Anda di halaman 1dari 7

DCP 1 (1) (2012)

Developmental and Clinical Psychology


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/dcp

KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

Tita Febri Prastiwi 

Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini dilatarbelakangi subyek penderita kanker mengalami perubahan fisik dan psikis
Diterima Januari 2012 karena harus menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru dalam hidupnya. Kanker adalah
Disetujui Februari 2012 penyakit pada sel jaringan tubuh yang menjadi ganas. Pengobatan yang berlangsung lama
Dipublikasikan Juni memiliki efek kesakitan tinggi, membawa dalam kondisi lemah bahkan depresi. Penderitaan
2012 tersebut mendorong penderita untuk menentukan sikap yang menggambarkan kualitas hidup.
________________ Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai keadaan dirinya pada aspek-aspek kehidupan
Keywords: untuk mencapai kepuasan hidup. Keterbatasan yang dialami justru disikapi positif oleh subyek,
Kualitas Hidup, Kanker antara lain: tidak mengeluh, tidak mengasihani diri sendiri, penampilan fisik yang sehat dan
____________________ keefektifan kinerja dalam hidupnya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas
hidup penderita kanker. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan desain penelitian studi
kasus dan kualitas hidup penderita kanker sebagai unit analisis. Responden berjumlah tiga orang,
delapan orang informan pendukung dan empat orang ahli. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara, observasi dan pengintepretasian tes grafis yang meliputi House
Tree Person, Tree Test, dan Draw A Person Test oleh psikolog. Keabsahan data diuji dengan
ketekunan pengamatan di lapangan dan triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penyakit kanker memberikan perubahan signifikan secara fisik maupun psikis individu, antara lain:
kesedihan, kekhawatiran dan ketakutan akan masa depan dan kematian. Kualitas hidup penderita
kanker dipengaruhi pemahaman individu terhadap penyakitnya sehingga seseorang tahu cara
menjaga kesehatan, serta faktor ekonomi dimana hal ini menjadi kekhawatiran khusus terhadap
biaya pengobatan. Aspek dominan pembentukan kualitas hidup penderita kanker adalah aspek
psikologis, meliputi spiritualitas, dukungan sosial dan kesejahteraan. Faktanya, aspek psikologis
sangat menentukan kualitas hidup, penderita mendapatkan kekuatan dan merasa lebih sehat tanpa
obat, hal ini disebabkan karena sugesti dalam diri individu tersebut untuk tetap sehat. Kecerdasan
spiritualitas menuntun penderita memiliki penerimaan diri terhadap penyakitnya. Penderita
mengalami peningkatan spiritual dibanding sebelum menderita kanker. Penderita merasa lebih
dekat dengan Tuhan dan tidak menyalahkan Tuhan, melainkan menganggap sebagai sebuah
anugerah Tuhan. Rasa cinta dan nyaman dari dukungan sosial memberi motivasi untuk sembuh
dan kuat menjalani hidup. Akhirnya memberikan kesejahteraan yang menentukan kualitas hidup
penderita. Saran bagi pemerintah adalah memberikan perhatian dan bantuan khususnya bagi
penderita kanker kurang mampu. Bagi keluarga, agar memberi dukungan sehingga dapat menjadi
partner yang baik untuk mencapai kesembuhan dan pemulihan secara fisik maupun psikis
penderita kanker.

© 2013 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6358
Gedung A1 Lantai 2 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: journalunnes@yahoo.com

