PENDAHULUAN
Menurut Abdurrachman et al., (1997), petani lahan kering tidak mungkin hidup jika
ekonomi rumah tangganya hanya tergantung kepada hasil tanaman. Oleh karena itu menurut
Abdurrachman et al., (1997) pendekatan yang tepat untuk menjawab tantangan tersebut di
atas adalah melalui pendekatan sistem usahatani yang memadukan komoditas tanaman
pangan/semusim dengan tanaman tahunan dan ternak dalam suatu model usahatani yang
serasi dengan mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya yang dimiliki petani.
Menurut Abdurrachman et al., (1997), modal usahatani yang melibatkan tanaman dan
ternak tersebut sangat tepat dikembangkan di lahan kering termasuk di wilayah Timur
Indonesia. Dengan adanya sistem usaha pertanian terpadu, maka diharapkan akan diperoleh
keuntungan, antara lain: meningkatkan populasi ternak, buah-buahan, membuka lapangan
kerja di pedesaan, keberhasilan konservasi tanah dan air, peningkatan
pendapatan/kesejahteraan petani lahan kering (Akhadiarto, 1997).
Lahan kering di Nusa Tenggara Timur bukan hanya dilihat dari sisi kelemahan dan
kekurangan atau hanya dilihat dari kendala dan beban bagi pembangunan pertanian. Dan
disadari pula bahwa tantangan pengembangan lahan kering cukup kompleks dan merupakan
beban tanggung jawab bagi semua pihak baik pemerintah, swasta maupun masyarakat. Agar
lahan kering tidak menjadi beban pembangunan maka potensi yang dikandung oleh lahan
kering perlu dilirik dan dikembangkan seoptimal mungkin. Upaya mengeksploitasi potensi
laham kering dalam rangka meningkatkan produktivitas lahan dan peningkatan kesejahteraan
petani perlu adanya ketersediaan teknologi yang handal. Salah satu teknologi yang dapat
meningkatkan prioritas pertanian adalah teknologi sistem pertanan terpadu, dimana pertanian
peternakan dan perikanan di gabungkan dalah satu areal lokasi.
Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan nasional
mempunyai peranan strategis dalam pemulihan ekonomi nasional. Peranan strategis tersebut
khususnya adalah dalam penyediaan pangan, penyediaan bahan baku industri, peningkatan
eksport dan devisa Negara, penyediaan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha,
peningkatan pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat.
Prioritas pembangunan pertanian dewasa ini adalah melestarikan swasembada
pangan, peningkatan ekspor non migas dan mengurangi pengeluaran devisa yang sekaligus
memperluas lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan petani serta meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
Mahasiswa merupakan bagian integral dari generasi muda yang termasuk ke dalam
masyarakat, dan Fakultas Pertanian merupakan bagian integral dari Universitas Nusa
Cendana. Melalui program studi S1 Agribisnis, Fakultas Pertanian menetapkan suatu
kebijakan dalam progam akademiknya. Kebijakannya adalah menyelenggarakan Praktik
Magang yang diwajibkan kepada mahasiswa yang menyelesaikan mata kuliah dan
kegiatannya dilakukan selama 1 bulan. Usaha ini dilakukan bukan hanya untuk memberikan
pengetahuan yang bersifat teoritis tapi juga disertai pengetahuan praktis dan keterampilan di
lapangan.
Setelah melakukan Praktik Magang, diharapkan mahasiswa dapat menelaah, mempelajari,
memahami, dan mengembangkan daya pikir serta dapat mencari alternatif permasalahan yang
ada dilapangan sehingga menjadi terampil dan berpengalaman dibidang Agribisnis. Melalui
Praktik Magang ini diharapkan akan tercipta hubungan yang baik antara Lembaga Kebun
semangat dan lembaga integral Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana.
