Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 ISSN : 2302-3805

STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016

DECISION SUPPORT SYSTEM PEMETAAN LAHAN PERTANIAN YANG


BERKUALITAS UNTUK MENINGKATKAN HASIL PRODUKSI PADI
MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

Wulandari 1), Ahmad Mustofa2), Ponidi3), Muhamad Muslihudin4), Firza Adi Firdiansah5)
1,2,3,4,5)
STMIK Pringsewu Lampung
Jl. Wisma Rini No. 09 Pringsewu Lampung
Telp. (0729) 22240 website: www.stmikpringsewu.ac.id
Email : muslih.udin@ymail.com1), ahmadmustofa_umy@yahoo.com 2), oniponidi@yahoo.com 3) firzaadifirdiansah@yahoo.com4)

Abstrak ini mendorong para ahli untuk semakin mengembangkan


komputer agar dapat membantu kerja manusia atau
Kabupaten Pringsewu merupakan kabupaten agraris bahkan melebihi kemampuan kerja manusia. Kecerdasan
dengan mata pencaharian utama dari pertanian buatan atau artificial intelligence merupakan bagian dari
agroindustri. Untuk kegiatan pertanian komoditi yang ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer)
banyak dibudidayakan adalah tanaman pangan palawija dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang
dan padi. Padi merupakan komoditi penting yang dilakukan oleh manusia. Sistem cerdas (intelligent
merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk system) adalah sistem yang dibangun dengan
indonesia. Pencananagan Indonesia sebagai Negara menggunakan teknik-teknik artificial intelligence. Salah
suasembada pangan hendaknya menjadi perhatian satu yang dipelajari pada kecerdasan buatan adalah teori
pemerintah pusat dan derah. Penentuan kelayakan kepastian dengan menggunakan teori Certainty Factor
daerah pertanian meliputi penilaian kriteria-kriteria (CF) (Kusumadewi, 2008).[4][5]
suatu daerah. Adapun kriteria-kriteria suatu daerah
yaitu jenis tanah, curah hujan, perairan, suhu, dan Teknologi lain dibidang kepastian adalah sistem pakar
tekstur tanah. Pemanfaatan sistem pendukung keputusan (Expert System) merupakan program komputer yang
sangat membantu dalam penentuan kelayakan daerah meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar dalam
pertanian, dan disertai dengan metode Simple menyelesaikan suatu masalah tertentu. Implementasi
Additive Weighting (SAW), metode ini dapat sistem pakar banyak digunakan dalam bidang psikologi
menyelesaikan penelitian dengan mencari nilai bobot karena sistem pakar dipandang sebagai cara
untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses penyimpanan pengetahuan pakar pada bidang tertentu
perankingan yang akan menentukan alternatif yang dalam program komputer sehingga keputusan dapat
optimal, yaitu daerah yang layak untuk pertanian. diberikan dalam melakukan penalaran secara cerdas.
Dengan adanya sistem pendukung keputusan dengan Irisan antara psikologi dan sistem pakar melahirkan
metode Simple Additive Weighting (SAW) ini akan lebih sebuah area yang dikenal dengan nama cognition &
mempermudah Dinas Pertanian dan Instansi lainnya psycolinguistics. Umumnya pengetahuannya diambil
dalam memantau maupun mendapatkan informasi dari seorang manusia yang pakar dalam domain tersebut
tentang pertanian yang berguna untuk pembangunan dan sistem pakar itu berusaha meniru metodelogi dan
sektor pertanian. Hasil yang di capai dalam kinerjanya (performance) (Kusuma dewi, 2008).[4][5]
pemanfaatan DSS setelah pelakukan pembobotan dari
beberapa empat alternative yang di pilih terdapat pada Decision Support System di gunakan dalam proses
alternative ke 2 dengan bobot terbesar 0.8825, maka pemetaan wilayah pertanian di maksudkan agar sistem
alternative ke dua bisa dijadikan acuan untuh lahan yang di bangun dapat di kembangkan dengan
pertanian berkualitas baik. menggunakan teknologi karena salah satu bentuk sistem
informasi dengan DSS, dengan cara mengumpulkan data
Kata Kunci : SPK, SAW, Pemetaan Lahan yang mana akan di jadikan bahan pertimbangan seperti
. jenis tanah, curah hujan, perairan, suhu, dan tekstur
tanah . Dalam proses penelitian ini mencoba membuat
1. Pendahuluan pemetaan pertanian sebagai media meningkatkan hasil
Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami produksi pertania menggunakan metode pembobtan
banyak perubahan yang sangat pesat, seiring dengan Simple Additive Weighting (SAW) di wilayah dinas
kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. pertania Kabupaten Pringsewu dalam perancangan
Komputer yang pada awalnya hanya digunakan oleh sistem informasi deteksi lahan pertanian.
para akademisi dan militer, kini telah digunakan secara
luas di berbagai bidang, misalnya bisnis, kesehatan, Decision Support System menggunakan metode SAW ini
pendidikan, psikologi, permainan dan sebagainya. Hal dipilih karena metode ini menentukan nilai bobot untuk

