Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH AIR LAUT PADA PERAWATAN (CURING) BETON

TERHADAP KUAT TEKAN DAN ABSORPSI BETON DENGAN


VARIASI FAKTOR AIR SEMEN DAN DURASI PERAWATAN

Ristinah Syamsuddin, Agung Wicaksono, Fauzan Fazairin M


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang
Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
Email : civil@ub.ac.id

ABSTRAK

Dalam proses pembuatan bangunan di daerah pantai, kontak dengan air laut terkadang tidak dapat dihindari.
Air laut sendiri memiliki kandungan garam yang tinggi yang dapat menggerogoti kekuatan dan keawetan
beton. Hal ini disebabkan klorida (Cl) yang terdapat pada air laut yang merupakan garam yang bersifat
agresif terhadap bahan lain, termasuk beton. Pada penelitian ini akan dibahas tentang pengaruh air laut
terhadap kuat tekan dan absorpsi pada beton pada masa perawatan selama 28 hari dengan berbagai durasi
sentuhan dengan air laut. Hal ini karena kontak dengan air laut tidak hanya terjadi pada saat beton sudah jadi,
namun juga pada saat perawatannya (curing). Dalam penelitian ini digunakan benda uji beton dengan variasi
faktor air semen 0,45; 0,50; 0,55 serta variasi durasi curing air laut selama 1 hari, 2 hari, 3 hari dan curing air
bersih selama 3 hari. Tiap variasi diberikan uji tekan setelah beton berumur 28 hari. Untuk mengukur
kedalaman absorpsi air laut yang telah diberi pewarna pada pecahan benda uji dengan menggunakan crack
detector. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi faktor air semen 0,45 ; 0,50; dan 0,55 memberikan
perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap kuat tekan beton baik dengan perawatan air laut maupun air
bersih sedangkan variasi durasi curing dengan air laut selama 1 hari, 2 hari, dan 3 hari tidak memberikan
perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap kuat tekan beton. Absorpsi yang terjadi pada beton dipengaruhi
oleh variasi durasi curing air laut dan variasi faktor air semen, semakin lama masa curing dan semakin besar
faktor air semen maka semakin besar pula absorpsi yang terjadi.

Kata kunci : absorpsi, air laut, beton, durasi, faktor air semen, kuat tekan, perawatan.

PENDAHULUAN sumber energi seperti minyak bumi dan


pembangkit tenaga listrik tenaga
Beton merupakan salah satu
gelombang, sebagai sarana transportasi
bahan bangunan yang merupakan
dan tempat wisata. Semua itu membuat
campuran heterogen antara agregat kasar
manusia dapat memanfaatkannya
dan halus dengan bahan pengikat, semen
semaksimal mungkin.
dan air yang dalam proses
Untuk memanfaatkan berbagai
pencampurannya mengalami pengerasan
potensi tersebut, dibangun berbagai
dalam kurun waktu tertentu. Mayoritas
prasarana penunjang. Prasarana
volume bahan bangunan menggunakan
penunjang tersebut seperti pelabuhan
beton karena sifatnya yang mudah
laut, anjungan lepas pantai, jembatan,
dibentuk sesuai dengan desain bangunan
tempat peristirahatan dan sebagainya.
yang diinginkan serta bahannya yang
Dalam proses pembuatannya kontak
relatif mudah didapat dan didistribusikan.
dengan air laut terkadang tidak dapat
Sebagian besar permukaan bumi
dihindarkan.
merupakan wilayah laut. Didalamnya
Air laut sendiri memiliki
terkandung berbagai sumber daya alam
kandungan garam yang tinggi yang dapat
yang sangat besar untuk memenuhi
menggerogoti kekuatan dan keawetan
kebutuhan manusia. Mulai dari sumber
beton. Hal ini disebabkan klorida (Cl)
makanan seperti ikan dan tumbuhan laut,
yang terdapat pada air laut yang

