Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami tim penyusun
telah berhasil menyelesaikan Buku Panduan Pelayanan Ambulance .
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terhadap
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya buku ini. Harapan kami adalah bahwa buku ini
dapat bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien yang membutuhkan pelayanan
kesehatan terutama pelayanan ambulance . Pada buku ini kami memaparkan tentang prinsip yang harus
dilakukan oleh petugas ambulance dalam melaksanakan tugasnya mulai dari tahap persiapan sampai
dengan di rumah sakit dan kembali ke sentral ambulance di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Umum Daerah Provinsi NTB .
Kami sebagai manusia tentunya tidak luput dari keselahan, oleh karena itu apabila ada kritik
dan saran kami sangat berterimakasih. Demikian prakata dari kami, kiranya buku ini bermanfaat.
Mataram, 2016
Salam,
Tim penyusun
DAFTAR ISI
1
BAB I DEFINISI ............................................................................................ 2
BAB IV DOKUMENTASI............................................................................... 13
2
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jln Prabu Rangkasari Dasan Cermen Telp./Fax (0370) 7502424/7502992 Mataram
Kode Post : 83232 Email:rsud@ntbprov.go.id. Website:rsud.ntbprov.go.id
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RSUD PROVINSI NTB
NOMOR : 821.29/173/RSUD/2016
TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI
RSUD PROVINSI NTB
BAB I
DEFINISI
1.1 Ambulancece adalah kendaraan yang dirancang khusus untuk mengangkut orang sakit atau terluka untuk
mendapatkan fasilitas medis.
1.2 Pelayanan ambulance adalah suatu prosedur pemindahan pasien dengan menggunakan
kendaraan pelayanan medis yang memiliki fasilitas yang lengkap dan didampingi oleh perawat
atau dokter yang mampu menangani keadaan gawat darurat untuk tujuan pemeriksaan
penunjang, tindakan medis dan alih rawat ke rumah sakit lain.
1.3 Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013
pasal 29, Pelayanan Ambulance merupakan pelayanan transportasi pasien rujukan dengan
kondisi tertentu antar Fasilitas Kesehatan disertai dengan upaya atau kegiatan menjaga
kestabilan kondisi pasien untuk kepentingan keselamatan pasien.
1.4 Armada ambulancece adalah kendaraan bermotor, helicopter, pesawat terbang, dan perahu
yang digunakan untuk mengangkut penderita . Armada tersebut harus memiliki ruang untuk satu
atau lebih pasien ditambah beberapa personel gawatdarurat medis dan dilengkapi dengan almari
atau tempat untuk meletakkan peralatan pendukung untuk pertolongan pasien.
Fungsi ambulance sebagai sarana tranportasi pasien di rumah sakit harus dapat menjamin
keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien sampai ketempat yang dituju.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas ambulance harus dilengkapi dengan fasilitas yang sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
BAB II
RUANG LINGKUP
3
Pengorganisasian :
- Pelayanan ambulance Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB secara operasional menjadi
tanggung jawab Instalasi Gawat Darurat.
- Pelayanan ambulancece Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB secara teknis menjadi
tanggung jawab bagian umum.
- Pengangkutan penderita dawat darurat yang sudah distabilkan dari lokasi kejadian ke tempat
tindakan definitif atau ke Rumah Sakit.
- Sebagai alat transportasi bagi pasien yang memerlukan tindakan medis atau pemeriksaan
penunjang ke rumah sakit lain.
NO NAMA PERALATAN/ALKES/OBAT
1 AIRWAY OROFARING
4
ETT
LARYNGOSKOP
KATETER SUCTION
SUCTION UNIT
TONGUE SPATEL
MAGYL FORCEP
NAMA PERALATAN/ALKES/OBAT
DEXAMETHASON INJ.
LIDOCAIN INJ.
VENTOLIN NEBULAIZER
ASPILET TAB.
ISDN TAB.
NIFEDIPIN TAB.
CAPTOPRIL TAB.