1.2 Tujuan Praktek Magang
1.Tujuan Umum
Pelaksanakan kegiatan magang, mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam
kegiatan magang di kebun semangat NTT
8
1. Sebagai studi banding antara teori yang didapatkan di bangku kuliah dengan pelaksanaan
teknis di lapangan dan melatih mahasiswa dalam mengintegritaskan diri dengan masyarakat
disekitar lokasi magang.
2. Mendewasakan pola cara berpikir dan meningkatkan daya nalar mahasiswa dalam
memecahkan masalah di lapangan secara ilmiah dan melatih mahasiswa dalam menerapkan
ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah untuk diterapkan langsung di lapangan.
3. Bagi Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana dapat meningkatkan kerjasama
dengan instansi terkait dengan memperoleh masukan melalui mahasiswa yang melaksanakan
kegiatan magang.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai adalah:
2.1. Untuk mengetahui Efisiensi dari penerapan teknologi pertanian terpadu pada lahan
kering di Kebun agribisnis semangat belo NTT
BAB II
TINJAUAN PUSTAK
8
Teknologi sektor Sistem pertanian terpadu adalah satu sistem yang menggunakan
ulang dan mendaur ulang menggunakan tanaman dan hewan sebagai mitra, menciptakan
suatu ekosistem yang meniru cara alam bekerja. Satu praktek budidaya aneka tanaman/aneka
kultur yang beragam dimana output dari salah satu budidaya menjadi input kultur lainnya
sehingga meningkatkan kesuburan tanah dengan tindakan alami menyeimbangkan semua
unsur hara organik yang pada akhirnya membuka jalan untuk pertanian organik ramah
lingkungan dan berkelanjutan. Pertanian pada hakekatnya merupakan pertanian yang mampu
menjaga keseimbangan ekosistem di dalamnya sehingga aliran nutrisi (unsur hara) dan energi
terjadi secara seimbang. Keseimbangan inilah yang akan menghasilkan produktivitas yang
tinggi dan keberlanjutan produksi yang terjaga secara efektif dan efisien.
Pada umumnya hanya dikenal sebagai tanah dan tanaman yang dikelola, namun diluar
itu pertanian mempunyai peranan yang berhubungan dengan bidang lain. Peranan ini
tentunya menguntungkan bagi kedua bidang baik secaa lansung maupun tak lansng begitupun
sebaliknya. Umumnya bidang – bidang tersebut mempunyai hubungan tertentu yang lebih
8
spesifik dengan pertanian. Jenis – jenis teknologi sistem pertanian terpadu ialah sebagai
berikut:
2. Dengan pertanian terpadu, hampir semua aktivitas pertanian secara ekonomi dapat
menguntungkan dan dan berkelanjutan secara ekologi.
3. Dengan sistem pertanian terpadu dapat menjawab tuntutan konsumen yang sadar
mengenai pentingnya kelestarian lingkungan, kesehatan dan kesejatraan
Pengertian Efisiensi menurut Susilo adalah suatu kondisi atau keadaan, dimana
penyelesaian suatu pekerjaan dilaksanakan dengan benar dan dengan penuh kemampuan yang
dimiliki.
8
Menurut Lubis, Efisiensi adalah suatu proses internal atau sumber daya yang
diperlukan oleh organisasi untuk menghasilkan satu satuan output. Oleh sebab itu efisiensi
dapat diukur sebagai ratio output terhadap input.
Efisiensi merujuk pada sejumlah konsep yang terkait pada kegunaan, pemaksimalan
serta pemanfaatan seluruh sumber daya dalam proses produksi barang dan jasa. Sebuah
sistem pertanian dapat disebut efisien bila memenuhi kriteria berikut:
Tidak ada yang bisa dibuat menjadi lebih makmur tanpa adanya pengorbanan.
Tidak ada keluaran yang dapat diperoleh tanpa adanya peningkatkan jumlah masukan.
Tidak ada produksi bila tanpa adanya biaya yang rendah dalam satuan unit.