1.3-19
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016

setiap atribut,kemudian dilanjutkan dengan proses (X) ke suatu skala yang dapat dibandingkan dengan
perankingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik semua rating alternatif yang ada.[2]
dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang
dimaksud adalah lahan pertanian yang memiliki kriteria Dimana rjj adalah rating kinerja ternormalisasi dari
sesuai dengan yang diinginkan. Dengan metode alternative Ai pada atribut Cj : i = 1, 2, …, m dan j = 1,
perangkingan tersebut, diharapkan penilaian akan lebih 2, …, n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi)
tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot diberikan sebagai berikut:
yang sudah ditentukan dengan menggunakan
pengamatan dari kondisi lahan dilihat dari beberapa Vi = ……………………………… [1]
alternative yang di jadikan sample . Sehingga akan
mendapatkan hasil yang lebih akurat dan optimal Keterangan:
terhadap lahan terpilih yang akan dipertimbangkan oleh Vi = rangking untuk setiap alternative
pengambil keputusan. Wj= nilai bobot dari setiap kriteria
Rij = nilai rangking dari nilai ternormalisasi
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa nilai
2. Pembahasan Ai lebih terpilih

Hasil Overlay Perubahan Lahan Pertanian tahun 2013- Adapun langkah penyelesaian dalam menggunakannya
2014 per Kecamatan Perubahan luas lahan pertanian adalah:
diperoleh dengan melakukan overlay metode intersect 1. Menentukan alternatif, yaitu Ai.
dan dengan metode clip untuk dapat diperoleh 2. Menentukan kriteria yang akan dijadikan
perubahan lahan per kecamatan. acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Cj
3. Memberikan nilai rating kecocokan setiap
Tabel 1. Luas Lahan Sawah Irigasi Tahun 2014 alternatif pada setiap kriteria.
4. Menentukan bobot preferensi atau tingkat
Alternati
Luas Sawah kepentingan (W) setiap kriteria W = [
No Kecamatan Irigasi (Ha) W1,W2,W3,…,WJ]
5. Membuat tabel rating kecocokan dari setiap
1 Pardasuka -83 A1
alternatif pada setiap kriteria.
2 Ambarawa -193 A2 6. Membuat matrik keputusan (X) yang dibentuk
3 Pringsewu -84 A3 dari tabel rating kecocokan dari setiap alternatif
4 Adiluwih -20 A4 pada setiap kriteria. Nilai X setiap alternatif
5 Gadingrejo -74 A5 (Ai) pada setiap kriteria (Cj) yang sudah
6 Pagelaran -158 A6 ditentukan, dimana, i=1,2,…m dan j=1,2,…n.
7 Sukoharjo -12 A7 7. Melakukan normalisasi matrik keputusan
8 Pagelaran Utara -33 A8 dengan cara menghitung nilai rating kinerja
9 Banyumas -18 A9 ternomalisasi (rij) dari alternatif Aipada kriteria
Cj.
Keterangan :
Lahan pertanian pada tahun 2013 dan tahun 2014
a. Kriteria keuntungan apabila nilai memberikan
mengalami penurunan untuk lahan sawah irigasi dan keuntungan bagi pengambil keputusan, sebaliknya
lahan tegalan. Namun, untuk lahan sawah tadah hujan kriteria biaya apabila menimbulkan biaya bagi
mengalami pertambahan luas. Penurunan luas pada pengambil keputusan.
sawah irigasi sebesar 1 Ha, sedangkan untuk lahan b. Apabila berupa kriteria keuntungan maka nilai
tegalan mengalami penurunan sebesar 3 Ha serta dibagi dengan nilai dari setiap kolom, sedangkan
untuk kriteria biaya, nilai dari setiap kolom dibagi
pertambahan luas untuk lahan sawah tadah hujan
dengan nilai
sebesar 2 Ha. Pertambahan luas lahan sawah tadah c. Hasil dari nilai rating kinerja ternomalisasi (rij)
hujan ini kemungkinan terjadi akibat alih fungsi membentuk matrik ternormalisasi (R)
lahan dari lahan tegalan dan lahan tegalan campuran d. Hasil akhir nilai preferensi (Vi) diperoleh dari
yang terdapat di wilayah kabupaten pringsewu. penjumlahan dari perkalian elemen baris matrik
ternormalisasi (R) dengan bobot preferensi (W)
Simple Additive Weighting (SAW) yang bersesuaian eleman kolom matrik (W).
Metode simple additive weighting menurut [1][2][3][5].
Kusumadewi (2006:74) sering juga dikenal dengan Hasil perhitungan nilai Vi yang lebih besar
istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar mengindikasikan bahwa alternatif Ai merupakan
SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari kinerja alternatif terbaik.
setiap alternative pada semua. Metode SAW
membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan

1.3-20
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016

Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu merupakan suatu


instansi yang memberikan informasi tentang
perencanaan pembangunan pertanian kedepannya
sehingga masyarakat dapat melakukan pengembangan
pertanian untuk mencapai hasil pertanian yang baik
untuk mewujudkan swasembada pangan dan
peningkatan industri pengolahan bahan baku menjadi
barang jadi.Untuk mewujudkan perencanaan
pembangunan tersebut dibutuhkan informasi dalam
penentuan daerah pertanian. Dinas Pertanian
memberikan bobot nilai untuk setiap kriteria
berdasarkan tingkat kepentingannya, yaitu: Tabel 7 : Kriteria Suhu (C4)

Tabel 2 : Bobot Nilai


Bobot Nilai
Sangat Rendah (SR) 1
Rendah (R) 2
Cukup (C) 3
Tinggi (T) 4 Tabel 8 : Kriteria Irigasi atau Perairan (C5)

Sangat Tinggi (ST) 5

Untuk menyelesaikan masalah dengan metode simple


additive weighting, Menentukan kriteria-kriteria yang
akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan,
yaitu Ci.. Kriteria yang dijadikan untuk menentukan
suatu daerah layak atau tidak untuk dijadikan
sebagai daerah pertanian, yaitu:

Tabel 3 : Kriteria
Kriteria Bobot Nilai
Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada
(C1) Jenis Sangat Tinggi 5
setiap kriteria. Adapun data rating kecocokan dari
Tanah (ST)
setiap alternatif dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini :
(C2) Tekstur Tinggi (T) 4
Tanah
Tabel 9 : Rating Kecocokan Dari Setiap Alternatif
(C3) Curah Cukup (C) 3
Pada Setiap Kriteria
Hujan
No Jenis tanah (C1) Bobot Nilai
(C4) Suhu Rendah (R) 2 Rendah (R)
1 Tanah Liat 2
Tanah Organosol / Cukup (C)
Tabel 4 : Kriteria Jenis Tanah (C1)
2 tanah gambut 3
No Kriteria Tinggi (T)
Alternatif 3 Tanah Humus 4
C1 C2 C3 C4 C5
Sangat Tinggi
1 A1 4 5 3 3 4 4 Tanah Aluvial (ST) 5
2 A
AA2 5 5 3 3 4
3 A3 3 1 4 4 3 Uji Ketelitian Akurasi (Matriks)
4 A4 2 2 5 3 1 Jadi, untuk mendapatkan nilai Ai pada pemetaan
lahan pertanian yang berkualitas pada Dinas
Tabel 5 : Kriteria Tekstur Tanah (C2) Pertanian Kabupaten Pringsewu adalah sebagai
berikut:

