Anda di halaman 1dari 35

TUGAS KELOMPOK

Mengenai Perkembangan Anak 0-13 Tahun


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Asesmen Perkembangan Anak
yang dibimbing oleh
(Dr.Astati, M.Pd. dan Dwi Endah Pertiwi, M.Pd.)

Disusun oleh:

Amalia Basmalah 4103.2102.15.1087


Dea Muti Salsabila 4103.2102.151010
Syania Aulia 4103.2102.15
Widia Anggraeni 4103.2102.15

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
2016
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadiran Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas “Makalah mengenai
perkembangan anak 0-13 tahun” mata kuliah Asesmen Perkembangan Anak.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yakni untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Asesmen Perkembangan Anak.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memotivasi penulis, terutama pada tim dosen mata kuliah
Asesmen Perkembangan Anak. Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik serta saran dari semua pihak yang dapat
membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk memberikan perbaikan.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita memohon pertolongan dan meminta
petunjuk. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih,
dengan harapan mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Aamiin.

Bandung, September 2016

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa pertumbuhan anak seharusnya diperhatikan secara seksama oleh orang
tua, karena proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan
merekapada masa mendatang. Jika perkembangan anak luput dari perhatian orang
tua maka anak akan tumbuh seadanya sesuai dengan yang hadir dan menghampiri
mereka.
Perkembangan anak merupakan segala perubahan yang terjadi pada usia anak,
yaitu pada masa infancy todlerhood (usia 0-3 tahun), early childhood (usia 3-6
tahun), middle childhood (usia 6-11 tahun). Perubahan yang terjadi pada diri anak
tersebut meliputi perubahan pada aspek fisik, emosi, kognitif, dan psikososial.
Masa usia sekolah dasar merupakan masa kelanjutan dari masa bayi dan
prasekolah anak. Masa ini terjadi dari usia 5 sampai 12 tahun yang ditandai
dengan terjadinya perkembangan-perkembangan pada diri anak diantaranya fisik
dan juga kognitifnya.
Ketika bidang perkembangan manusia menjadi salah satu ilmu yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia baik itu secara
fisik, kognitif, bahasa, sosial, dan emosional. Tanpa disadari perkembangan itu
dimulai pada saat di dalam kandungan seorang ibu.
Perkembangan (Syamsu Yusuf L.N dan Nani M. Sugandhi, 2011) adalah suatu
proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisk maupun psikis
menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis,
progresif, dan berkesinambungan.
Pada masa perkembangan manusia mulai dari masa kanak-kanak sampai
dengan masa dewasa akhir selalu mengalami perubahan. Pada masa
perkembangan kanak-kanak terdapat beberapa cara anak-anak mengalami
perkembangan, mulai dengan cara-cara “biasa”saja sampai dengan cara yang “luar
biasa”. Tetapi, tidak sedikit orang tua tidak memahami bagaimana anak-anak
mengalamai proses perkembangannya.
Melihat masalah diatas, oleh sebab itu penulis membuat makalah mengenai
tugas-tugas perkembangan anak mulai dari usia 0- 13 tahun. Tidak hanya itu
penulis pun menjelaskan bagaimana proses perkembangan pada masa kanak-
kanak baik dari aspek kognitif, bahasa, sosial, maupun emosi.
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang penulis ambil di atas, maka masalah yang akan
penulis bahas diantaranya:
1. Bagaimana masa perkembangan anak usia 0 sampai 13 tahun?
2. Bagaimana karakteristik anak usia 0 sampai 13 tahun ?
3. Apa saja permasalahan yang terjadi dalam perkembangan anak usia 0 sampai
13 tahun ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana masa perkembangan anak usia 0 sampai 13
ahun.
2. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik anak Usia 0 sampai 13 Tahun.
3. Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam perkembangan anak usia 0
sampai 13 tahun.
D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
2. Sebagai bahan referensi untuk bahan ajar
3. Sebagai bahan baca bagi ibu yang memiliki anak usia 0-13 tahun
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan
Perkembangan anak manusia merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya
banyak faktor yang turut berpengaruh dan saling terjalin dalam berlangsungnya
proses perkembangan anak. Baik unsure-unsur bawaan maupun unsure-unsur
pengalaman yang diperoleh dalam berinteraksi dengan lingkungan sama-sama
memberikan kontribusi tertentu terhadap arah dan laju perkembangan ank
tersebut.
Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan seseorang bersifat tidak
dapat digambarkan dengan angka dan perubahan bersifat tetap, perkembangan
tidak dibatasi oleh usia. Contoh, ketika seseorang belajar maka ia akan semakin
cerdas karena setiap orang mempunyai kesempatan yang sama dalam belajar ilmu
pengetahuan.
Perkembangan adalah perubahan yang progesif dan kontinyu
(berkesimnambungan) dalam diri individu mulai lahir sampai mati. Pengertian
lainnya yaitu : Perubahan–perubahan yang dialami individu atau organisme
menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progesif, dan
berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun psikis.
1. Sistematis adalah perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling
ketergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian–bagian organisme
(fisik & psikis) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis.
2. Progesif adalah perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan
mendalam baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis)
3. Berkesinambungan adalah perubahan pada bagian atau fungsi organisme
berlangsung secara beraturan.
Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending
process) artinya manusia secara terus menerus berkembang dipengaruhi oleh
pengalaman atau belajar. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
artinya setiap aspek perkembangan individu baik fisik, emosi, intelegensi maupun
sosial saling mempengaruhi jika salah satu aspek tersebut tidak ada.
Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu artinya perkembangan
terjadi secara teratur sehingga hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang
merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. Perkembangan fisik dan
mental mencapai kematangannya pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang
cepat dan ada yang lambat), Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
tertentu. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan / fase
perkembangan.
Dalam perkembangan masa kanak-kanak (usia 2-12/13 tahun) dibagi menjadi
2 periode yaitu Early childhood dan Late childhood. Masa Kanak-kanak Awal
(Early Chilhood), Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam
tahun. Masa ini dikatakan usia pra kelompok karena pada masa ini anak-anak
mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial
yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu masuk kelas
1 SD. Masa Kanak-kanak Akhir (Late Chilhood), Akhir masa kanak-kanak atau
masa anak sekolah ini berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun.
Selanjutnya Kohnstam menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa anak
sekolah ini dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk
mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek
intelek. Adapun Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of
accomplishment” di mana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk enerima
tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan
tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini
memasuki masa keserasian untuk bersekolah.
Dalam pembahasan perkembangan masa kanak-kanak (usia 2-12/13 tahun),
dapat mencakup tugas perkembangan, perkembangan kognitif, perkembangan
bicara/bahasa, perkembangan social, dan perkembangan emosi.
B. Tugas Perkembangan
Terdapat seperangkat standard yang diharapkan dimiliki oleh manusia dalam
setiap rentangan usia kehidupannya, untuk mempersiapkan diri memasuki alam
kehidupan rentangan usia berikutnya agar yang bersangkutan memiliki keutuhan
pribadi dalam arti yang seluas-luasnya.
Standar atau tolak ukur yang diharapkan dimiliki itu dikaitkan dengan
perkembangan piker, sikap dan perasaan, kemauan, psikomotor, dan perlakuan
nyata.
Tugas-tugas perkembangan diartikan lebih konkrit sebagai berikut :
1. Tugas-tugas perkembangan adalah petunjuk-petunjuk yang memungkinkan
seseorang mengerti dan memahami apa yang diharapkan atau dituntut oleh
masyarakat dan lingkungan lain terhadap seseorang dalam usia-usia tertentu.