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No. 2 – 2011 ISSN 1978 – 5658 68


merupakan garam yang bersifat agresif menghasilkan subtansi yang bila
terhadap bahan lain, termasuk beton. berkombinasi dengan agregat alkali yang
Kerusakan dapat terjadi pada beton akibat reaktif, sama seperti dengan kombinasi
reaksi antara air laut yang agresif yang dengan semen alkali. Karena itu air laut
terpenetrasi ke dalam beton dengan tidak boleh dipakai untuk beton yang
senyawa-senyawa di dalam beton yang diketahui mempunyai potensi agregat
mengakibatkan beton kehilangan alkali reaktif, bahkan bila kadar alkalinya
sebagian massa, kehilangan kekuatan dan rendah (Nugraha, 1990:65). Sebagian
kekakuannya serta mempercepat proses dari garam-garam ini akan bereaksi
pelapukan. (Mehta, 1991) secara kimiawi dengan semen dan
Dari penjelasan di atas, maka mengubah atau memperlambat proses
pada penelitian kali ini akan dibahas pengikatan semen, jenis-jenis lainnya
bagaimana pengaruh air laut terhadap dapat mengurangi kekuatan beton. Selain
kuat tekan dan absorpsi pada beton pada reaksi kimia, kristalisasi garam dalam
masa perawatan selama 28 hari dengan rongga beton dapat mengakibatkan
berbagai durasi sentuhan dengan air laut. kehancuran akibat tekanan kristalisasi
Hal ini karena kontak dengan air laut tadi. Karena kristalisasi terjadi pada titik
tidak hanya terjadi pada saat beton sudah penguapan air, bentuk serangan terjadi di
jadi, namun juga pada saat perawatannya dalam beton di atas pemukaan air. Garam
(curing). naik di dalam beton dengan aksi kapiler,
Tujuan penelitian ini adalah untuk jadi serangan terjadi hanya jika air dapat
mengetahui pengaruh air laut terhadap terserap dalam beton (Nugraha,
kuat tekan beton dengan variasi faktor air 1989:169).
semen dan mengetahui seberapa besar
absorpsi air laut pada beton saat curing. Karena itu walaupun kekuatan
Kuat tekan beton adalah ukuran awalnya lebih tinggi dari beton biasa,
maksimum beton menerima beban aksial. setelah 28 hari kuat tekannya akan lebih
Kuat tekan beton yang direncanakan rendah. Pengurangan kekuatan ini dapat
ditentukan dengan kuat tekan pada beton dikurangi dengan mengurangi faktor air
umur 28 hari. Kuat tekan beton yang semen.
diisyaratkan sesuai dengan persyaratan
perencanaan strukturnya dan kondisi Hubungan antara umur beton
setempat terhadap kuat tekan beton
Perhitungan kuat tekan adalah dengan Kekuatan beton akan bertambah dengan
rumus : naiknya umur beton. Kekuatan beton
P akan naik secara cepat (linier) sampai
f 'c = umur 28 hari, tetapi setelah itu
A
kenaikannya akan kecil. Laju kenaikan
dengan :
umur beton sangat tergantung dari
A = Luas penampang benda uji
penggunaan bahan penyusunnya yang
(Silinder) (cm2)
paling utama adalah penggunaan bahan
P = Beban (kg)
semen karena semen cenderung secara
f’c = Kuat tekan (kg / cm2)
langsung memperbaiki kinerja tekannya
(Tri Mulyono, 2004:138).
Pengaruh Air Laut Pada Kuat Tekan
Beton Perbedaan kuat tekan ini
Garam-garam Sodium yang disebabkan karena adanya proses hidrasi
terkandung dalam air laut dapat dan waktu pengikatan dalam
pembentukan beton,

