Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK 1

1. MUH. HIJAZ (1801075) 12. ASTRI SAFITRI EFFENDI


(1801061)
2. AYU ASHARI (1801111) 13.ANDI MUTMAINNAH
(1801067)
3. NUR AMALIA S (1801115) 14. SUSILAWATI
(1801080)
4. AMRIL WIRAWAN (1801058) 15. NUR INDAYANI
(1801099)
5. NUR LINDA (1801079) 16. BESSE WABI HAMSIAR
(1801104)
6. NURLAELI (1801117) 17. NURWANAH ALAUDDIN
(1801101)
7. FIRDAYANTI ILYAS (1801103) 18. DESIANA SAMPULAWA
(1801099)
8. DEWI PUSPITASARI (1801084) 19. MIRAWATI
(1801062)
9. REGIPTA APRIANI (1801114) 20. NURINSANI RAHMAN
(1801127)
10.FITRI (1801126) 21. NUR ISTIQAMAH DS

STIKES PANAKUKKANG
TAHUN AJARAN 2018-
2019

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas

Karunia-Nya maka makalah ini bisa terselesaikan dengan baik sebelum batas waktu

yang ditentukan sehingga akan siap dengan baik pula untuk dipresentasikan nantinya.

Makalah ini dibuat atas kepentingan pemenuhan tugas kelompok 1 pada mata kuliah

Ilmu Sosial Dasar dengan Judul ”Kebudayaan Dan Masyarakat”.

Dalam proses penyusunan makalah ini pun tak lepas dari keaktifan semua

anggota kelompok dengan visi yang sama yaitu bisa menyajikan makalah ini dengan

sebaik-baiknya.

Harapan kami tentunya makalah ini bisa bermanfaat bagi semua yang

memanfaatkan dan mendapat nilai sebaik-baiknya, nilai terbaik dari dosen pengampu.

Terima kasih dan mohon maaf atas segala bentuk kekurangan atau ketidaksesuaian

yang mungkin semua temukan dalam makalah ini.

Makassar, 12 November 2018

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
C. Tujuan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 3
A. Pengertian.................................................................................... 3
B. Unsur-Unsur Kebudayaan........................................................... 5
C. Fungsi dan Hakikat Kebudayaan Bagi Masyarakat..................... 6
D. Sifat Hakikat Kebudayaan........................................................... 7
E. Kepribadian dan Kebudayaan...................................................... 10
F. Masalah/Problematika Kebudaayaan........................................... 14
BAB III PENUTUP............................................................................... 19
A. Kesimpulan.................................................................................. 19
B. Saran............................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA

19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal
budaya. Juga dalam kehidupan sehari-hari, orang tak mungkin berurusan
dengan hasil-hasil kebudayaan. Setiap hari orang melihat, mempergunakan
dan kadang-kadang merusak kebudayaan. Namun apakah yang disebut
kebudayaan itu? apakah masalah tersebut penting bagi kehidupan.
Kebudayaan sebenarnya secara khusus dan secara teliti dipelajari oleh
antropologi budaya. Akan tetapi walaupun demikian, seorang yang
memperdalam tentang sosiologi sehingga memusatkan perhatiannya terhadap
masyarakat, tak dapat menyampingkan kebudayaan dengan begitu saja karena
dikehidupan nyata keduanya tidak dapat dipisahkan dan selamanya merupakan
dwi tunggal.
Masyarakat adalah yang hidup bersama dan yang menghasilkan
kebudayaan. Dengan demikian, tak ada masyarakat yang tidak memiliki
kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai
wadah dan pendukungnya. Walaupun secara teoritas dan untuk kepentingan
analistis, kedua persoalan tersebut dapat dibedakan dan dipelajari secara
terpisah.
Dua orang antropolog terkemuka yaitu Melvile J. Herskovit dan
Bronislaw Malinowski, mengemukakan bahwa cultural determinism berarti
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan adanya kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu.
Kemudian Herskovits memandang kebudayaan sebagai suatu yang
super organic karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi
kegenerasi tetap hidup terus, walaupun orang-orang yang menjadi anggota
masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran.