2. Tugas-tugas perkembangan merupakan petunjuk bagi seseorang tentang apa
dan bagaiman yang diharapkan dari padanya pada masa yang akan datang, jika
dia kelak telah mencapainya.
C. Perkembangan dari berbagai aspek
1. Pertumbuhan Fisik atau Jasmani
Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun
anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang
relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga
menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan
gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-
lain.
Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban,
kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang
bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup
yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.
Olahraga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik anak. Anak
yang kurang berolahraga atau tidak aktif sering kali menderita kegemukan atau
kelebihan berat badan yang dapat mengganggu gerak dan kesehatan anak.
Orang tua harus selalu memperhatikan berbagai macam penyakit yang sering kali
diderita anak, misalnya bertalian dengan kesehatan penglihatan (mata), gigi,
panas, dan lain-lain. Oleh karena itu orang tua selalu memperhatikan kebutuhan
utama anak, antara lain kebutuhan gizi, kesehatan dan kebugaran jasmani yang
dapat dilakukan setiap hari sekalipun sederhana.
2. Perkembangan Intelektual dan Emosional
Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama,
antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang
tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual tersebut anak kurang dapat
berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam
pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya.
Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan
jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru
di sekolah. Perbedaan perkembangan emosional tersebut juga dapat dilihat
berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa.
Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan
kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal
sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Namun sering kali juga adanya
tindakan orang tua yang sering kali tidak dapat mempengaruhi perkembangan
emosional anak. Misalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak larangan karena
terlalu mencintai anaknya. Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka
menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele
juga dapat mempengaruhi keseimbangan emosional anak.
Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain yang sering kali bertemu
dan bergaul juga memegang peranan penting pada perkembangan emosional anak.
Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi oleh orang tua dan
anak, biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli, misalnya dokter anak,
psikiatri, psikolog dan sebagainya. Dengan berkonsultasi tersebut orang tua akan
dapat melakukan pembinaan anak dengan sebaik mungkin dan dapat
menghindarkan segala sesuatu yang dapat merugikan bahkan memperlambat
perkembangan mental dan emosional anak.
Stres juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan ketidakhadiran orang
tua, keadaan ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering kali
timbul. Sedangkan dari pihak orang tua yang menyebabkan stres pada anak
biasanya kurang perhatian orang tua, sering kali mendapat marah bahkan sampai
menderita siksaan jasmani, anak disuruh melakukan sesuatu di luar
kesanggupannya menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan
serta berbagai pengalaman yang bersifat positif selama anak melakukan berbagai
aktivitas dalam masyarakat.
3. Perkembangan Bahasa
Bahasa telah berkembang sejak anak berusia 4 – 5 bulan. Orang tua yang bijak
selalu membimbing anaknya untuk belajar berbicara mulai dari yang sederhana
sampai anak memiliki keterampilan berkomunikasi dengan mempergunakan
bahasa. Oleh karena itu bahasa berkembang setahap demi setahap sesuai dengan
pertumbuhan organ pada anak dan kesediaan orang tua membimbing anaknya.
Fungsi dan tujuan berbicara antara lain: (a) sebagai pemuas kebutuhan, (b)
sebagai alat untuk menarik orang lain, (c) sebagai alat untuk membina hubungan
sosial, (d) sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri, (e) untuk dapat
mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain, (f) untuk mempengaruhi perilaku
orang lain.
Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal. Yaitu: (a) kematangan alat
berbicara, (b) kesiapan mental, (c) adanya model yang baik untuk dicontoh oleh
anak, (d) kesempatan berlatih, (e) motivasi untuk belajar dan berlatih dan (f)
bimbingan dari orang tua.
Di samping adanya berbagai dukungan tersebut juga terdapat gangguan
perkembangan berbicara bagi anak, yaitu: (a) anak cengeng, (b) anak sulit
memahami isi pembicaraan orang lain.
4. Perkembangan Moral, Sosial, dan Sikap
Kepada orang tua sangat dianjurkan bahwa selain memberikan bimbingan juga
harus mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam masyarakat dengan tepat, dan
dituntut menjadi teladan yang baik bagi anak, mengembangkan keterampilan anak
dalam bergaul dan memberikan penguatan melalui pemberian hadiah kepada ajak
apabila berbuat atau berperilaku yang positif.
Terdapat bermacam hadiah yang sering kali diberikan kepada anak, yaitu yang
berupa materiil dan non materiil. Hadiah tersebut diberikan dengan maksud agar
pada kemudian hari anak berperilaku lebih positif dan dapat diterima dalam
masyarakat luas.
Fungsi hadiah bagi anak, antara lain: (a) memiliki nilai pendidikan, (b)
memberikan motivasi kepada anak, (c) memperkuat perilaku dan (d) memberikan
dorongan agar anak berbuat lebih baik lagi.
Fungsi hukuman yang diberikan kepada anak adalah: (a) fungsi restruktif, (b)
fungsi pendidikan, (c) sebagai penguat motivasi.
Syarat pemberian hukuman adalah: (a) segera diberikan, (b) konsisten, (c)
konstruktif, (d) impresional artinya tidak ditujukan kepada pribadi anak melainkan
kepada perbuatannya, (e) harus disertai alasan, (f) sebagai alat kontrol diri, (g)
diberikan pada tempat dan waktu yang tepat.
5. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak
seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn
kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun,
adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan
sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Jadi dapat disimpulkan pula bahwa perkembangan motorik berarti
perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, urat
syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari
perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Sebelum
perkembangan itu terjadi anak akan tetap tidak berdaya.
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih
terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat
dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan
badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak
terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam
bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam
aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
D. Perkembangan anak 0-13 Tahun
1. perkembangan anak umur 0-1 tahun
a. Perkembangan Kognitif :
 Anak mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui koordinasi antara
pengalaman sensoris dengan gerakan motorik-fisik.
 Anak mulai mengembangkan kemampuan yang lebih dari sekedar refleks,
namun sudah membentuk pola sensori motor yang kompleks serta mulai
mengoperasikan simbol-simbol primitif.
 Anak merupakan tahap “hilang dari pandangan, hilang dari fikiran” (objek
performance) rasa ingin tahu yang sangat tinggi terhadap seusatu yang dapat
dilihatnya menangis.
 Mengeluarkan suara-suara untuk mencari perhatian
b. Perkembangan Bahasa :
 Memiliki kecenderungan untuk mempersepsikan bahwa suatu rentang suara
yang dimiliki kelas fonemik yang sama itu adalah identik.
 Mengorganisasikan bunyi bicara kedalam kategori fnemik bahasa ibu.
 Melakukan babbling menggunakan inotasi dan pola bunyi yang menyerupai
bahasa ibu
 Mendeteksi kata-kata dalam arus pembicaraan.
 Menggunakan gestur praverbal
 Mulai mengembangkan kepekaan terhadap unit ungkapan/ ucapan alamiah.
c. Perkembangan sosial :
 Cenderung melakukan permainan yang bersifat menyendiri (Solitary Play).
 Anak mulai menunjukkan minat nyata untuk melihat teman-temannya dan
berusaha mengadakan kontak social.
 Memperhatikan dan tersenyum pada wajah yang dikenalnya.
 Senang diayun.
 Mengenali ibunya.
d. Perkembangan Emosional :
 Secara umum masih suka tegang.
 Ada senyuman di wajah.
 mengenal rasa tidak nyaman.
e. Perkembangan Motorik
 mengendalikan otot mata.
 menggunakan seluruh panca inderanya.
 mengangkat kepala ketika ditengkurapkan.
 mengendalikan gerakan kepala dan lengan.