Kebun semamgat adalah suatu usaha pertanian yang menggunakan seluruh potensi
energi yang terdapat dalam pertanian sehingga dapat dipanen secara seimbang dan
berkesinambungan. Proses pemanfaatan terjadi secara efektif dan efisien karena produksi
pertanian dan peternakan terdapat dalam suatu kawasan yang terdiri atas produksi tanaman
dan peternakan.
Usaha yang diterapkan adalah sitem pertanian terpadu dengan menggabungkan dua
subsistem utama yaitu peternakan dan pertanian. Ternak dapat dipelihara sebagai bagian yang
integral dalam subsistem pertanian tersebut dimana limbah yang dihasilkan dari satu usaha
digunakan sebagai input terhadap usaha yang lain, misalnya limbah peternakan yang
dihasilkan digunakan sebagai iput pupuk terhadap usaha tanaman holtikultura dan sebaliknya
sisa tanaman holtikultura digunakan kembali sebagai pakan ternak. Jadi tak ada yang
terbuang dari satu usaha sehingga pemanfaatan sumberdaya terjadi secara efektif dan efisien
8
2.6. Konsep lahan kering
Pengertian lahan kering adalah lahan tadah hujan (rainfed) yang dapat diusahakan
secara sawah (lowland, wetland) atau secara tegal atau ladang (upland). Lahan kering pada
umumnya berupa lahan atasan, kriteria yang membedakan lahan kering adalah sumber air.
Sumber air bagi lahan kering adalah air hujan, sedangkan bagi lahan basah disamping air
hujan juga dari sumber air irigasi. (Notohadiprawiro, 1988 dalam Suyana, 2003). Selanjutnya
dikatakan bahwa Indonesia mempunyai asset nasional berupa pertanian lahan kering sekitar
111,4 juta ha atau 58,5% dari luas seluruh daratan.
Pertanian lahan kering mempunyai kondisi fisik dan potensi lahan sangat beragam
dengan kondisi sosial ekonomi petani umumnya kurang mampu dengan sumberdaya lahan
pertanian terbatas. Lahan kering merupakan sumberdaya pertanian terbesar ditinjau dari segi
luasnya, namun profil usahatani pada agroekosistem ini sebahagian masih diwarnai oleh
rendahnya produksi yang berkaitan erat dengan rendahnya produktivitas lahan. Di beberapa
daerah telah terjadi degradasi lahan karena kurang cermatnya pengelolaan konvensional dan
menyebabkan petani tidak mampu meningkatkan pendapatannya. Berdasarkan kendala-
kendala tersebut, maka untuk menjamin produksi pertanian yang cukup tinggi secara
berkelanjutan diperlukan suatu konsep yang aktual dan perencanaan yang tepat untuk
memanfaatkan sumberdaya lahan khususnya lahan kering (Marwah, 2001)
Sistem usahatani di lahan kering belum banyak dipahami secara mendalam, biasanya
terletak di DAS bagian hulu dan tengah. Kendala lingkungan dan kondisi sosial-ekonomi
petani, serta keterbatasan sentuhan teknologi konservasi yang sesuai menyebabkan kualitas
dan produktivitas dari sistem usahatani yang ada masih sangat terbatas.
Ciri utama yang menonjol di lahan kering adalah terbatasnya air, makin menurunnya
produktifitas lahan, tingginya variabilitas kesuburan tanah dan macam spesies tanaman yang
ditanam serta aspek sosial, ekonomi dan budaya. Sedangkan Dudung (1991) dalam Guritno
et al. (1997) berpendapat bahwa keadaan lahan kering umumnya adalah lahan tadah hujan
yang lebih peka terhadap erosi, dimana adopsi teknologi maju masih rendah, ketersediaan
modal sangat terbatas dan infrastruktur tidak sebaik di daerah sawah (Guritno et al. 1997
dalam Hamzah, 2003).