B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah:

19
1. Apakah pengertian dari Kebudayaan dan Masyarakat?
2. Apakah unsur-unsur kebudayaan?
3. Bagaiman kehidupan kebudayaan dalam kehidupan masyarakat sehari-
hari?
4. Bagaiman pentingnya kebudayaan di masyarakat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kebudayaan dan Masyarakat.
2. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan kebudayaan dan masyarakat.

19
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebudayaan dan Masyarakat
Secara etimologis kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
“budhayah”, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal.
Sedangkan ahli antropologi yang memberikan definisi tentang kebudayaan
secara sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor dalam buku yang berjudul
“Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang
di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang
didapat manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan adalah kompleks
yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain
kebudayaan mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh
manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala suatu
yang dipelajari dari pola prilaku yang normative. Artinya mencakup segala
cara berpikir.
Definisi kebudayaan menurut para ahli:
1. E.B Taylor
Kebudayaan adalah komplikasi (Jalinan) dalam keseluruhan yang
meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keagamaan, hukum,
adat istiadat serta lain-lain kenyataan dan kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat.
2. Leslie White
Kebudayaan adalah suatu kumpulan gejala-gejala yang
terorganisasi yang terdiri dari tindakan-tindakan (pola perilaku), benda-
benda, ide-ide (kepercayaan dan pengetahuan), dan perasaan-perasaan
yang semuanya itu tergantung pada penggunaan simbol-simbol.

19
3. Koentjoroningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang
dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan-keseluruhan dari hasil
budi dan karya itu.
4. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan
atau kebudayaan jasmaniah (Material Culture) yang diperlukan oleh
manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya
dapat diabadikan untuk keperluan masyarakat.
Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan
manusia, yang meliputi:
1) Kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-
benda ciptaan manusia, misalnya kendaraan, alat rumah tangga,
dan lain-lain.
2) Kebudayaan non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang
tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya agama, bahasa,
ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
b) Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis),
melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.
c) Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa
masyarakat kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk
kebudayaan. Sebaliknya, tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia
(secara individual maupun kelompok) dapat mempertahankan
kehidupannya. Jadi, kebudayaan adalah hampir semua tindakan
manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Ada suatu kesalahan umum yang terdapat dalam masyarakat yang
beranggapan bahwa ada masyarakat yang memiliki kebudayaan sedangkan
yang lain tidak. Secara sosiologis semua manusia dewasa yang normal pasti
memiliki kebudayaan. Kebudayaan bisa diartikan sebagai keseluruhan tingkah

19
laku dan kepercayaan yang dipelajari yang merupakan ciri anggota suatu
masyarakat tertentu. Kata kunci dari definisi diatas adalah dipelajari, yang
membedakan antara kebudayaan dengan tindak tanduk yang merupakan
warisan biologis manusia.
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dalam
suatu periode waktu tertentu, mendiami suatu daerah, dan akhirnya mulai
mengatur diri mereka sendiri menjadi suatu unit sosial yang berbeda dari
kelompok-kelompok lain. Anggota-angota masyarakat menganut suatu
kebudayaan. Kebudayaan dan masyarakat tidak mungkin hidup terpisah satu
sama lain. Di dalam sekelompok masyarakat akan terdapat suatu kebudayaan.
B. Unsur-unsur Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur
besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari sesuatu
kebulatan yang bersifat dari kesatuan. Misalnya dalam kebudayaan Indonesia
dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya majelis permusyawaratan
rakyat, disamping adanya unsur-unsur kecil seperti, sisir, kancing, baju, peniti
dan lainya yang dijual dipinggir jalan. Berapa orang sarjana yang mencoba
merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan tadi. misalnya, Melville J.
horskovits mengajukan 4 unsur pokok kebudayaan, yaitu:
1. Alat-alat teknologi
2. Sistem ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan politik
Sedangkan Bronislaw Malinowski mengemukakan unsur-unsur pokok
kebudayaan sebagai berikut:
1. Sistem norma-norma yang memungkinkan kerja sama antara anggota
masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya
2. Organisasi ekonomi
3. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan
4. Organisasi kekuatan