2. Perkembangan anak umur 1-2 tahun


a. Perkembangan Kognitif :
 Dapat pengucapkan sata kata seperti “mama” dan “dada”
 Mulai berkata-kata
 Membuat kalimat sederhana terdiri 2 kata
 Memiliki kosa kata 272 kata
 Memahami pengarahan sederhana
b. Perkembangan Bahasa :
 Mempertahankan perhatian bersama terlihat dalam pertukaran vokal dan
permainan giliran
 Anak menggunakan strategi sistematis untuk menyederhanakan pengucapan
kata
 Perbendaharaan kata meningkat sampai beberapa ratus kata
 Anak menunjukkan kemajuan pesat dalam pengucapan kata-kata
c. Perkembangan sosial :
 Secara bertahap, anak mulai terlibat dalam kegiatan yang menyerupai kegiatan
anak-anak lain (Assosiative play).
 Bermain sediri (soliter)
 Bergantung pada pengarahan dari orang dewasa
 Bermain dengan boneka
 Bisa menunjukan dirinya jika dipanggil namanya
 Belum matang secara social
d. Perkembangan Emosional :
 Sangat memfokuskan pada dirinya sendiri
 Mulai mengerti tentang siapa dirinya dan barang-barang miliknya
 Sangat memperhatikan barang miliknya
e. Perkembangan Motorik :
 duduk
 merangkak
 berdiri
 berjalan
 Naik turun tangga sendiri

3. Perkembangan anak umur 2-3 tahun


a. Perkembangan Kognitif :
 Bisa mengidentifikasi gambar sederhana
 Senang lihat-lihat buku-buku
 Rentang perhatian masih rendah
 Memainkan puzzle sederhana
b. Perkembangan Bahasa :
 Dapat melambaikan tangan
 Memahami metafora yang disarkan pada perbandingan pengamatan
perbandingan yang kongkret
 Mengkombinasikan dua kata dalam telegraphic speech
c. Perkembangan sosial :
 muncul rasa marah
 muncul rasa cinta
 takut pada orang asing
 muncul rasa ingin tahu
 mencoba untuk mengeksplorasi lingkungan
d. Perkembangan Emosional :
 Sering berlaku negative
 Sering frustasi
 Belum memiliki kemampuan ungtuk memilih
 Menyenangi pelukan, belaian
e. Perkembangan Motorik :
 Berjalan dengan baik
 Mandiri untuk toileting
 Bisa menggunakan sendok dan garpu

4. Perkembangan anak umur 3-4 tahun


a. Perkembangan Kognitif :
 Menyebutkan kalimat pendek
 Memiliki kosa kata 896 kata
 Perkembangan komunikasi sangat pesat
 Menyampaikan cerita sederhana
b. Perkembangan Bahasa :
 Menguasai pola penekanan suku kata yang menandai perbedaan makna yang
halus
 Memiliki perbendaharaan kata sekitar 10.000 kata
c. Perkembangan sosial :
 Bisa melaksanakan perintah sederhana
 Bermain berdampingan
 Menikmati kebersamaan dengan orang lain
 Menunggu giliran
d. Perkembangan Emosional :
 Tidak gampang berubah
 Mulai mandiri
 Lebih responsive terhadap humor dan gangguan dari pada terhadap disiplin dan
penjelasan
e. Perkembangan Motorik :
 Membalik halaman buku
 Menendang bola
 Berusaha untuk memakai baju sendiri
 Membangun menara dari 6 balok