21
Tita Febri Prastiwi / Developmental and Clinical Psychology 1 (1) (2012)

PENDAHULUAN menular adalah penyakit yang disebabkan oleh


masalah fisiologis atau metabolisme pada
Kesehatan menjadi hal yang sangat jaringan tubuh manusia. Penyakit tersebut
penting mengingat inilah modal awal setiap misalnya batuk, sariawan, sakit perut dan lain-
orang melakukan kegiatan dan berusaha lain. Penyakit kronis adalah penyakit yang
memenuhi kebutuhannya. Kesehatan adalah berlangsung sangat lama. Beberapa penyakit
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial kronis dapat menyebabkan kematian pada
yang memungkinkan setiap orang hidup penderitanya, antara lain : AIDS, serangan
produktif secara sosial dan ekonomis jantung dan kanker.
(www.id.wikipedia.org, diunduh 15 September 2011). Kanker adalah sel-sel jaringan tubuh yang
Banyak usaha yang dilakukan seseorang untuk menjadi ganas yang ditandai oleh pembelahan
menjaga kesehatannya secara maksimal, antara sel dengan cepat dan tidak terkendali
lain dengan melakukan olah raga, menjaga pola membentuk sel sejenis dengan sel asalnya,
makan dan bahkan mengonsumsi vitamin atau namun dalam bentuk primitif dan tidak
jamu-jamuan. Usaha ini dilakukan demi sempurna (Ensiklopedi, 1990:121). Kiple
menjaga stamina tubuhnya agar tetap prima. (2003:63), Cancer is a process whereby uncontrolled
World Health Organization (1997:1) cell multiplication produces a tumor that can invade
mendefinisikan kesehatan sebagai suatu keadaan adjacent tissues and metastasize, artinya suatu
fisik, mental dan kesejahteraan sosial yang proses pelipatgandaan sel yang tidak terkendali
lengkap, bukan hanya ketiadaan penyakit atau dan menghasilkan tumor yang menyerang
kelemahan. Hal ini di dukung oleh Ferris jaringan-jaringan yang ada didekatnya dan
(2010:87) yang menyatakan bahwa kesehatan bermetastatis. 12% seluruh kematian disebabkan
adalah keadaan mental dan fisik yang sejahtera, oleh kanker yang merupakan pembunuh nomor
bukan hanya tidak memiliki penyakit dan cacat. dua setelah penyakit kardiovaskular
Sehat berarti dalam keadaan positif dari fisik, (http://www.depkes.go.id, diunduh 15 September
mental dan kesejahteraan sosial, bukan sekedar 2011 ) dan penyebab kematian kedua di negara
tidak adanya cedera atau penyakit yang maju (Preedy and Watson, 2010:2948)
bervariasi dari waktu ke waktu (Sarafino, WHO dan Bank Dunia memperkirakan
2008:2). Preedy and Watson (2010:2953) setiap tahun, 12 juta orang di seluruh dunia
menyatakan bahwa kesehatan merupakan menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya
kesejahteraan disegala dimensi, yaitu fisik, meninggal dunia. Jika tidak dikendalikan,
mental dan sosial. diperkirakan 26 juta orang akan menderita
Dewasa ini muncul berbagai macam kanker dan 17 juta meninggal karena kanker
penyakit, penyebabnyapun beragam, ada yang pada tahun 2030. Ironisnya, kejadian ini akan
disebabkan oleh virus, bakteri, makanan, terjadi lebih cepat di negara miskin dan
lingkungan ataupun faktor keturunan dalam berkembang.
anggota keluarga. Penyakit dapat digolongkan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
menjadi tiga, yaitu penyakit menular, penyakit (2009:42) menyatakan di Indonesia terdapat
tidak menular dan penyakit kronis lima jenis kanker yang banyak diderita
(www.id.wikipedia.org , diunduh 15 September penduduk yakni kanker rahim, kanker payudara,
2011). Penyakit menular adalah penyakit yang kanker kelenjar getah bening, kanker kulit dan
disebabkan oleh agen biologis (seperti virus, kanker rektum. Kasus penyakit kanker yang
bakteri atau parasit) bukan disebabkan oleh ditemukan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun
faktor fisik atau kimia. Penyakit yang tergolong 2009 sebesar 24.204 kasus lebih sedikit
penyakit menular misalnya : antraks, cacingan, dibandingkan dengan tahun 2008 sebanyak
cacar air, campak, demam berdarah, diare, 27.125 kasus, terdiri dari kanker serviks 9.113
hepatitis, influenza, malaria, penyakit kulit, kasus (37,65%), kanker payudara 12.281 kasus
HIV, flu burung dan sebagainya. Penyakit tidak
22
Tita Febri Prastiwi / Developmental and Clinical Psychology 1 (1) (2012)