Lahan kering marginal dan yang berstatus kritis biasanya dicirikan oleh solum tanah
yang dangkal, kemiringan lereng curam, tingkat erosi telah lanjut, kandungan bahan organik
8
sangat rendah, serta banyaknya singkapan batuan dipermukaan. Sebagian besar lahan
marginal tersebut dikelola oleh petani miskin, yang tidak mampu melaksanakan upaya-upaya
konservasi, sehingga makin lama kondisinya makin memburuk. Lahan tersebut pada
umumnya terdapat di wilayah desa tertinggal, dan hasil pertaniannya tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup penggarap bersama keluarganya (Suwardjo et al., 1995 dan
Karama dan Abdurrachman, 1995 dalam Suyana, 2003).
BAB III
METODE MAGANG
8
Kegiatan magang ini berlangsung dari tanggal 11 Juli – 11 Agustus 2016 yang
bertempat di kebun agribisnis “SEMANGAT” Desa Oemasi Kecamatan Nekamese
Kabupaten Kupang
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG
8
Kebun agribisnis “SEMANGAT” adalah suatu kegiatan usaha pertanian dengan konsep
kegiatan pertanian terpadu yaitu keragaman yang saling mendukung dan melengkapi. Kebun
agribisnis “SEMANGAT” yang terletak di Dusun II Desa Oemasi Kecamatan Nekamese
Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur telah ada sejak tahun 1980 an, bertambah
luas tahap demi tahap dengan luas mencapai hampir 20 Ha, dimulai sejak tahun 2000. Namun
dari keseluruhan lahan tersebut kira-kira baru 5 Ha yang tergarap.
Lahan kebun “SEMANGAT” sebagian besar adalah lahan kering dengan jenis tanah
adalah Babanaro jenis tanah ini pada musim kemarau tanah akan kering dan pecah jika di
siram, air akan hilang teresap dengan cepat dan menjadi kering kembali. Namun jika musim
hujan, atau air dalam jumlah besar, maka tanah akan segera jenuh sehingga air tidak teresap
dalam tanah dan menjadi becek dipermukaan tanah. Lahan sangat berkontur ekstrim dengan
tanah yang ratah tidak banyak, kira-kira 40% cuaca amat kering sehingga cenderung ekstrim
antara siang dan malam hari.
Adapun jenis-jenis kegiatan pertanian yang diusahakan adalah tanaman umur panjang
misalnya mangga, sawo, nangka, belimbing, sirsak, kelapa, jeruk keprok, jeruk nipis, jambu
biji, jambu air, lengkeng dan buah naga. Tanaman umur pendek misanya sayur-sayuran,
papaya, labu siam, kemangi dan sereh. Tanaman obat-obatan meliputi mahkota dewa,
binahong, empon-empon dan rosella. Kegiatan peternakan meliputi ayam petelur, pedaging
dan kampong, itik dan merpati, kambing, sapi, babi, dan ikan lele.
Hasil produksi kebun”SEMANGAT” dijual mandiri artinya dijual sendiri atau tanpa
dijual kembali ke pasar umum. Tidak semua hasil kegiatan tersebut dijual karena ada yang
dipakai kembali untuk kebutuhan unit lain. Tenaga kerja yang membantu mengelola kebun
sebanyak 6 orang dengan tenaga tetap dan tenaga harian, tugas dan tanggung jawabnya
beragam dengan konsep gotong royong. Tantangan dari kebun “SEMANGAT” adalah
ketersediaan tenaga kerja yang cakap, selain ketersediaan air untuik pengairan.
8
Pertanian dan peternakan berkelanjutan dengan pengelolaan yang alami serta
berwawasan ekonomi, lingkungan dan wisata. Sedangkan.
Misi :
adalah memenuhi kesejahteraan layak bagi pemilik, pengelola, pekerja, serta semua
yang terlibat dalam kegiatan Kebun Agribisnis “Semangat”.
4.3 Struktur Organisasi Kebun Agribisnis “ Semangat”
DIREKTUR
DIREKTUR
MANAJER KEUANGAN
UMUM
PENGAWAS
8
mencapai koordinasi yang struktural, baik secara vertikal maupun secara horisontal diantara
posisi-posisi yang telah dilimpahkan tugas-tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan dari organisasi.
