1324 2815 1 SM
1324 2815 1 SM
Wulandari 1), Ahmad Mustofa2), Ponidi3), Muhamad Muslihudin4), Firza Adi Firdiansah5)
1,2,3,4,5)
STMIK Pringsewu Lampung
Jl. Wisma Rini No. 09 Pringsewu Lampung
Telp. (0729) 22240 website: www.stmikpringsewu.ac.id
Email : muslih.udin@ymail.com1), ahmadmustofa_umy@yahoo.com 2), oniponidi@yahoo.com 3) firzaadifirdiansah@yahoo.com4)
1.3-19
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016
setiap atribut,kemudian dilanjutkan dengan proses (X) ke suatu skala yang dapat dibandingkan dengan
perankingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik semua rating alternatif yang ada.[2]
dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang
dimaksud adalah lahan pertanian yang memiliki kriteria Dimana rjj adalah rating kinerja ternormalisasi dari
sesuai dengan yang diinginkan. Dengan metode alternative Ai pada atribut Cj : i = 1, 2, …, m dan j = 1,
perangkingan tersebut, diharapkan penilaian akan lebih 2, …, n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi)
tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot diberikan sebagai berikut:
yang sudah ditentukan dengan menggunakan
pengamatan dari kondisi lahan dilihat dari beberapa Vi = ……………………………… [1]
alternative yang di jadikan sample . Sehingga akan
mendapatkan hasil yang lebih akurat dan optimal Keterangan:
terhadap lahan terpilih yang akan dipertimbangkan oleh Vi = rangking untuk setiap alternative
pengambil keputusan. Wj= nilai bobot dari setiap kriteria
Rij = nilai rangking dari nilai ternormalisasi
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa nilai
2. Pembahasan Ai lebih terpilih
Hasil Overlay Perubahan Lahan Pertanian tahun 2013- Adapun langkah penyelesaian dalam menggunakannya
2014 per Kecamatan Perubahan luas lahan pertanian adalah:
diperoleh dengan melakukan overlay metode intersect 1. Menentukan alternatif, yaitu Ai.
dan dengan metode clip untuk dapat diperoleh 2. Menentukan kriteria yang akan dijadikan
perubahan lahan per kecamatan. acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Cj
3. Memberikan nilai rating kecocokan setiap
Tabel 1. Luas Lahan Sawah Irigasi Tahun 2014 alternatif pada setiap kriteria.
4. Menentukan bobot preferensi atau tingkat
Alternati
Luas Sawah kepentingan (W) setiap kriteria W = [
No Kecamatan Irigasi (Ha) W1,W2,W3,…,WJ]
5. Membuat tabel rating kecocokan dari setiap
1 Pardasuka -83 A1
alternatif pada setiap kriteria.
2 Ambarawa -193 A2 6. Membuat matrik keputusan (X) yang dibentuk
3 Pringsewu -84 A3 dari tabel rating kecocokan dari setiap alternatif
4 Adiluwih -20 A4 pada setiap kriteria. Nilai X setiap alternatif
5 Gadingrejo -74 A5 (Ai) pada setiap kriteria (Cj) yang sudah
6 Pagelaran -158 A6 ditentukan, dimana, i=1,2,…m dan j=1,2,…n.
7 Sukoharjo -12 A7 7. Melakukan normalisasi matrik keputusan
8 Pagelaran Utara -33 A8 dengan cara menghitung nilai rating kinerja
9 Banyumas -18 A9 ternomalisasi (rij) dari alternatif Aipada kriteria
Cj.