(50,74%), kanker hati 2.026 (8,37%) dan kanker dengan nilai-nilai, standart dan kekhawatiran
paru-paru 784 (3,42%). dalam hidup.
Keberadaan penyakit yang Yeh et. Al (Preedy and Watson,
mempengaruhi kondisi kesehatan fisik seseorang 2010:2472) menyatakan bahwa kualitas hidup
adalah salah satu aspek yang menentukan sebagai dampak dari penyakit dan aspek
kualitas hidup seseorang. Widiyanto (2007:1-7) kepuasan yang diukur dengan skala : fungsi fisik
menyatakan kualitas hidup penduduk Indonesia (didefinisikan sebagai status fungsional dalam
tergolong rendah, Indonesia menempati urutan kehidupan sehari-hari), disfungsi psikologis
108 dari 177 negara, peringkat ini masih di (tingkat distress emosional), fungsi sosial
bawah peringkat Negara Singapura (urutan 25), (hubungan antar pribadi yang berfungsi dalam
Brunei Darusalam (urutan 34), Malaysia (urutan kelompok), pengobatan (didefinisikan sebagai
61), Thailand (urutan 74) dan Filipina (urutan kecemasan atau kekhawatiran tentang penyakit
84). Salah satu aspek yang menjadi penyebabnya dan program perawatan), fungsi kognitif (kinerja
adalah tingkat kesehatan. Pola penyakit yang kognitif dalam pemecahan masalah).
diderita masyarakat sebagian besar adalah Saxton and Daley (2010:4) National
penyakit infeksi menular seperti ISPA (Infeksi Cancer Institute (NCI) menggambarkan “Cancer
Saluran Pernafasan Akut), malaria, diare dan Survivor” meliputi : kondisi fisik, psikososial,
penyakit kulit. Pada waktu yang bersamaan sejak proses diagnosis hingga akhir hidupnya
terjadi peningkatan penyakit tidak menular berfokus pada kesehatan, kehidupan penderita
seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker dan pada saat sedang menjalani
diabetes melitus dan kanker. pengobatan. Pengukuran mengenai kualitas
Kanker membuat penderita mengalami hidup bagi pasien kanker sangat diperlukan
penurunan dalam kondisi fisik maupun untuk melihat sejauh mana pengobatan yang
psikologis. Saba (1998:1) memaparkan salah dilakukan mempengaruhi kehidupan pasien.
satu komplikasi umum dalam kondisi fisik dari Aspek-aspek dalam kualitas hidup
keganasan kanker adalah anemia. Terkait termasuk komponen fisik, emosional dan
kanker, anemia dapat terjadi karena efek fungsional. Status fungsional mengacu pada
langsung dari sel kanker atau mungkin justru kemampuan melakukan aktifitas yang
berkembang sebagai akibat dari pengobatan berhubungan dengan kebutuhan dan ambisi atau
kanker itu sendiri. Cella et.al. (2003:511) peran sosial yang diinginkan oleh pasien, pada
mengungkapkan : Anemia is a multi-symptom tahap yang paling dasar mengacu pada
syndrome involving both physical and emotional kemampuan melakukan aktifitas sehari-hari. Hal
problems that can be evaluated for their impact on ini juga terkait dengan cara seseorang menerima
quality of life. Pengobatan anemia dapat keadaan fisiknya.
meningkatkan kualitas hidup pada penderita Akechi et. al. (1998:238) mendeskripsikan
kanker (Cella, 1998:1). penyesuaian mental penderita kanker berkorelasi
Preedy and Watson (2010:1754) dengan kualitas hidupnya. Salah satu hal yang
mendefinisikan kualitas hidup sebagai kepuasan paling adaptif dari penyesuaian mental adalah
dalam berbagai aspek kehidupan. World Health „semangat juang‟ sedangkan salah satu yang
Organization (WHO, 1997:1), menyatakan maladaptif adalah „ketidakberdayaan / putus
Quality of life as individual’s perception of their asa‟. Jumlah anggota dalam rumah tangga,
position in life in the context of the culture and value status kinerja, dukungan dari dokter dan
system in which they live and in relation to their goals, kepuasan pada dukungan tersebut merupakan
espextation, standart and concerns. Artinya, kualitas semangat juang pada pasien kanker, sedangkan
hidup merupakan persepsi dari individu dalam usia, pendidikan, status keluarga, kinerja dalam
kehidupan dalam konteks budaya dan sistem pekerjaan dan kepuasan pada dukungan di
nilai dimana mereka hidup dan dalam kaitannya prediksi sebagai ketidakberdayaan atau putus
asa. Fisch et al (2003:2754) menambahkan
23
Tita Febri Prastiwi / Developmental and Clinical Psychology 1 (1) (2012)