5. Perkembangan anak umur 4-5 tahun


a. Perkembangan Kognitif :
 Hasil pemikiran disampaikan melalui kata-kata
 Ingin memahami lingkungan
 Menjawab pertanyaan
 Berimajinasi
 Bisa menyanyikan beberapa lagu anak-anak
b. Perkembangan Bahasa :
 Memahamikata-kata atas dasar ketentuan
 Menghargai makna ganda dari kata-kata, yang meningkatkan pemahaman
tentang metafora dan humor
c. Perkembangan sosial :
 Mengenali jenis kelaminnya
 Menikmati permainan berkelompok yang tidakmemerlukan keterampilan
khusu tapi sebentar
 Merespon terhadap araghan yang sifatnya verbal
d. Perkembangan Emosional :
 Senang untuk ditenangkan
 Bersikap santai
 Menanggapi pertumbahan lebih tenang
 Merasa lebih aman
 Rasa kepemilikan lebih tinggi
e. Perkembangan Motorik :
 Melangkanh dengan berirama
 Bisa berdiri satu kaki
 Mengendarai sepad roda 3
 Menirukan gerakan meyilang

6. Perkembangan anak umur 5-6 tahun


a. Perkembangan Kognitif :
 Terus-terusan bertanya
 Belajar untyuk menggeneralisasi
 Sangat imajinatif
 Bermain drama
 Menggunakan objek yang bisa dikenali
b. Perkembangan Bahasa :
 Membentuk kalimat yang merefleksikan tatakalimat orang dewasa
 Tetap melanjutkan menambah morfem yang telah ada
 Menguasai banyak struktur tata kalimat yang kompleks
c. Perkembangan sosial :
 Bermain kerjasama
 Menikmati ditemani anak lain
 Senang berlaku social
 Bisa bermain games sederhana
d. Perkembangan Emosional :
 Mulai senang menjelajah
 Menikmati music
 Yakin terhadap diri
 Bertingkah laku agak keluar batas
 Seringkali negative
e. Perkembangan Motorik :
 Gerakan otot-otot lebih lancer
 Mengendarai mobil-mobilan dan skuter
 Menuliskan huruf-huruf sederhana
 Penggunaan tangan yang dominan lebih terlihat
7. Perkembangan anak umur 6-7 tahun
a. Perkembangan Kognitif :
 Bercerita dongeng yang panjang
 Menjalankan arahan dengan baik
 Membaca namanya arti dari kata-kata
 Mengenal warna
b. Perkembangan Bahasa :
 Mengausai strategi percakapan tambahan
 Mulai menunjukkan kesadaran linguistik
 Menguasai pola penekanan suku kata dari kata-kata yang bersifat abstrak.
c. Perkembangan sosial :
 Terampil
 Bermain kerjasama tingkat tinggi
 Punya teman akrab
 Sangat terorganisir
 Menikmati permainan meja yang menggunakan aturan gilirtan
 Masuk sekolah
d. Perkembangan Emosional :
 Kadang-kadang menentang
 Suka mengetest diri sendiri
 Ingin diberi kebebasan
e. Perkembangan Motorik :
 Menggunakan kaos kaki dan sepatu sendiri
 Membangun menara dari 10 balok
 Menuang air dari teko

8. Perkembangan anak umur 7-8 tahun


a. Perkembangan Kognitif :
 Mulai mengetahui pperbedaan antara fakta dan khayalan
 Tertarik akan lingkungan sekeliling
b. Perkembangan Bahasa :
 Memiliki perbendaharaan kata lebih dari 40.000 kata
 Memahami makna kata yang pelik, bukan harfiah
c. Perkembangan sosial :
 Merasa bangga dengan apa yang dimilikinya
 Bersemangat untuk mengambil suatu tanggung jawab
d. Perkembangan Emosional :
 Percaya diri
 Stabil
 Bisa menyesuaikan diri dengan baik
 Senang mengasosiasikan Dengan ibu
e. Perkembangan Motorik :
 Berjalan mundur dengan jinjit atau tumit
 Lompat tali sebanyak 3-10 lompatan berturut-turut
 Berlari ke depan sambil menendang bola yang menggelinding
 Berjalan di atas titian dengan jinjit atau tumit
 Melempar bola dengan sikap yang benar

9. Perkembangan anak umur 8-9 tahun


a. Perkembangan Kognitif :
 Biasanya menikmati tugas-tugas yang berkaitan dengan angka
 Belajar lebih banyak mengenai sebab akibat dan menikmati bereksperimen
 Muali menggambarkan dengan detil
b. Perkembangan Bahasa :
 Memperhalus struktur tata kalimat yang kompleks
 Menunjukkan kecepatan tinggi dalam perkembangan kesadaran metalinguistik
c. Perkembangan sosial :
 Bermain 2 atau 3 permainan meja (halma, ular tangga dll)
 Bermain permainan dengan aturan yang sederhana
 Bekerja dalam kelompok kecil sedikitnya selama 20 menit
 Membual atau membessar-besarkan cerita ,senang humor
d. Perkembangan Emosional :
 Dapat mengerjakan sasutau tugas tertentu
 Punya kritik diri
 Menikmati tanggungjawab
 Menyukai dan bisa mengikuti aturan main
e. Perkembangan Motorik :
 Bisa bermain engklek
 Pada anak laki-laki biasanya menyukai aktivitas yang ada kontak fisik sepertia
berkelahi, bergulat.
 Menggambar “orang”
 Mulai menggunting dengan gunting
 Dapat membasuh dan mengeringkan wajah

