


PRAKTIKUM WAJIB MEMBUAT JADWAL PRAKTIKUM SESUAI MATERI
PRAKTEK DAN DI SERAHKAN KEPADA PETUGAS LABORATORIUM PALING
LAMBAT 1 MINGGU SEBELUM PRAKTIKUM PERTAMA DILAKSANAKAN.
2. SETIAP PELAKSANAAN PRAKTIKUM INSTRUKTUR PRAKTIKUM WAJIB
MEMBUAT DAFTAR PEMESANAN BAHAN/REAGEN DAN DAFTAR
PEMINJAMAN ALAT SERTA PROSEDUR KERJA PRAKTIKUM DAN
DISERAHKAN KEPADA PETUGAS LABORATORIUM PALING LAMBAT 1
MINGGU SEBELUM PRAKTIKUM DILAKSANAKAN
3. INSTRUKTUR PRAKTIKUM DIHARAPKAN DATANG 15 MENIT SEBELUM
PRAKTIKUM DIMULAI DAN DIHARAPKAN TELAH SIAP DENGAN MATERI
YANG AKAN DIPRAKTEKAN
4. INSTRUKTUR PRAKTIKUM YANG TIDAK DAPAT HADIR PADA SAAT
PRAKTIKUM DIWAJIBKAN UNTUK MELAPOR PADA PETUGAS
LABORATORIUM DAN SEDAPAT MUNGKIN DENGAN SURAT YANG SAH.

36
5. INSTRUKTUR PRAKTIKUM BERSAMA PETUGAS LABORATORIUM
BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP JALANNYA PRAKTIKUM
6. INSTRUKTUR PRAKTIKUM WAJIB MENGECEK BARANG/ALAT YANG AKAN
DIGUNAKAN SESUAI DENGAN BON PINJAM BARANG/ALAT, APABILA
TERJADI KEKURANGAN/KERUSAKAN SEGERA LAPOR KEPADA PETUGAS
LABORATORIUM
7. KETENTUAN TERSEBUT DIATAS BERSIFAT MENGIKAT DAN APABILA
TIDAK DIPATUHI MAKA PETUGAS LABORATORIUM TIDAK BERTANGGUNG
JAWAB TERHADAP PELAKSANAAN PRAKTIKUM
8. KETENTUAN YANG BELUM TERCANTUM DISINI AKAN DIATUR KEMUDIAN

TATA TERTIB SELAMA PRAKTIKUM

1. PERSIAPAN
2. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3. AKHIR PRAKTIKUM
4. SEMUA ALAT YANG TELAH SELESAI DIPAKAI HARUS DIBERSIHKAN
KEMBALI (DILAP SAMPAI KERING).
5. MELAKUKAN INVENTARIS ALAT YANG DIPINJAM MELALUI BON
PEMINJAMAN.
6. SELESAI PRAKTEK, RUANG LABORATORIUM DALAM KEADAAN BERSIH
SEPERTI SEMULA (KEBERSIHAN MENJADI TANGGUNG JAWAB
PENGGUNA/PRAKTIKAN).
7. SETELAH PRAKTIKUM PRAKTIKAN DIWAJIBKAN
8. SEMUA PRAKTIKAN TIDAK DIPERKENANKAN PULANG SEBELUM
KEGIATAN PRAKTEK SELESAI DAN LABORATORIUM DALAM KEADAAN
BERSIH.

1. PRAKTIKAN YANG TIDAK DAPAT MENGIKUTI SUATU ACARA PRAKTIKUM


DIWAJIBKAN UNTUK MELAPOR PADA KOORDINATOR PRAKTIKUM DAN
SEDAPAT MUNGKIN DENGAN SURAT YANG SAH, UNTUK MAHASISWA
SESUAI JADWAL KULIAH DISETIAP SEMESTER
2. PEMINJAMAN ALAT/BARANG, HARUS SEGERA DIBERIKAN KEPADA
PETUGAS LABORATORIUM/PENANGGUNG JAWAB ALAT PALING LAMBAT 2
HARI SEBELUM PRAKTIKUM OLEH PRAKTIKAN.
3. PRAKTIKAN DIHARAPKAN DATANG 15 MENIT SEBELUM PRAKTIKUM
DIMULAI DAN DIHARAPKAN TELAH SIAP DENGAN MATERI YANG AKAN
DIPRAKTIKUMKAN.
4. SEBELUM PRAKTIKUM DIMULAI, UNTUK MENJAGA KEAMANAN DAN
KETERTIBAN PRAKTIKUM, PRAKTIKAN DIWAJIBKAN DAN HARUS
MEMPERHATIKAN HAL, SEBAGAI BERIKUT :

 MEMAKAI JAS LAB (PRAKTIKUM) DENGAN BENAR.


