195 380 1 PB
195 380 1 PB
ABSTRAK
Dalam proses pembuatan bangunan di daerah pantai, kontak dengan air laut terkadang tidak dapat dihindari.
Air laut sendiri memiliki kandungan garam yang tinggi yang dapat menggerogoti kekuatan dan keawetan
beton. Hal ini disebabkan klorida (Cl) yang terdapat pada air laut yang merupakan garam yang bersifat
agresif terhadap bahan lain, termasuk beton. Pada penelitian ini akan dibahas tentang pengaruh air laut
terhadap kuat tekan dan absorpsi pada beton pada masa perawatan selama 28 hari dengan berbagai durasi
sentuhan dengan air laut. Hal ini karena kontak dengan air laut tidak hanya terjadi pada saat beton sudah jadi,
namun juga pada saat perawatannya (curing). Dalam penelitian ini digunakan benda uji beton dengan variasi
faktor air semen 0,45; 0,50; 0,55 serta variasi durasi curing air laut selama 1 hari, 2 hari, 3 hari dan curing air
bersih selama 3 hari. Tiap variasi diberikan uji tekan setelah beton berumur 28 hari. Untuk mengukur
kedalaman absorpsi air laut yang telah diberi pewarna pada pecahan benda uji dengan menggunakan crack
detector. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi faktor air semen 0,45 ; 0,50; dan 0,55 memberikan
perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap kuat tekan beton baik dengan perawatan air laut maupun air
bersih sedangkan variasi durasi curing dengan air laut selama 1 hari, 2 hari, dan 3 hari tidak memberikan
perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap kuat tekan beton. Absorpsi yang terjadi pada beton dipengaruhi
oleh variasi durasi curing air laut dan variasi faktor air semen, semakin lama masa curing dan semakin besar
faktor air semen maka semakin besar pula absorpsi yang terjadi.
Kata kunci : absorpsi, air laut, beton, durasi, faktor air semen, kuat tekan, perawatan.
ABSORPSI
CURING CURING CURING CURING
fas NORMAL 1 HARI 2 HARI 3 HARI
Gambar 7. Hubungan Antara Absorpsi (mm) (mm) (mm) (mm)
Beton Dengan Durasi Curing Pada 0.28 0.3 0.5 0.7
Variasi Faktor Air Semen 0.32 0.24 0.4 0.7
0.45 0.24 0.28 0.6 0.68
Berdasarkan Gambar 7, dapat 0.32 0.28 0.5 0.8
terlihat bahwa variasi durasi curing air 0.36 0.24 0.4 0.76
laut dapat dikatakan memberikan 0.82 1.6 2.4 2.4
pengaruh yang signifikan terhadap 0.86 2 2.2 2.6
absorpsi beton untuk faktor air semen 0.5 0.82 1.7 1.9 2.4
0.45, 0.50 dan 0.55. 0.88 2 2 2.8
0.78 1.8 2.4 2.8
3 2.8 3.2 3.7
Absorpsi Beton
3.4 2.6 2.8 3.8
Absorpsi merupakan salah satu
0.55 3.6 2.9 3.1 4.2
tolak ukur yang dapat dijadikan pedoman 3.6 3 2.9 3.8
apakah beton nantinya dari segi keawetan 3.2 2.9 3.2 3.6
dapat diandalkan atau tidak. Absorpsi
pada beton dapat diukur setelah beton
berumur 28 hari. Dengan adanya
absorpsi yang besar pada beton, maka
beton tersebut cenderung untuk kurang
awet, dibandingkan dengan yang
mempunyai absorpsi yang kecil. Hal ini
dapat terjadi karena dengan adanya
absorpsi yang tinggi, maka beton tersebut
akan rawan terhadap masuknya air yang
berada di sekitar beton tersebut, terutama
jika airnya mengandung zat-zat yang
dapat merusak beton (sulfat, alkohol,
larutan gula, bakteri, dsb). Semakin kecil
absorpsi, maka beton akan lebih kedap Gambar 8. Hubungan Absorpsi
air, beton yang tidak kedap air akan Maksimum dengan Durasi Curing pada
mempunyai kekuatan yang lebih rendah Variasi Faktor Air Semen
dibandingkan dengan beton yang kedap
air. Karena pada beton yang tidak kedap Berdasarkan Tabel 2 dan
air akan terdapat pori-pori yang saling Gambar 8 dapat dilihat bahwa durasi
sambung menyambung dalam pasta curing air laut dengan variasi faktor air
semen yang telah mengeras. semen memberikan pengaruh yang
Dan dalam penelitian ini, setelah signifikan terhadap absorpsi yang terjadi
benda uji dites dengan alat uji tekan pada beton.