RL 500 CC
NS 500 CC
D40% 25 CC
WFI 25 CC
5 ALKES GD STICK
DISPOSABLE SPUIT
KASSA
PEMBALUT CEPAT
VERBAND
MITELA
5
PLESTER / HIPAFIK
ELASTIC BANDAGE
LUBRICANT JELL
CONDUCTED JELL
WING NEEDLE
TRANSCOFIX
CHEST LEAD
7 APD MASKER
SARUNG TANGAN
8 LAIN-LAIN MATRAS
GANTUNGAN INFUS
LAMPU TINDAKAN
BANTAL
SELIMUT
ALAS PLASTIK (UNTUK PASIEN DENGAN KASUSU
KHUSUS)
URINAL
NAMA PERALATAN/ALKES/OBAT
WASTAFEL UNIT
KUNCI INGGRIS
PAYUNG
APAR
TEMPAT SAMPAH MEDIS
HANDSRUB
TISSUE
6
2.2 Peralatan pendukung tambahan yang ada di dalam ruang ambulance 119 adalah sebagai
berikut :
NO NAMA PERALATAN/ALKES/OBAT
PERALATAN
1 PENDUKUNG PASIEN MONITOR
TAMBAHAN
AUTOMATIC EXTERNAL DEFIBRILATOR
VENTILATOR TRANPORT
3 Petugas ambulance .
Adapun petugas ambulance yang ada di RSUD PROVINSI NTB adalah sebagai berikut
a. Perawat ambulance
Perawat yang dinas di ambulance terbagi dalam 3 shift setiap harinya dan tiap shift terdiri dari
2 orang perawat yang sudah mendapat pelatihan minimal BCLS.
b. Driver / sopir ambulance
Driver atau sopir ambulance terbagi dalam 3 shift setiap harinya dan tiap shift terdiri dari 1
orang driver/sopir
c. Dokter (bila dibutuhkan)
7
BAB III
TATA LAKSANA
8
Pada fase ini tim ambulance telah tiba di lokasi kejadian/TKP dan mulai melakukan
kegiatannya dalam menangani pasien/korban. Hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- Pastikan keadaan sekeliling aman untuk pertolongan.
- Pastikan semua tim sudah menggunakan APD (alat proteksi diri).
- Bila itu kejadian trauma, ketahui MOI (mekanisme trauma).
- Mulai mendekati korban/pasien dan memulai pemeriksaan secara cepat untuk mengetahui
keadaan A B C (air way, breathing, circulation).
- Tentukan keadaan pasien/korban kritis atau tidak kritis.
- Bila keadaan kritis segera angkut ke ambulance dan mulai melakukan tindakan kritis dan
melanjutkan pemeriksaan.
- Semua tindakan dilakukan di dalam ambulance kecuali keadaan khusus yang memaksa
petugas melakukan tindakan di TKP yaitu pada kondisi henti jantung dan sumbatan jalan
nafas.
5. Travel to the hospital
Penderita kritis dilakukan penetalaksanaan pada fase ini. Pada fase ini petugas ambulance
mulai menjalin komunikasi dengan rumah sakit yang dituju dengan melaporkan keadaan
korban, riwayat kejadian/MOI, tindakan yang telah dilakukan dan memberikan estimasi waktu
ambulance sampai pada rumah sakit yang akan dituju. Selama dalam perjalanan ke rumah sakit,
keadaan pasien terus diobservasi. Pada pasien kritis dievaluasi tiap 5 menit sekali mulai dari
kaadaan A B C dan tindakan yang telah diberikan. Semua pemeriksaan, keadaan pasien, dan
tindakan yang telah dilakukan di catat pada form yang telah disediakan.
6. Action at the hospital
- Setelah petugas sampai di rumah sakit yang dituju, petugas ambulance melakukan serah
terima pasien kepada petugas Rumah sakit. Laporkan semua keadaan yang menyangkut
penderita, antara lain :
- Gambaran TKP
- Kondisi pasien mulai saat di TKP dan selama dalam perjalanan menuju rumah sakit.
- Bila pasien trauma laporkan juga mekanisme trauma yang dialami korban.
- Laporkan juga tanda-tanda vital dan perubahan-perubahan yang dialami penderita dan
tindakan yang telah dilakukan.