10. Perkembangan anak umur 9-10 tahun


a. Perkembangan Kognitif :
 Menikmati pekerjan dengan warna dan pola
 Menjawab pertanyaan dari suatu cerita
 Bercerita denganalur dari aawal hingga akhir
 Mengeja suatu kata
 Menulis huruf dan angkka secara mandiri
b. Perkembangan Bahasa :
 Tetap berlanjut memperhalus struktur tata kalimat yang kompleks
 Komunikasi referensial makin meningkat
c. Perkembangan sosial :
 Anak berminat dalam kegiatan-kegiatan dengan teman-teman dan ingin
menjadi bagian dari kelompok yang mengharapkan anak untuk menyesuaikan
diri dengan pola perilaku, niali-niali, dan minat anggota-anggotanya (Usia
Berkelompok). Ia harus ‘berjuang’ untuk mencapai hal ini.
d. Perkembangan Emosional :
 Dapat melihat perbedaan antara sekolah dan rumah
 Mungkin akan menggunakan “bu guru bilangnya….’
 Dapat bermain sendiri dengan mainnanya
 Mungkin menirukan karakter di tv
 Membentuk persahabatn dengan 1 atau 2 teman sebaya
e. Perkembangan Motorik :
 Melipat kertas secara diagonal dan merapihkan
 Menggunakan pinsil dan penghapus
 Menggambarkan orang dengan lengkap
 Menirukan bentuk persegi panjang, segitriga, belahn ketupat
 Menyusun menara 12 balok
 Menggunting bentuk

11. Perkembangan anak umur 10-11 tahun


a. Perkembangan Kognitif :
 Anak-anak mulai mampu berpikir logis untuk menggantikan cara berpikir
sebelumnya yang masih bersifat intuitif-primitif, namun membutuhkan contoh-
contoh konkret.
b. Perkembangan Bahasa :
 Anak mulai belajar bahasa asing seperti bahasa inggris
c. Perkembangan sosial :
 Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk
biologis
 Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi (bersikap mandiri)
 Mengembangkan sikap positif terhadap kelompok sosial
d. Perkembangan Emosional :
 Anak mulai mengembangkan kemampuan berempati.Perkembangan empati
memerlukan kemampuan membaca tanda-tanda emosi seseorang, memahami
bahwa orang lain merupakan satuan (entitas) yang berbeda dari diri sendiri,
dan menempatkan diri sendiri dalam posisi orang lain).
e. Perkembangan Motorik :
 Dapat membersihkan rumah seperti, menyapu dan mengepel
 Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan
umum