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No. 2 – 2011 ISSN 1978 – 5658 69


yang berlangsung secara bertahap dari Menguntungkan bila menginginkan
awal beton tersebut dibuat sanpai umur kekuatan awal. Panas tambahan
yang direncanakan yakni 28 hari dibutuhkan untuk menyelesaikan
(didapatkan kuat tekan yang hidrasi.
direncanakan). 2. Penyemprotan/Fogging
Metode yang baik untuk kondisi
Hubungan antara faktor air semen dengan suhu di atas suhu beku dan
(FAS) terhadap kuat tekan beton humiditas rendah. Kekurangannya
Semakin tinggi mutu beton yang yaitu biaya dan dapat menyebabkan
ingin dicapai umumnya menggunakan erosi pada permukaan beton
nilai w.c.r (fas) rendah, sedangkan di lain yangbaru mengeras.
pihak, untuk menambah daya workability 3. Penggenangan/Perendaman
(kelecekan, sifat mudah dikerjakan) Ideal untuk mencegah hilangnya
diperlukan nilai w.r.c yang lebih tinggi moisture. Mempertahankan suhu
(Dipohusodo, 1999:4). Kekuatan beton yang seragam. Kekurangannya yaitu
akan turun jika air yang ditambahkan membutuhkan tenaga kerja yang
dalam campuran beton semakin banyak. banyak dan perlu pengawasan dan
Karena itu penambahan air harus tidak praktis untuk proyek yang
dilakukan sedikit demi sedikit sampai besar.
nilai maksimum yang tercantum dalam 4. Lembaran Plastik (ASTM C171)
rencana tercapai. Fas yang rendah Lapisan Polythylene dengan
menyebabkan air yang berada diantara ketebalan 4 mm. Kelebihannya yaitu
bagian-bagian semen sedikit dan jarak ringan, efektif sebagai penghalang
antara butiran-butiran semen menjadi hilangnya moisture, dan mudah
pendek. Akibatnya, massa semen lebih diterapkan. Kekurangannya yaitu
menunjukkan keterkaitannya (kekuatan dapat menyebabkan discoloration
awal lebih berpengaruh). Untuk permukaan, lebih terlihat bila lapisan
mengetahui pengaruh faktor air semen plastik bergelombang dan diperlukan
(fas) terhadap kuat tekan beton maka penambahan air secara periodik.
dapat digunakan analisis statistik yaitu 5. Penutup Basah (ASTM C171)
analisis regresi dan varian tunggal. Menggunakan bahan yang dapat
Reaksi kimiawi antara semen dan mempertahankan moisture seperti
air membutuhkan waktu. Fungsi semen burlap (karung goni) yang dibasahi.
sebagai perekat mulai berkembang pada Kelebihannya yaitu tidak terjadi
saat umur beton masih muda, karena itu discoloration dan tahan terhadap api.
untuk pekerjaan beton baik konvensional Kekurangannya yaitu memerlukan
maupun precast perlu dilakukan penambahan air secara periodik dan
perawatan beton (Sasono, 2008). diperlukan lapisan plastik penutup
Tujuan perawatan beton yaitu : burlap untuk mengurangi kebutuhan
1. Mencegah kehilangan moisture pada penambahan air.
beton. 6. Curing Compound (ASTM C309)
2. Mempertahankan suhu yang baik Membentuk lapisan tipis pada
selama durasi waktu tertentu (diatas permukaan untuk menghalangi
suhu beku dan dibawah 50 derajat penguapan. Efisiensinya di tes
celcius). dengan ASTM C156