- Jangan pernah meninggalkan pasien /penderita sebelum diterima oleh petugas rumah sakit.
Setelah semuanya tersebut di atas petugas/tim ambulance kembali ke pusat ambulance untuk
membuat laporan kegiatan pelayanan pasien dan memulai lagi fase pre dispatch untuk
mempersiapkan armada dan semua peralatan pendukung pelayanan siap pakai.
Perawat ambulance melakukan serah terima pasien dengan perawat ruangan yang
sedang bertugas di ruangan tempat pasien dirawat dan meminta dokumen pasien untuk
dibawa serta menuju faskes tujuan
Setelah timbang terima dan pembayaran jasa ambulance selesai selesai, petugas ambulance
memastikan tidak ada peralatan pendukung dan alkes yang tertinggal, kemudian kembali ke
sentral ambulance
DOKUMENTASI
Dokumen yang harus dilengkapi oleh petugas ambulance dalam melaksanakan tugasnya
adalah sebagai berikut :
1. Perawat ambulance
1.1 Form pasien ambulance
Diisi oleh kepala tim ( dokter atau perawat ) ambulance saat melaksanakan pelayanan.
11
1.2 Cek list inventaris resusitasi bag.
Diisi setiap pergantian shift dinas oleh perawat yang sedang bertugas di ambulance .
1.3 Cek list inventaris peralatan pendukung ambulance
Diisi setiap pergantian shift dinas oleh perawat yang sedang bertugas di ambulance .
1.4 Cek list maintenance peralatan pendukung tambahan (pasien monitor, defibrillator,
ventilator transport)
Diisi setiap hari oleh perawat yang sedang bertugas di ambulance .
2. Sopir / driver ambulance
Cek list kendaraan / mobil ambulance diisi setiap pergantian shift dinas oleh sopir atau
driver ambulance .
REFERENSI
12
DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK DEPARTEMEN KESEHATAN RI
TAHUN 2005
Lampiran 1
NO PERUNDANGAN URAIAN
1 PERATURAN BAB V
13
PRESIDEN MANFAAT JAMINAN KESEHATAN
REPUBLIK Pasal 20
INDONESIA (1) Setiap Peserta berhak memperoleh Manfaat Jaminan Kesehatan
NOMOR 12 yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup
TAHUN 2013 pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
TENTANG termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai
JAMINAN dengan kebutuhan medis yang diperlukan.
KESEHATAN
(2) Manfaat Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas Manfaat medis dan Manfaat non medis.
BAB VII
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
Bagian Ketiga
Pelayanan Dalam Keadaan Gawat Darurat
Pasal 33
(1) Peserta yang memerlukan pelayanan gawat darurat dapat
langsung memperoleh pelayanan di setiap Fasilitas Kesehatan.
Bagian Kedelapan
Hak Utama Pengguna Jalan untuk Kelancaran
Paragraf 1
Pengguna Jalan yang Memperoleh Hak Utama
Pasal 134
Pengguna Jalan yang memperoleh hak utama untuk didahulukan
sesuai dengan urutan berikut:
a. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan
tugas;
b. Ambulances yang mengangkut orang sakit;
c. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada Kecelakaan Lalu
Lintas;
d. Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia;
e. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga
internasional yang menjadi tamu negara;
f. Iring-iringan pengantar jenazah; dan
g. Konvoi dan/atau Kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut
pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Paragraf 2
16
Tata Cara Pengaturan Kelancaran
Pasal 135
(1) Kendaraan yang mendapat hak utama sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 134 harus dikawal oleh petugas Kepolisian Negara
Republik Indonesia dan/atau menggunakan isyarat lampu merah
atau biru dan bunyi sirene.
(2) Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia melakukan
pengamanan jika mengetahui adanya Pengguna Jalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas dan Rambu Lalu Lintas tidak
berlaku bagi Kendaraan yang mendapatkan hak utama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134.
Lampiran 2
Tanggal
Jam telepon
Waktu kejadian
17
No Telepon dan
identitas penelpon
Nama Penderita
(bila diketahui)
Alamat /
Lokasi kejadian
Keadaan pasien
Jumlah pasien
Petugas Ambulance
(…………………………….)
18