1 Juli 2017
ISSN 2086 – 3918 85
Hendri Handoko
Tadris Matematika, IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Kota Cirebon
handoko.hendri@ymail.com
ABSTRAK
Pembelajaran matematika materi dimensi tiga sering mengalami kesulitan, salah satu faktor
penyebabnya adalah karena rendahnya kreativitas siswa dalam belajar. Salah satu alternatif yang
diberikan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan cara menentukan strategi
pembelajaran yang inovatif. Salah satu pembelajaran inovatif yang akan dijadikan alternatif untuk
mengatasi permasalahan tersebut yaitu pembelajaran model SAVI berbasis discovery strategy yang
diartikan sebagai teknik pengajaran yang melibatkan semua indera siswa dalam mencari dan
menemukan suatu konsep matematika melalui cara berpikir kreatif. Kegiatan pembelajaran ini
memfokuskan siswa pada proses penemuan suatu konsep matematika. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis hasil dari proses yang berdampak pada pembentukan karakter kreatif
pada diri siswa pada pembelajaran matematika materi dimensi tiga dengan pendekatan model SAVI
berbasis discovery strategy. Subjek penelitian diambil dari 6 siswa yang memiliki kemampuan yang
berbeda (heterogen) yaitu dengan pengelompokan kelompok atas (kemampuan tinggi), tengah
(kelompok sedang), dan bawah (kelompok bawah). Teknik Pengambilan data diperoleh dengan
observasi, wawancara, dokumentasi. Instrumen yang digunakan lembar observasi dan pedoman
wawancara, dokumentasi. Sedangkan teknik pengolahan data dengan uji gain dan triangulasi. Hasil
pengamatan kemandirian pada penelitian ini menunjukan bahwa rata-rata peningkatan karakter
kreatif siswa dari pertemuan I sampai V pada subjek terpilih dihasilkan sebesar 78,20 artinya
peningkatan pembentukan pada kriteria baik.
Kata Kunci: Pembelajaran Model SAVI berbasis discovery strategy, Keterampilan Berpikir Kreatif
ada pada semua orang dan dapat siswa dalam menyelesaikan suatu
ditingkatkan melalui pembelajaran permasalahan.
sehingga dalam dunia pendidikan berpikir Sumalee (2012) menyatakan
kreatif dianggap sebagai elemen untuk bahwa kreatif adalah perilaku seseorang
dapat disinergikan dengan pencapaian untuk menemukan hal-hal baru yang
tujuan belajar mengajar. Sifat dan sikap digunakan dalam memecahkan masalah.
siswa dapat dibentuk dengan Dengan demikian, berpikir kreatif adalah
memunculkan daya imajinasi dan daya kemampuan otak seseorang pada tingkat
kreatif sebagai basis untuk menemukan tertinggi yang diperlukan untuk
hal-hal baru, inovatif serta kritis. membangun pengetahuan pada dirinya.
Model pembelajaran SAVI dapat Manusia kreatif acapkali memiliki
digunakan untuk mengatasi kurangnya kehidupan sosial yang mengasyikkan dan
daya kreatif siswa karena pembelajaran merangsang berinteraksi dengan banyak
SAVI menekankan bahwa belajar haruslah orang, dengan demikian mereka terus
memanfaatkan semua alat indra yang menerus belajar dan berbuat dengan ide
dimiliki peserta didik. Istilah SAVI sendiri baru (Ayan, 2002 : 26)
adalah kependekan dari: Somatic yang Menurut Davis (Mahmud, 1990),
bermakna gerakan tubuh (hands-on, apabila ditinjau dari pengertian dasar
aktivitas fisik) di mana belajar dengan tentang kreativitas dapat dilihat dari ciri-
mengalami dan melakukan; Auditory yang ciri orang kreatif yaitu meliputi tujuan,
bermakna bahwa belajar haruslah dengan nilai dan sejumlah sifat-sifat pribadi yang
melalui mendengarkan, menyimak, bersama-sama membekali seseorang untuk
berbicara, presentasi, argumentasi, berfikir bebas, luwes dan imajinatif.Inti
mengemukakan pendapat, dan dari semua konsep kreativitas adalah
menanggapi; Visualization yang bermakna adanya unsur kebaruan.Hasil dari
belajar haruslah menggunakan indra mata kreativitas berwujud cara-cara berpikir
melalui mengamati, menggambar, atau melakukan sesuatu yang bersifat
mendemonstrasikan, membaca, baru, orisinil dan bebas.