19
Semua unsur tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam unsur-unsur
pokok atau besar kebudayaan yang biasa disebut dengan cultural universal.
Unsur tersebut memiliki sifat universal, yaitu dapat ditemui pada setiap
kebudayaan. Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universal
yaitu:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat
rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transpor dan sebagainya)
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian,
peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya)
3. Sistem kemasyarakatan (sistem kerabatan, organisasi politik, sistem
hukum, sistem perkawinan)
4. Bahasa (lisan maupun tertulis)
5. Kesenian (seni rupa, seni suara,seni gerak dan sebagainya)
6. Sistem pengetahuan
7. Religi (sistem kepercayaan)
C. Fungsi dan Hakikat Kebudayaan Bagi Masyarakat
Kebudayaan memiliki fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat.
Masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam
menjalani kehidupannya. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut sebagian
besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.
Kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang
merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala
kebutuhan. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan
kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat
terhadap lingkungan dalamnya. Teknologi pada hakikatnya meliputi paling
sedikit tujuh unsur, yaitu:
1. Alat-alat produktif
2. Senjata
3. Wadah
4. Makanan dan minuman
5. Pakaian dan perhiasan
6. Tempat berlindung dan perumahan
7. Alat-alat transport

19
Kebudayaan mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak, berbuat menentukan sikapnya kalau mereka
berhubungan dengan orang lain. Setiap orang bagaimanapun hidupnya, akan
selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya sendiri. Kebiasaan merupakan suatu
perilaku pribadi, yang berarti kebiasaan seseorang itu berbeda dari kebiasaan
orang lain, walaupun mereka hidup dalam satu rumah. Kebiasaan menunjuk
pada suatu gejala bahwa seseorang di dalam tindakan-tindakannya selalu ingin
melakukan hal-hal yang teratur bagi dirinya sendiri.
Khusus untuk mengatur hubungan antar manusia, kebudayaan
dinamakan pula struktur normatif atau menurut Ralph Linton, designs for lifing
(garis-garis atau petunjuk dalam hidup). Yang dapat diartikan bahwa
kebudayaan adalah suatu garis-garis pokok tentang perilaku atau blueprint for
behavior, yang menetapkan peraturan-peraturan mengenai apa yang seharusnya
dilakukan, apa yang seharusnya dilarang dan sebagainya.

D. Sifat Hakikat Kebudayaan


Setiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang beragam dan berbeda
antara satu dengan yang lainnya, setiap kebudayaan mempunya sifat hakikat
yang berlaku umum bagi semua kebudayaan di manapun juga. Sifat
kebudayaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia
2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi
tertentu tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya.
4. Kebudayaan mencakup aturan aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban,
tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindalan-tindakan yang
dilarang dan tindakan tindakan yang diizinkan.
Sifat hakikat kebudayaan adalah ciri setiap kebudayaan, tetapi
seseorang hendak memahami apa sifat hakikatnya yang esensial, terlebih
dahulu harus memecahkan pertentangan-pertentangan atau larangan-larangan
yang ada di dalamnya, yaitu sebagai berikut:

