BAB II
KAJIAN TEORI
A. Literasi Matematika
1. Pengertian Literasi
tentang genre dan kultural. Menurut Nugraha (2016) Literasi berasal dari
sebagai berikut:
9
Deskripsi Kemampuan Literasi…, Ika Septiani Putri, FKIP, UMP, 2017
10
tujuan, literasi bersifat dinamis, tidak statis, dan dapat bervariasi di antara
hanya pada penguasaan materi saja, akan tetapi hingga kepada penggunaan
menafsirkan merupakan tiga titik proses dimana siswa akan terlibat aktif
b. Menerapkan matematika
(OECD, 2013).
c. Menafsirkan matematika
a. Communicating (Komunikasi)
b. Mathematising (Matematisasi)
c. Representation (Representasi)
lainnya.
suatu permasalahan.
memecahkan masalah)
dihadapi.
a. Komunikasi
yang relevan, dan apa sifat dari respon yang diminta. Komponen
informasi atau untuk bergerak mundur dan maju (ke siklus) antar
rinci.
b. Matematisasi
matematika.
c. Representasi
suatu pekerjaan.
cartesian).
kesimpulan.
yang sah berdasarkan pada mental internal (usia atau kapasitas otak)
strategi.
kompetensi ini merujuk pada simbol yang mewakili angka yang tidak
rumus C = ¼ 2πr.
b. Argumentasi Matematis.
c. Komunikasi Matematis.
d. Pemodelan.
f. Representasi.
g. Penggunaan Simbol.
a. Komunikasi
Meliputi :
dipahami.
Meliputi :
operasi aljabar.
matematika.
Meliputi :
penyelesaian masalah.
4) Memeriksa kembali.
Meliputi :
salah satu ide baru dalam kajian psikologi perkembangan dan pendidikan.
dan dikembangkan, gaya kognitif bersifat statis dan secara relatif menjadi
gambaran tetap tentang diri siswa (Riding, & Douglas, 1993). Gaya (style)
saja yang telah diproses, dengan langkah bagaimana dan dalam bentuk apa
informasi itu diproses. Sedangkan gaya lebih mengacu pada proses kognisi
yang menyatakan bagaimana isi informasi itu diproses. Atau dengan kata
2004).
Artinya, gaya kognitif mengacu pada cara yang dominan atau khas siswa
berlangsung lama. Jadi, setiap siswa memiliki gaya kognitif yang berbeda
tertentu, sebab siswa yang berbeda dengan gaya kognitif yang sama belum
itu dapat kita ambil tiga gaya kognitif yang ada kaitannya dengan proses
dependence dan independence, (2) gaya impulsif dan reflektif, (3) gaya
cenderung salah, disebut siswa yang bergaya kognitif impulsif. Siswa yang
(Warli, 2012) .
keputusan.
tabel tersebut, siswa reflektif memiliki banyak aspek positif yang bisa
Banyak bukti menunjukkan murid reflektif lebih efektif dan baik dalam
yang reflektif juga lebih mungkin untuk menentukan sendiri tujuan belajar
bahwa siswa reflektif lebih efektif dan lebih baik dalam pelajaran di
yang diberikan. Jika aspek waktu dibedakan menjadi dua yaitu singkat dan
hanya tertarik pada dua kelompok gaya kognitif yaitu reflektif dan
yaitu waktu yang digunakan untuk menyelesaikan soal (t) dan banyaknya
seluruh soal berada di atas median dari catatan rata-rata waktu pengerjaan
seluruh siswa, dan rata-rata frekuensi jawaban benar berada di atas median
siswa reflektif adalah siswa yang catatan waktu paling lama dan paling
waktunya paling cepat dan paling banyak salah dalam menjawab seluruh
C. Materi
2. Indikator
masalah
3.6.2 Menerapkan konsep atau rumus keliling dan luas lingkaran dalam
pemecahan masalah
3. Materi
1. Unsur-Unsur Lingkaran
d = diameter
Keliling = 2 π r
Luas = π r2
r = jari-jari lingkaran
Contoh :
Pembahasan :
K = 2πr
K = 2 x 22/7 x 21 cm
K = 12 cm
rumus:
Jarak = 12 cm x 50 cm
Jarak = 600 cm
atau 6m.
D. Penelitian Relevan
indikator apa saja yang diukur dalam penelitian, pada hasil penelitian tersebut
tersebut banyaknya butir soal yang digunakan sejumlah 5 butir soal, namun
tidak dijelaskan konten apa saja yang diterdapat pada ke 5 butir soal tersebut.
diantara yang lain, yakni unggul pada aspek representation and devising
tergolong sangat baik pada aspek using mathematics tools. Siswa impulsif
strategies for solving problems, dan using mathematics tools. Siswa fast
accurate memiliki kemampuan yang tergolong sangat baik pada aspek using
tergolong sangat baik pada aspek using mathematics tools. Penelitian yang
dilakukan oleh Nurdianasari dkk memiliki kesamaan dengan yang akan diteliti,
matematika siswa materi luas permukaan dan volume kubus dan balok,
gaya kognitif meliputi reflektif, impulsif, fast accurate, dan slow innaccurate,
dan impulsif.
ekspresi aljabar, tetapi tidak untuk soal non-rutin dan soal cerita. Ditinjau dari
E. Kerangka Pikir
(2002) mengatakan bahwa gaya kognitif adalah pola-pola intrinsik tipe belajar
informasi untuk mendapatkan solusi yang tepat. Hal ini menunjukkan bahwa
juga.
Gaya kognitif yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah gaya
impulsif adalah cepat dalam menjawab masalah, tetapi tidak cermat sehingga
sehingga diperoleh solusi terbaik dari masalah yang dihadapi. Pada penelitian
hari yang termasuk kedalam materi lingkaran kelas VIII. Dalam rangka untuk
kognitif reflektif dan siswa yang bergaya impulsif, penelitian ini akan diberikan
analisis data.
siswa reflektif memiliki kelemahan lambat dalam berpikir, karena terlalu hati-
berpikir dan terlalu cepat dalam mengambil keputusan (Warli, 2012). Masing-
masing tipe gaya kognitif memiliki kelemahan yang berbeda, hal tersebut