Anda di halaman 1dari 6

J.

Agrisains 18 (2) : 71 - 76, Agustus 2017 ISSN :1412-3657

KEANEKARAGAMAN BIOTA PERAIRAN SUNGAI (PLANKTON) DI


LAPANGAN GAS SENORO KABUPATEN BANGGAI, SULAWESI TENGAH

Musayyadah Tis’in

Program Studi Perikanan, Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako Sulawesi Tengah
E-mail: musayyadahtisin@gmail.com

ABSTRACT

The research aim to evaluated compotition, density, and diversity of plankton at 2016
years in the development site of Senoro gas field. The Method that has been used is deskriptif
survey and purpose sampling and set 9 stasiun in 9 rivers. The result of the reseach show that
phytoplankton diversity was highest in Kayowa River (very good category) and lowest in Uso river
(good category). While zooplankton diversity was highes in Mading river (2,75) and lower in
Paisubuloli river (1,95). The conclusion of the reseach are the development sites of Senoro Gas
Field have high diversity and steady community.
Keyword: Coral reefs, production flare, tiaka oil field

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi komposisi plankton, kelimpahan


dan keanekaragaman Plankton pada tahun 2016 di lokasi pengembangan Lapangan Gas Senoro.
Metode yang digunakan adalah survey deskriptif dan pengambilan sampel dilakukan secara
purposive sampling dengan menetapkan 9 stasiun penelitian di 9 aliran sungai. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman fitoplankton tertinggi (3,59) terdapat di Sungai
Kayowa , hal ini menunjukkan bahwa kualitas lingkungan berada pada kategori sangat baik. Indeks
keanekaragaman terendah (2,41) pada Sungai Uso, hal ini menunjukkan bahwa kualitas lingkungan
dalam kategori baik. Sementara indeks keanekaragaman zooplankton tertinggi di peroleh di Sungai
Mading (2,75) dan terendah di Sungai Paisubulali (1,95). Hasil penelitian ini dapat diambil
kesimpulan bahwa di lokasi pemantauan Lapangan Gas Senoro memiliki keanekaragaman (H’) yg
tinggi dan komunitas yang stabil.
Kata kunci: Keanekaragaman, Biota, Plankton, Lapangan Gas Senoro

PENDAHULUAN gerakannya dipengaruhi oleh arus air.


Plankton dapat dikelompokkan menjadi 2
Perairan Indonesia memiliki yaitu zooplankton dan fitopankton. Menurut
keanekaragaman organisme yang sangat Nontji (1987) zooplankton merupakan
tinggi, kehidupan di dalamnya sangat organisme yang amat banyak terdapat di
beragam dan memiliki manfaat yang sangat seluruh masa air, mulai dari permukaan
besar bagi kehidupan manusia. Keragaman sampai di kedalaman dimana intensitas
organisme ini mulai dari organisme yang cahaya masih memungkinkan untuk
berukuran mikro sampai organisme yang fotosintesis.
berukuran makro. Salah satu organisme Fitoplankton disebut juga plankton
yang terdapat di perairan adalah plankton. nabati, adalah tumbuhan yang melayang di
Plankton adalah organisme-organisme yang perairan, ukurannya sangat kecil, tidak
hidup melayang/mengambang di dalam air. dapat dilihat dengan mata telanjang.
Kemampuan gerak sangat terbatas sehingga Fitoplankton adalah penyuplai utama

