Anda di halaman 1dari 18

aporan Aves (burung merpati)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Filum chordata memiliki beberapa kelas yang hidup mendominasi kingdom animalia,
antara lain adalah kelas aves. Aves merupakan chordata yang tubuhnya ditutupi oleh bulu. Bulu-
bulu ini adalah modifikasi dari sisik yang ditemukan pada reptilia. Selain bulu, morfologi tubuh
yang mencolok pada aves adalah alat gerak tubuh depannya berupa sayap yang berfungsi untuk
terbang. Sayap pada aves merupakan homolog dari kaki depan pada reptilia dan mamalia yang
tersusun atas radius, ulna, humerus, tarsus, dan metatarsus. Burung masa kini telah berkembang
sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa
jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat
dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air,
dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi
semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang
tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot
terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan
mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat
ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke
puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir
pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis
beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya.
Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang
warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk
menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji
buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk
menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki
cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan
serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.
Burung berkembang biak dengan bertelur. Telur burung mirip telur reptil, hanya
cangkangnya lebih keras karena berkapur. Beberapa jenis burung seperti burung maleo dan
burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantai
yang panas, atau di dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini
membiarkan panas alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi
menetaskan telur-telur itu; persis seperti yang dilakukan kebanyakan reptil.
Akan tetapi kebanyakan burung membuat sarang, dan menetaskan telurnya dengan
mengeraminya di sarangnya itu. Sarang bisa dibuat secara sederhana dari tumpukan rumput,
ranting, atau batu; atau sekedar kaisan di tanah berpasir agar sedikit melekuk, sehingga telur
yang diletakkan tidak mudah terguling. Namun ada pula jenis-jenis burung yang membuat
sarangnya secara rumit dan indah, atau unik, seperti jenis-jenis manyar alias tempua, rangkong,
walet, dan namdur.
Praktikum ini menggunakan aves dari ordo Columbiformes yaitu Columba livia .Spesies
tersebut diamati secara morfologi dan anatomi. Pengamatan morfologi dilakukan untuk
mengetahui bentuk paruh, kepala, ekor, bulu, dan kaki. Selain itu, juga dilakukan pembedahan
guna melakukan pengamatan untuk mengetahui anatomi aves adapun bagian-bagian yang
diamati yaitu sistem digestori;mulai dari bagian cavum oris sampai saluran pembuanganya,
bentuk susunan otot pada paha,system urogenital;pada pengamatan ini hanya membedakan organ
vital jantan dan organ vital betina, dan sistem saraf.

1.2 Rumusan Masalah


Berangkat dari latar belakang kami ambil rumusan masalahnya yaitu” bagaimana struktur
morfologi dan anatomi beserta fungsinya pada burung merpati”

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui “bagaimana strukur morfologi dan
anatomi beserta fungsi-fungsi organ pada burung merpati”

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aves
Kata aves berasal dari bahasa latin yang dipakai sebagai nama kelas, sdang ornis berasal
dari bahasa Yunani, dipakai dalam “ornithology” memiliki arti ilmu yang mempelajari burung-
burung. Aves adalah hewan yang paling banyak dikenal orang karena dapat dilihat dimana-mana,
aktif pada siang hari dan unik dalam memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Aves juga mampu
diternakkan sehingga dapat meningkatkan peluang usaha bagi masyarakat.[1]
Kelas aves (burung) berevolusi selama radiasi reptilia yang sangat hebat pada masa
zaman mesozoikum. Telur amniotik dan sisik pada kaki hanyalah dua diantara semua cirri khas
reptilia yang kita temukan pada burung. Akan tetapi burung modern tampak sangat berbeda dari
reptilia modern karena memiliki bulu dan perkakas terbang lainnya yang khas.[2]