Jenis jenis perawatan beton antara lain : Absorbsi


1. Steam Curing Absorpsi merupakan salah satu tolok
ukur yang dapat dijadikan pedoman
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No. 2 – 2011 ISSN 1978 – 5658 70
apakah beton nantinya dari segi keawetan 22.5 MPa dengan faktor air semen
dapat diandalkan atau tidak. Absorpsi 0.45, 0.50, dan 0.55
pada beton dapat diukur pada beton 2. Benda uji berupa silinder dengan
setelah umur 28 hari. Dan pada hidrasi ukuran 15 x 30 cm
semen dengan derajat yang sama, 3. Perawatan benda uji dilakukan
permeabilitas akan menurun pada faktor selama 1, 2 dan 3 hari dengan air laut
air semen yang rendah. dan 3 hari dengan air bersih.
Faktor-faktor yang mempengaruhi 4. Dilakukan uji kuat tekan pada benda
besarnya Absorpsi pada beton, antara uji pada umur 28 hari sampai benda
lain : uji menjadi retak (hampir hancur).
1. Faktor air semen. 5. Mengukur kedalaman masuknya
Besarnya kadar air yang ada dalam absorpsi air laut yg telah diberi
campuran beton ditentukan oleh warna pada pecahan benda uji
faktor air semen, adanya faktor air dengan menggunakan crack detector.
semen yang tinggi, maka kadar air
yang ada pada campuran beton juga Variabel yang dipergunakan
tinggi dan hal ini dapat dalam penelitian ini adalah variabel bebas
mengakibatkan absorpsi beton yang dan variabel tak bebas.
besar pula. 1. Variabel bebas (independent
2. Susunan Butir (Gradasi) Agregat. variable)
Pada beton yang menggunakan bahan Variabel bebas adalah variabel yang
agregat yang bergradasi baik, perubahannya bebas ditentukan
umumnya mempunyai nilai absorpsi peneliti. Dalam penelitian ini, yang
yang relatif lebih kecil dibandingkan merupakan variabel bebas adalah
dengan beton yang menggunakan variabel durasi curing dan faktor air
agregat bergradasi kurang baik. semen (fas).
Celah–celah yang ada diantara 2. Variabel tak bebas (dependent
butiran yang lebih besar dapat terisi variable)
oleh butiran yang berukuran kecil dan Variabel tak bebas adalah variabel
dapat membentuk massa yang padat yang perubahannya tergantung pada
setelahdicampur dengan semen dan variabel bebas. Dalam penelitian ini,
air. Dengan demikian dapat yang merupakan variabel tak bebas
memperkecil kemungkinan adalah hasil uji tekan dan absorpsi
terbentuknya rongga–rongga untuk air laut pada beton.
diisi air sisa proses hidrasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari beberapa kajian pustaka yang telah
diuraikan, maka dalam penelitian ini Kuat Tekan Beton
dapat diambil hipotesis bahwa Kuat tekan beton adalah ukuran
penggunaan air laut pada durasi maksimum beton menerima beban aksial
perawatan beton dan dengan faktor air Kuat tekan beton yang direncanakan
semen 0,45; 0,50; dan 0,55 akan ditentukan dengan kuat tekan pada beton
memberikan pengaruh pada kuat tekan umur 28 hari. Kuat tekan beton yang
dan absorpsi pada beton. diisyaratkan sesuai dengan persyaratan
perencanaan strukturnya dan kondisi
setempat .
METODE Dalam penelitian ini, setelah
1. Pembuatan benda uji dilakukan benda uji direndam selama 28 hari
berdasarkan mix desain dengan mutu kemudian benda uji dites dangan alat uji
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No. 2 – 2011 ISSN 1978 – 5658 71
tekan beton. Hasil pengujian kuat tekan
beton dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Uji Kuat Tekan Beton

Gambar 1. Hubungan Antara Kuat


Tekan Beton Dan Faktor Air Semen
Dengan Variasi Durasi Curing Air Laut

Gambar 2. Hubungan Antara Kuat


Tekan Beton Dan Faktor Air Semen
Dengan Variasi Jenis Air Curing

Berdasarkan Gambar 1, dapat


terlihat bahwa pada hasil pengujian kuat
tekan beton, faktor air semen
memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap kuat tekan beton. Pada faktor air
semen 0,45 dan 0,5 terlihat semakin besar
durasi curing air laut maka semakin kecil
kuat tekannya. Sedangkan pada faktor air
semen 0,55 berbeda dengan faktor air
semen lainnya dimana semakin besar
durasi curing maka semakin besar kuat
tekannya. Dari hasil ini dapat dijelaskan
bahwa pada faktor air semen 0,45 dan 0,5
faktor penggunaan air laut memberikan
pengaruh lebih besar dari pada faktor
durasi curing terhadap penurunan kuat
tekan beton sedangkan pada faktor air
semen 0,55 faktor penggunaan air laut
memberikan pengaruh lebih kecil dari
pada faktor durasi curing terhadap
penurunan kuat tekan beton.
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No. 2 – 2011 ISSN 1978 – 5658 72
Sedangkan pada Gambar 2, Berdasarkan Gambar 4, dapat
menunjukkan bahwa penggunaan air laut dilihat bahwa durasi curing air laut
memberikan pengaruh yang signifikan dengan variasi faktor air semen
terhadap kuat tekan bila dibandingkan memberikan pengaruh yang signifikan
dengan penggunaan air bersih. Kuat terhadap absorpsi yang terjadi pada
tekan beton yang di curing dengan air beton.
laut selama 3 hari lebih kecil dari pada
kuat tekan beton yang di curing dengan
air bersih selama 3 hari.