71
oksigen terlarut di parairan, sedangkan air sangat tergantung pada faktor fisika
zooplankton meskipun sebagai pemanfaat kimia air. Menurut Sachlan (1974) bila
langsung fitoplankton, merupakan produsen terjadi perubahan terhadap salah satu
sekunder perairan (Nybakken,2012) komponen dalam perairan, maka
Plankton memiliki peranan yang pengaruhnya akan terlihat pada
sangat besar terutama sebagai produsen keanekaragaman flora dan fauna yang hidup
ekosistem perairan. Menurut Nybakken didalamnya. Adanya aktivitas
(2012), plankton sebagai biota mikroskopis pengembangan Lapangan gas Senoro
perairan, plankton sangat berperan sebagai disinyalir dapat mempengaruhi
produsen primer dan sekunder. Plankton keanekaragaman serta kelimpahan
merupakan pakan alami larva organisme organisme perairan tersebut salah satunya
perairan. Keberadaan plankton ini sangat adalah plankton.
berperan penting dalam rantai makanan Sehubungan dengan hal itu maka
yang ada di ekosistem parairan baik itu perlu dilakukan penelitian yang kontinyu
perairan laut, payau maupun perairan untuk mengetahui perubahan komposisi dan
tawar. keanekaragaman plankton pada waktu yang
Keeanekaragaman spesies plankton berbeda di lapangan gas Senoro, Kabupaten
dalan suatu ekosistem perairan sering Banggai, Sulawesi Tengah.
digunakan sebagai tolak ukur untuk
mengetahui produktivitas primer perairan
dan kondisi ekosistem perairan tersebut. BAHAN DAN METODE
Kedua hal tersebut memiliki hubungan yang
saling mempengaruhi. Plankton menjadi Penelitian ini dilakukan pada Bulan
salah satu bioindikator untuk mengetahui Oktober 2016 di lokasi pengembangan
produktivitas ekosistem perairan karena Lapangan Gas Senoro, Blok MIGAS
memiliki peran sebagai produsen. Suatu Senoro, Kabupaten Banggai, Provinsi
ekosistem yang memiliki keanekaragam Sulawesi Tengah.
plankton yang rendah dapat dikatakan tidak Penelitian dilakukan dengan metode
stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan Survey Deskriptif dan pengambilan sampel
dari luar di abnding dengan eosistem yang secara Purposive Sampling dengan
memiliki keanekaragaman yang tinggi. menetapkan 9 stasiun penelitian di 9 aliran
Apabila suatu ekosistem mengalami sungai. Identifikasi sampel plankton
mengalami kondisi yang tidak stabil dan dilakukan di Laboratorium Perikanan,
rentan maka dapat mempengaruhi jaring- Program Studi Akuakultur, Fakultas
jaring makanan pada ekosistem tersebut. Peternakan dan Perikanan, Universitas
Sungai merupakan suatu ekosistem Tadulako.
yang sangat komplit dan dinamis, Penelitian dilaksanakan di Badan
keberadaannya ditentukan oleh faktor biotik Air Permukaan yang terletak di lingkup
dan abiotik. Terganggunya kualitas air wilayah Lapangan MIGAS Senoro, Blok
disebabkan perubahan ekosistem dalam Senoro. Blok Senoro merupakan lokasi
perairan seperti terjadinya pencemaran. pengembangan Lapangan Gas Bumi oleh
Suatu lingkungan hidup dikatakan tercemar JOB Pertamina-Medco E&P Tomori
apabila terjadi perubahan-perubahan dalam Sulawesi. Secara Administratif, Blok Gas
tatanan lingkungan itu,akibat masuknya dan Senoro terletak di 2 (dua) Kecamatan, yaitu
dimasukannya suatu zat atau benda asing ke Kecamatan Batui Selatan dan Kecamatan
dalam tatanan lingkungan tersebut. Moilong, Kabupaten Banggai, Provinsi
Menurut Suin (2002) bahwa perubahan Sulawesi Tengah.
kondisi perairan yang terjadi karena limbah Desa-desa terdekat dengan lokasi
pabrik dan lainnya menyebabkan kematian pengembangan Lapangan Gas Senoro pada
terhadap organisme air karena kehidupan

72
Tahap Operasi adalah: (1) Desa Desa Masing. Gambar lokasi kegiatan
Paisubuloli, (2) Desa Bone Balantak, (3) seperti pada Gambar 1.
Desa Gori-Gori, (4) Desa Sinorang dan (5)