Susunan organisasi dan tata kerja di kebun agribisnis “semangat” meliputi; (a)
direktur, (b) direktur keuangan, (c) manager umum, (d) pengawas, (e) divisi tani, (f) divisi
ternak dan (g) divisi lain-lain.
BAB V
8
adalah sistem usahatani yang terdapat interaksi komplementer antara pengusahaan tanaman
dan ternak. Tanaman pangan semusim menghasilkan sisa tanaman (biomass) yang dapat
dimanfaatkan sebagai pakan tambahan, di samping rumput atau tanaman pakan (glyricideae
atau flemingia) yang sengaja ditanam juga untuk mencegah erosi, sementara ternak
memberikan tenaga dan kotoran yang dapat dijadikan pupuk untuk menunjang produksi
tanaman. Dengan demikian komoditas tanaman dan ternak ini dapat saling mendukung sistem
produksi terlanjutkan (berkelanjutan) dengan baik.
Melalui pertanian terpadu yang di terapkan terjadi pengikatan bahan organik di dalam
tanah dan penyerapan karbon yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pertanian
konvensional yang memakai pupuk nitrogen dan sebagainya. Proses pemanfaatan produksi
pertanian terpadu terjadi secara efektif dan efisien, sehingga keberadaan sektor-sektor ini
mengakibatkan kawasan memiliki ekosistem yang lengkap, karena seluruh komponen
produksi tidak akan menjadi limbah namun dimanfaatkan oleh komponen lainnya. Selain itu,
terjadi peningkatan hasil produksi dan penekanan biaya produksi sehingga efektivitas dan
efisiensi produksi tercapai secara seimbang.
Penerapan teknologi sistem pertanian terpadu yang di terapkan pada kebun agribisnis
semangat belo dilakukan dengan pengelolaan tanah secara terpadu, pengelolaan tanaman
secara terpadu, pengelolaan ternak terpadu, pengelolaan air terpadu, pengelolaan unsur hara
terpadu, pengelolaan hama terpadu dan adanya pengelolaan pemasaran terpadu.
8
juga bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, menjaga keseimbangan ekosistem,
mempertahankan siklus hidrologi dan keragaman hayati makhluk hidup yang ada.
Dengan menggunakan tanaman repelant atau tanaman yang tidak disukai oleh hama
yaitu seperti kenikir, serai, peterseli, kemangi, terong lenca dan sebagainya. Hama yang
terdapat di lahan pertanian seperti ulat, belalang, nematoda dan lain-lain. PHT pada dasarnya
adalah penerapan sistem bercocok tanam untuk menghasilkan tanaman yang sehat, kuat,
berproduksi tinggi dan berkualitas tinggi.
Penerapan pengelolaan tanah terpadu di kebun agribisnis semangat belo yaitu dengan
pemberian perlakuan pada tanah tempat tanaman yang akan ditanam yaitu dengan pemberian
pupuk alam yang berupa kotoran ayam, sapi,dan itik, sebagai pupuk organik.
Pengelolaan air terpadu yang diterapkan adalah pengairan dengan menggunakan air
limbah dan air kolam budidaya ikan lele dan ikan mas yang mempunyai manfaat ganda
sebagai air pengairan dan sebagai sumber pupuk (nutrisi) bagi tanaman. Sedangkan
penerapan dalam pengelolaan ternak terpadu yaitu dengan mengelola ternak dan tanaman
secara terpadu meliputi cara pemeliharaan, cara pemberian dan macam pakan yang diberikan
pada ternak.
Pengelolaan limbah peternakan terpadu merupakan salah satu alternatif yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi dan produktivitas agribisnis disertai
meningkatnya daya dukung lingkungan. Pengolahan limbah peternakan sebagai bahan baku
pupuk dilakukan sesuai dengan kaidah alamiah, yaitu melalui proses biokonversi.