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No. 2 – 2011 ISSN 1978 – 5658 74
KESIMPULAN Armaja, W. 2001. Prediksi Pengaruh Nisbah Air-
Semen dan Abu Terbang Suralaya
Dari hasil penelitian dan Sebagai Substitusi Semen Pada Difusitas
pembahasan, maka dapat disimpulkan Efektif Cl – Dalam Specimen Mortar
sebagai berikut : dengan Metode Yang Dipercepat. Tugas
Akhir. Fakultas Ilmu Bumi dan
1. Variasi faktor air semen 0,45 ; 0,50; Teknologi Mineral ITB, Bandung,.
dan 0,55 memberikan perbedaan Dipohusodo, I. 1999. Struktur Beton Bertulang.
pengaruh terhadap kuat tekan beton PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
serta ada perbedaan antara kuat tekan Eniaeti, M. 1996. Perilaku Lentur Balok
beton yang menggunakan air laut Komposit Beton Mutu Tinggi Pada
Lingkungan Agresif, Tesis Magister,
dengan kuat tekan beton yang Institut Teknologi Sepuluh November
menggunakan air bersih yaitu untuk Surabaya.
dimana kuat tekan beton yang Harianto, S. 2004. Analisis Kecepatan Penetrasi
menggunakan air bersih lebih tinggi Ion Klorida Dalam Beton Silika
dibandingkan dengan curing yang Fume Untuk Memprediksi Durabilitas
Dengan Metode Dipercepat. Tesis
menggunakan air laut. Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi
Sedangkan untuk durasi curing Sepuluh November , Surabaya.
dengan air laut selama 1 hari, 2 hari, Mehta, P. Kumar. 1991. Concrete in Marine
dan 3 hari terdapat perbedaan kuat Environment. Elsevier Science Publisher
tekan beton yang relatif kecil. Terjadi LTD, England
Mulyono, T. 2004. Teknologi Beton. CV Andi
sedikit penurunan dari 1 ke 3 hari Offset, Jogjakarta.
untuk faktor air semen 0,45 dan 0,5 Nawy, E.G. Beton Bertulang [Suatu Pendekatan
dan terjadi sedikit kenaikan dari 1 ke Dasar]. Fakultas Teknik Jurusan Sipil
3 hari untuk faktor air semen 0,55. Universitas Katolik Parahyangan,
2. Absorpsi yang terjadi pada beton Bandung.
Neville, A. M. 1993. Properties of Concrete.
dipengaruhi oleh variasi durasi Singapore Longman Publisher
curing air laut selama 1, 2, dan 3 hari Nugraha, P. 2007. Teknologi Beton. CV Andi
dan variasi faktor air semen 0,45, 0,5 Offset, Jogjakarta.
dan 0,55. Semakin lama masa curing Sasonov. 2008. Curing/Perawatan Beton.
dan semakin besar faktor air semen `http://l2a097.blogspot.com
Zaenal, W. 1997. Pengaruh Umur Perendaman
maka semakin besar pula absorpsi Beton Dalam Air Laut Terhadap Nilai
yang terjadi. Kuat Tarik Belah Yang menggunakan
Semen Tipe I Dan Portland Pozzolan
Cement (PPC). Tugas Akhir Fakultas
DAFTAR PUSTAKA Teknik Jurusan Sipil, Universitas
Brawijaya, Malang.
Amri, S. 2005. Teknologi Beton A-Z. Yayasan
John Hi-Tech Idetama, Jakarta