19
1. Di dalam pengalaman manusia, kebudayaan itu bersifat universal. Akan
tetapi, perwujudan kebudayaan mempunya beberapa ciri khusus yang
sesuai dengan situasi, lokasi maupun kondisinya. Sebagamaina diuraikan
masyarakat dan kebudayaan itu merupakan suatu dwitunggal yang tak
dapat dipisahkan. Hal itu mengakibatkan setiap masyarakat manusia
mempunyai kebudayaan atau dengan perkataan lain, kebudayaan bersifat
universal atribut dari setiap masyarakat di dunia ini. Perbedaan kedua
kebudayaan tersebut terletak pada perbedaan latar belakangnya. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa sifat universal dari kebudayaan
memungkinkan berwujudnya kebudayaan yang berbeda-beda, tergantung
pada pengalaman pendukungnya, yaitu masyarakat.
Contoh : Apabila seseorang dari masyarakat dengan kebudayaan yang
berbeda dan tertentu berhubungan dengan masyarakat yang menjadi
anggota masyarakat yang berlainan, dia akan sadar bahwa adat istiadat
kedua masyarakat tersebut tidak sama.
2. Kebudayaan bersifat stabil di samping juga bersifat dinamis dan setiap
kebudayaan mengalami perubahan-perubahan yang kontinu atau berlanjut.
Setiap kebudayaan pasti mengalami perubahan atau perkembangan-
perkembangan. Hanya kebudayaan yang mati yang bersifat statis. Sering
kali suatu perubahan yang terjadi dalam masyarakat tidak terasa oleh
anggota-anggota masyarakat. Dalam mempelajari kebudayaan harus selalu
diperhatikan hubungan antara unsur yang stabil dengan unsur-unsur yang
mengalami perubahan. Sudah tentu pasti terdapat perbedaan derajat pada
unsur-unsur yang berubah tersebut, yang harus disesuaikan dengan
kebudayaan bersangkutan. Unsur-unsur kebendaan seperti teknologi
bersifat terbuka untuk suatu proses perubahan, ketimbang unsur rohaniah
seperti unsur keluarga, kode moral, sistem kepercayaan dan lain
sebagainya.
Contoh : Bentuk Pulpen, model sepatu, menu makanan, buku tulis, serta
segala macem benda yang dijumpai sehari-hari dalam kehidupan
masyarakat. Walaupun yang ditinjau adalah masyarakat yang seolah-olah

19
tampaknya statis seperti misalnya kehidupan pada masyarakat-masyarakat
asli di pedalaman Indonesia, pasti ada perubahan.
3. Kebudayaan mengisi serta menentukan jalannya kehidupan manusia,
walaupun hal itu jarang disadari oleh manusia sendiri. Gejala tersebut
secara singkat dapat diterangkan dengan penjelasan bahwa walaupun
kebudayaan atribut manusia. Jarang bagi seseorang untuk mengetahui
kebudayaan mereka sampai pada unsur-unsur yang sekecil-kecilnya,
padahal kebudayaan tersebut menentukan arah serta perjalanan hidupnya.
Contoh: Betapa sulitnya bagi seorang individu untuk menguasai seluruh
unsur kebudayaan yang didukung oleh masyarakat sehingga seolah-olah
kebudayaan dapat dipelajari secara terpisah dari manusia yang menjadi
pendukungnya.
Di antara mahluk ciptaan Tuhan yang lain manusia merupakan
mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia menciptakan
kebudayaan-kebudayaan yang berbeda-beda disetiap kalangannya, dan
melestarikan kebudayaan tersebut secara turun temurun. Manusia disebut
sebagai mahluk Tuhan yang paling sempurna karena manusia mempunya
akal budi yang diberikan Tuhan agar mampu membedakan mana yang
benar dan mana yang tidak benar, juga mampu untuk berkarya di dunia ini
dan secara hakikatnya menjadi seorang pemimpin. Contoh: Pemimpin
keluarga, pemimpin negara, dan lain sebagainya.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sangsakerta yakni
berarti “budi atau akal”. Jadi segala sesuatu yang berhubungan budi pekerti
dan akal pikiran manusia. Budaya adalah suatu yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi
ke generasi. Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan
kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat itu sendiri. Ketika seseorang
berusaha berada dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaan tersebut untuk dipelajari.
Contoh: Masyarakat Sumatera Barat, khususnya daerah Padang.
Masyarakat menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa minang dan dalam