 SEPATU HARUS DIKENAKAN DALAM LABORATORIUM DAN TIDAK
DIPERKENANKAN MEMAKAI SANDAL ATAU TANPA ALAS KAKI.
 RAMBUT PANJANG HARUS DI IKAT RAPI.

37
 KACA MATA PELINDUNG DIPAKAI SELAMA DILABORATORIUM (TERUTAMA
BILA BEKERJA DENGAN BAHAN YANG EXPLOTIF)
 JANGAN MENGGOSOK-GOSOK MATA ATAU ANGGOTA BADAN LAIN DENGAN
TANGAN YANG MUNGKIN SUDAH TERKONTAMINASI BAHAN KIMIA.
 MEMPERHATIKAN PETUNJUK BAHAYA DAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN LABORATORIUM
 SEMUA KECELAKAAN KERJA HARUS SEGERA DILAPORKAN.
 BARANG-BARANG SELAIN ALAT TULIS DILARANG BERADA DALAM RUANGAN
LABORATORIUM.
 TIDAK BERSENDA GURAU, MAKAN/MINUM DAN MEROKOK DALAM RUANG
LABORATORIUM
 MENGISI BUKU PENGGUNA LABORATORIUM (ABSENSI)
 MEMBAYAR BIAYA PENGGANTIAN BARANG HABIS PAKAI (REAGEN, GAS, DLL)
YANG TELAH DITENTUKAN
 MENGECEK BARANG ALAT YANG DIGUNAKAN SESUAI DENGAN BON PINJAM
BARANG/ALAT, BILA TERJADI KEKURANGAN/KERUSAKAN SEGERA LAPORKAN
KEPADA PETUGAS LABORATORIUM.

1. KEBERSIHAN DAN KEAMANAN LABORATORIUM MENJADI TANGGUNG


JAWAB PRAKTIKAN YANG SEDANG MELAKSANAKAN PRAKTIKUM
2. SELAMA PRAKTIKUM BERLANGSUNG, PRAKTIKAN WAJIB MENJAGA
KETERTIBAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM, TIDAK DIPERKENANKAN
BERSUARA KERAS DAN DILARANG KELUAR MASUK LABORATORIUM
TANPA SEIJIN PEMBIMBING PRAKTIKUM
3. SETIAP PENGGUNAAN ALAT LABORATOTIUM HARUS DIPERHATIKAN
CARA/PROSEDUR PENGGUNAANNYA, APABILA KURANG MENGERTI
MOHON SEGERA BERTANYA KEPADA PETUGAS
LABORATORIUM/PEMBIMBING PRAKTIKUM.
4. BAK PENCUCIAN HARUS SELALU BERSIH DAN KERANJANG SAMPAH JUGA
HARUS DILAPISI PLASTIK/KRESEK.
5. APABILA ADA PERALATAN YANG RUSAK, HARUS SEGERA DILAPORKAN
PADA PETUGAS LABORATORIUM DAN PENGGANTIAN BARANG MENJADI
TANGGUNG JAWAB PRKTIKAN (BARANG DIGANTI SESUAI DENGAN
ASLINYA).
6. BEKERJALAH DENGAN HATI – HATI DAN TELITI SESUAI DENGAN
PROSEDUR YANG TELAH DITETAPKAN.
7. DEMI KESELAMATAN BERSAMA DALAM MENGGUNAKAN BAHAN YANG
BERBAHAYA HENDAKNYA SEBELUM MENGGUNAKAN BERTANYA
KEPADA PETUGAS LABORATORIUM/PEMBIMBING PRAKTIKUM DAN
HARUS DIPERHATIKAN HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT :

 API HARUS DIHINDARI. SEMUA SENYAWA ORGANIK MISALNYA (ALKOHOL,


ETER, ETANOL) MENGUAP ADALAH MUDAH TERBAKAR KARENA ITU HINDARI
PEMAKAIAN API TERBUKA. PAKAI WATERBATH HEATING MANTELS.
 API DIMEJA SERINGKALI MUDAH DIMATIKAN DENGAN LAP, HATI-HATI JIKA
INGIN MEMAKAI PEMADAM API, JANGAN MENGENAI ORANG.