2.2 ciri-ciri Aves


Burung berdarah panas dan berkembang biak melalui telur. Tubuhnya tertutup bulu dan
memiliki bermacam-macam adaptasi untuk terbang. Kedua tungkai depannya telah berubah
menjadi sayap.[3]
Karakteristik :
a. Tubuh tertutup dengan bulu.
b. Dua pasang anggota gerak, sepasang anterior umumnya mengalami modifikasi menjadi sayap
untuk terbang, sepasang posterior diadaptasikan untuk berjalan, bertengger atau berenang.
c. Rangka ringan, kuat osifikasi sempurna, beberapa tulang berfusi menimbulkan kekakuan, mulut
dengan paruh yang menonjol diselaputi zat tanduk, tidak bergigi pada burung yang hdup
sekarang.
d. Jantung dengan empat ruang pompa, dua atrium, dua ventrikel yang terpisah.
e. Respirasi dengan paru-paru.
f. Duabelas pasang saraf kranialis.
g. Eksresi dengan ginjal metanefros.
h. Suhu tubuh pada dasarnya konstan.
i. Fertilisasi interal.[4]

Merpati
Merpati Karang (Columba livia) adalah anggota dari familia burung Columbidae. Merpati
Domestik adalah spesies ini, dan merpati domestik yang bebas dianggap sebagai merpati liar.
Dalam pemakaian umum, burung ini sering secara singkat dinggap seperti "merpati". Spesies ini
juga dikenal sebagai Dara Karang, yang merupakan nama resmi yang digunakan British
Ornithologists' Union dan American Ornithologists' Union hingga tahun 2004 ketika mereka
mengubah daftar resmi burung menjadi Merpati Karang.
Klasifikasi ilmiah:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Columba
Spesies : C. livia[5]
Morfologi Burung
Gambar 1: (http://www.infovisual.info/02/053_en.html(28-12-011)

Tubuh burung dibedakan atas caput(kepala), cervix(leher) yang biasanya panjang,


truncus (badan) dan cauda (ekor). Sepasang extremitas anterior merupakan ala (sayap) yang
terlipat seperti huruf Z pada tubuh waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot
daging paha kuat, sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai rostum
(paruh) yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian
dalam rostum dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedang sebelah luar dilapisi oleh
pembungkus selaput zat tanduk.
Pada atap paruh atas terdapat lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares
externa sebelah luar). Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dengan
kelopak mata yang berbulu. Pada sudut medial terdapat membrana nicitan yang dapat ditarik
menutup mata. Di belakang dan di bawah tiap-tiap mata terdapat lubang telinga yang
tersembunyi di bawah bulu khusus. Di bawah ekor terdapat anus.
Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh
aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile
serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya
mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk
folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup
bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan
penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan
mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada
perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
 Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-
cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang
ramping dan beberapa barbulae di puncak.
 Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
 Plumae, Bulu yang sempurna.
 Barbae
 Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang
berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan plumae terdiri dari :
 Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
 Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
 Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya.
Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
 Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari
rachis. Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung
calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile,
sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.

Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:


 Tectrices, bulu yang menutupi badan.
 Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai
kemudi.
 Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
 Remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada
metacarpalia.
 Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
 Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
 Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
 Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).[6]