12. Perkembangan anak umur 11-12 tahun


a. Perkembangan Kognitif :
 Belajar mengembangkan konsep sehari-hari
 Pada tahap ini individu melewati dunia nyata dan pengalaman konkret menuju
cara berpikir yang lebih abstrak dan logis, sistematis, serta mampu
mengembangkan hipotesis tentang penyebab terjadinya suatu peristiwa.
b. Perkembangan Bahasa :
 Mempelajari bentuk-bentuk bahasa
 Mempelajari tata cara berbahasa Indonesia dengan baik dan benar
c. Perkembangan sosial :
 Terlibat dalam kegiatan yang menyerupaikegiatan anak-anak lain
 Mengikuti organisasi seperti ekstrakulikuler di sekolah
d. Perkembangan Emosional :
 Belajar mengembangkan hati nurani
 Belajar membedakan benar dan salah dalam hubungannya dengan orang-orang
diluar rumah terutama dilingkungan tetangga, sekolah dan teman bermain.
e. Perkembangan Motorik :
 Dapat mencuci dan menjmur pakaian sendiri
 Membuat kerajinan dari tanah liat
 Dapat Melakukan smash
 Dapat Mendrible bola basket
 Dapat melakukan Layout
 Dapat mengupas apel
13. Perkembangan anak umur 12-13 tahun
a. Perkembangan Kognitif :
 Mengembangkan hipotesis tentang penyebab terjadinya suatu peristiwa.
Kemudian, dia menguji hipotesis tersebut secara deduktif. Sebagai
konsekuensinya, anak mulai mengembangkan gambaran yang ideal, misalnya
bagaimana menjadi orang tua yang ideal
b. Perkembangan Bahasa :
 Merancangstrategi dalam berbicara namun isi pembicaraan cenderung merosot
 terjadi saling tukar gagasan atau adanya tujuan bersama yang dicari
c. Perkembangan sosial :
 suka membantu orang lain
 jadi pendengar yang baik dan bisa dipercaya oleh orang lain
d. Perkembangan Emosional :
 Belajar membedakan baik-buruk, benar-saah, atau mengembangkan kata hati
 Menjadi putus asa jika gagal dan tidak mau minta bantuan orang lain.
 Ingin mengerjakan sesuatu sendiri
 Mulai membandingkan prestasinya dengan orang lain
 Sangat menginnginkan apa yang dimiliki orang lain
 Menanggapi dengan senang hati apa yang terjadi disekelilingnya dan
memperhatikan detil-detil kecil, makhluk hidup dan fenomena alam
e. Perkembangan Motorik :
 Belajar untuk menjahit baju
 Belajar bermain alat musik seperti gitar, biola, piano dan sebagainya
 Berdiskusi tentang berbagai hal
 menjalankan ibadah yang dianjurkan dan diwajibkan
 Dapat Melakukan gerakan senam yang didemonstrasikan
E. saja permasalahan yang terjadi dalam perkembangan anak
A. Aspek Emosional
1. Penakut
Setiap anak memiliki rasa takut, namun jika berlebihan dan tidak wajar maka
perlu diperhatikan. Rasa takut anak TK biasanya terhadap hewan, serangga, gelap,
dokter atau dokter gigi, ketinggian, monster, lamunan, sekolah, angin topan, dll.
Cara menanganinya dengan melalui kegiatan aktifitas dengan penuh tantangan
agar anak bebas dari rasa takutnya selain itu juga dapat pula dilakukan untuk
Memanfaatkan imajinasi anak untuk menumbuhkan keberanian
2. Agresif
Agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal atau
melakukan ancaman sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan. Perilaku
tersebut cenderung melukai anak lain seperti menggigit, mencakar, atau memukul.
Bertambahnya usia diekspresikan dengan mencela, mencaci dan memaki.
Cara menanganinya dengan melalui :
 Bermain peran
 Belajar mengenal perasaan
 Belajar berteman melalui permainan beregu
 Beri penguatan jika anak berperilaku tepat dengan temannya
 Perbanyak kegiatan yang menggunakan gerakan motorik
3. Pemalu
Pemalu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan, yang timbul pada
seseorang, akibatnya adanya penilaian negatif terhadap dirinya.
Cara menanganinya dengan melalui :
 Melibatkan anak pada kegiatan yang menyenangkan
 Belajar bergabung melalui permainan
 Mengajar cara mulai berteman
 Dorong anak berpartisipasi dalam kelompok
B. Aspek Sosial
1. Berbohong
melakukan kebohongan dan melakukan kecurangan.
Cara menanganinya : Ajarkan nilai-nilai moral yang berlaku di lingkungan
melalui cerita pendek yang dapat dengan mudah dipahami dan diingat oleh anak
Anda. Berikan umpan balik tentang dampak perilaku bohong anak Anda terhadap
dirinya dan orang lain. Jelaskan pada anak Anda tentang bagaimana cara Anda
mengetahui dengan pasti ketika Ia berbohong, sehingga anak Anda akan sadar
atas perbuatannya dan berusaha untuk tidak mengulanginya kembali. Cari tahu
penyebab kenapa anak Anda berbohong, apakah Ia sedang ingin mendapatkan
perhatian orang lain, untuk menghindari rasa malu atau menghindari hukuman,
dan sebagainya agar dapat mencegah munculnya perilaku berbohong anak di
kemudian hari.
 Mencuri dalam hal ini mengambil barang tanpa izin yang punya
 Merusak, ditampilkan dalam bentuk tingkah laku sengaja merusak mainan
teman.
Cara menanganinya dengan Sikap tegas akan membuat anak tak ingin
melanggar aturan. Sedangkan sikap galak hanya membuat anak takut. Katakan
apa yang tidak boleh dilakukan dengan nada bicara yang tidak menekan dan jelas,
sehingga anak dapat memahaminya dengan baik. Hindari kata-kata negatif seperti
“Jangan” atau “Tidak boleh”. Lebih baik gunakan kalimat positif, mencuri dan
merusak mainan teman itu tindakan yang yang dilarang oleh Allah, dan berdosa.
Allah tidak menyukai anak yang suka berbuat dosa.
C. Aspek Bahasa
Berbahasa merupakan keterampilan dalam mendengarkan, berbicara,
membaca dan menulis. Untuk anak usia TK, keterampilan yang diutamakan
adalah mendengar dan berbicara.
 Masalah berbahasa yang dialami anak usia Taman Kanak-kanak berawal dari
ketidakmampuan mendengar dan memahami bahasa lisan yang diucapkan
orang-orang di sekelilingnya. Permasalahan tersebut salah satunya juga
disebabkan berbedanya budaya di sekitar kita yang tidak membiasakan orang
untuk mengekspresikan perasaannya karena hal itu dianggap sebagai sesuatu
yang memalukan. Kebudayaan tersebut mengakibatkan anak-anak kita tidak
mampu mampu mengutarakan isi hatinya dengan kalimat-kalimatnya.
Cara menanganinya dengan melalui pemberian bahasa pertama yakni bahasa
ibu,pada masa fase bayi,dimana bahasa ini anak mudah mengenal bahasa,dimana
anak dapat mendengar dan mudah memahami bahasa lisan.ketika anak sudah bisa
mengenal dan paham arti bahasa ibunya, maka perkenalkanlah bahasa budaya
sekitar sedikit-demi sedikit,agar anak tidak kacau dalam berbahasa.
