Anda di halaman 1dari 6

HAKIKAT SEMANTIK DAN SEMIOTIKA

Di Ajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Semanitk

Disusun oleh :
Adi Gunawan
Eristian Anggriawan

Prodi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Tangerang
2019
 HAKIKAT SEMANTIK

Pengertian Semantik
Semantik adalah cabang linguistik yang mempelajari makna / arti yang terkandung
dalam bahasa, kode, atau jenis lain dari representasi. Dengan kata lain, semantik
adalah studi tentang makna. Semantik biasanya berhubungan dengan dua aspek lain:
sintaks, pembentukan simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana, dan
pragmatis, penggunaan praktis simbol oleh rakyat dalam konteks tertentu.

Beberapa ahli ikut mempunyai pengertian berbeda-beda dari semantik yang justru
diharapkan dapat mengembangkan disiplin ilmu linguistik yang amat luas
cakupannya. Berikut pendapat para ahli mengenai pengertian semantik, yaitu
diantaranya;
1. Abdul Chaer
Semantik adalah ilmu tentang makna atau tentang arti. Yaitu salah satu dari 3
(tiga) tataran analisis bahasa (fonologi, gramatikal dan semantik).

2. Lehrer (1974: 1)
Semantik adalah studi tentang makna. Bagi Lehrer, semantik merupakan bidang
kajian yang sangat luas, karena turut menyinggung aspek-aspek struktur dan
fungsi bahasa sehingga dapat dihubungkan dengan psikologi, filsafat dan
antropologi.

3. Ferdinand de Saussure (Perancis: signe linguistique,1966)


Semantik terbagi menjadi 2 yaitu yang terdiri dari:
(1) Komponen yang mengartikan, yang berwujud bentuk-bentuk bunyi bahasa.
(2) Komponen yang diartikan atau makna dari komponen yang pertama itu.
Kedua komponen ini merupakan tanda atau lambang, sedangkan yang ditandai
atau dilambangi adalah sesuatu yang berada diluar bahasa yang lazim disebut
referen atau hal yang ditunjuk.
Berdasarkan keterangan di atas, jika Anda membaca atau mendengar bunyi
“sepatu” maka bunyi “sepatu” adalah komponen yang mengartikan (komponen
signifian). Komponen signifian , yakni berupa runtunan fonem /s/, /e/, /p/, /a/,
/t/, dan /u/. Dan maknanya (komponen signifie) adalah ‘benda yang digunakan
sebagai alas kaki dengan berbentuk berbeda dengan sandal’. Sedangkan
bendanya sendiri (sepatu) adalah sesuatu yang berada di luar bahasa yang lazim
disebut referen atau hal yang ditunjuk. Jadi, dengan kata lain setiap tanda
linguistik terdiri dari unsur bunyi dan makna. Keduanya merupakan unsur dalam
bahasa (intralingual) yang merujuk pada hal-hal di luar bahasa (ekstralingual).

Contoh-contoh dari pengertian semantik


Ada 2 jenis contoh yang terdapat dalam pengertian semantik sendiri yang
cakupannya bisa menjadi sangat luas untuk di teliti lebih lanjut diantaranya;
1. Makna Gramatikal
- “Berbau” mempunyai makna “Mempunyai bau”

2. Makna Konstektual
- Adik jatuh dari motor
- Aku jatuh cinta
- Harga dirinya jatuh
Ketiga kata jatuh tersebut memiliki makna yang berbeda-beda. Makna tersebut
berbeda tergantung dengan proses yang ada.

 HAKIKAT SEMIOTIKA

Semiotika adalah studi tentang makna keputusan. Ini termasuk studi tentang tanda-
tanda dan proses tanda (semiosis), indikasi, penunjukan, kesamaan, analogi,
metafora, simbolisme, makna, dan komunikasi. Semiotika berkaitan erat dengan
bidang linguistik, yang untuk sebagian besar, mempelajari struktur dan makna
bahasa yang lebih spesifik. Namun, hal itu berbeda dari linguistik, semiotika juga
mempelajari sistem tanda non-linguistik. Semiotika sering dibagi menjadi tiga
cabang:
- Semantik: hubungan antara tanda dan hal-hal yang mereka lihat; denotata mereka,
atau makna
- Sintaksis: hubungan antara tanda-tanda dalam struktur formal
- Pragmatik: hubungan antara tanda dan tanda-menggunakan agen

Pengertian Semiotika Menurut Para Ahli


1. Charles Morris, Semiontika menambahkan bahwa hubungan tanda-tanda untuk
designata mereka dan benda-benda yang memungkinkan atau acara; dan,
penawaran pragmatik dengan aspek biotik dari semiosis, yaitu dengan semua
fenomena psikologis, biologis, dan sosiologis yang terjadi dalam tanda-tanda
fungsi.

2. Van Zoest seperti dikutip oleh Rahayu S. Hidayat Menjelaskan bahwa semiotika
meneliti tanda, penggunaan tanda-tanda, dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan tanda. Berbicara tentang kegunaan semiotika tidak dapat dipisahkan dari
pragamatik, yaitu untuk mengetahui apa yang harus dilakukan dengan tanda, apa
reaksi manusia ketika berhadapan dengan tanda.