Rumus:

……………………[5]

Nilai alternatif pada setiap kriteria adalah :


Tabel 6 :Kriteria Curah Hujan (C3)

1.3-21
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016

N Kriteria
Alternatif
o C1 C2 C3 C4 C5
1 A1 4 5 3 3 4
2 A
Ba2 5 5 3 3 4
3 A
Ba3 3 1 4 4 3
4 A4 2 2 5 3 1

Dimana:

R= 0.8 1 0.6 0.75 1


1 1 0.6 0.75 1
0.6 0.2 0.8 1 0.75
0.4 0.4 1 0.75 0.25

Gambar 1. Form Login

A1= (0.8 x 0.3)+(1 x 0.2)+(0.6 x 0.2)+(0.75 x 0.15) Menu Home adalah menu dimana kita dapat memilih
+(1 x 0.15) suatu aplikasi
= 0.24+0.2+0.12+0.1125+0.15 = 0.8225

A2= (1 x 0.3)+(1 x 0.2)+(0.6 x 0.2)+(0.75 x 0.15) +


(1 x 0.15)
= 0.3+0.2+0.12+0.1125+0.15= 0.8825
A3= (0.6 x 0.3)+(0.2 x 0.2)+(0.8x0.2)+(1 x 0.15)
+(0.75x 0.15)
=0.18+0.04+0.16+0.15+0.1125= 0.6425
A4=(0.4x0.3)+(0.4 x 0.2))+(1 x 0.2)+(0.75x0.15) +
(0.25 x 0.15)
=0.12+0.08+0.2+0.1125+0.0375= 0.55

Nilai terbesar ada pada A2, sehingga alternatif A2 adalah


alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik yaitu
Kecamatan Ambarawa memiliki bobot nilai terbesar
(0,8825) dari 4 Alternatif Kecamatan yang di jadikan
contoh.

Implementasi Program

Pada program SPK Pemetaan Lahan Pertanian, terdapat


Form Login untuk masuk ke menu pilihan. Didalam
menu pilihan pengguna dapat melihat atau menginputkan
data kedalam aplikasi : Input data lokasi, Form bobot
nilai, Form kriteria. Form login ini hanya dapat
digunakan oleh administrator dengan melakukan proses
login.

Gambar 2. Sub Menu File

Dimana menu File yang terdapat di Home berisi aplikasi


input data lokasi penelitian yang diteliti oleh peneliti.

1.3-22
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016

Pada form bobot digunakan untuk menghitung suatu


krtiteria dan mencari bobot dari suatu alternatif.

Gambar 3. Form Input Data Lokasi

Didalam menu aplikasi SPK terdapat sub menu Form


Criteria dan Form Bobot nilai Gambar 6. Bobot Nilai

3. PENUTUP
Kesimpulan
Sistem pendukung keputusan penentuan kelayakan daera
pertanian ini dapat digunakan untuk:

1. Penerapan sistem pendukung keputusan dengan


metode simple additive weighting ini dilakukan
berdasarkan hasil dari perangkingan mulai dari
alternatif terbesar sampai terkecil. Hasil dari proses
prosesn perengkingan dari empat alternatif yang di
hitung alternative ke dua (A2) yang memiliki nilai
tertinggi dengan nilai bobot 0.8825 sehingga
memungkinkan hasil tanam padi akan meningkat.
Gambar 4. Sub menu Criteria & Bobot Nilai 2. Dari Sembilan kecamatan yang terdapat di
pringsewu terdapat empat kecamatan yang
memiliki potensi lumbung padai (4 Alternatif) dari
Pada form kriteria digunakan untuk menginputkan data empat alternative yang di nilai kecamatan
suatu alternatif dan kriteria Ambarawa yang memiliki potensi terbesar (A2).
3. Penggunaan apliksi yang sederhana mempermudah
pihak pertanian menggunaknya sehingga tidak
perlu lagi mengunakan system manual yang di
gunakan. Masyarakat sekitar dapat pula
menggunakan aplikasi ini setelah diadaknya
pelatihan penggunaan aplikasi.
4. Dengan mengunakan DSS makan kecocokan dalam
pembobotan dapat digunakan oleh dinas terkait
untuk memetakan daerah di kebupaten pringsewu
yang memiliki peluang terbesar sebagai lumbung
padi.