 kemudian bicaranya juga belum jelas serta ada juga yang mengalami masalah
gagap. Ketidakmampuan anak dalam berbahasa sangat mempengaruhi
kemampuan bicara anak pada tahap perkembangan selanjutnya yang bisa
dimungkinkan juga mempengaruhi hubungan sosial mereka dengan orang
lain.
Cara menanganinya : Gagap bicara pada anak bisa diatasi dengan Usahakan
saat bicara posisi kita sejajar dengan anak, dalam suasana tenang dan santai, sabar
mendengarkan dia bicara, dan jangan terlalu memperhatikan kegagapannya,
Menenangkan hati anak, Membiarkan anak memakai tangan kirinya untuk
melakukan semua aktivitasnya, Jangan memotong pembicaraan anak sewaktu
anak belum selesai berbicara walaupun bicaranya terputus-putus, Melakukan
terapi bicara.
 Kuarang mengerti perkataan orang tua dan guru
Cara menangani : Memahami Anak Sebagai Pribadi yang
Berkembang,Memahami anak sebagai pribadi yang berkembang yang
dimaksudkan di sini adalah setiap anak mempunyai tahapan demi tahapan dalam
berkembang. Sudah tentu, tahapan perkembangan anak sangat berbeda dengan
cara berpikir dan memahami segala sesuatu yang dimiliki orangtuanya. Dalam hal
ini, orangtua tidak bisa memaksakan kehendak terhadap anaknya agar mengikuti
cara berpikir dan memahami sesuatu sebagaimana orangtuanya. Jika memang
orangtuanya menghendaki sang anak melakukan apa yang menjadi harapannya
hendaknya disesuaikan dengan tahapan perkembangan sang anak.
D. Aspek Fisik Motorik
1. Malnutrisi (Kurang gizi)
Cara menanganinya : Anak yang mengalami malnutrisi akan tampak pada
penampilan fisiknya. Dibutuhkan kombinasi antara pengaturan pola makan dan
asupan makanan serta kepedulian orang tua untuk melihat adanya tanda- tanda
kekurangan gizi pada anak. Dengan pemberian program “4 sehat 5 sempurna”.
2.Obesitas (Kelebihan Berat Badan)
Cara menanganinya : Ada banyak faktor yang dapat memicu obesitas, salah
satunya adalah faktor keturunan, Jika anak malas bergerak maka lemak akan
tertimbun dan membuat tubuh menjadi gemuk. Seiring dengan perkembangan
IPTEK anak zaman sekarang cenderung malas bergerak, olah raga juga bukan
menjadi kebiasaan hidup mereka. Anak yang mengalami obesitas umumnya
memiliki rasa percaya diri yang rendah. Dari faktor kesehatan, obesitas juga
memicu berbagai penyakit, seperti darah tinggi dan diabetes. Cara terbaik yang
bias dilakukan ialah dengan mengatur pola makan anak dan rajin mengajak anak
untuk berolahraga
3.Ketidakmampuan mengatur keseimbangan
Cara menaganinya : Anak- anak yang mengalami kesulitan dalam mengatur
keseimbangan tubuhnya biasanya juga memiliki kesulitan dalam mengontrol
gerakan anggota tubuh sehingga terkesan gerakannya ragu- ragu dan tampak
canggung. Masalah pengaturan keseimbangan tubuh ini berhubungan dengan
sistem vestibular atau sistem yang mengatur keseimbangan di dalam tubuh. Jika
tidak segera ditangani, kesulitan ini akan dibawa terus oleh anak sampai saat
mereka sekolah dan akan mengakibatkan masalah lain, yaitu dalam hal membaca
dan menulis.
4. Reaksi kurang cepat dan koordinasi kurang baik
Cara menanganinya : Salah satu perkembangan motorik pada anak yang perlu
diperhatikan adalah kemampuan bereaksi yang semakin cepat, koordinasi mata-
tangan yang semakin baik, dan ketangkasan serta kesadaran terhadap tubuh secara
keseluruhan. Namun, ada anak yang lambat dalam bereaksi. Koordinasi
gerakannya juga tampak kacau sehingga sering kali disebut “ceroboh” dan
menjadi bahan ejekan temannya. Hal yang menyebabkan masalah tersebut ada 2
yaitu karena anak kurang diberi kesempatan untuk berlatih dan ada kemungkinan
anak mempunyai masalah dalam syaraf motoriknya. Untuk alasan yang terakhir
ini orang tua perlu mengkonsultasikannya dengan dokter.
5. Belum bisa mewarnai dengan rapi
Cara menanganinya : Salah satu cara untuk melatih motorik halus anak ialah
dengan member gambar menarik untuk diwarnai. Biasanya anak akan menyukai
kegiatan ini dan bereksperimen dengan menggunakan berbagai macam warna
yang disediakan.bagi beberapa anak pekerjaan mewarnai memang bukan
pekerjaan yang menyenangkan. Apalagi jika hasilnya dibandingkan dengan
temannya yang lebih bagus. Hal yag perlu diperhatikan yaitu jika anak enggan
untuk mewarnai, cobalah melatih kesabarannya dalam menyelesaikan satu
pekerjaan hingga tuntas, sebelum beralih ke pekerjaan lain.
E. Aspek Kognitif
1. Anak tidak mampu memahami prespektif atau cara berpikir orang lain
(egosentris), seperti ketika menggambar anak menunjukkan gambar ikan dari
sudut pengamatannya. Cara menanganinya dengan melalui pemberian obyek
yang nyata pada anak karena anak masih berfikir secara abstrak.
2. Anak belum mampu berpikir kritis tentang apa yang ada dibalik suatu
kejadian, seperti anak tidak mampu menjawab alasan mengapa menyusun
balok seperti ini dll. Cara menangani : Berpikir kritis, menjadi kebutuhan
individu sejak dini agar mereka mampu menjalani segalanya secara benar.
Berpikir kritis adalah kemampuan dan kesediaan untuk membuat penilaian
terhadap berbagai pernyataan dan mengambilkan keputusan yang didasarkan
pada alasan dan fakta yang memiliki dukungan yang baik, bukan berdasarkan
emosi atau anekdot. Berfikir kritis itu bisa muncul dari seseorang yang selalu
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Tanpa memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi seseorang tak akan pernah bisa berfikir kritis. Karena pada dasarnya
berpikir kritis itu adalah suatu cara untuk memberdayakan ketrampilan atau
strategi kognitif dalam mencapai tujuan tertentu.maka dari itu para guru dan
orang tua memberikan pejelasan,manfaat maupun tujuan pada anak mengenai
obyek yang dibuatnya sendiri.agar anak lebih mudah paham tentang obyek
yang dibuatnya.
3. Anak sulit berimajinasi, Cara Menangani : upaya seorang guru Taman kanak-
kanak untuk mengatasi anak yang sulit berimajinasi pada saat menggambar.
Strategi yang diterapkan guru tersebut anatara lain: memberikan kebebasan
kepada anak untuk menggambar sesuatu sesuai dengan minat anak, mengajak
anak keluar kelas, kemudian meminta anak untuk bercerita dan
menggambarkan apa yang ditemukan di lapangan.
F. Cara Mengidentifikasi Permasalahan Anak
Mengidentifikasi permasalahan anak diartikan sebagai upaya menemukan