menggunakan media dan alat peraga; dan Dalam dunia pendidikan
Intellectualy yang bermakna bahwa belajar kreativitas dianggap sebagai elemen untuk
haruslah menggunakan kemampuan dapat disinergikan dengan pencapaian
berpikir (minds-on) belajar haruslah tujuan belajar mengajar. Sifat dan sikap
dengan konsentrasi pikiran dan berlatih siswa dapat dibentuk dengan
menggunakannya melalui bernalar, memunculkan daya imajinasi dan daya
menyelidiki, mengidentifikasi, kreatif sebagai basis untuk menemukan
menemukan, mencipta, mengkonstruksi, hal-hal baru, inovatif serta kritis.
memecahkan masalah, dan menerapkan. Seorang siswa yang mampu
berpikir kreatif harus dapat diarahkan
KAJIAN PUSTAKA melalui proses yang berkesinambungan.
Menurut Wallas (Munandar, 2002: 59)
a. Keterampilan Berpikir Kreatif langkah-langkah proses berpikir kreatif
Keterampilan merupakan meliputi empat tahap, yaitu;
kemampuan berbuat sesuatu dengan baik. 1) Tahap Persiapan, yaitu proses tahapan
Keterampilan berpikir kreatif (creative seseorang mempersiapkan diri untuk
thinking) yaitu keterampilan individu memecahkan masalah dengan belajar
dalam menggunakan proses berpikirnya berpikir, mencari jawaban, bertanya
untuk menghasilkan gagasan yang baru, kepada orang lain dan sebagainya.
konstruktif berdasarkan konsep-konsep 2) Tahap Inkubasi, yaitu kegiatan
dan prinsip-prinsip yang rasional maupun mencari dan menghimpun
persepsi, dan intuisi individu (Ahmadi, data/informasi tidak dilanjutkan. Pada
dkk, 2011: 111). Keterampilan berpikir tahap ini, individu seakan-akan
kreatif dibangun oleh konsep-konsep yang melepaskan diri untuk sementara dari
sudah tertanam pada diri siswa yang masalah tersebut dalam arti bahwa ia
kemudian konsep serta prinsip-prinsip tidak memikirkan masalahnya secara
yang sudah ada tersebut diaplikasikan sadar, tetapi menyimpannya dalam
alam pra-sadar. Tahap inkubasi
EduMa Vol. 6 No. 1 Juli 2017
88 ISSN 2086 – 3918
Gambar 1
Hasil Pengamatan Keterampilan berpikir kreatif S-03
Dari data diatas dapat diperoleh menerapkan model SAVI berbasis discovery
penjelasan bahwa pada pertemuan I, S-03 strategy. Hal ini pula ditunjukkan dengan
memperoleh rata-rata nilai hasil hasil perhitungan gain selama proses
pengamatan pada semua indikator cukup pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.
tinggi yaitu pada angka diatas 3,00, hal ini Hasil pengamatan keterampilan
menunjukan bahwa, S-03 sudah berpikir kreatif S-03 yang diperoleh dari
mempunyai keterampilan berpikir kreatif lembar pengamatan keterampilan berpikir
belajar yang cukup baik. Setiap indikator kreatif yang selanjutnya diolah dengan
dari pertemuan I sampai pertemuan V rumus gain ternormalisasi, ditunjukkan
rata-rata mengalami peningkatan yang oleh tabel berikut:
bervariasi, meskipun ada juga indikator
yang statis seperti terlihat pada indikator Tabel.2
elaboration (keterperincian) pada Gain Ternormalisasi Keterampilan berpikir
pertemuan III sampai pertemuan V. Secara kreatif S-03
keseluruhan grafik diatas tidak ada Gain
Perhitunga Kriteri
penurunan pada tiap-tiap indikator, hal ini Ternormalisa
n a
menunjukan bahwa S-03 mempunyai si
progress yang cukup baik dalam kaitannya Gain I (dari
dengan strategi peningkatan keterampilan pertemuan 1 ke 0,09 Rendah
berpikir kreatif belajar. 2)
Peningkatan besar terjadi pada Gain II (dari
indikator evaluation di pertemuan II yang 0,43 Sedang
pertemuan 2 ke 3)
semula 3,20 menjadi 4,00 pada pertemuan
III, peningkatan ini menandakan bahwa Gain III (dari
0,00 Rendah
pada pertemuan II sampai pertemuan III pertemuan 3 ke 4)
S-03 telah mampu menunjukan bahwa Gain IV (dari
dirinya terampil dalam menyimpulkan 0,12 Rendah
pertemuan 4 ke 5)
atau mengevaluasi hasil kerja penyelesaian
masalahnya.