Keterangan :
Lahan pertanian pada tahun 2013 dan tahun 2014
a. Kriteria keuntungan apabila nilai memberikan
mengalami penurunan untuk lahan sawah irigasi dan keuntungan bagi pengambil keputusan, sebaliknya
lahan tegalan. Namun, untuk lahan sawah tadah hujan kriteria biaya apabila menimbulkan biaya bagi
mengalami pertambahan luas. Penurunan luas pada pengambil keputusan.
sawah irigasi sebesar 1 Ha, sedangkan untuk lahan b. Apabila berupa kriteria keuntungan maka nilai
tegalan mengalami penurunan sebesar 3 Ha serta dibagi dengan nilai dari setiap kolom, sedangkan
untuk kriteria biaya, nilai dari setiap kolom dibagi
pertambahan luas untuk lahan sawah tadah hujan
dengan nilai
sebesar 2 Ha. Pertambahan luas lahan sawah tadah c. Hasil dari nilai rating kinerja ternomalisasi (rij)
hujan ini kemungkinan terjadi akibat alih fungsi membentuk matrik ternormalisasi (R)
lahan dari lahan tegalan dan lahan tegalan campuran d. Hasil akhir nilai preferensi (Vi) diperoleh dari
yang terdapat di wilayah kabupaten pringsewu. penjumlahan dari perkalian elemen baris matrik
ternormalisasi (R) dengan bobot preferensi (W)
Simple Additive Weighting (SAW) yang bersesuaian eleman kolom matrik (W).
Metode simple additive weighting menurut [1][2][3][5].
Kusumadewi (2006:74) sering juga dikenal dengan Hasil perhitungan nilai Vi yang lebih besar
istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar mengindikasikan bahwa alternatif Ai merupakan
SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari kinerja alternatif terbaik.
setiap alternative pada semua. Metode SAW
membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan
1.3-20
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016
Tabel 3 : Kriteria
Kriteria Bobot Nilai
Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada
(C1) Jenis Sangat Tinggi 5
setiap kriteria. Adapun data rating kecocokan dari
Tanah (ST)
setiap alternatif dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini :
(C2) Tekstur Tinggi (T) 4
Tanah
Tabel 9 : Rating Kecocokan Dari Setiap Alternatif
(C3) Curah Cukup (C) 3
Pada Setiap Kriteria
Hujan
No Jenis tanah (C1) Bobot Nilai
(C4) Suhu Rendah (R) 2 Rendah (R)
1 Tanah Liat 2
Tanah Organosol / Cukup (C)
Tabel 4 : Kriteria Jenis Tanah (C1)
2 tanah gambut 3
No Kriteria Tinggi (T)
Alternatif 3 Tanah Humus 4
C1 C2 C3 C4 C5
Sangat Tinggi
1 A1 4 5 3 3 4 4 Tanah Aluvial (ST) 5
2 A
AA2 5 5 3 3 4
3 A3 3 1 4 4 3 Uji Ketelitian Akurasi (Matriks)
4 A4 2 2 5 3 1 Jadi, untuk mendapatkan nilai Ai pada pemetaan
lahan pertanian yang berkualitas pada Dinas
Tabel 5 : Kriteria Tekstur Tanah (C2) Pertanian Kabupaten Pringsewu adalah sebagai
berikut:
Rumus:
……………………[5]
1.3-21
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016
N Kriteria
Alternatif
o C1 C2 C3 C4 C5
1 A1 4 5 3 3 4
2 A
Ba2 5 5 3 3 4
3 A
Ba3 3 1 4 4 3
4 A4 2 2 5 3 1
Dimana:
A1= (0.8 x 0.3)+(1 x 0.2)+(0.6 x 0.2)+(0.75 x 0.15) Menu Home adalah menu dimana kita dapat memilih
+(1 x 0.15) suatu aplikasi
= 0.24+0.2+0.12+0.1125+0.15 = 0.8225
Implementasi Program
1.3-22
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016
3. PENUTUP
Kesimpulan
Sistem pendukung keputusan penentuan kelayakan daera
pertanian ini dapat digunakan untuk:
Saran
1.3-23
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016
Biodata Penulis
Wulanlandari Pertama, memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi (S.E), Fakultas Ekonomi Universitas
Lampung, lulus tahun 2011. Memperoleh gelar Magister
Manajemen (M.M) Program Pasca Sarjana Magister
Manajemen Universitas Bandar Lampung, lulus tahun
2013. Saat ini menjadi Dosen di STMIK Pringsewu
Lampung
1.3-24