Disusun oleh :
Fakultas Psikologi
PENDAHULUAN
maupun institusi atau akademi. Individu yang terdaftar sebagai murid di perguruan
tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa (Takwin, 2008). Monks (2007) menjelaskan
bahwa mahasiswa digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal, yaitu pada
usia 18-21 dan 22-24 tahun. Pada usia tersebut mahasiswa mengalami masa
peralihan dari remaja akhir ke dewasa awal. Remaja akhir dan dewasa awal
merupakan tahap perkembangan yang sulit dan kritis. Tugas perkembangan pada
masa tersebut menuntut perubahan besar dalam bersikap dan berperilaku sehingga
mampu mengarahkan diri dan mengambil keputusan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
seluruh mata kuliahnya, mahasiswa diwajibkan untuk membuat suatu karya ilmiah
yaitu skripsi. Di setiap angkatan dapat dipastikan ada beberapa mahasiswa yang
tidak tepat waktu, biasanya menghadapi hambatan, antara lain hambatan membuat
judul yang menarik, pencarian bahan atau literatur yang memang tidak mudah,
1
cemas, sulit berkonsentrasi, malas mengerjakan skripsi, menghindar, atau bahkan
dihadapi tidak mampu terselesaikan. Reaksi stres mahasiswa dapat muncul dalam
bentuk perubahan psikologis dan fisik yang mempengaruhi rendahnya motivasi dan
(Shenoy, 2004).
Stres yang bersumber dari akademik seperti jadwal kuliah dan praktikum yang
padat, tugas yang menumpuk, bahan ujian yang banyak, Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) rendah dan masalah akademik lainnya. Sedangkan stres yang berasal dari
intrapersonal. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa faktor stres yang terjadi pada
mahasiswa dipengaruhi oleh faktor di luar mahasiswa, seperti tugas yang padat,
yaitu: 1) beban yang terlalu berat, konflik, dan frustrasi; 2) faktor kepribadian; dan 3)
tipe mahasiswa yang tetap optimis ketika menemui kesulitan, tetapi ada juga
2
mahasiswa yang pesimis. Mahasiswa yang memiliki kepribadian optimistis dalam
menghadapi hambatan akan berusaha untuk mengatasi hambatan dan terhindar dari
yang menjadi beban, sehingga mahasiswa dalam mengerjakan skripsi menjadi tidak
tepat waktu.
stabilitas psikologis dalam menghadapi stress disebut resiliensi (Keye & Pidgeon,
2013). Mahasiswa yang memiliki resiliensi tinggi adalah mahasiswa yang berhasil
keluar dari masalah-masalah yang dihadapi dan sukses dalam menjalani masa
studinya serta menganggap masalah tersebut adalah bagian dari tantangan masa
studinya, dan bukan hal yang harus dijadikan alasan untuk terpuruk. Widuri (2012)
diri dan tetap dapat mengembangkan dirinya dengan baik sesuai kompetensi yang
dimiliki.
mahasiswa yang mengalami stres saat menyusun skripsi berdampak pada kelulusan
mahasiswa tingkat akhir tidak tepat waktu. Resiliensi merupakan salah satu faktor
penting bagi mahasiswa yang mengalami stres. Coping adalah dimana seseorang
3
lingkungan, agar dapat mengurangi stres yang dihadapinya (Rasmun, 2004). Coping
stress adalah cara mengatasi stress yang dapat dilakukan oleh mahasiswa tingkat
akhir yang akan menyelesaikan skripsinya tepat waktu. Studi pendahuluan (jurnal,
wawancara saya lakukan pada tanggal 2 maret 2017. Hasil wawancara dengan
merasa kurang percaya diri akan kemampuan yang dimiliki untuk segera
judul sehingga subjek merasa cemar jika judul yang diajukan tersebut ditolak
dalam pengajuan judul skripsi tersebut. K sering menghabiskan waktu untuk bermain
skripsi.
mengalami stress berat. Mahasiswa yang mengalami stress yang tak dapat di atasi
perlu penanganan secepatnya, sebab jika mahasiswa yang mengalami stress saat
salah satu faktor bagi mahasiswa yang mengalami stress. Berdasarkan penjelasan
4
tersebut dapat diketahui, bahwa mahasiswa yang sedang menyusun skripsi
serta coping untuk mengurangi stress yang dihadapi. Oleh sebab itu, peneliti ingin
Stres dalam Menyusun Skripsi pada Mahasiswa Tingkat Akhir Universitas X”.
rumusan masalah :
5
1.4.2 MANFAAT PRAKTIS
bahwa, resiliensi dan coping stress dapat dilakukan agar tugas akhir
6
BAB II
KAJIAN TEORI
dan cara pandang yang secara konstan berubah untuk mengatur tuntutan
internal dan/atau eksternal spesifik yang dinilai membebani atau melebihi dari
sumber daya dari seseorang. Definisi yang dijelaskan oleh Lazarus dan
dengan tingkah laku adaptif yang otomatis dengan membatasi coping pada
Maka dari itu, segala bentuk tingkah laku maupun ataupun pemikiran yang tidak
dalam menghadapi situasi yang dinilai melebihi sumber daya dinilai sebagai
coping, terlepas dari hasil baik atau buruknya usaha coping tersebut. Terakhir,
dengan “mastery” atau penguasaan. Dalam hal ini “manage” dapat diartikan
7
sebagai mengurangi, menghindari, menoleransi, dan menerima kondisi yang
a. Komitmen
tersebut.
b. Keyakinan
8
keyakinan individu mengenai kemampuan yang ia miliki dalam
coping.
sebelumnya.