gejala-gejala yang tampak pada penampilan dan perilaku anak dalam
memperkirakan penyebab masalah hingga bentuk bantuan yang dapat dilakukan
untuk mengatasinya. Berbagai cara dapat dilakukan orang tua dan guru untuk
mengetahui apakah anak mengalami permasalahan atau tidak. Cara-cara tersebut
secara umum dibagi dua, yakni melalui tes dan non tes.
1. Tes
Tes merupakan salah satu alat bantu yang dapat dipergunakan untuk
mengidentifikasi permasalahan anak yang bersifat standar/baku. Bentuk tes ini
dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau tugas –tugas yang harus dijawab atau
dikerjakan anak serta dibatasi oleh waktu. Di antara beragam jenis tes yang
banyak dipergunakan, di antaranya adalah:
a. tes bakat;
b. inteligensi;
c. prestasi;
d. diagnostik;
e. dan lain-lain.
2. Non-tes
Teknik non tes biasanya dipergunakan untuk mengidentifikasi permasalahan anak
dengan cara mengamati penampilan serta perilaku anak dalam aktivitas
kesehariannya sehingga cenderung lebih fleksibel bila dibandingkan dengan
teknik tes. Di samping itu, dipergunakan pula kumpulan hasil karya dan pekerjaan
anak selama periode waktu tertentu. Beberapa macam teknik non-tes yang
populer, di antaranya adalah:
a. observasi;
b. wawancara;
c. angket;
d. portofolio;
e. catatan anekdot;
f. daftar cek;
g. skala penilaian;
h. sosiometri;
i. angket;
j. tugas kelompok;
k. dan lain-lain.
G. Langkah-langkah dan Teknik Penanganan Masalah
1. Langkah-langkah Penanganan masalah
Penanganan masalah anak dapat dilakukan dengan meng
ikuti langkah-langkah sebagai berikut :
a. Identifikasi kasus, yakni upaya untuk menandai subjek (anak) yang
diperkirakan mengalami masalah.
b. Identifikasi masalah, yakni upaya mengetahui inti permasalahan yang dihadapi
anak.
c. Diagnosis, merupakan langkah untuk mengidentifikasi karakteristik serta faktor
penyebab masalah yang dialami anak.
d. Prognosis, merupakan langkah untuk merumuskan alternatif upaya bantuan
sesuai dengan karakteristik permasalahan yang dialami.
e. Treatment, merupakan upaya pemberian bantuan itu sendiri.
f. Tindak lanjut, dilakukan sebagai bentuk evaluasi terhadap upaya pemberian
bantuan yang telah dilakukan serta kemungkinan penggunaan langkah-langkah
berikutnya.
2. Teknik Penanganan Masalah
Pada hakikatnya, tidak ada satu pun teknik yang efektif untuk menangani
permasalahan anak yang berbeda-beda. Penggunaan suatu teknik akan bergantung
kepada karakteristik anak, jenis permasalahan, kemampuan serta keterampilan
pemberi bantuan, serta faktor feasibilitas-nya. Di antara berbagai teknik yang
dapat dilakukan orang tua dan guru untuk membantu menangani permasalahan
anak adalah sebagai berikut:
a. Latihan
b. Permainan
c. Saran dan nasihat
d. Pengkondisian (conditioning)
e. Model dan peniruan (modeling and imitation)
f. Konseling
H. Syarat Menangani Permasalahan Anak
Orang tua dan guru merupakan model bagi anak. Untuk dapat membantu
menangani permasalahan anak dengan tepat, orang tua dan guru diharapkan
memiliki beberapa karakteristik sebagai persyaratannya. Beberapa karakteristik di
bawah ini setidaknya dapat membantu mempermudah orang tua dan guru dalam
menangani permasalahan yang dihadapi anak.
1. Kesabaran
2. Penuh kasih sayang
3. Penuh perhatian
4. Ramah
5. Toleransi terhadap anak
6. Empati
7. Penuh kehangatan
8. Menerima anak apa adanya
9. Adil
10. Dapat memahami perasaan anak
11. Pemaaf terhadap anak
12. Menghargai anak
13. Memberi kebebasan terhadap anak
14. Menciptakan hubungan yang akrab dengan anak
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia merupakan makhluk yang Tuhan ciptakan dengan cara sempurna,
karena manusia mengalami salah satu proses yang menaksjubkan, yakni proses
perkembangan. Perkembangan (Syamsu Yusuf L.N dan Nani M. Sugandhi, 2011)
adalah suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisk
maupun psikis menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung
secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan.
Manusia mengalami proses perkembangan mulai pada saat di dalam
kandungan, pada saat lahir ke dunia ini, perkembangan yang masa terjadi pada
masa anak-anak, perkembanga pada masa remaja, dan perkembangan pada masa
dewasa, hingga dewasa akhir.
Terdapat beberapa proses perkembangan yang terjadi pada masa anak,
diantaranya sebagai berikut: 1) Perkembangan kognitif; 2) Perkembangan bahasa;
3) Perkembangan sosial; 4) Perkembangan emosi; 5) Perkembangan motorik.
Perkembangan pada masa anak-anak terjadi 2 tahap, yakni pertama tahap
kanak-kanak awal dan kedua, tahap kanak-kanak akhir. Pada tiap tahap-tahap
yang dilalui masa kanak-kanak awal maupun akhir akan mengalami proses yang
berbeda.
B. Saran
Rekomendasi ini akan diberikan kepada orang tua, kepada calon guru, dan
semua pihak yang memiliki anak berusia 0 sampai 13 tahun. Sebaiknya orang tua
atupun guru yang untuk melihat bagaimana perkembanagan buah hati atupun
murid kita, tidak hanya melihat dari sudut pandang orang tua atupun guru,
melainkan melihat juga dari sudut pandang buah hati ataupun murid kita.
Tidak selamanya proses perkembangan anak akan berjalan dengan baik tanpa
menemui masalah. Itu merupakan sesuatu yang mustahil dan tidak akan mungkin
terjadi. Oleh sebab itu, jika terjadi suatu permasalahan dalam proses
perkembangan anak, kita haru melihat dari berbagai sudut pandang, mulai dari
perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan sosial, dan
perkembangan emosi.
DAFTAR PUSTAKA
 Herlina. (2013). Bibliotherapy. Bandung: Pustaka Cedekia Utama.
 L., N. Syamsu, Yusuf dan Nani M. Sugandhi. (2011). Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
 Mashar, Riana. (2011). Emosi Anak Usia Dini Dan Strategi
Pengembangannya. Jakrta:Kencana.
 Papalia, Diane E. dkk. (2010). Human Development: Psikologi Perkembangan.
Jakarta: Kencana.
 Pratisti, Wiwien Dinar. (2008). Psikologi Anak Usia Dini. Jakrta: IKAPI.
 Susanto, Ahmad. (2011). Perkembangan anak Usia Dini: Pengantar Dalam
Berbagai Aspeknya. Jakrta: Kencana
 http://hanycenk.blogspot.co.id/
 Rumini. (2004). Perkembangan Anak dan Remaja. Buku Pegangan Kuliah
UNY: Yogyakarta
 Husdarta, JS. (2010). Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
(olahraga dan kesehatan)

Anda mungkin juga menyukai