Anatomi Burung Merpati


Sistem Digestori
Tractus digestivus terdiri atas paruh, covum oris; yang di dalamnya terdapat lingua kecil
runcing yang dibungkus oleh lapisan zat tanduk. Sebagai lanjutannya adalah pharynx yang
pendek, kemudian œsophagus yang panjang dan beberapa burung terjadi perluasan yang disebut
crop, sebagai tempat penimbunan bahan makanan sementara dan pelunakan. Dari crop masuk
saluran yang sering disebut gizard. Proventriculus menghasilkan cairan lambung (asam)
sedangkan ventriculus berdinding tebal berlapis jaringan epitel yang keras sebelah dalam yang
menghasilkan sekresi. Di dalam gizard sering terdapat batu kerikil yang berfungsi membantu
penggilingan makanan. Oleh karena itu beberapa jenis burung sengaja menelan batu kerikil,
sebagai pengganti tugas gigi yang tidak dimiliki oleh burung. Dari lambung akan dilanjutkan
oleh intestinum yang terbagi atas bagian halus dan bagian akhir adalah rectum dan kemudian
cloaca dan yang terakhir adalah anus. Pada intestinum terdapat rumbai-rumbai sebagai cæcum
yang merupakan saluran buntu. Di sebelah dorsal cloaca terdapat suatu bursa fabricii pada hewan
yang masih muda. Fungsi yang sebenarnya belum diketahui, hanya yang jelas penting untuk
determinasi. Hepar sebagai salah satu kelenjar pencernaan relatif besar, bewarna merah coklat
dengan beberapa lobi. Pada beberapa aves memiliki vesica fellea sebagai penampung billus.
Pada burung merpati vesica fellea tidak ada. Glandulæ pancreaticus biasanya memiliki tiga
saluran yang menyalurkan sekresinya ke intestinum. Sehubungan dengan makanan, terjadi
adaptasi paruh (Jasin, 1992).
Sistem Urogenital
Alat ekskresi berupa ren yang relatif besar, bewarna merah coklat, tertutup oleh peritonium
(retroperitonial). Tiap-tiap ren terbagi atas 4 lobi. Dari dataran ren adalah ventral keluar ureter
yang sempit menuju ke cauda dan berakhir pada cloaca. Daeah yang berasal dari arteri renalis
akan disaring secara filtratis. Zat-zat yang tidak berguna dalam darah terutama berupa ureum
akan dibuang dalam proses filtrasi ini (Jasin, 1992).
Ginjal bertipe metanefros berwarna coklat tua. Saluran ureter bermuara langsung pada kloaka
dan tidak ada kandung kemih. Ekskret semi solid (mengandung urat). Kelenjar adrenal sepasang,
pada pertukaran ventral ginjal. Sekret dari gonad mengatur karakteristik seksual sekunder (bulu,
jengger, dan gembel). Fertilisasi terjadi di dalam. Ovarium hanya satu yang sebelah kiri.
Sebelum telur dikeluarkan mendapat penutup albumin dan cangkang dalam oviduk, maka
inkubasi adalah 16-18 hari (Brotowidjoyo, 1989). Pada hewan jantan terdapat sepasang testis
yang bulat berwarna putih, melekat di sebelah anterior dari ren dengan suatu alat penggantung.
Testis di sebelah kanan lebih kecil dari pada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran
vasa diferensia sejajar dengan ureter yang berawal dari ren. Pada sebagian aves, memiliki
vesicula seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar dan bagi tempat
menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui pupil yang terletak pada kloaka.
Pada hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dekskum mengalami atrophis (mengecil
dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada
bagian cronial dengan bentuk corong. Lubang oviduct disebut ostium abdomanalis. Fertilisasi
terjadi di dalam tubuh dengan jalan mengadakan kopulasi (Jasin, 1992). Waktu copulatio, maka
proctoduea dari kedua jenis burung saling tempel kuat-kuat, sehingga sperma yang keluar pada
ejaculatio langsung masuk ke dalam proctodoeum yang betina, untuk kemudian menuju oviduct.
Organ reproduksi betina hanya terdiri dari satu ovarium sebelah kiri. Tuba merupakan oviduct
bagian rustral, terdapat kelenjar (Soewasono, 1989).[7]
System Penrnapasan
Sistem pernapasan pada hewan menyusui dan burung bekerja dengan cara yang sepenuhnya
berbeda, terutama karena burung membutuhkan oksigen dalam jumlah yang jauh lebih besar
dibandingkan yang dibutuhkan hewan menyusui. Sebagai contoh, burung tertentu bisa
memerlukan dua puluh kali jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Karenanya, paru-
paru hewan menyusui tidak dapat menyediakan oksigen dalam jumlah yang dibutuhkan burung.
Itulah mengapa paru-paru burung diciptakan dengan rancangan yang jauh berbeda.
Pada hewan menyusui, aliran udara adalah dua arah: udara melalui jaringan saluran-saluran, dan
berhenti di kantung-kantung udara yang kecil. Pertukaran oksigen-karbon dioksida terjadi di sini.
Udara yang sudah digunakan mengalir dalam arah berlawanan meninggalkan paru-paru dan
dilepaskan melalui tenggorokan.
Sebaliknya, pada burung, aliran udara cuma satu arah. Udara baru datang pada ujung yang
satu, dan udara yang telah digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini memberikan
persediaan oksigen yang terus-menerus bagi burung, yang memenuhi kebutuhannya akan tingkat
energi yang tinggi. Michael Denton, seorang ahli biokimia Australia serta kritikus Darwinisme
yang terkenal menjelaskan paru-paru unggas sebagai berikut: Dalam hal burung, bronkhus
(cabang batang tenggorokan yang menuju paru-paru) utama terbelah menjadi tabung-tabung
yang sangat kecil yang tersebar pada jaringan paru-paru. Bagian yang disebut parabronkhus ini
akhirnya bergabung kembali, membentuk sebuah sistem peredaran sesungguhnya sehingga udara
mengalir dalam satu arah melalui paru-paru. Meskipun kantung-kantung udara juga terbentuk
pada kelompok reptil tertentu, bentuk paru-paru burung dan keseluruhan fungsi sistem
pernapasannya sangat berbeda. Tidak ada paru-paru pada jenis hewan bertulang belakang lain
yang dikenal, yang mendekati sistem pada unggas dalam hal apa pun. Bahkan, sistem ini mirip
hingga seluk-beluk khususnya pada semua burung. Aves bernafas dengan paru-paru yang
berhubungan dengan kantong udara (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke leher, perut
dan sayap.
Kantong udara terdapat pada : Pangkal leher (servikal)
• Ruang dada bagian depan (toraks anterior)
• Antar tulang selangka (korakoid)
• Ruang dada bagian belakang (toraks posterior)
• Rongga perut (saccus abdominalis)
• Ketiak (saccus axillaris)
Fungsi kantong udara :
• Membantu pernafasan terutama saat terbang
• Menyimpan cadangan udara (oksigen)
• Memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang
• Mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak

Paru-Paru Khusus Pada Burung Burung mempunyai bentuk tubuh yang jauh berbeda dengan
binatang yang dianggap sebagai nenek moyangnya, reptil. Paru-paru burung bekerja dengan cara
yang sama sekali berbeda dengan hewan menyusui. Hewan menyusui menghirup dan membuang
udara melalui batang tenggorokan yang sama. Namun pada burung, udara masuk dan keluar
melalui ujung yang berlawanan. "Rancangan" khusus semacam ini diciptakan untuk memberikan
volume udara yang diperlukan saat terbang. Evolusi bentuk seperti ini dari reptil tidaklah
mungkin.
Inspirasi : udara kaya oksigen masuk ke paru-paru. Otot antara tulang rusuk (interkosta)
berkontraksi sehingga tulang rusuk bergerak ke luar dan tulang dada membesar. Akibatnya
teklanan udara dada menjadi kecil sehingga udara luar yang kaya oksigen akan masuk. Udara
yang masuk sebagian kecil menuju ke paru-paru dan sebagian besar menuju ke kantong udara
sebagai cadangan udara.
Ekspirasi : otot interkosta relaksasi sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula.
Akibatnya rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi lebih besar dari pada tekanan udara
luar. Ini menyebabkan udara dari paru-paru yang kaya karbondioksida ke luar.
Aliran udara searah dalam paru-paru burung didukung oleh suatu sistem kantung udara.
Kantung-kantung ini mengumpulkan udara dan memompanya secara teratur ke dalam paru-paru.
Dengan cara ini, selalu ada udara segar dalam paru-paru. Sistem pernafasan yang rumit seperti
ini telah diciptakan untuk memenuhi kebutuhan burung akan jumlah oksigen yang tinggi.
Pernafasan burung saat terbang : Saat terbang pergerakan aktif dari rongga dada tidak dapat
dilakukan karena tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang
berfungsi untuk terbang. Saat mengepakan sayap (sayap diangkat ke atas), kantong udara di
antara tulang korakoid terjepit sehingga udara kaya oksigen pada bagian itu masuk ke paru-
paru.[8]
Sistem Saraf
Enchephalon secara relatif lebih besar dibandingkan reptilia. Dibagi atas tiga bagian yang
pokok, yakni:
1. Prosencephalon (bagian muka), terbagi atas:
- Telencephalon (bagian termuka).
- Dienchephalon (bagian belakangnya).
2. Mesencephalon (bagian tengah).
3. Rhombencephalon, terbagi atas:
- Metencephalon (bagian atas)
- Myencephalon (bagian bawah).(Jasin, 1992)