Saran

Berdasarkan hasil penulisan yang telah dilakukan maka


diharapkan penulisan selanjutnya untuk melakukan
penelitian sistem pendukung keputusan dengan
menggunakan metode pengambilan keputusan lain
Gambar 5. Form Kriteria seperti dengan AHP, TOPSIS dan yang lainnya

1.3-23
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016

Daftar Pustaka 2013 di Universitas PGRI Yogyakarta. Saat ini menjadi


[1] Muslihudin, Muhamad. Sistem pendukung Keptusan Dosen di STMIK Pringsewu Lampung.
Penilaian Air Minum Yang Sehat Bagi Tubuh
menggunakan Fuzzy Multiple Atribut Decission Muhamad Muslihudin Penulis Keempat, memperoleh
Making (Fmadm) Dengan Metode Simple Additive gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Sistem
Wighting (Saw). SNATKOM 2015 Volome 1. YPTK
PADANG. PADANG, 2015.
Informasi STMIK Pringsewu Lampung, lulus tahun
2012. Memperoleh gelar Magister Teknik Informatika
[2] ---------------Sistem Pendukung Keputusan Seleksi (M.T.I) Program Pasca Sarjana IBI Darmajaya
Penerimaan Siswa Baru Menggunakan Metode Simple Lampung, lulus tahun 2015. Saat ini menjadi Dosen di
Additive Weighting SA) (Studi Kasus : SMA Negeri
01 Kalirejo). SNIF Universitas Potensi Utama Medan.
STMIK Prengsewu
Medan, 2015.
[3] Muslihudin, Muhamad. Sistem pendukung Keputusan
Seleksi Siswa Berprestasi Pada Sekolah Menengah
Kejuruan ( Smk ) Nurul Huda Pringsewu
Menggunakan Metode AHP, 2014.
[4] Kusuma, D. Informasi Tentang Sistem Pakar. Jakarta:
Balai Pustaka, 2008.
[5] Lubis, Elvina. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan
Kelayakan Daerah Pertanian Menggunakan Metode
SAW. Pelita Informatika Budi Darma, Volume : V,
Nomor: 3, Desember 2013.
[6] Suryana, Agus. Sistem Pendukung Keputusan Dalam
Pemilihan Tempat Kost Dengan Metode Simple
Additive Weighting (SAW) (Studi Kasus : Kota
Bengkulu). KNSI Makassar. Universitas Klabat, 2015
[7] Seto, R. Sistem Pakar Untuk Deteksi Penyakit Pada
Daerah Mulut. Surabaya: Dani, 2011
[8] Syarif, I. Pembuatan Alat Bantu Ajar Sistem Pakar
dengan Tekhnik Inferensi Backward Chaining.
Surabaya : Balai Pustaka, 2012.
[9] Warhani, DP. Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Stadium
Penyakit Kanker. Surabaya: Fakultas Kedokteran
Universitas Surabaya, 2014.

Biodata Penulis
Wulanlandari Pertama, memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi (S.E), Fakultas Ekonomi Universitas
Lampung, lulus tahun 2011. Memperoleh gelar Magister
Manajemen (M.M) Program Pasca Sarjana Magister
Manajemen Universitas Bandar Lampung, lulus tahun
2013. Saat ini menjadi Dosen di STMIK Pringsewu
Lampung

Ahmad Mustofa Penulis Kedua, memperoleh gelar


Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I), Jurusan Manajemen
Universitas Islam Negeri Yogyakarta, lulus tahun 2012.
Memperoleh gelar Magister Manajemen (M.M) Program
Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, lulus tahun 2014. Saat ini
menjadi Dosen di STMIK Prengsewu.

Ponidi Penulis Ketiga, memperoleh gelar Sarjana


Pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan PPKn Universitas
PGRI Yogyakarta, Lulus tahun 2011.
Memperoleh gelar magister Pendidikan (M.Pd) Program
Pasca sarjana Pendidikan Ilmu Pengrtahuan Sosial, lulus

1.3-24

Anda mungkin juga menyukai