38
 PAKAIAN TERBAKAR PENTING SEKALI UNTUK MEMBARINGKAN DAN
MENGGULINGKAN PENDERITA. TETAP BERDIRI AKAN MEMBAHAYAKAN
PERNAPASAN DAN MATA PENDERITA.
 JIKA TERKENA BAHAN KIMIA KOROSIF, BAIK PADA KULIT ATAU MATA, HAL
PERTAMA YANG HARUS DILAKUKAN IALAH MENCUCINYA DENGAN AIR
SEBANYAK-BANYAKNYA, KEMUDIAN MENCARI PERTOLONGAN KE
INSTRUKTUR.
 JANGAN MENCOBA MENCICIPI APAPUN ATAUPUN MENCIUM ASAP/UAP DARI
MULUT TABUNG, TETAPI KIPASLAH UAP TERSEBUT DENGAN TANGAN KE
MUKA ANDA, KALO DIERLUKAN
 BAHAN KIMIA DENGAN UAP BERACUN ATAU MERANGSANG SELALU
DITEMPATKAN DIALMARI ASAM, JUGA SEMUA PEKERJAAN YANG BERKENAAN
DENGAN PENGGUNAAN BAHAN TERSEBUT HARUS DILAKUKAN DALAM ALMARI
ASAM.
 UNTUK MENGENCERKAN ASAM, TUANGKAN ASAM PEKAT KEDALAM AIR,
TIDAK SEBALIKNYA.
 BERAPA BAHAN KIMIA MEMERLUKAN PENANGANAN KHUSUS SEPERTI ASAM
DAN BASA PEKAT, BROMINO, DIMITIL, SULFAT, P0, SENYAWA SIANIDA, H2S,
PELARUT BERACUN SEPERTI DIKLOROMETAN DAN PELARUT YANG MUDAH
TERBAKAR SEPERTI ASETON, ETANOL, PETROLIUM ETER.
 BAHAN KIMIA DIPAKAI BERSAMA DAN DISIMPAN DIMEJA KERJA REAGEN
KHUSUS YANG DIPERLUKAN DAN TIDAK TERSEDIA AKAN DIHELASKAN OLEH
PEMBIMBING
 CAIRAN DAN LARUTAN HARUS DIBUANG BAK PENCUCI DAN DIGELONTOR
DENGAN AIR SEBANYAK-BANYAKNYA
 PADATAN HARUS DIBUANG DIWADAH TERTENTU, JANGAN DIDALAM BAK
PENCUCI
 TUTUP BOTOL JANGAN DILETAKKAN DIMEJA TETAPU TETAP DIPEGANG
DITANGAN, UNTUK KEMUDIAN DITUTUP KEMBALI
 REAGEN YANG TELAH DIAMBIL DARI TEMPATNYA (DESENDOK ATAU DIHISAP)
TIDAK BOLEH DIKEMBALIKAN KETEMPAT SEMULA.
 BOTOL BAHAN YANG TELAH DIPAKAI HARUS DIKEMBALIKAN KE RAK, TIDAK
BOLEH DIBAWA KETEMPAT SENDIRI KARENA AKAN MENGGANGGU
PEMAKAIAN OLEH PRAKTIKAN LAIN
 AMBIL SECUKUPNYA SAJA UNTUK PERCOBAAN
 UNTUK MEMBERSIHKAN PERALATAN HARUS MEMPERHATIKAN SIFAT ALAT
TERUTAMA ALAT GELAS
 SELANG TABUNG DILEPAS DAN SELANJUTNYA TABUNG GAS DIMASUKKAN
KEMBALI PADA TEMPATNYA
 HARUS SESUAI DENGAN KONDISI SEBELUM PRAKTIKUM
 SETIAP KEKURANGAN ALAT HARAP DICATAT DAN DILAPORKAN PADA
PETUGAS LABORATORIUM
 TANDA BUKTI PENERIMAAN DAN PENGEMBALIAN ALAT DARI PETUGAS
LABORATORIUM
 SEMUA ALAT DITEMPATKAN PADA TEMPAT YANG TELAH DITENTUKAN

39
 LANTAI DIPEL DAN TIDAK TERDAPAT KOTORAN DIDALAM RUANG
LABORATORIUM
 MEMBUAT LAPORAN SEMENTARA YANG DISERAHKAN KEPADA
PEMBIMBING/PETUGAS LABORATORIUM DAN SUDAH DISETUJUI
 MELAKUKAN EVALUASI PRAKTIKUM, YANG DILAKUKAN BERSAMA
PEMBIMBING BERSAMAAN DENGAN WAKTU MENYERAHKAN LAPORAN
SEMENTARA

