Anda di halaman 1dari 10

TUGAS REKAYASA PERANGKAT LUNAK

“Model-model Proses RPL”


Dosen Pengampu : Roki Hardianto, S.Kom, M.Kom

Nama : Siska Feronika Siringo-ringo


Nim : 1655201146

TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
TA 2018
MODEL-MODEL PROSES RPL

1. Model Waterfall
Waterfall atau AIR terjun adalah model yang dikembangkan untuk
pengembangan perangkat lunak, membuat perangkat lunak. model berkembang
secara sistematis dari satu tahap ke tahap lain dalam mode seperti air terjun.
Model ini mengusulkan sebuah pendekatan kepada pengembangan software
yang sistematikdan sekuensial yang mulai dari tingkat kemajuan sistem pada
seluruh analisis, desain, kode, pengujian dan pemeliharaan. Model ini melingkupi
aktivitas-aktivitas sebgai berikut : rekayasa dan pemodelan sistem informasi,
analisis kebutuhan, desain, koding, mengujian dan pemeliharaan.
Model pengembangan ini bersifat linear dari tahap awal pengembangan system
yaitu tahap perencanaan sampai tahap akhir pengembangan system yaitu tahap
pemeliharaan. Tahapan berikutnya tidak akan dilaksanakan sebelum tahapan
sebelumnya selesai dilaksanakan dan tidak bisa kembali atau mengulang ke tahap
sebelumnya.

berikut keterangan yang dapat saya sampaikan.. hehehehe…:


Pertama: Analisis dan Definisi Persyaratan melingkupin Pelayanan, batasan, dan
tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi dengan user sistem.
Kedua: Perancangan sistem dan Perangkat Lunak melingkupin Proses
perancangan sistem membagi persyaratan dalam sistem perangkat keras atau
perangkat lunak,lalu menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan.

Ketiga: Implementasi dan pengujian unit : Perancangan perangkat lunak


direalisasikan sebagai serangkaian program atau unit program. Pengujian unit
melibatkan verifikasi bahwa setiap unit telah memenuhi spesifikasinya.
Keempat: Integrasi dan Pengujian Sistem dimana Unit program atau program
individual diintegrasikan dan diuji sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin
bahwa persyaratan sistem telah dipenuhi. Nah yang terakhir yaituu…
Kelima : Operasi dan Pemeliharaan Biasanya sih merupakan fase siklus yg paling
lama (walaupun tidak seharusnya).dimana Sistem diinstall dan di pakai.
Pemeliharaan pun mencakup koreksi dan berbagai error yg tdk ditemukan pada
tahap-tahap sebelumnya, perbaikan atas implementasi unit sistem dan
pengembangan pelayanan sistem.
Oia.. ada juga Kekurangan dan Kelebihannya:
Kekurangan Model Waterfall:
 Terjadinya pembagian proyek menjadi tahap-tahap yang tidak fleksibel,
karena komitmen harus dilakukan pada tahap awal proses.
 Hal ini mengakibatkan sulitnya untuk merespon perubahan kebutuhan
pengguna (user).
 Model air terjun harus digunakan hanya ketika persyaratan dipahami
dengan baik.
Kelebihan Model Waterfall:
 · Bisa digunakan jika suatu persyaratan untuk membuat suatu
software sudah dipahami dengan baik dan sudah lengkap semua persyaratan yang
ada.