Indra perasa terdapat kuncup-kuncup perasa pada lidah dan atap rongga mulut. Indra ini
memungkinkan aves memilih makanannya. Kemampuan memilih makanan ini dibantu oleh
reseptor tekanan pada paruh dan lidah. Organon visus relatid besar dan tajam dalam kemampuan
observasi. Indra pendengar berupa telinga yang terbagi atas tiga rongga yakni rongga luar,
tengah, dan dalam. Kelenjar endokrin terdiri atas: glandulae pituitaria atau hypophysa sebagai
‘the master of glands’, terletak pada dasa otak ujung infundibulum: Glandulae thvroidea yang
terletak di bawah vena jugularis dekat asal cabang arteri subclavia dan arteri carotis
(Jasin, 1992).[9]
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa,27 Desember 2011, pukul 15 : 00. Di
laboratorium IAIN RADEN FATAH Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
- Cutter
- Gunting bedah
- Nampan
- Kapas
- Alat-alat tulis
- Kloroform
- Burung Merpati
3.3 Cara Kerja
Pembiusan burung merpati menggunakan kapas yang telah diberi kloroform, pengamatan
bentuk morfologi dan menggambar bagian-bagiannya,mengamati bentuk jenis-jenis bulunya dan
menggambarnya, pembedahan pertama pada bagian paha untuk melihat susunan otot dan
menggambarnya, selanjutnya pembedahan pada bagian badan untuk mengamati system-sistem
organya yaitu; pengamatan pada anatominya setelah mengamati organ dan menggambarnya,
pengamatan pada bagian cavum oris, system digestorium, system urogenital, dan yang terakhir
pengamatan pada bagian otak(encephalon)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari pengamatan preparat, didapatkan hasil yaitu:
Tabel 1 : morfologi Columba livia
Gambar Keterangan
1. Caput
Gambar 2 : Morfologi Columba livia a. Rostrum(paruh)
b. Nares (lubang hidung)
c. Cera
d. Organon visusPorus
e. acusticus externus (lubang telinga
luar)
2. Truncus
f. Sayap
g. Femur
h. Pes
i. Digiti
j. Flacula
3. Cauda

Tabel 2 : Anatomi Columba livia


Gambar Keterangan
A. Plumae
Gambar 3 : Bulu B. Plumulae
C. Filoplume
1. Rachis
2. Vexillum
3. Calamus
4. Umbilicus inferior
5. Umbilicus superior
6. Barbae
7. Barbulae distal
8. Barbulae proximal
9. Barbulae
10. Radioli
1. Tendo musculus pectoralis mayor
2. Musculus pectoralis major
Gambar 4 : Musculus pectoralis 3. Tendo musculus pectoralis minor
4. Musculus pectoralis minor
5. Carina sterni
6. Scapula
7. Furcula
8. Musculus belum terbuka

1. Esophagus
2. Ingluvies
Gambar 5 : Topographi 3. Proventriculus
4. Ventriculus
5. Intestinum
6. Cloaca
7. Trachea
8. Pulmo
9. Cor
10. Hepar
11. Lien
12. Ovarium
13. Ren
14. Pancreas
I. Maxilla
Gambar 6 : Cavum oris II. Mandibulla
1. Nares anteriores
2. Crista marginalis
3. Nares postriores
4. Plica palatini
5. Fissura choana seundria
6. Ostium tubae auditivae
7. Pharynx
8. Aditus laryngis
9. Lingua