19
keseharian mereka menjunjung tinggi adat dan kebiasaan untuk
bermusyawarah dalam mengambil keputusasn.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia.
Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan
utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga
kebudayaan memiliki peran sebagai:
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-
kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4. Pembeda manusia dan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan
berperilaku dalam pergaulan.
6. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,
berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
E. Kepribadian dan Kebudayaan
Pengertian masyarakat menunjuk pada sejumlah manusia, sedangkan
pengertian kebudayaan menunjuk pada pola-pola perilaku yang khas dari
masyarakat tersebut. Masyarakat dan kebudayaan sebenarnya merupakan
perwujudan atau abstraksi perilaku manusia. Kepribadian mewujudkan
perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadian
karena merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang
individu.
Kepribadian bukanlah terletak pada jawaban atau tanggapan manusia
terhadap suatu keadaan, akan tetapi justru pada kesiapan dalam memberikan
jawaban dan tanggapan.
Jawaban atau tanggapan merupakan perilaku seseorang. Sebagai misal,
apabila seseorang harus menyelesaikan perselisihan yang terjadi antara dua
orang. Keinginannya untuk menyelesaikan suatu perselisihannya, keinginan
untuk tidak mengacuhkan ataupun keingnan mempertajam perselisihan

19
tersebut, merupakan kepribadiannya, sedangakan tindakannya dalam
mewujudakn keinginan tersebut merupakan perilakunya.
Mungkin kepribdian dapat diberi batasan sebagaimana dikatakan
Theodore M. Newcomb, yaitu bahwa kepribadian merupakan organisasi sikap-
sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
Kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang untuk berbuat,
mengetahui berfikir, dan merasakan secara khususnya apabila dia berhubungan
dengan orang lain atau menangapi suatu keadan. Karena kepribadian
merupakan abstraksi individu dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan
masyarakat dan kebudayaan, ketiga aspek tersebut mempunyai hubungan yang
saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
Sebenarnya kepribadian merupakan organisasi faktor-faktor biologis,
psiklogis, dan sosiologis yang mandasai perilaku individu. Kepribadian
mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan sifat lain yang khas dimiliki
seseorang yang berkembang apabila orang tadi barhubungan dengan orang lain.
Seseorang sosilogi terutama menaruh perhatiannya pada perujudan perilaku
individu yang nyata pada waktu individu tersebut berhubungan dangan
individu-indiviu lainya.
Wujud perilaku tersebut dinamakan juga peranan, yaitu perilaku yang
berkisar pada pola-pola interaksi manusia. Dasar-dasar pokok perilaku
seseorang merupakan faktor-faktor biologis dan psikologis. Walaupun
seseorang sosiologi hanya menaruh perhatian khusus pada kepribadian yang
terwujud dalam interaksi, faktor-faktor biologis dan psiklogis juga penting
baginya karena faktor-faktor sosiologi dalam perkembangannya berkisar pada
faktor-faktor biologis dan psikologis.
Faktor-faktor biologis dapat mempengaruhi kepribadian secara
langsung. Misalnya, seseorang yang mempunyai badan yang lemah (secara
fisik) dapat mepunyai sifat rendah diri yang besar. Bebearapa faktor biologis
yang penting adalah misalnya sistem saraf, watak seksual, proses pendewasaan,
dan juga kelainan-kelainan biologis. Faktor-faktor psikologis yang dapat

19
mempengaruhi kepribadian adalah unsure temperamen, kemampuan belajar,
perasaan, keterampilan, keinginan, dan lain sebagainya.
Mungkin bagian tadi dapat digambarkan dengan istilah kebudayaan
khusus atau sub-culture. Untuk membatasi diri pada hal-hal yang penting,
uraian di bawah akan dikaitkan pada tipe-tipe kebudayaan khusus yang nyata
mempengaruhi bentuk kepribadian, yakni sebagai berikut.
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Disini dijumpai kepribadian yang saling berbeda antar individu atas
masyarakat tertentu karena mereka tinggal di daerah yang tidak sama dan
dengan kebudayaan yang tidak sama pula.
Contoh: seperti perbedaan melamar mempelai dari daerah minang berbeda
dengan daerah lampung.
2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda
Perbedaan tampak pada anak kota yang lebih terbuka dalam
menerima perubahan sosial dan lebih menonjolkan diri diantara teman-
temanya, sedangkan anak yang besar di desa lebih percaya pada diri sendiri
dan memiliki sikap menilai (sense of value), dan dalam berkehidupan orang
kota lebih individualis, sedangkan orang pedesaan lebih rukun dan saling
berkerja sama.
3. Kebudayaan khusus kelas social
Didalam masyarakat akan ditemui lapisan sosisal, dengan demikian
kita mengenal lapisan sosial rendah, menengah, dan keatas. Himpunan
orang-orang yang merasa dirinya tergolong pada lapisan kelas sosial
tertentu dinamakan kelas social. Masing-masing kelas memiliki perbedaan
dari cara berpakaian, etika dalam bergaul, cara mengisi waktu luang,
bahasa yang digunakan, dan lain sebagainya.

4. Kebudayaan khusus atas dasar agama


Perbedaan mazhab pada agama dapat melahirkan kepribadian yang
berbeda pada umatnya. Karena setiap masyarakat yang fanatik dengan

19
kenyakinannya masing-masing akan cenderung untuk mengabaikan hal-hal
yang mungkin lebih benar.
5. Kebudayaan berdasarkan profesi
Perbedaan profesi dapat member pengaruh pada kepribadian
seseorang berdasarkan pada suasana kekeluargaan dan cara-cara mereka
bergaul. Perilaku demikan lebih di mengerti oleh teman satu pekerjaan.
Seperti orang-orang dengan didikan militer lebih erat dengan tugas-
tugasnya, keluarganya sudah siap untuk pindah sewaktu-waktu ataupun
untuk ditinggalkan dalam waktu yang lama.
Dari beberapa kenyataan di atas dapat diambil kesimpulan betapa
besar pengaruh budaya pada pembentukan kepribadian, tetapi tidak hanya
kebudayaan melainkan juga organisme biologis seseorang, lingkungan
alam, dan sosialnya.
Inti kebudayaan setiap masyarakat adalah sistem nilai yang
dianutnya, sistem tersebut mencakup konsepsi abstrak tentang apa yang
dianggap baik dan yang dianggap buruk. Dengan demikian dapat dibedakan
antara nilai positif dan negatf. Karena sistem nilai tersebut bersifat abstrak
maka perlu di ketengahkan beberapa indikator, yaitu:
1. Konsepsi hakikat hidup
2. Konsepsi hakikat karya
3. Konsepsi hakikat waktu
4. Konsepsi hakikat lingkungan alam
5. Konsepsi hakikat lingkungan sosial
Ada kemungkinan nilai-nilai tersebut belaku sekaligus di dalam
lingkungan hidup tertentu, yang senantiasa dihubungakan dengan konteks
kehidupan tertentu.

F. Masalah/Problematika Kebudayaan
Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah
yang berbeda-beda menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan
hidup manusia (masyarakat, suku, atau bangsa) memiliki kebudayaan sendiri

19
yang berbeda dengan kebudayaan kelompok lain. Kebudayaan yang dimiliki
sekelompok manusia membentuk ciri dan menjadi pembeda dengan kelompok
lain. Dengan demikian, kebudayaan merupakan identitas dari persekutuan
hidup manusia.
Dalam rangka memenuhi hidupnya manusia akan berinteraksi dengan
manusia lain, masyarakat berhubungan dengan masyarakat lain, demikian pula
terjadi hubungan antar persekutuan hidup manusia dari waktu ke waktu dan
terus berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Kebudayaan yang ada ikut
pula mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia
sebagai pemilik kebudayaan.
Berkaitan dengan hal tersebut kita mengenal adanya pewarisan
kebudayaan, perubahan kebudayaan, dan penyebaran kebudayaan. Bahwa
dalam rangka pemenuhan hidupnya manusia akan berinteraksi dengan sesama,
masyarakat dengan masyarakat lain yang terjadi antar persekutuan hidup
manusia sepanjang hidup manusia. Berkaitan dengan hal tersebut kita
mengenal adanya tentang kebudayaan yaitu:
1. Pewaris kebudayaan
Pewarisan kebudayaan adalah proses pemindahan, penerusan,
pemilikan, dan pemakaian kebudayaan dari generasi ke generasi secara
berkesinambungan. Pewarisan budaya bersifat vertical artinya budaya
diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi berikutnya untuk
digunakan, dan selanjutnya diteruskan kepada generasi yang akan datang.
Pewarisan kebudayaan dapat dilakukan melalui sosialisasi,
ekulturasi, atau pembudayaan adalah proses mempelajari dan
menyesuaikan pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan
peraturan hidup dalam kebudayaan. Proses ekulturasi di mulai sejak dini,
yaitu masa kanak-kanak, bermulai dari lingkungan keluarga, teman-teman
sepermainan, dan masyarakat luas. Sosialisasi atau proses pemasyarakatan
adalah individu menyesuaikan diri dengan individu lain dalam
masyarakatnya.

19
Dalam hal pewarisan budaya bisa muncul masalah antara lain
sesuai atau tidaknya budaya barisan tersebut dengan dinamika masyarakat
saat sekarang, penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya
tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan
budaya warisan.
Dalam suatu khusus, ditemukan generasi muda menolak budaya
yang hendak diwariskan oleh generasi pendahulunya. Budaya itu dianggap
tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan
dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya baru yang diterima
sekarang ini.
2. Perubahan kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai
akibat adanya katidak- sesuaian di antara unsur-unsur budaya yang saling
berbeda sehingga terjadi keadaan yang fungsinya tidak serasi bagi
kehidupan. Perubahan kebudayaan mencakup banyak aspek, baik bentuk,
sifat perubahan, dampak perubahan, dan mekanisme yang dilaluinya.
Perubahan kebudayaan di dalamnya mencakup perkembangan
kebudayaan. Pembangunan dan modernisasi termasuk pula perubahan
kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah,
antara lain perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat
regres (kemunduran) bukan progres (kemajuan). Perubahan bisa
berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui revolusi,
berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
3. Penyebaran kebudayaan
Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses penyebaran
unsur-unsur kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain atau suatu
masyarakat ke masyarakat lain. Kebudayaan kelompok masyarakat di
suatu wilayah bisa menyebar ke masyarakat wilayah lain. Misalnya,
kebudayaan dari masyarakat barat masuk dan mempengaruhi kebudayaan

19
timur. Globalisasi budaya bisa dikatakan pula sebagai penyebaran suatu
kebudayaan secara meluas.
Dalam hal penyebaran kebudayaan, seorang sejarawan Arnold J.
Toynbee merumuskan beberapa dalil tentang radiasi budaya sebagai
berikut.
1. Aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan,
melainkan individual. Kebudayaan barat yang masuk ke dunia timur
pada abad ke-19 tidak masuk secara keseluruhan. Dunia timur tidak
mengambil budaya barat secara keseluruhan, tetapi unsur tertentu, yaitu
teknologi. Teknologi merupakan unsur yang paling mudah di serap.
Industrialisasi di Negara-negar timur merupakan pengaruh dari
kebudayaan barat.
2. Kekuatan menermbus suatu buda bebanding terbalik dengan nilainya.
Makin tinggi dan dalam aspek budayanya, makin sulit untuk diterima.
Contoh religi adalah lapis dalam dari budaya. Religi orang barat
(Kristen) sulit di terima oleh orang timur dibanding teknologinya.
Alasannya, religi merupakan lapisan budaya yang paling dalam dan
tinggi, sedangkan teknologi merupakan lapis luar dari budaya.
3. Jika satu unsure budaya masuk maka akan menarik unsure budaya lain.
Unsure teknologi asing yang diadopsi akan membawa masuk pula nilai
budaya asing melalui orang-orang asing yang bekerja di industri
teknologi tersebut.
4. Aspek atau unsur budaya yang ditanah asalnya tidak berbahaya, bisa
menjadi berbahaya bagi masyarakat yang di datangi. Dalam hal ini,
Toynbee memberikan contoh nasionalisme. Nasionalisme sebagai hasil
evolusi sosial budaya yang menjadi sebab tumbuhnya Negara-negara
nasional di Eropa abad ke-19 justru memecah belah system kenegaraan
di dunia Timur, seperti kesultanan dan kekhalifahan di Timur tengah.

Penyebaran kebudayaan bisa menimbulkan masalah. Masyarakat


penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya local sebagai akibat

19
kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang
bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah
masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dampak negatif
bagi perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya, pola hidup
konsumtif, pragmatis, dan individualistic. Akibatnya, nilai budaya
bangsa seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa
hilang dari masyarakat Indonesia.
Pada dasarnya, difusi merupakan bentuk kontak antar
kebudayaan. Selain difusi, kontak kebudayaan dapat pula berupa
akulturasi dan asimilasi. Akulturasi berarti pertemuan antara dua
kebudayaan atau lebih yang berbeda. Akulturasi merupakan kontak antar
kebudayaan, namun masing-masing memperlihatkan unsur-unsur
budayanya. Asimilasi berarti peleburan antar kebudayaan yang bertemu.
Asimilasi terjadi karna proses yang berlangsung lama dan intensif antara
mereka yang berlainan latar belakang ras, suku, bangsa, dan
kebudayaan. Pada umumnya, asimilasi menghasilkan kebudayaan baru.
Beberapa Problematika Antara lain:
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sitem
kepercayaan. Keterkaitan orang jawa terhadap tanah yang mereka tempati
secara turun-temurun di yakini sebagai pemberi berkah kehidupan.
Mereka enggan meninggalakan kampung halamannya atau beralih pola
hidup sebagai petani, padahal hidup mereka umumnya miskin.
2. Hambatan budaya berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut
pandang. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi
atau sudut pandang ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan
pembangunan. Contonhnya: Program keluarga KB semula di tolak
masyarakat, mereka beranggapan banyak anak banyak rezeki.
3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologis atau kejiwaan.
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena
bencana alam banyak mengalami kesulitan. Hal ini di sebabkan karena

19
adanya kekhawatiran penduduk bahwa di tempat yang baru hidup mereka
lebih sengsara di bandingkan dengan hidup mereka di tempat yang lama.
4. Masyrakat yang tersaing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luas.
Masyarakat daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan
masyarakat luas, karena pengetahuan serba terbatas, seolah-olah tertutup
untuk menerima program pembangunan.

BAB III

19
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemaparan diatas dapat kita simpulkan bahwa
setiap manusia memiliki kebudayaan yang melekat pada diri mereka yang
kita tentu harus hargai karena setiap perbedaan itulah yang menghasilkan
keragaman. Dan dari pemaparan itu jugalah kita dapat mengetahui makna dan
isi dari masyarakat yang menjalani kehidupan sehari-hari dengan budaya.
Masyarakat adalah manusia yang hidup bersama di suatu wilayah
tertentu dalam waktu yang cukup lama yang saling berhubungan dan
berinteraksi dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan
yang sama. Sedangkan interaksi sosial adalah interaksi sosial adalah suatu
hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain
baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar
individu dan kelompok.
B. SARAN
Demikian hasil makalah kami, semoga bermanfaat bagi kita semua

dan dapat menerapkannya dalam budaya dan lingkungan masyarakat.

19
Daftar Pustaka

Bruce J. Kohen. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Bina Aksara Anggota IKPI. 1983.
Harwantioko Neltje F. Katuuk. Pengantar sosiologi dan ilmu sosial dasar. Penerbit
GunaDarma.
Hermanto.,Winarno. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, jakarta:Penerbit Bumi
Aksara.
http://galanganggriawan.blogspot.com/2014/10/makalah-kebudayaan-dan-
masyarakat.html diakses pada 12 November 2018

Pengantar-sosiologi.blogspot.com/...7-kebudayaan-dan-masyarakat.html diakses
pada 12 November 2018

Prof. Dr. Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Wali Pers,
2013.

Anda mungkin juga menyukai