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian, Blok MIGAS Senoro, Kabupaten Banggai, Provinsi
Sulawesi Tengah

Tabel 1. Lokasi Pemantauan Fitoplankton pada Pengamatan Bulan Oktober 2016


Kode Koordinat
No. Nama Lokasi
Lokasi LS BT
1 Sungai Paisubuloli P2 01o 23' 04.6" 122o 28' 22.0"
2 Simorang Utara P4 01o 24’ 03.4” 122o 28’ 25.9”
3 Sungai Uso P7 01° 15' 09.9” 122° 34' 38.6"
4 Sungai Paisubuloli (Irigasi) P8 01o 23’ 08.6” 122o 28’ 15.2”
5 S. Batui P9 01o 17’ 10.8” 122o 32’ 58.6”
6 S. Sinorang P10 01o 23’ 17.8” 122o 27’ 32.7”
7 S. Kayowa P11 01o 18’ 58.2” 122o 30’ 04.4”
8 S. Bakung P12 01o 18’ 05.6” 122o 31’ 47.3”
9 S. Masing P13 01o 20’ 45.6” 122o 28’ 48.9”

Pengumpulan data biota perairan teridentifikasi digunakan rumus APHA


dimaksudkan untuk memperoleh data yang (1989) sebagai berikut :
relevan, akurat dan reliabel, yang
dilaksanakan secara metodologis melalui
pendekatan observasi dan pencuplikan
data. Paramater yang akan dikaji meliputi Dimana :
kelimpahan, keanekaragaman dan N = Jumlah individu per liter
keseragaman plankton. Oi = Luas gelas penutup preparat (mm2)
Perhitungan kelimpahan plankton Op = Luas satu lapangan pandang (mm2)
untuk seluruh cacah individu yang Vr = Volume air tersaring (ml)

73
Vo = Volume air yang diamati (ml) Nilai Indeks keseragaman ini
Vs = Volume air yang disaring (L) berkisar antara 0-1. Indeks keadilan
N = Jumlah plankton pada seluruh mendekati nilai 0, maka dalam ekosistem
lapangan pandang tersebut ada kecenderungan ada dominansi
p = Jumlah lapangan pandang yang spesies yang disebabkan oleh adanya
teramati ketidakstabilan faktor-faktor lingkungan
dan populasi. Bila ada indeks mendekati 1
Keanekaragaman (Diversity Index) maka hal ini menunjukkan bahwa ekosistem
plankton dihitung dengan menggunakan tersebut dalam kondisi relatif mantap, yaitu
rumus Shannon-Wiener (Odum, 1996) yaitu jumlah individu tiap spesies relatif sama
: (Brower dan Zar, 1977). Klasifikasi Indeks
s Keseragaman tertera pada tabel 3 sebagai
H '   pi log pi berikut:
i 1