1. Esophagus
Gambar 7 : Sistem digestorium 2. Ingluvies
3. Proventriculus
4. Ventriculus
5. Pars descendena duodenum
6. Pars ascendena duodenum
7. Intestinum tenue
8. Coecum
9. Rectum
10. Hepar
11. Pancreas
1. Ovarium
Gambar 8 :Sistem urogenitale 2. Infundibulum
3. Oviduct
4. Uterus
5. Lubang muara uterus
6. Sisa oviduct
7. Ren
8. Ureter
9. Lubang muara ureter
10. Cloaca
11. Glandula adrenalis

1. Bulbus olfactorius
Gambar 9 : Encephalon 2. Hemis paerium
3. Lobus opticus
4. Medula oblongata

4.2 Pembahasan
Merpati (Columba livia)
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Columba
Spesies : C. livia
A. Morfologi
Cirri morfologi yang diamati yaitu tubuh dibedakan menjadi tiga bagian: caput, truncus, dan
cauda, adapun bagian-bagiannya sebagai berikut:
1. Caput
Pada bagian ini organ-organ yang terlihat yaitu:
a. Rostrum(paruh), dibentuk oleh maxilla (rahang atas) dan mandibula (rahang bawah)
b. Nares (lubang hidung)
c. Cera, suatu tonjolan kulit yang lemah pada basis rostrum bagian atas.
d. Organon visus(alat penglihat)
e. Porus acusticus externus (lubang telinga luar)
2. Truncus
Ditutupi oleh bulu, pada bagian uropygium terdapat bulu-bulu ekor. Bulu berfungsi melindungi
kulit terhadap cuaca yang kurang sesuai, berguna untuk terbang. Dilihat dari segi anatomi bulu
burung yang dapat kami amati yaitu:
a. Plumae
Terdiri dari bagian-bagian :
- Calamus (quill), tangkai bulu
- Rachis (saft), lanjutan calamus
- Umbilicus inferior, lubang pada pangkal calamus
- Umbilicus superior, lubang pada bagian caudal calamus
- Vexillum(vane), terbentuk oleh barbae;ialah suatu cabang kearah lateral dari rachis.tiap barbae
mempercabangkan banyak barbulae, menurut arahnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
barbae distal dan barbae proximal.
b. Plumulae
Terdapat pada burung yang masih mudah, kadang-kadang juga terdapat pada burung yang
sedang mengerami telurnya.
Plumulae terdiri atas: calamus(pendek), rachis(agak mereduksi), barbae panjang(flexible), dan
barbae pendek.
c. Filoplumae
Tumbuh pada seluruh tubuh dengan jarak yang sangat jarang.
Adapun struktur bulu yang terlihat yaitu:
3. Cauda
Cauda tersusun dari bulu-bulu yang lebih panjang dibandingkan degan bulu pada badannya.