9
2.1.3 ASPEK / DIMENSI COPING STRESS
1
Individu melakukan usaha dan merencanakan langkah-langkah yang
b. Cautiousness (kehati-hatian).
c. Negotiation
apathy orinaction. Lebih lanjut menurut Aldwin dan Revenson (1987) problem
kepada orang lain yang terlibat atau menjadi penyebab masalah yang
2
sedang dihadapinya. Indikator-indikator problem focus coping yang peneliti
gunakan adalah dari Lazarus (dalam Aldwin dan Revenson 1987) yaitu
untuk mengubah faktor dalam diri sendiri dalam cara memandang atau
Effendi, 1999).
yaitu:
3
keras, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan menolak kehadiran
orang lain.
tekanan masalah yang terjadi atau strategi lainnya yang bersifat pasif dan
kegagalan yang dialami dan melihat hal- hal lain yang penting dalam
kehidupan.
2.2 RESILIENSI
khusus (snyder & Lopez, 2002). Menurut Sills dan Steins (2007) resiliensi
pengalam baru dan untuk melihat kehidupannya sebagai suatu pekerjaan yang
4
tetap berkondisi baik dan memiliki solusi yang produktif ketika berhadapan
pulih dari stres, mampu beradaptasi dengan keadaan stres ataupun kesulitan
merupakan suatu usaha dari individu sehingga mampu beradaptasi dengan baik
terhadap keadaan yang menekan, sehingga mampu untuk pulih dan berfungsi
mempengaruhi resiliensi tersiri dari empat faktor, yakni faktor individu, keluarga,
a. Faktor Individu
dalam diri yang mampu membuat sesorang menjadi resilien. Hal-hal yang
5
tidak selalu IQ yang baik, namun bagaimana seseorang dapat
2) Strategi coping
3) Locus of Control
memiliki tujuan, harapan, rencana pada masa depan dan ambisi bahwa
dirinya memilikikemampuan.
4) Konsep Diri
b. Faktor Keluarga
secara langsung arahan dan dukungan dari orang tua dalam keadaan
yang buruk akan lebih merasa termotivasi, optimis dan yakin bahwa
6
Pada situasi yang buruk, individu yang resilien lebih sering mencari dan
menerima dukungan juga kepedulian dari orang dewasa selain orang tua,
Begitupula dengan memiliki hubungan yang positif dengan orang lain, juga
d. Faktor Resiko
Herman, dkk (2011) menyebutkan beberapa faktor yang ada dalam factor
dimodifikasi oleh Yu dan Zhang (2007) terdiri dari tiga aspek utama, yaitu:
1. Tenacity (Kegigihan)
dan menantang
2. Strength (Kekuatan)
masa lalu.
3. Optimism (Optimisme)
7
Merefleksikan kecenderungan individu untuk melihat sisi positif dari setiap
penelitian ini sesuai dengan teori Connor dan Davidson (2003) yang telah
dimodifikasi oleh Yu dan Zhang (2007) melihat dari kondisi atau kriteria
resiliensi yang dimiliki oleh mahasiswa tingkat akhir menjadikan peneliti mempunyai
antara resiliensi dan coping stress pada mahasiswa tingkat akhir dalam
menyelesaikan skripsinya.
RESILIENSI (X)
- PERSONAL COMPOTENCE
- TRUST IN ONE’S INTINCTS
COPING STRESS (Y)
- POSITIVE ACCEPTANCE OF
CHANGE AND SECURE - PROBLEM FOCUS COPING
RELATIONSHIPS - EMOTION FOCUS COPING
- - CONTROL 8
- SPIRITUAL INFLUENCE
2.4 Peneliian Terdahulu
1 Hubungan Coping dan Hasil penelitian ini menunjukan terdapat hubungan antara
Resiliensi pada Perempuan coping dengan resiliensi pada perempuan kepala rumah
Kepala Rumah Tangga Miskin tangga miskin. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh
(2016), Jurnal Psikologi, Vol (p<0,01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan
2 Hubungan antara Resiliensi Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi product moment
dengan Strategi Coping pada dapat dilihat bahwa nilai signifikansi = 0,007 < 0,05, maka
Mahasiswa yang Menempuh Ho ditolak. Jadi ada hubungan antara resiliensi dengan
Program Skripsi Di Fakultas strategi koping pada mahasiswa yang menenpuh program
Ilmu Pendidikan Universitas studi skripsi di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
9
2.5 Hipotesis Penelitian
resiliensi dengan coping stress. Hipotesis ini merupakan dugaan jawaban dari
rumusan masalah yang diajukan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :
Ho: Terdapat hubungan yang signifikan antara resiliensi dengan coping stress
10
DAFTAR PUSTAKA
Bumi Aksara.
11