8
5.3. Efisiensi penerapan
Jika di lihat Secara ekonomis, teknologi sistem pertanian terpadu yang di terapkan
pada kebun Agribisnis semangat belo sangat efisien. Pada kawasan tersebut terdapat sektor
produksi tanaman, peternakan maupun perikanan. Keberadaan sektor-sektor ini
mengakibatkan kawasan tersebut memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen
produksi tidak akan menjadi limbah karena dimanfaatkan oleh komponen lainnya. Dengan
keterpaduan sektor – sektor ini maka terjadi peningkatan hasil produksi dan penekanan
terhadap biaya produksi, sehingga efektivitas dan efisiensi produksi tercapai secara
maksimal.
Proses kegiatan yang dilakukan selama satu bulan yaitu mulai dari tanggal 11 juli
hingga 11 agustus 2016 adalah kegiatan usahatani yang dimulai dari proses persiapan lahan
hingga panen. Kegiatan yang dilakukan antaralain:
1. Pengolahan tanah
2. Pengaplikasian pupuk
Bedengan yang telah dibuat diberi pupuk organik yang diambil dari kotoran kambing
dan sapi. Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Pupuk kandang yang
diberikan yaitu saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah
3. Penanaman sayuran
Bedengan yang telah diberi pupuk di siram hinggah benar - benar basah kemudian
ditanami dengan jenis sayuran yang telah di semaikan maupun yang dapat ditanami secara
lansung tanpa penyemaiyan. Jenis sayuran yang di tanami adalah sawi, saayur manis, kailan
kangkung, selada. Setelah melakukan penanaman setiap bedengan akan dipasang waring
8
dengan tujuan untuk mengurangi panas terik matahari yang berlebihan sehingga sayuran yang
telah ditanam tidak akan mati.
Selain penanaman sayuran pada bedengan ada juga penanaman buah buahan serta
kacang kacangan, lahan yang telah dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau
pepohonan yang tumbuh dan bebas dari daerah ternaungi kemudian dibuat lubang dengan
diameter dan kedalaman 30 cm, lubang yang telah dibuat diberi pupu kandang dengan
volume 1 kg pupuk kamdang perlubang. Setelah itu, lubang yang sudah berisi pupuk
ditanami dengan tanaman buah buahan dan kacang kacangan yang telah disemaikan terlebi
dahulu, diantaranya adalah labu, ketimun, kacang panjang dan pepaya, kemudian di siram
hinggah basah.
5. Pemeliharaan.
Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap
hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang dilakukan adalah penyiraman, penyiraman
dilakukan setia pagi dan sore hari agar kecukupan ait pada tanaman tetap terjaga. Tahap
selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman, yaitu
dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat dengan tanaman sayuran maupun buah -
buahan. Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan
penggantian tanaman dengan tanaman baru, yaitu tanaman yang mati atau terserang hama
dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru. Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali
setelah tanam.
6. Panenen
Umur panen sayur sayuran paling lama 70 hari dan Paling pendek umur 40 hari.
Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Panen
dilakukan dengan 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan
memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam. Sayuran
yang telah di cabut atau di potong di cuci dan di pak dalam keranjang yang sudah di siapkan
kemudian akan dibawa untuk dipasarkan.
8
BAB VI. Penutup
Kesimpula
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat di simpulkan bahwa penerapan teknologi
sistem pertanian terpadu pada lahan kering di kebun Agribisnis semangat belo sangat efisien,
karena didalm penerapan sistem pertanian tersebut terdapat sektor sektor yang saling
berkaitan dan saling mendukung antara sektor yag satu dengan sektor yang lainnya.
Saran
Untuk kebun Agribisnis semangat belo agar dapat mempertahankan sistem pertanian
tersebut dan dapat menjadi tempat belajar masiarakat sekitar untuk pengembangan pertanian
selanjutnya.
8
8