bahwa kesejahteraan spiritual juga berpengaruh METODE


terhadap kualitas hidup seorang penderita
kanker. Penelitian ini menggunakan metode
Larasati (2009:1) menyatakan subyek kualitatif yang didasari dari fenomena keadaan
dengan kualitas hidup positif terlihat dari penderita kanker serta pemahaman kualitas
gambaran fisik subyek yang selalu menjaga hidup dalam kehidupannya. Peneliti ingin
kesehatannya, dalam aspek psikologis subyek melihat pengalaman subjektif seorang penderita
berusaha meredam emosi agar tidak mudah kanker, bagaimana mereka menjalani
marah, hubungan sosial subyek baik dengan kehidupannya ditengah penderitaan fisik yang
banyaknya teman yang dimilikinya, lingkungan mereka alami dan bagaimana proses sampai
mendukung dan memberi rasa aman kepada mereka memiliki kualitas hidup yang positif.
subyek. Subyek dapat mengenali diri sendiri, Penelitian ini menggunakan pendekatan studi
subyek mampu beradaptasi dengan kondisi yang kasus. Studi kasus adalah suatu pendekatan
dialami saat ini, subyek mempunyai perasaan untuk mempelajari, menerangkan atau
kasih kepada orang lain dan mampu menginterpretasi suatu kasus dalam konteksnya
mengembangkan sikap empati dan merasakan secara natural tanpa adanya intervensi dari
penderitaan orang lain. pihak luar. Inti dari studi kasus yaitu
Penelitian yang dilakukan oleh Gotay and kecenderungan utama diantara semua raga,
Muraoka (1998:660) terhadap perempuan studi ini atau seperangkat keputusan-keputusan
penderita kanker, 50% perempuan sering (Salim, 2001:93).
berpikir mengenai kemungkinan kambuhnya Peneliti menemukan narasumber utama
penyakit, dan 73% melaporkan bahwa mereka penelitian, melalui observasi dan wawancara
lebih mudah mengalami depresi setelah di awal yang dilakukan oleh peneliti sendiri.
diagnosis kanker. Depresi mendapatkan Peneliti memilih narasumber utama yaitu
perhatian khusus dalam beberapa penelitian penderita kanker yang mempunyai kualitas
yang terkait dengan kualitas hidup. Ferris hidup yang positif. Adapun subyek penelitian
(2010:29-31) mendefinisikan kualitas hidup adalah JT (20 tahun), RM (42 tahun), dan BG
(Quality of Life) sebagai : The QOL may be (29 tahun).
enhanced by removing the reasons for depression, Teknik penelitian yang digunakan adalah
suicide, and othernegative responses, and by teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan
experiencing pleasure and an exciting life, through tes grafis. Perlengkapan yang disediakan sebagai
love, affection, and emotional well-being, QOL would alat pendukung dalam penelitian ini adalah alat
improve when intervention reduced the basis for tulis, kertas, dan tape recorder.
loneliness.
Kriteria kualitas hidup yang positif HASIL DAN PEMBAHASAN
ditentukan bahwa seseorang memiliki
pandangan psikologis yang positif, memiliki Kanker adalah penyakit yang menurut
kesejahteraan emosional, memiliki kesehatan kebanyakan orang belum ditemukan obatnya.
fisik dan mental yang baik, memiliki Penderitanya harus menghadapi penyakit yang
kemampuan fisik untuk melakukan hal-hal yang memberi dampak tidak hanya pada kesehatan
ingin dilakukan, memiliki hubungan yang baik fisik penderita tetapi juga pada keadaan jiwanya.
dengan teman dan keluarga, berpartisipasi Penderita kanker harus menghadapi kenyataan
dalam kegiatan sosial dan rekreasi, tinggal yang tidak pernah mereka inginkan di tengah
dalam lingkungan yang aman dengan fasilitas harapan hidup yang kecil. Penderitaan ini dapat
yang baik, memiliki cukup uang dan mandiri menimbulkan rasa putus asa bahkan depresi
(Bowling, 2005:9). pada penderita kanker. Kanker disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain, faktor genetik atau
keturunan, radiasi nuklir, pola hidup dan
24
Tita Febri Prastiwi / Developmental and Clinical Psychology 1 (1) (2012)