Untuk selengkapnya mengenai
Berdasarkan penjelasan diatas
perhitungan indeks gain S-03 dapat dilihat
bahwa hampir semua indikator
pada lampiran D.4 mengenai rekapitulasi
keterampilan berpikir kreatif pada S-03
indeks gain keterampilan berpikir kreatif
mengalami peningkatan dalam
S-03.
pembelajaran matematika dengan
EduMa Vol. 6 No. 1 Juli 2017
ISSN 2086 – 3918 93
Fluency
(Mengidentifika
si masalah)
Flexibil
ity Oraginal
(Meny ity &
usun Elaborati
Langka on
h-
langka
h)
Evaluati
on
Gambar 2.
Hasil keterampilan berpikir kreatif S-03
S-03 : “ Dibaca pelan-pelan pak sambil strategy pada materi dimensi tiga kelas X
dipikirkan apa yang ditanyakan.” dalam penelitian ini memfokuskan subjek
P : “ Digambar tidak? Kalau iya, penelitian pada enam siswa pilihan
tujuannya apa?” penelitian Instrimen yang digunakan pada
S-03 : “ Iya pak, biar lebih jelas”. penelitian pembentukan karakter
P : “ Apakah diakhir penyelesaian kemandirian yaitu menggunakan lembar
soal, kamu selalu menyimpulkan jawaban observasi dan pedoman wawancara. Teknik
yang sudah kamu temukan?” pengolahan data dengan menggunakan uji
S-03 : “ Iya pak”. gain dan triangulasi. Berdasarkan teknik
pengumpulan dan pengolahan data
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan bahwa keterampilan berpikir
maupun wawancara dan cuplikan lembar kreatif dapat dibentuk dengan
jawaban, S-02 telah memiliki keterampilan menggunakan pendekatan model SAVI
berpikir kreatif cukup baik terbukti dari berbasis discovery strategy yang
hasil pengamatan yang menunjukan pembelajarannya disusun sedemikian rupa
peningkatan keterampilan dari tiap agar siswa mampu berinteraksi dengan
pertemuan sampai pada analisa hasil baik , berantusias, berimajinasi tinggi
lembar jawaban dan wawancara meskipun untuk menemukan hal-hal baru dan dapat
terkadang S-03 masih ceroboh/kurang rinci mengembangkan pemahamannya dalam
dan salah dalam menentukan langkah- menyelesaikan masalah.
langkah penyelesaian.
Sedangkan secara keseluruhan SARAN
hasil pengamatan dan wawancara terhadap Dari hasil penelitian penelitian dapat
6 siswa pilihan adalah sebagai berikut: memberikan saran yaitu instrumen yang
Tabel 3. dikembangkan seharusnya dibuatkan
Rekapitulasi Nilai Keterampilan pedoman penskoran yang baik dan tepat
Berpikir Kreatif disesuaikan dengan kemampuan siswa,
Pertemuan Ju pengambilan data penelitian dapat
Sub dilakukan dengan bantuan guru atau orang
No II I ml
jek tua siswa terkait dengan pembentukan
I II I V V ah
karakter kemandirian.
1 S-01 80 87 89 95 98 449
2 S-02 71 86 89 90 94 430 DAFTAR PUSTAKA
3 S-03 67 70 83 83 85 388
Ahmadi. IK., Setyono, H.A., dan Amri, S.
4 S-04 68 70 76 80 88 382 2011. Pembelajaran Akselerasi
5 S-05 55 68 70 75 80 348 (Analisis Teori dan Praktek Serta
6 S-06 60 65 71 75 78 349 Pengaruhnya Terhadap
66 74 79 83 87 Mekanisme Pembelajaran dalam
,8 ,3 ,6 ,0 ,1 Kelas Akselerasi). Jakarta:
Rata-rata 3 3 7 0 7 Prestasi Pustaka Publisher.
Rata-rata
Keseluruha 78,20 (Baik) Baker, M., Rudd, R., and Pomeroy, C. 2001.
n Relationship Between Critical and
Creative Thinking. Journal of
Southern Agricultural Education
Dari data tabel diatas, peneliti
Research.Volume 51. No. 1.
menyimpulkan bahwa terdapat
peningkatan keterampilan berpikir kreatif
Mudjiman, H. 2009. Belajar mandiri.
pada pembelajaran dengan menggunakan
Surakarta: UNS Press
model SAVI berbasis discovery strategy
materi dimensi tiga kelas X pada subyek
Postman, N. 2002. Matinya Pendidikan,
kelompok tertentu.
Redifinisi Nilai-Nilai Sekolah. Yogyakarta:
Jendela
SIMPULAN
Pembelajaran matematika dengan
pendekatan model SAVI berbasis discovery
EduMa Vol. 6 No. 1 Juli 2017
ISSN 2086 – 3918 95