Tabel 3. Klasifikasi Indeks Keseragaman


Dimana:
H’ = Indeks keanekaragaman No.
Indeks
Evaluasi
pi = ni/N Keseragaman
ni = jumlah individu jenis ke-i 1 E < 0.4 Keseragaman Rendah
N = jumlah total individu 2 0.4 < E > 0.6 Keseragaman Sedang
Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman 3 E > 0.6 Keseragaman Tinggi
(H’) yang diperoleh, dapat dijelaskan
kualitas perairan sesuai dengan indeks
keanekaragaman jenis Shannon- Wiener, HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagaimana disajikan pada Tabel 2.
Hasil analisis kuantitas biota air
Tabel 2. Klasifikasi tingkat pencemaran meliputi: (1) Fitoplankton ; dan (2)
indeks Shannon-Wiener Zooplankton, pada 9 lokasi pengamatan di
Nilai Lapangan Gas Senoro, Kabupaten Banggai,
No. Tingkat Pencemaran tertera pada tabel 4 dan 5 berikut :
Indeks
1 >3 Kondisi perairan tidak tercemar
2 1–3 Kondisi perairan tercemar ringan Tabel 4. Hasil Analisis Keanekaragaman,
3 <1 Kondisi perairan tercemar berat Keseragaman, dan Dominansi
Sumber : Wardhana, (2006). Biota Fitoplankton pada Lokasi
Pengamatan (Oktober 2016).
Keseragaman dapat dikatakan
sebagai keseimbangan, yaitu komposisi No Nama Lokasi H' E D
individu tiap spesies yang terdapat dalam P2 CPP 2 (S. Paisubuloli) 3,30 0,95 0,11
suatu komunitas. Rumus Indeks P4 Jetty 2 (Jetty Senoro) 3,04 0,96 0,13
Keseragaman (Krebs, 1989), dinyatakan P7 Gas Sales Uso 2,41 0,93 0,20
sebagai berikut:
P8 S. Paisubuloli (Irigasi) 3,51 0,95 0,10
P9 S. Batui 2,96 0,86 0,17
E = H’/H’ max
P10 S. Sinorang 3,48 0,94 0,10
Dimana: P11 S. Kayowa (KP. 8+600) 3,59 0,92 0,10
E = Indeks Keseragaman P12 S. Bakung 2,64 0,88 0,19
H’ Max = Indeks Shannon P13 S. Masing 3,32 0,96 0,11
Log2S = 3,3219 log S
S = Jumlah Spesies

74
Tabel 5. Hasil Analisis Keanekaragaman, Keseragaman, dan Dominansi Biota Zooplankton
pada Lokasi Pengamatan (Oktober 2016)
JUMLAH INDIVIDU TIAP LOKASI
Kriteria
P2 P4 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13
Jumlah Individu (L) 7 9 8 8 11 9 36 6 8
Jumlah Species 4 6 5 5 6 6 9 5 7
Indeks Keragaman (H') 1,95 2,28 2,16 2,16 2,48 2,42 2,70 2,25 2,75
Indeks Keseragaman (E) 0,98 0,88 0,93 0,93 0,96 0,94 0,85 0,97 0,98
Indeks Dominansi (D) 0,27 0,26 0,25 0,25 0,19 0,21 0,18 0,22 0,16

Biota air (fitoplankton dan Keanekaragaman mencakup dua


zooplankton) merupakan rantai makanan hal pokok yaitu banyaknya spesies yang
terendah di ekosistem perairan. Kuantitas ada pada suatu komunitas dan
biota air menentukan baik tidaknya kelimpahan dari masing-masing spesies
kualitas air. Pada Tahun 2016, Indeks tersebut, sehingga makin kecil jumlah
keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) spesies dan variasi jumlah tiap spesies,
fitoplankton antara 2,41-3,59, atau ada beberapa individu yang
zooplankton antara 1,95-2,75. Hal ini jumlahnya jauh lebih besar, maka
menunjukkan bahwa komunitas keanekaragaman suatu ekosistem
fitoplankton, dan zooplankton di lokasi semakin kecil. Sebaliknya semakin besar
pemantauan memiliki keanekaragaman jumlah spesies dan variasi jumlah tiap
yang tinggi dimana penyebarannya, spesies, dan tidak ada spesies yang
jumlah tiap jenis dan kestabilan mendominasi maka keanekaragaman
komunitasnya sangat tinggi. Indeks semakin besar.
keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) Secara umum keanekaragaman
biota perairan (fitoplankton) (H’) Shannon-Wiener plankton di lokasi
menunjukkan kualitas lingkungan pemantauan Lapangan Gas Senoro
perairan baik hingga sangat baik. Biota menunjukkan keanekaragaman yg tinggi
zooplankton menunjukkan kualitas dimana penyebarannya, jumlah tiap jenis
lingkungan sedang hingga sangat baik. dan kestabilan komunitasnya tinggi serta
Hasil pengamatan menunjukkan ekosistem yang relatif mantap. Hal ini
bahwa indeks keanekaragaman diperkuat dengan hasil perhitungan
Fitoplankton tertinggi (3,59) terdapat di indeks keseragaman (E) yang
Sungai Kayowa , hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa tidak ada spesies
bahwa kualitas lingkungan berada pada yang mendominasi. Hasil penelitian ini
kategori sangat baik. Indeks menunjukkan bahwa JOB Tomori telah
keanekaragaman terendah (2,41) pada melakukan pengelolaan lingkungan air
Sungai Uso, hal ini menunjukkan bahwa permukaan secara baik dengan
kualitas lingkungan dalam kategori baik. melaksanakan pengelolaan limbah
Sementara indeks keanekaragaman melalui kontrol WWTP (Waste Water
zooplankton tertinggi di diperolah pada Treatment Plant) secara teratur, sehingga
lokasi P13 (Sungai Masing), hal ini air yang terbuang ke lingkungan perairan
menunjukkan lingkungan dalam kondisi umum sdh melalui pengolahan WWTP.
sangat baik. Keanekaragaman terendah di
peroleh pada lokasi P2 (Sungai
Paisubulali), menunjukkan kondisi
lingkungan yang baik.