lingkungan. Faktor penyebab kanker terbanyak biaya yang secara langsung mengubah ekonomi
adalah faktor keturunan dan pola hidup yang keluarga penderita kanker. Pengobatan kanker
tidak sehat. yang relatif mahal dan berlangsung lama
Kondisi pasca menderita kanker turut menimbulkan kecemasan tersendiri bagi
menambah penderitaan penderitanya. Rasa sakit penderita kanker.
yang dirasakan akibat penyakit kanker Terdapat empat aspek yang menentukan
merupakan hal yang harus dijalaninya setiap apakah hidup seseorang berkualitas atau tidak,
hari. Selain itu harapan hidup yang kecil antara lain aspek psikologis, aspek sosial, aspek,
membuat seorang penderita kanker mengalami fisik dan aspek lingkungan. Aspek yang
kecemasan akan masa depan dan ketakutan dominan dalam pembentukan kualitas hidup
menghadapi kematian yang seolah sudah penderita kanker adalah aspek psikologis,
didepan mata. Semangat hidup seolah bertolak meliputi spiritualitas, dukungan sosial dan
belakang dengan keterbatasan yang dialami kesejahteraan. Faktanya, aspek psikologis
penderita kanker. Keadaan semacam itu akan memiliki peran yang sangat signifikan dalam
mempengaruhi kualitas hidup pada penderita menentukan kualitas hidup, subyek
kanker. Penderita kanker yang mampu mendapatkan kekuatan dan merasa lebih sehat
menghadapi dan bangkit dari keterpurukan yang walaupun tanpa obat, hal ini disebabkan karena
dialami akan mendorongnya untuk memiliki adanya sugesti dalam diri individu tersebut
hidup yang lebih berkualitas, begitu pula untuk tetap sehat tanpa obat. Hal ini erat
sebaliknya, respon negatif dari seorang penderita kaitannya dengan kecerdasan spiritualitas
kanker membuat kualitas hidupnya negatif. seorang individu. Hubungan manusia dengan
Kualitas hidup adalah persepsi individu Sang Pencipta dirasa merupakan hal yang paling
mengenai keadaan dirinya pada aspek fisik, hakiki dalam aspek kehidupan. Kecerdasan
psikologis, sosial dan lingkungan untuk spiritualitas dianggap sebagai kecerdasan untuk
mencapai kepuasan dalam hidupnya. Kebaikan menghadapi dan memecahkan persoalan makna
dalam segala aspek hidup dan kepuasan hidup dan nilai yang akan membawa dalam
seseorang akan membawanya pada hidup yang kehidupan yang bermakna (Zohar dan Marshall,
berkualitas. Kebaikan tersebut akan mendorong 2000:4). Kecerdasan spiritualitas menuntun
penderita kanker untuk mencapai kehidupan subyek untuk memiliki penerimaan diri yang
yang berkualitas. Pengetahuan dan pemahaman sangat baik terhadap penyakitnya. Subyek
penderita kanker terhadap penyakitnya sangat mengalami peningkatan dalam hal spiritual
mempengaruhi kualitas hidupnya, karena tanpa dibanding saat sebelum menderita kanker.
tahu kondisinya dengan baik, penderita tidak Subyek lebih dekat dengan Tuhan dan tidak
tahu apa yang harus dilakukan atau apa yang menyalahkan Tuhan karena keadaanya,
tidak boleh dilakukan untuk meningkatkan melainkan menganggap apa yang terjadi
kesehatannya. Kualitas hidup erat kaitannya padanya sebagai sebuah anugerah dari Tuhan.
dengan kesehatan fisik dan mental seseorang. Indikator kedua yang mempengaruhi
Fisik dan mental yang baik akan mengarah pada kualitas hidup penderita kanker adalah
adanya penerimaan diri, citra tubuh yang baik, dukungan sosial. Dukungan dari orang terdekat
perasaan positif, penghargaan terhadap diri sangat penting dan berpengaruh terhadap
sendiri dan orang lain, kebahagiaan, spiritualitas kesembuhan seorang penderita kanker dalam
yang baik, kesejahteraan, dan hubungan mengurangi tingkat stres dan depresi
interpersonal yang positif. (Taylor,1991:244-246). Dukungan sosial dari
Faktor pendukung yang lain adalah faktor orang-orang disekitar subyek memberi motivasi
ekonomi. Perihal ekonomi tidak bisa dipandang dan semangat yang besar bagi subyek untuk
sebelah mata dalam pembentukan kualitas hidup sembuh dan kuat menjalani hidup. Rasa cinta,
seorang penderita kanker, hal ini dikarenakan rasa aman dan nyaman yang didapatkan oleh
keadaan penyakitnya membutuhkan banyak subyek pada akhirnya memberikan
25
Tita Febri Prastiwi / Developmental and Clinical Psychology 1 (1) (2012)