4. Anatomi
Bagian-bagian tubuh bagian dalam yang diamati yaitu :
1. Musculus pectoralis
Adapun susunan otot yang dapat dilihat yaitu:
a. Tendo musculus pectoralis major
b. Musculus pectoralis major
c. Tendo musculus pectoralis minor
d. Musculus pectoralis minor
e. Crania sterni
f. Scapula
g. Furcula
h. Musculus belum dibuka.
2. Topographi
Pada topographi, organ-organ yang terlihat yaitu:
a. Esophagus
b. Ingluvies
c. Proventriculus
d. Ventriculus
e. Intestinum
f. Cloaca
g. Trachea
h. Pulmo
i. Cor
j. Hepar
k. Lien
l. Ovarium
m. Ren
n. Pancreas
3. Rostrum (paruh)
Rostru (paruh) merupakan bagian dari system pencernaan, adapun bagian-bagian pada rostrum
yang dapat diamati yaitu:
a. Maxilla
1. Nares anteriores
2. Crista marginalis
3. Nares posterior
4. Plica palatine
5. Fissura choana seundria
6. Ostium tubae auditivae
7. Pharynx
b. Mandibula
8. Aditus laryngis
9. Lingua
4. Sistem pencernaan
Adapun organ-organ pencernaan yang dapat dilihat pada preparat yaitu:
a. Esophagus
b. Ingluvies
c. Proventriculus
d. Ventriculus
e. Pars descendens duodeni
f. Pars ascendens duodeni
g. Intestinum tenue
h. Coecum
i. Rectum
j. Hepar
k. Pancreas
5. Alat kelamin
Adapun preparat yang kami gunakan berjenis kelamin betina(♀), bagian organ-organ yang
diamati yaitu:
a. Ovarium
b. Infundibulum
c. Oviduct
d. Uterus
e. Lubang muara uterus
f. Sisa oviduct
g. Ren
h. Ureter
i. Lubang muara ureter
j. Cloaca
k. Glandula adrenalis
6. Otak (encephalon)
Adapun bagian-bagian otak yang dapat diamati dari bagian atas yaitu:
a. Bulbus olfactorius
b. Hemisphaerium cerebri
c. Lobus opticus
d. Medulla oblongata
Jika dilihat dari pembahasan-pembahasa sebelumnya, kelas aves merupakan kelas yang jauh
lebih berkembang dibandingakan dengan kelas pisces, amphibia, maupun reptilia, pada burung
sudah memiliki bulu dan dapat terbang.

BAB V
KESIMPULAN
Columba livia
Morfologi; tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu: caput, truncus, dan cauda. Tubuh
ditutupi oleh bulu-bulu yang melindunginya dari cuaca yang tidak sesuai, selain itu digunakan
untuk terbang. Adapun anatominya yaitu: system pencernaan; esophagus, ingluvies,
proventriculus, ventriculus, pars descendens duodeni, pars ascendens duodeni, intestinum tenue,
coecum, rectum, hepar, pancreas , system urogenital, berjenis kelamin betina dengan organ-
ogannya; ovarium, infundibulum, oviduct, uterus, lubang muara uterus, sisa oviduct, ren, ureter,
lubang muara ureter, cloaca, dan glandula adrenalis , system saraf terdiri dari; bulbus olfactorius,
hemisphaerium cerebri, lobus opticus, dan medulla oblongata.

DAFTAR PUSTAKA
A. Campbel Neil, B. Reece Jane, G. Mitchell Lawrence. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta:
Erlangga
Slamet, Adeng dan Madang Kodri.2007. Zoologi Vertebrata. Palembang: FKIP MIPA UNSRI
http://www.scribd.com/doc/60723738/aves(27122011)
http://www.scribd.com/doc/48097220/Aves(28-12-2011)
http://marinebiologi.blogspot.com/2010/04/laporan-praktikum-struktur-hewan-
aves.html(27122011)
http://feronazulfikar.blogspot.com/2010/05/laporan-praktikum.html(27122011)
http://id.wikipedia.org/wiki/Merpati_karang(30-12-2011)

LAPORAN PRAKTIKUM PREPARAT IV


Columba livia (♀)

Oleh :

Oleh:
Daryanti ( 09222010 )
Dosen Pembimbing :
Dian Mutiara M, Si

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) RADEN FATAH
PALEMBANG
2011

[1] http://www.scribd.com/doc/60723738/aves(27122011)

[2] A. Campbel Neil, B. Reece Jane, G. Mitchell Lawrence. Biologi Edisi Kelima Jilid II. (Jakarta: Erlangga,
2003) hal.266

http://www.scribd.com/doc/48097220/Aves(28-12-2011)
[3]
Slamet, Adeng dan Madang Kodri. Zoologi Vertebrata. (Palembang: FKIP MIPA
[4]
UNSRI, 2007),hal.66

[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Merpati_karang(30-12-2011)
[6] Op. Cit http://www.scribd.com/doc/48097220/Aves(28-12-2011)
[7] http://marinebiologi.blogspot.com/2010/04/laporan-praktikum-struktur-hewan-aves.html(27122011)

[8] http://feronazulfikar.blogspot.com/2010/05/laporan-praktikum.html(27122011)

Anda mungkin juga menyukai