75
KESIMPULAN DAN SARAN Hutabarat, S. dan Evans S.M. 1985. Kunci
Identifikasi Zooplankton. Universitas
KESIMPULAN Indonesia. Jakarta.
Mason, 1996. Biology Of Freshwater Polution
Hasil penelitian tentang Thrit Edition. Longman Group U. K
keanekaragaman plakton dapat Limited.
disimpulkan bahwa keanekaragaman Nontji, A. 2006. Tiada Kehidupan Di Bumi Tanpa
plankton baik fitoplankton maupun Keberadaan Plankton. Lembaga Ilmu
zooplankton pada lokasi penelitian Pengetahuan Indonesia. Pusat
berada pada kategori baik hingga sangat Penenlitian Oseanografi. Jakarta.
baik. Nontji, A. 2008. Plankton Laut. LIPI Press.
Secara keselurahan dari hasil Jakarta.
penelitian tersebut dapat di tarik Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecologi. 3rd
kesimpulan bahwa pada lokasi Edition. W.B. Saunders College.
pengamatan, kondisi lingkungan berada Publisihing. Philadelphia.
dalam keadaan yang mantap/stabil dan Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Fakultas
terkendali. Peternakan dan Perikanan Universitas
Diponegoro. Semarang

SARAN Wardhana, W. 2006. Metode Prakiraan Dampak


dan Pengelolaannya pada Komponen
Sebaiknya di lakukan penelitian Biota Akuatik. Pusat Penelitian
secara periodik untuk mengevaluasi Sumberdaya Manusia dan Lingkungan.
Universitas Indonesia. Jakarta
kondisi lingkungan dengan melakukan
pengamatan keanekaragaman plakton di Fardias, S. 1992. Populasi Air dan Udara.
lapangan Gas Senoro, Kabupaten Kanisius.Yogyakarta.
Banggai. Michael, P. 1994. Metode Ekologi Untuk
Penyelidikan Ladang dan Laboratorium.
Universitas Indonesia, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Odum, 1994.Dasar-Dasar Ekologi. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
American Public Health Association (APHA).
1989. Standard Methods for the Palar H. 1994.Pencemaran dan Logam Semi.
Examination of Water and Waste Water Rineka Cipta, Jakarta.
Including Bottom Sediment and Sludges. Pennak, RW. 1978. Fresh-Water Invertebrate Of
17th ed. Amer. Publ. Health Association The United States. Jhon Wiley And
Inc., New York Sons, Inc. New York.
Edmonson, W.T. 1959. Fresh-Water Biology Sastrawijaya. AT. 2009. Pencemaran Lingkungan.
Second Edition. University Washington, Rineka Cipta. Jakarta.
Seattle.

76

Anda mungkin juga menyukai