40
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat,
antara lain ditemukannya bahan kimia yang bermanfaat dan sangat penting. Dalam
kehidupan kita sehari-hari, makanan minuman, sampai ke produk kosmetik yang kita pakai
pun sebagian besar berasal dari produk kimia. Oleh karena itu, kita harus mengenal bahan-
bahan kimia dan alat-alat untuk menggunakannya didalam laboratorium, serta tata tertib dan
keselamatan kerja pada laboratorium.
Di dalam laboratorium dapat ditemukan berbagai macam alat yang terbuat dari kaca,
pelastik, karet, logam dan lain-lain. Peralatan tersebut ada yang berfungsi sebagai wadah dan
pengukuran volume. Wadah dan pengukuran volume ada yang ditera dengan telit, seperti
alat ukur pipet volumetrik, pipet mohr, labu takar dan buret serta ada yang tidak perlu ditera
dengan teliti. Pengukuran dengan alat-alat tersebut akan mempengaruhi hasil praktikum
secara kuantitatif.
Selain itu kebersihan dari alat dapat mempengaruhi hasil praktikum. Apabila alat yang akan
digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya
pada alat tersebut masih tersisa zat kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat
yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam praktikum.
Tentunya mengenal dan memahami alat laboratorium sangatlah penting bagi praktikan agar
praktikum berjalan lancar.
Simbol bahaya adalah simbol dikenali dirancang untuk memperingatkan tentang bahan
berbahaya, lokasi, atau benda, termasuk arus listrik, racun, dan hal-hal lain. Penggunaan
simbol-simbol bahaya sering diatur oleh hukum dan diarahkan oleh organisasi standar.
Simbol bahaya mungkin muncul dengan warna yang berbeda, latar belakang, perbatasan dan
informasi tambahan dalam rangka untuk menentukan jenis bahaya.Simbol bahaya digunakan
untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan
Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances).Peraturan tentang Bahan Berbahaya
(Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk melindungi/menjaga
bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah Peraturan
tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk klasifikasi,
pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi,
dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia.
Tata tertib dan prosedur penggunaan laboratorium juga harus ditaati agar tidak terjadi
kecelakaan dalam praktikum dan keselamatan kerja pada laboratorium harus lebih di
perhatikan.

41
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah setiap praktik harus menjaga kebersihan diri, alat dan
ruang laboratorium. Praktikan juga diharapkan bekerja dengan teliti. Ketika percobaan
berlangsung praktikan harus bisa menjaga keselamatan kelompok, jangan egois, serta
sesama praktikan tidak boleh bercanda ketika percobaan sedang berlngsung. Diharapkan
sebelum melakukan praktikum dosen ataupun guru yang mengajar terlebih dahulu
menjelaskan tetang keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimia seperti
pengenalan alat serta fungsi pakainya, pengenalan simbol berbahaya yang terdapat pada
laboratorium, serta tata tertib dan prosedur penggunaan laboratorium.

42
DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1994. “Kimia Universitas Edisi Kelima”. Jilid Pertama. Penerbit Erlangga:
Jakarta.

Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. Edisi Kelima. Penerbit
Erlangga. Jakarta.

Subroto, J. 2000. “Buku Pintar Alat Laboratorium”. Aneka : Solo.

Syukri, S. 1999. “Kimia Dasar Jilid I”. ITB : Bandung.

Wahyudi, Adi Ribut. 2011. “Pengajaran Sains di Laboratorium”.


http://www.yudhiart.blogspot.com
Diakses pada 16 Oktober 2012.

Walton. 1998. “Pengenalan Alat-Alat Laboratorium”.


http://www.wordpress.co.id
Diakses pada 2 Oktober 2012.

Ginting, tjurmin . 2000. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Unsri Palembang.

Khasani. 1990. Prosedur alat-alat Kimia. Liberty : Yogyakarta.

Moechtar. 1990. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Regina : Bogor.

Mored. 1993. Dasar-dasar Kimia. Universitas Indonesia. Jakarta.

Walton. 1998. Kamus Istilah Kimia Analitik Indonesia. Pusat Pembinaan dan

Pengembangan bahasa, Departemen pendidikan dan kebudayaan.

43

Anda mungkin juga menyukai