3. Menurut Ferdinand De Saussure dan Charles Sanders Pierce, Semiotika sebagai


metode untuk mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan ini dimungkinkan
karena ada kecenderungan untuk melihat berbagai wacana sosial sebagai
fenomena bahasa.
Macam-macam Semiotika
Sekurang-kurangnya terdapat sembilan macam semiotik yang kita kenal
sekarang, yaitu:
1. Semiotik Analitik, yakni semiotik yang menganalisis sistem tanda. sedangkan
makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu kepada objek
tertentu. Contoh: seseorang yang mempunyai suatu ide dalam pikirannya, lalu
ide tersebut digambar menggunakan alat tulis menjadi suatu benda atau
simbol, dan benda tersebut mempunyai makna dibaliknya.

2. Semiotik Deskriptif, yakni semiotik yang memperhatikan sistem tanda yang


dapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti
yang disaksikan sekarang. Misalnya, langit yang mendung menandakan bahwa
hujan tidak lama lagi akan turun, dari dahulu hingga sekarang tetap saja seperti
itu. Demikian pula jika ombak memutih di tengah laut, itu menandakan bahwa
laut berombak besar. Namun, dengan majunya ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni, telah banyak tanda yang diciptakan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhannya.

3. Semiotik Faunal (zoosemiotic), yakni semiotik yang khusus memperhatikan


sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan. Hewan biasanya menghasilkan tanda
untuk berkomunikasi antara sesamanya, tetapi juga sering menghasilkan tanda
yang dapat ditafsirkan oleh manusia. Misalnya, seekor ayam betina yang
berkotek-kotek menandakan ayam itu telah berteluratau ada sesuatu yang ia
takuti. Induk ayam yang membunyikan “krek ... krek ... krek ...” memberikan
tanda kepada anak-anaknya untuk segera mendekat, sebab ada makanan yang
ditemukan. Juga, seorang yang akan berangkat terpaksa mengurungkan waktu
keberangkatannya beberapa saat, sebab mendengar bunyi cecak yang ada di
hadapannya. Tanda-tanda yang dihasilkan oleh hewan seperti ini, menjadi
perhatian orang yang bergerak dalam bidang semiotik faunal.

4. Semiotik Kultural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang
berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu. Telah diketahui bahwa
masyarakat sebagai makhluk sosial memiliki sistem budaya tertentu yang telah
turun-temurun dipertahankan dan dihormati. Budaya yang terdapat dalam
masyarakat juga merupakan sistem itu, menggunakan tanda-tanda tertentu
yang membedakannya dengan masyarakat yang lain. Contoh: budaya orang NU
adalah adanya tahlilan, sholawatan dan lain-lain.

5. Semiotik Naratif, yakni semiotik yang menelaah sistem tanda dalam narasi yang
berwujud mitos dan cerita lisan (folklore). Telah diketahui bahwa mitos dan
cerita lisan, ada di antaranya memiliki nilai kultural tinggi. Itu sebabnya Greimas
(1987) memulai pembahasannya tentang nilai-nilai kultural ketika ia membahas
persoalan semiotik naratif. Contoh: pohon beringin yang rindang dan lebat di
percayai orang-orang bahwa pohon itu keramat atau angker.

6. Semiotik Natural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang
dihasilkan oleh alam. Air sungai keruh menandakan di hulu telah turun hujan,
dan daun pohon-pohonan yang menguning lalu gugur. Alam yang tidak
bersahabat dengan manusia, misalnya banjir atau tanah longsor, sebenarnya
memberikan tanda kepada manusia bahwa manusia telah merusak alam.

7. Semiotik Normatif, yakni semiotik yang khusus menelaah tanda yang dibuat
manusia yang berwujud norma-norma, misalnya rambu-rambu lalu lintas. Di
ruang kereta api sering dijumpai tanda yang bermakna dilarang merokok.

8. Semiotik Sosial, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem yang tanda
dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang berwujud kata
maupun lambang berwujud kata dalam satuan yang disebut kalimat. Buku
Halliday (1978) itu sendiri berjudul Language Social Semiotic. Dengan kata lain,
semiotik sosial menelaah sistem tanda yang terdapat dalam bahasa. Contoh:
lagunya Nidji yang berjudul “Laskar Pelangi” yang mempunyai makna kata yang
baik dan indah.

9. Semiotik Struktural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang
dima nifestasikan melalui struktur bahasa. Baik itu bahasa verbal maupun
bahasa non verbal.

Adapun contoh tanda bahasa nonverbal yang dihasilkan dari bahasa tubuh,
yaitu:
a. Acungan jempol sebagai tanda hebat atau bagus
b. Bersalaman sebagai tanda persahabatan atau pernyataan iya
c. Angguka kepala sebagai tanda hormat
d. Gelengan kepala sebagai tanda pernyataan tidak atau bukan
Contoh tanda yang bersifat nonverbal melalui suara atau bunyi yaitu:
a. Siulan sebagai tanda gembira, memanggil
b. Jeritan sebagai tanda sakit, ada bahaya, atau permintaan pertolongan
c. Batuk kecil sebagai tanda ingin berkenalan,ada orang lewat

 KESIMPULAN HAKIKAT SEMANTIK DAN SEMIOTIK


Semantik adalah cabang linguistik yang mempelajari makna / arti yang terkandung
dalam bahasa, kode, atau jenis lain dari representasi. Dengan kata lain, semantik
adalah studi tentang makna.
Semiotika adalah studi tentang makna keputusan. Ini termasuk studi tentang tanda-
tanda dan proses tanda (semiosis), indikasi, penunjukan, kesamaan, analogi,
metafora, simbolisme, makna, dan komunikasi. Semiotika berkaitan erat dengan
bidang linguistik, yang untuk sebagian besar, mempelajari struktur dan makna
bahasa yang lebih spesifik.

Anda mungkin juga menyukai