2. Model Prototyping
Dalam pembuatan software, dikenal beberapa metode untuk membuat
software yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan user yang memerlukan
software tersebut.
Sebelum memasuki lebih mendalam mengenai pembuatan software
menggunakan metode prototype, kita harus terlebih dahulu mengetahui apa yang
dimaksud dengan prototype itu sendiri. Prototype adalah model atau simulasi dari
semua aspek produk sesungguhnya yang akan dikembangkan yang dimana model
tersebut harus representative dari produk akhirnya. Setelah mengetahui arti
prototype mungkin masih menganjal dibenak kita bagaimana sih software itu
terbentuk menggunakan metode prototype? Apakah model prototype lebih bagus
digunakan daripada model lain? Apakah resiko-resiko dari penggunaan model
tersebut? Dan mungkin masih banyak pertanyaan lain yang akan muncul. Oleh
sebab itu, pada postingan kali ini saya sendiri akan menjelaskan lebih lanjut
mengenai pembuatan software dengan menggunakan metode prototype tersebut.
Menurut saya sendiri prototyping model adalah suatu proses pembuatan
software yang yang bersifat berulang dan dengan perencanaan yang cepat yang
dimana terdapat umpan balik yang memungkinkan terjadinya perulangan dan
perbaikan software sampai dengan software tersebut memenuhi kebutuhan dari si
pengguna. Sedangkan dari beberapa referensi yang saya temukan, prototyping
model adalah salah satu model sederhana pembuatan software yang dimana
mengijinkan pengguna memiliki suatu gambaran awal/dasar tentang program serta
melakukan oengujian awal yang didasarkan pada konsep model kerja(working
model).
Jenis-Jenis Prototyping
 Feasibility prototyping – digunakan untuk menguji kelayakan dari
teknologi yang akan digunakan untuk system informasi yang akan disusun.
 Requirement prototyping – digunakan untuk mengetahui kebutuhan
aktivitas bisnis user.
 Desain Prototyping - digunakan untuk mendorong perancangan system
informasi yang akan digunakan.
 Implementation prototyping – merupakan lanjytan dari rancangan protipe,
prototype ini langsung disusun sebagai suatu system informasi yang akan
digunakan.
Adapun keunggulan dan kelemahan dalam model prototype:

Keunggulan Prototyping:
a. user dapat berpartisipasi aktif
b. Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan
c. Mempersingkat waktu pengembangan SI
Kelemahan Prototyping :
a. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat
b. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah
c. Bisanya kurang fleksible dalam mengahadapi perubahan
d. Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah
e. Prototype terlalu cepat selesai

3. Model Spiral
Pengembangan perangkat lunak dengan pendekatan spiral adalah penggabungan
antara metodologi waterfall dan metodologi prototype dengan upaya memadukan
keunggulan diantara keduanya. Metodologi ini ditujukan untuk proyek yang besar,
mahal dan rumit.
Didefinisikan pertama kali oleh Barry Boehm pada artikelnya “A Spiral Model of
Software Development and Enhancement” di tahun 1986. Model ini memiliki
tahap-tahap umum sebagai berikut:
1. Determine objective atau penentuan tujuan, kebutuhan sistem dijelaskan
sedetil mungkin.
2. Identify and resolve risk, mengidentifikasi dan memecahkan masalah,
proses desain sistem, merupakan tahap paling penting dalam model ini, karena
merupakan permulaan dan penanganan masalah secara menyeluruh sehingga
dapat menghemat biaya pengembangan.
3. Development and test, pengembangan dan pengujian purwa-rupa sistem.
4. Plan the next iteration, perencanaan pengulangan tahap untuk
memperbaiki purwa-rupa yang telah dibuat hingga menjadi sistem yang siap pakai
dan sesuai kebutuhan.
Perbedaan yang mendasar antara model spiral dengan model lainnya adalah
bahwa model ini dengan eksplisit menyadari resiko-resiko yang ada. Hal ini
membuat analisis resiko semakin baik sehingga dapat menekan potensi kesalahan
dalam sistem dan kesalahan pada saat pengembangannya. Keunggulan lain dari
model ini adalah adanya purwa-rupa sistem yang dapat diuji oleh klien sehingga
dapat dengan mudah disesuaikan dengan keinginan klien.

Berikut adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam spiral model:


· Customer communication. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun
komunikasi yang efektif antara developer dengan user / customer terutama
mengenai kebutuhan dari customer.
· Planning. Aktivitas perencanaan ini dibutuhkan untuk menentukan sumberdaya,
perkiraan waktu pengerjaan, dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk
pengembangan software.
· Analysis risk. Aktivitas analisis resiko ini dijalankan untuk menganalisis baik
resiko secara teknikal maupun secara manajerial. Tahap inilah yang mungkin tidak
ada pada model proses yang juga menggunakan metode iterasi, tetapi hanya
dilakukan pada spiral model.
· Engineering. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun 1 atau lebih
representasi dari aplikasi secara teknikal.
· Construction & Release. Aktivitas yang dibutuhkan untuk develop software,
testing, instalasi dan penyediaan user / costumer support seperti training
penggunaan software serta dokumentasi seperti buku manual penggunaan
software.
· Customer evaluation. Aktivitas yang dibutuhkan untuk mendapatkan feedback
dari user / customer berdasarkan evaluasi mereka selama representasi software
pada tahap engineering maupun pada implementasi selama instalasi software pada
tahap construction and release.
Adapun beberapa Kelebihan dan Kelemahan Model Spiral yang ada:

Kelebihan model Spiral :


1. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup
perangkat lunak komputer.
2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
3. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi
terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja
selama proses .
Kelemahan model Spiral:
1. Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini
bisa dikontrol.
2. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi
masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
3. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian
yang absolute
Tahap-tahap model ini dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut :
 Tahap Liason:pada tahap ini dibangun komunikasi yang baik dengan calon
pengguna/pemakai.
 Tahap Planning (perencanaan):pada tahap ini ditentukan sumber-sumber
informasi, batas waktu dan informasi-informasi yang dapat menjelaskan proyek.
 Tahap Analisis Resiko:mendefinisikan resiko, menentukan apa saja yang
menjadi resiko baik teknis maupun manajemen.
 Tahap Rekayasa (engineering):pembuatan prototipe.
 Tahap Konstruksi dan Pelepasan (release):pada tahap ini dilakukan
pembangunan perangkat lunak yang dimaksud, diuji, diinstal dan diberikan
sokongan-sokongan tambahan untuk keberhasilan proyek.
 Tahap Evaluasi:Pelanggan/pemakai/pengguna biasanya memberikan
masukan berdasarkan hasil yang didapat dari tahap engineering dan instalasi.
 Kelebihan model iniadalah sangat mempertimbangkan resiko
kemungkinan munculnya kesalahan sehingga sangat dapat diandalkan untuk
pengembangan perangkat lunak skala besar. Pendekatan model ini dilakukan
melalui tahapan-tahapan yang sangat baik dengan menggabungkan model
waterfall ditambah dengan pengulangan-pengulangan sehingga lebih realistis
untuk mencerminkan keadaan sebenarnya. Baik pengembang maupun pemakai
dapat cepat mengetahui letak kekurangan dan kesalahan dari sistem karena
proses-prosesnya dapat diamati dengan baik.
 Kekurangan model iniadalah waktu yang dibutuhkan untuk
mengembangkan perangkat lunak cukup panjang demikian juga biaya yang besar.
Selain itu, sangat tergantung kepada tenaga ahli yang dapat memperkirakan
resiko. Terdapat pula kesulitan untuk mengontrol proses. Sampai saat ini, karena
masih relatif baru, belum ada bukti apakah metode ini cukup handal untuk
diterapkan.

4. Model RAD
3. Model Rapid Application Development (RAD)
Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah model proses
perkembanganperangkat lunak sekuensial linier yang menekankan siklus
perkembangan yang sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari). Model RAD ini
merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier
dimana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi
berbasis komponen.

Berikut adalah Tahapan – tahapan Proses Pengembangan dalam Model Rapid


Application Development (RAD), yaitu :
1. Bussiness Modeling
2. Data Modeling.
3. Proses Modeling
4. Aplication Generation
5. Testing dan Turnover

 Kelebihan Model RAD :


 Lebih efektif dari Pengembangan Model waterfall/sequential linear dalam
menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan langsung dari pelanggan.
 Cocok untuk proyek yang memerlukan waktu yang singkat.
 Model RAD mengikuti tahap pengembangan sistem seperti pada
umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali
komponen yang ada sehingga pengembang tidak perlu membuatnya dari awal lagi
sehingga waktu pengembangan menjadi lebih singkat dan efisien.
 Kekurangan Model RAD :
 Model RAD menuntut pengembangan dan pelanggan memiliki komitmen
di dalam aktivitas rapid-fire yang diperlukan untuk melengkapi sebuah sistem, di
dalam kerangka waktu yang sangat diperpendek. Jika komitmen tersebut tidak
ada, proyek RAD akan gagal.
 Tidak semua aplikasi sesuai untuk RAD, bila system tidak dapat
dimodulkan dengan teratur, pembangunan komponen penting pada RAD akan
menjadi sangat bermasalah.
 RAD tidak cocok digunakan untuk sistem yang mempunyai resiko teknik
yang tinggi.
 Membutuhkan Tenaga kerja yang banyak untuk menyelesaikan sebuah
proyek dalam skala besar.
 Jika ada perubahan di tengah-tengah pengerjaan maka harus membuat
kontrak baru antara pengembang dan pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai