Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DYAN SULYS TYANINGSIH

NIM : 5213412035
TEMA : ADISI

PENGERTIAN
Reaksi adisi adalah reaksi pengubahan senyawa hidrokarbon yang
berikatan rangkap (tak jenuh) menjadi senyawa hidrokarbon yang berikatan
tunggal (jenuh) dengan cara menambahkan atom dari senyawa lain. Reaksi adisi
hanya dapat terjadi pada senyawa yang memiliki ikatan rangkap seperti alkena
dan alkuna. (Pembelajaran Kimia, 2008). Reaksi adisi juga dilangsungkan dalam
polimerisasi, yang disebut dengan polimerisasi adisi.
Polimerisasi adisi adalah reaksi pembentukan polimer dengan monomer-
monomer molekul yang memiliki ikatan rangkap dua atau tiga, tanpa melepas
molekul kecil.
Polimerisasi ini terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan tak jenuh
(ikatan rangkap) dengan cara membuka ikatan rangkap dan menghasilkan
senyawa polimerisasi dengan ikatan jenuh.

APLIKASI
Dalam polimerisasi adisi, polimer merupakan satu-satunya produk.
Beberapa contoh polimer yang terbentuk dari polimerisasi adisi:
a. PVC (Polivinil klorida). PVC terbentuk melalui proses polimerisasi
adisi dari monomer-monomer kloro elena (Vinil klorida).
b. Polietena (Polietilena). Polietilena terbentuk melalui proses
polimerisasi adisi monomer-monomer etena (CH2H4).
c. Poliisoprena (karet alam). Poliisoprena terbentuk melalui proses
polimerisasi adisi monomer-monomer 2-metil – 1, 3-butadiena
(isoprena).
d. Teflon (PTFE). Teflon terbentuk dari polimerisasi adisi monomer-
monomer tetrafluoro etena. Teflon merupakan lapisan anti lengket
yang digunakan sebagai alat memasak (penggorengan).
PROSES PRODUKSI PTFE ( TEFLON )

Gambar 1. 1 Aplikasi reaksi adisi dalam pembuatan teflon

SINTESIS TFE
TFE dibuat dengan mencampurkan bahan- bahan fluorspar, asam klorida
dan kloroform dalam sebuah ruang reaksi kimia (reaktor). Bahan- bahan tersebut
dipanaskan pada suhu 1094-1652 °F (590-900 °C). Gas yang dihasilkan
didinginkan dan disaring guna menghilangkan kotorannya.

POLIMERISASI PTFE
Reaktor diisi dengan air murni dan agen reaksi atau inisiator. TFE cair
disalurkan ke dalam reaktor. TFE mulai terpolimerisasi. Pada tahap ini tejadi
polimerisasi suspensi. PTFE yang dihasilkan membentuk butiran- butiran padat
yang mengapung ke permukaan air. Reaksi kimia yang terjadi di dalam reaktor
mengeluarkan panas, sehingga reaktor didinginkan oleh sirkulasi air dingin atau
jaket pendingin. Kontrol otomatis menghentikan pasokan TFE setelah mencapai
berat molekul tertentu. Air dalam reaktor dikeluarkan, meninggalkan PTFE
berserabut yang terlihat agak seperti parutan kelapa.
Selanjutnya, PTFE dikeringkan dan dimasukkan ke penggilingan. Salah
satu metodenya adalah mencampur bubuk PTFE dengan pelarut seperti aseton dan
dialirkan dalam drum berputar. Butiran PTFE tetap bercampur, membentuk pelet
kecil. Pelet dikeringkan dalam oven.
Pelet PTFE dapat dicetak menjadi berbagai bentuk menggunakan berbagai
teknik. Namun, PTFE dapat dipasarkan dalam jumlah besar apabila sudah
dibentuk menjadi billet (silinder padat PTFE). Billet berukuran kira-kira setinggi
5 ft (1,5 m). Billet dapat dipotong menjadi lembaran atau blok yang lebih kecil,
untuk cetakan lebih lanjut. Untuk membentuk billet tersebut, pelet PTFE
dituangkan ke dalam cetakan baja silinder steel.
Cetakan PTFE dipanaskan dalam oven sintering selama beberapa jam,
hingga mencapai suhu sekitar 680 °F (360 °C). Kondisi ini adalah di atas titik
leleh dari PTFE. Partikel PTFE menyatu dan materi menjadi seperti gel.
Kemudian PTFE secara bertahap didinginkan. Billet didistribusikan pada pasaran,
yang akan mengolahnya menjadi potongan-potongan kecil, untuk diproses lebih
lanjut.

PELAPISAN PTFE
Panci untuk pembuatan teflon harus terbuat dari aluminium atau paduan
aluminium. Pertama, panci dicuci dengan deterjen dan dibilas dengan air, untuk
menghilangkan semua minyak. Kemudian panci dicelupkan dalam air hangat
asam klorida dalam proses yang disebut etsa (Etching roughens permukaan
logam). Kemudian panci dibilas dengan air dan direndam lagi dalam asam nitrat.
Lalu dicuci kembali dengan air deionisasi dan dikeringkan.
Pelapisan cairan dapat disemprotkan atau dikuaskan pada panci yang akan
dilapisi PTFE. Lapisan biasanya diterapkan dalam sampai beberapa lapisan,
lapisan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Setelah lapisan pertama
disemprotkan/ dikuaskan, panci dikeringkan selama beberapa menit, dan biasanya
dimasukkan ke dalam oven konveksi. Kemudian lapisan berikutnya diterapkan,
tanpa periode pengeringan di antara keduanya. Setelah semua lapisan diterapkan,
panci dikeringkan dalam oven dan kemudian disinter. Sinter adalah pemanasan
lambat yang juga digunakan untuk finishing billet. Jadi biasanya, oven memiliki
dua zona. Pada zona pertama, panci dipanaskan perlahan-lahan ke suhu yang akan
menguapkan air di dalam lapisan. Setelah air menguap, panci bergerak ke zona
yang lebih panas, yang suhunya sekitar 800 °F (425 °C) selama sekitar lima
menit. Kemudian terbentuk gel, gel ini yang dinamakan PTFE. Kemudian panci
dibiarkan dingin. Setelah pendinginan, panci teflon siap untuk menuju tahap
perakitan akhir, packaging dan pemasaran.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Reaksi Adisi. http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah


_web/2007/YAN%20FATHUROHMANSYAH_045488/WEB/reaksi_
adisi.html. Diakses pada Selasa, 3 Juni 2014.
Azizah, Utiya. 2004. Polimer. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Bisniscamp MI POLTEK Surabaya. 2012. Membuat Teflon.
http://usahamart.wordpress.com/2012/02/23/membuat-teflon/.Diakses
pada Kamis, 5 Juni 2014.
Nurfanani, Ahmad. 2012. PTFE/ Teflon. http://ifankiwon.blogspot.com
/2012/01/ptfe-teflon.html. diakses pada Rabu, 4 Juni 2014.
Siska, 2012. Polimer dan Polimerisasi. http://matakristal.com/polimer-dan-
polimerisasi/ diakses pada Selasa, 3 Juni 2014.

Anda mungkin juga menyukai