Gambar 5. Hubungan Antara Absorpsi


dan Faktor Air Semen Dengan Variasi
Durasi Curing Air Laut
Gambar 3. Hubungan Antara Kuat
Tekan Beton Dengan Durasi
Curing Pada Variasi Faktor Air Semen

Dari Gambar 3, dapat terlihat


bahwa variasi durasi curing air laut dapat
dikatakan tidak memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap kuat tekan beton
untuk faktor air semen 0.45, 0.50 dan
0.55.

Gambar 6. Hubungan Antara Absorpsi


Dan Faktor Air Semen Dengan Variasi
Jenis Air Curing

Berdasarkan Gambar 5, dapat


terlihat bahwa faktor air semen
memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap absorpsi beton. Sedangkan pada
Gambar 6, menunjukan bahwa
Gambar 4. Hubungan Absorpsi penggunaan air laut memberikan
Maksimum dengan Durasi Curing pada pengaruh yang signifikan terhadap
Variasi Faktor Air Semen. absorpsi bila dibandingkan dengan
penggunaan air bersih.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No. 2 – 2011 ISSN 1978 – 5658 73


beton kemudian benda uji diukur
kedalaman absorpsi air laut yang
menembus selimut beton dengan
menggunakan crack detector. Hasil
pengukuran dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kedalaman Absorpsi Beton

ABSORPSI
CURING CURING CURING CURING
fas NORMAL 1 HARI 2 HARI 3 HARI
Gambar 7. Hubungan Antara Absorpsi (mm) (mm) (mm) (mm)
Beton Dengan Durasi Curing Pada 0.28 0.3 0.5 0.7
Variasi Faktor Air Semen 0.32 0.24 0.4 0.7
0.45 0.24 0.28 0.6 0.68
Berdasarkan Gambar 7, dapat 0.32 0.28 0.5 0.8
terlihat bahwa variasi durasi curing air 0.36 0.24 0.4 0.76
laut dapat dikatakan memberikan 0.82 1.6 2.4 2.4
pengaruh yang signifikan terhadap 0.86 2 2.2 2.6
absorpsi beton untuk faktor air semen 0.5 0.82 1.7 1.9 2.4
0.45, 0.50 dan 0.55. 0.88 2 2 2.8
0.78 1.8 2.4 2.8
3 2.8 3.2 3.7
Absorpsi Beton
3.4 2.6 2.8 3.8
Absorpsi merupakan salah satu
0.55 3.6 2.9 3.1 4.2
tolak ukur yang dapat dijadikan pedoman 3.6 3 2.9 3.8
apakah beton nantinya dari segi keawetan 3.2 2.9 3.2 3.6
dapat diandalkan atau tidak. Absorpsi
pada beton dapat diukur setelah beton
berumur 28 hari. Dengan adanya
absorpsi yang besar pada beton, maka
beton tersebut cenderung untuk kurang
awet, dibandingkan dengan yang
mempunyai absorpsi yang kecil. Hal ini
dapat terjadi karena dengan adanya
absorpsi yang tinggi, maka beton tersebut
akan rawan terhadap masuknya air yang
berada di sekitar beton tersebut, terutama
jika airnya mengandung zat-zat yang
dapat merusak beton (sulfat, alkohol,
larutan gula, bakteri, dsb). Semakin kecil
absorpsi, maka beton akan lebih kedap Gambar 8. Hubungan Absorpsi
air, beton yang tidak kedap air akan Maksimum dengan Durasi Curing pada
mempunyai kekuatan yang lebih rendah Variasi Faktor Air Semen
dibandingkan dengan beton yang kedap
air. Karena pada beton yang tidak kedap Berdasarkan Tabel 2 dan
air akan terdapat pori-pori yang saling Gambar 8 dapat dilihat bahwa durasi
sambung menyambung dalam pasta curing air laut dengan variasi faktor air
semen yang telah mengeras. semen memberikan pengaruh yang
Dan dalam penelitian ini, setelah signifikan terhadap absorpsi yang terjadi
benda uji dites dengan alat uji tekan pada beton.
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No. 2 – 2011 ISSN 1978 – 5658 74
KESIMPULAN Armaja, W. 2001. Prediksi Pengaruh Nisbah Air-
Semen dan Abu Terbang Suralaya
Dari hasil penelitian dan Sebagai Substitusi Semen Pada Difusitas
pembahasan, maka dapat disimpulkan Efektif Cl – Dalam Specimen Mortar
sebagai berikut : dengan Metode Yang Dipercepat. Tugas
Akhir. Fakultas Ilmu Bumi dan
1. Variasi faktor air semen 0,45 ; 0,50; Teknologi Mineral ITB, Bandung,.
dan 0,55 memberikan perbedaan Dipohusodo, I. 1999. Struktur Beton Bertulang.
pengaruh terhadap kuat tekan beton PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
serta ada perbedaan antara kuat tekan Eniaeti, M. 1996. Perilaku Lentur Balok
beton yang menggunakan air laut Komposit Beton Mutu Tinggi Pada
Lingkungan Agresif, Tesis Magister,
dengan kuat tekan beton yang Institut Teknologi Sepuluh November
menggunakan air bersih yaitu untuk Surabaya.
dimana kuat tekan beton yang Harianto, S. 2004. Analisis Kecepatan Penetrasi
menggunakan air bersih lebih tinggi Ion Klorida Dalam Beton Silika
dibandingkan dengan curing yang Fume Untuk Memprediksi Durabilitas
Dengan Metode Dipercepat. Tesis
menggunakan air laut. Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi
Sedangkan untuk durasi curing Sepuluh November , Surabaya.
dengan air laut selama 1 hari, 2 hari, Mehta, P. Kumar. 1991. Concrete in Marine
dan 3 hari terdapat perbedaan kuat Environment. Elsevier Science Publisher
tekan beton yang relatif kecil. Terjadi LTD, England
Mulyono, T. 2004. Teknologi Beton. CV Andi
sedikit penurunan dari 1 ke 3 hari Offset, Jogjakarta.
untuk faktor air semen 0,45 dan 0,5 Nawy, E.G. Beton Bertulang [Suatu Pendekatan
dan terjadi sedikit kenaikan dari 1 ke Dasar]. Fakultas Teknik Jurusan Sipil
3 hari untuk faktor air semen 0,55. Universitas Katolik Parahyangan,
2. Absorpsi yang terjadi pada beton Bandung.
Neville, A. M. 1993. Properties of Concrete.
dipengaruhi oleh variasi durasi Singapore Longman Publisher
curing air laut selama 1, 2, dan 3 hari Nugraha, P. 2007. Teknologi Beton. CV Andi
dan variasi faktor air semen 0,45, 0,5 Offset, Jogjakarta.
dan 0,55. Semakin lama masa curing Sasonov. 2008. Curing/Perawatan Beton.
dan semakin besar faktor air semen `http://l2a097.blogspot.com
Zaenal, W. 1997. Pengaruh Umur Perendaman
maka semakin besar pula absorpsi Beton Dalam Air Laut Terhadap Nilai
yang terjadi. Kuat Tarik Belah Yang menggunakan
Semen Tipe I Dan Portland Pozzolan
Cement (PPC). Tugas Akhir Fakultas
DAFTAR PUSTAKA Teknik Jurusan Sipil, Universitas
Brawijaya, Malang.
Amri, S. 2005. Teknologi Beton A-Z. Yayasan
John Hi-Tech Idetama, Jakarta

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No. 2 – 2011 ISSN 1978 – 5658 75

Anda mungkin juga menyukai