kesejahteraan yang juga menentukan kualitas kanker. Hubungan sosial yang baik dan
hidup penderita kanker. dukungan sosial yang diterima penderita dari
Indikator ketiga adalah kesejahteraan. orang-orang terdekat akan sangat berdampak
Setiap orang pasti menginginkan hidupnya positif pada kesehatan penderita kanker. Sikap
sejahtera. Usaha kesejahteraan sosial adalah dan pandangan positif dari penderita kanker
usaha yang bertujuan untuk meningkatkan akan menghilangkan respon-respon negatif yang
kualitas hidup manusia kearah kehidupan sosial muncul seiring adanya kelemahan yang
yang lebih baik. Peningkatan kualitas hidup itu dialaminya sehingga ada kesejahteraan
sendiri dapat dilakukan melalui kehidupan emosional dalam diri penderita kanker.
keluarga, kesehatan, kemampuan menyesuaikan Terpenuhinya segala aspek kehidupan pada
diri dengan lingkungan sosial (social adjustment), akhirnya akan memberikan kualitas hidup pada
pemanfaatan waktu luang, standart hidup diri individu, khususnya penderita kanker.
maupun relasi sosial (Rukminto,1994:11).
Indikator-indikator satu dengan yang lain saling SIMPULAN
berkaitan dalam membentuk kualitas hidup
seseorang, khususnya pada penderita kanker. Berdasarkan penelitian ini, pemahaman
Penderita kanker yang merasakan kesejahteraan, akan aspek-aspek kualitas hidup tidak hanya
misalnya dalam kesehatan, mereka akan tetap melahirkan sikap-sikap positif tetapi juga
mampu beraktivitas secara maksimal, memiliki perubahan pandangan subyek terhadap hal-hal
kemandirian dan menunjukkan prestasinya. yang dialaminya. Penderitaan yang dialami
Kondisi pasca menderita kanker akan seorang penderita kanker dipahami sebagai
mempengaruhi kondisi subyek secara fisik dan proses pendewasan pribadi. Ada perubahan
mental yang akan mempengaruhi kualitas pribadi ke arah yang positif yang dialami
hidupnya. Faktor pengetahuan dan pemahaman penderita kanker dalam perjuangannya untuk
subyek terhadap penyakit yang sedang bertahan hidup.
dideritanya sangat penting untuk menjadi acuan
menjaga kesehatannya. Pemahaman kualitas
hidup yang positif akan menentukan sikap DAFTAR PUSTAKA
subyek selanjutnya, hal ini dipengaruhi oleh
penerimaan diri yang baik, citra tubuh positif, Akechi, T., Okamura,H.,
perasaan positif, kebahagiaan, harga diri, Yamasaki,S.,Uchitomi,Y. 1998. Predictor
hubungan sosial, lingkungan dan spiritualitas of Patientes‟ Mental Adjustment to
subyek. Cancer: Patient Characteristics And
Saat penderita kanker memiliki kualitas Social Support. British Journal of
hidup yang positif dalam hidupnya maka sikap Cancer.16/12:2381-2385.
yang akan ditunjukkan oleh penderita adalah Bowling, A. 2005. Measuring Health : A Review of
sikap-sikap positif. Mereka akan menerima dan Quality of Life Measurement Scales. New
beradaptasi dengan keadaannya serta berusaha York : Bell & Bain Ltd.
untuk bertahan dan terus berjuang dalam Cella, D.1998. Factor Influence Quality of Life
mengusahakan kehidupan yang lebih baik. in Cancer Patients: Anemia and
Mereka mungkin pernah merasa terpuruk dalam Fatigue. Annals of Oncology. 25/6:1
kondisi penyakit yang dideritanya, tetapi ______,D., Dobrez.D., Glaspy,J.. 2003. Control
pemahaman kualitas hidup yang positif akan of Cancer-Related Anemia With
memacu mereka untuk tetap bisa Erythropoietic Agents: A Review of
mengaktualisasi dirinya, penderita kanker tidak Evidance for Improved Quality of Life
menyerah dengan keterbatasan dirinya. And Clinical Outcomes. Annals of
Kondisi lingkungan yang baik turut Oncology. 15/1:511-519.
mendukung kualitas hidup seorang penderita
26
Tita Febri Prastiwi / Developmental and Clinical Psychology 1 (1) (2012)

