Anda di halaman 1dari 13

1. Membuka aplikasi SIMRAD EP500.

2. Membuka data yang telah ada tersimpan sebelumnya, dengan memilih data ke-
15.
3. Setelah datanya terbuka, akan muncul hasil rekaman pantulan gelombang suara
pada TVG 20log. Karena akan mengidentifikasi ikan-ikan setiap individunya
maka kita menggunakan TVG 40log. Untuk mengubahnya, memilih menu
Echogram lalu pilih TVG 40log(r).

4. Lalu menekan enter dan akan muncul tampilah hasil rekaman pada TVG 40log.

5. Selanjutnya menekan Analyse kemudian Surface Layers untuk mengidentifikasi


individu-individu ikan pada permukaan perairan.
6. Kemudian memulai analisa rekaman pada start:0 hingga data paling akhir.
Selanjutnya menekan angka 3 pada keyboard untuk menentukan berapa banyak
segmen yang akan dibuat.

7. Kemudian menekan enter. Selanjutnya, daerah vertikal dimulai pada kedalaman


0,00 hingga 100,00 dengan pembagian kedalaman sebanyak 3 segmen.
8. Setelah menekan enter, data akan teranalisa.

9. Setelah teranalisa, data akan muncul sebagai berikut:


a. Segmen 1 (Depth:0,00-40,80, Column:1)

a. Pada balok pertama menampilkan TS pada -60 sampai -57 dB dengan frekuensi
kerapatan 31% dapat diketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 5,0-7,1 cm
sehingga termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan teri (Engrauli
sp.) (Aoyama, T.1973)
b. Pada transek kedua menampilkan TS pada -57 sampai -54 dB dengan kerapatan
43% sehingga dapat diperkirakan dugaan ukuran ikan berkisar 7,1- 10,0 cm
sehingga termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan kembung
(Rastrelliger Sp.) (Aoyama, T.1973)
c. Pada transek ketiga menampilkan TS pada -54 sampai -51 dB dengan kerapatan
19% sehingga dapat ketahui dugaan ukuran ikan 10,0-14,1 cm tidak termasuk
dalam golongan ikan pelagic kecil, misalnya cucut (Hemigaleus balfoun) dan
layang (Decapterrus russelly) (Aoyama, T.1973)
d. Pada transek keempat jumlah individu target yang tertinggi terdapat pada nilai
TS -51 sampai -48 dengan kepadatan 5% sehingga dapat dugaan ukuran ikan
berkisar antara 14,1 – 19,9 cm sehingga termasuk dalam kategori ikan pelagic
kecil,misalnya Lemuru (Sardinella sp.) (Aoyama, T.1973)
e. Pada balok kelima menampilkan TS pada -48 sampai -45 dB dengan kerapatan
2% sehingga diperkirakan dugaan ukuran ikan 10,47 sampai 14,79 cm sehingga
termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil. Misalnya ikan layang (Decapterus
russelli) Arnaya, I.N. 1991)

b. Segmen 2 (Depth:0,00-40,80, Column:2)

a. Pada transek pertama menampilkan TS pada -60 sampai -57 dB dengan


frekuensi kerapatan 36% dapat diketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara
5,0-7,1 cm sehingga termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya
ikan teri (Engrauli sp.) (Foote, 1987) (Aoyama, T.1973).
b. Pada transek kedua menampilkan TS pada -57 sampai -54 dB dengan
kerapatan 39% sehingga dapat diperkirakan dugaan ukuran ikan berkisar
7,1- 10,0 cm sehingga termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya
ikan kembung (Rastrelliger Sp.) (Aoyama, T.1973).
c. Pada transek ketiga menampilkan TS pada -54 sampai -51 dB dengan
kerapatan 18% sehingga dapat ketahui dugaan ukuran ikan 10,0-14,1 cm
tidak termasuk dalam golongan ikan pelagic kecil, misalnya cucut
(Hemigaleus balfoun) dan layang (Decapterrus russelly) (Aoyama, T.1973)
d. Pada transek keempat jumlah individu target yang tertinggi terdapat pada
nilai TS -51 sampai -48 dengan kepadatan 5% sehingga dapat dugaan
ukuran ikan berkisar antara 14,1 – 19,9 cm sehingga termasuk dalam
kategori ikan pelagic kecil,misalnya Lemuru (Sardinella sp.) (Aoyama,
T.1973)
e. Pada balok kelima menampilkan TS pada -48 sampai -45 dB dengan
kerapatan 1% sehingga diperkirakan dugaan ukuran ikan 10,47 sampai
14,79cm sehingga termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil. Misalnya ikan
layang (Decapterus russelli) Arnaya, I.N. 1991)

c. Segmen 3 (Depth:0,00-40,80, Column:3)

a. Pada transek pertama menampilkan TS pada -60 sampai -57 dB dengan


frekuensi kerapatan 38% sehingga dapat diketahui dugaan ukuran ikan berkisar
antara 5,0-7,1 cm sehingga termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya
ikan teri (Engrauli sp.) (Arnaya, I.N. 1991).
b. Pada transek kedua menampilkan TS pada -57 sampai -54 dB dengan frekuensi
kerapatan 41% sehingga dapat diperkirakan dugaan ukuran ikan berkisar 7,1-
10,0 cm sehingga termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan
kembung (Rastrelliger Sp.) (Arnaya, I.N. 1991).
c. Pada transek ketiga menampilkan TS pada -54 sampai -51 dB dengan kerapatan
16% sehingga dapat ketahui dugaan ukuran ikan 10,0-14,1 cm tidak termasuk
dalam golongan ikan pelagic kecil, misalnya cucut (Hemigaleus balfoun) dan
layang (Decapterrus russelly) (Arnaya, I.N. 1991).
d. Pada transek keempat jumlah individu target yang tertinggi terdapat pada nilai
TS -51 sampai -48 dengan kepadatan 4% sehingga dapat dugaan ukuran ikan
berkisar antara 14,1 – 19,9 cm sehingga termasuk dalam kategori ikan pelagic
kecil,misalnya Lemuru (Sardinella sp.) (Aoyama, T.1973)
e. Pada balok kelima menampilkan TS pada -48 sampai -45 dB dengan kerapatan
2% sehingga diperkirakan dugaan ukuran ikan 10,47 sampai 14,79 cm sehingga
termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil. Misalnya ikan layang (Decapterus
russelli) Arnaya, I.N. 1991).
d. Segmen 4 (Depth:40,80-69,20, Column:1)

a. Pada balok pertama menampilkan TS pada -48 sampai -45 dB dengan kerapatan
25% sehingga diperkirakan dugaan ukuran ikan 11,47 – 15,79 cm sehingga
termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil. Misalnya ikan layang (Decapterus
russelli) Arnaya, I.N. 1991).
b. Pada balok kedua menampilkan TS pada -45 sampai -42 dB dengan kepadatan
17% sehingga dapat diperkirakan ukuran 15,79- 21,89 cm sehingga termasuk
kategori ikan sedang, misalnya ikan kakap merah (lutjanus sp.) (Aoyama,
T.1973).
c. Pada diagram balok ketujuh menampilkan TS skala -42 sampai – 39 dB frekuensi
kerapatan 8% dapat diketahui dugaan ukuran berkisar antara 20,89 sampai
29,52cm dan termasuk dalam ikan pelagis kecil. Yang termasuk dalam kategori
ikan pelagis kecil yaitu ikan layang (Decapterus Ruselli).
d. Pada transek ketiga menampilkan TS pada -39dB sampai -36dB dengan
kerapatan 20% sehingga dapat diperkirakan dugaan ukuran ikan 29,52 sampai
41,68 cm sehingga termasuk dalam kategori ikan besar contohnya ikan kerapu
lodi (Cephalopolis sexmaculata) (Manik 2013).
e. Pada balok kelima menampilkan TS pada -36 sampai -33 dB dengan kepadatan
25% sehingga dapat diperkirakan ukuran ikan 42,68-59,88 cm sehiongga
termasuk dalam kategori ikan besar misalnya cakalang (katsuwonus pelamis )
(Aoyama, T.1973).
e. Segmen 5 (Depth 40,80-69,20, Column:2)

a. Pada transek pertama menampilkan TS pada -48 sampai -45 dB dengan


kerapatan 20% sehingga dapat diperkirakan ukuran ikan 11,79 – 15,79 cm
sehingga termasuk dalam kategori ikan kecil misalnya ikan Lemuru
(sardinella sp. ) (Aoyama, T.1973)
b. Pada balok kedua menampilkan TS pada -45 sampai -42 dB dengan
kepadatan 40% sehingga dapat diperkirakan ukuran 15,79- 21,89 cm
sehingga termasuk kategori ikan sedang, misalnya ikan kakap merah
(lutjanus sp.) (Aoyama, T.1973)
c. Pada diagram ketiga menampilkan TS pada skala -42 sampai -39 dB
dengan frekuensi kerapatan 20% dapat diketahui dugaan ukuran ikan
berkisar antara 20,89 sampai 29,52 cm dan termasuk dalam kategori ikan
pelagis sedang. ikan Blackghost (Apteronotus albifrons), ikan kakap merah
(Lutjanus malabaricus), ikan pari burung (Aetobatus narinari), ikan mujair
(Oreochromis mossambicus),
d. Pada balok kelima menampilkan TS pada -36 sampai -33 dB dengan
kepadatan 20% sehingga dapat diperkirakan ukuran ikan 42,68-59,88 cm
sehingga termasuk dalam kategori ikan besar misalnya cakalang
(katsuwonus pelamis ) (Aoyama, T.1973)
f. Segmen 6 (Depth:40,80-69,20, Column:3)

a. Pada transek pertama menampilkan TS pada -51 sampai -48 dB dengan


kerapatan 20% sehingga dapat diperkirakan dugaan ukuran ikan 7,10 -10,79
cm sehingga termasuk dalam kategori ikan kecil, misalnya misalnya ikan
Lemuru (Sardinella sp.) (Aoyama, T.1973)
b. Pada balok kedua menampilkan TS pada -45 sampai -42 dB dengan
kepadatan 80% sehingga dapat diperkirakan ukuran 15,79- 21,89 cm
sehingga termasuk kategori ikan sedang, misalnya ikan kakap merah
(lutjanus sp.) (Aoyama, T.1973)
g. Segmen 7 (Depth:69,20-100,00, Column:1)

Pada transek pertama menampilkan TS pada -39dB sampai -36dB dB dengan


kerapatan 100% sehingga dapat diperkirakan dugaan ukuran ikan 8,9- 50,1 cm
sehingga termasuk dalam kategori ikan besar contohnya ikan kerapu lodi
(Cephalopolis sexmaculata) (Manik 2013). , Ikan keakea, baronang, dan kerapu
lodi termasuk ke dalam kelompok ikan karang yang di temukan di Perairan
Pulau Pari.
h. Segmen 8 (Depth:69,20-100,00, Column:2)

Tidak ada jejak yang ditemukan, jadi nilai TS(Target Strength) tidak ada.
i. Segmen 9 (Depth:69,20-100,00, Column:3)

Tidak ada jejak yang ditemukan, jadi nilai TS(Target Strength) tidak ada.
DAFTAR PUSTAKA
Aoyama, T.1973. The Demersal Fish Stocks and Fisheries of The South China Sea.
SCS/EV/73/3,
Arnaya, I.N. 1991. Dasar – dasar akustik. Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institute
Burczynski, J. 1979. Introduction to the use of sonar system for estimating fish biomass.
FAO
Fisheries Technical Paper.No.191.89 pp.

Anda mungkin juga menyukai