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2010. Zohar ,D., dan Marshall,I. 2000. SQ :
Profil Kesehatan 2009. Semarang Memanfaatkan Kecerdasan Spiritusl dalam
Ensiklopedi Nasional Indonesia. 1990. 1th ed., Berpikir Integralistik dan Holistik Untuk
VIII. Jakarta: PT Rineka Cipta. Pp. 122 Memaknai Kehidupan. Bandung: PT
Ferris, A.L. 2010. Approaches to Improving the Mizan Pustaka.
Quality of Life. Online.
Available at
http://library.nu/search?q=Quality%20o
f%20life&page=2[accessed 7/10/11]
Kiple, K.F. (ed). 2003. The Cambridge Dictionary
of Disease. New York: Cambridge
University Press.
Larasati. 2009. Kualitas Hidup Pada Wanita
yang Sudah Memasuki Masa
Menopouse. Skripsi Universitas
Gunadarma.
Moleong, L.J. 2007. Metodologi Penelitian
Kualitatif. (Revised Ed.).Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Preedy ,V.R., and Watson,R.R. 2010. Handbook
of Desease Burdens and Quality of Life
Measure.Online. Available at www.
Saba, Hussain. I. (n.d) Anemia of Cancer:
Direct Effects of the Neoplasm. Online
http://www.moffitt.org/moffittapps/ccj/v5ns/a
rticle1.html [accessed 06/11/11]
Salim, A. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian
Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sarafino, E.P. 1990. Health Psychology:
Biopsychosocial Interactions. United State of
America: John Wiley & Sons, Inc.
Saxton,J. and Daley,A. 2010. Exercise and Cancer
Survivorship: Impact
on Health Outcomes and Quality of Life.Online.
Available at
http://library.nu/search?q=Quality%20o
f%20life&page=2 [accessed 7/10/11]
Widiyanto, S.P. 2007. Strategi Peningkatan
Kualitas Hidup Manusia di Indonesia.
Online at
http://perpustakaan.uns.ac.id/jurnal
[accessed 15/09/11] 25/7:1-13.
World Health Organization. (1997). WHOQOL:
Measuring Quality of Life. Online.
Available
athttp://www.who.int/mental_health/m
edia/68.pdf [accessed 06/11/11]

27

Anda mungkin juga menyukai