Filosofi Isue Bali
Filosofi Isue Bali
HULU - TEBEN
NATAH
TRASERING
Alam dan manusia unsur yang harus saling melaraskan, dimana akal dan budi merespon
alam demi mendapat kenyamanan tanpa mengabaikan alam. Keselarasan untuk mendapatkan
kehidupan yang teratur dan lebih baik guna manusia dan alam yang lestari.
Penggunaan konsep yang di lestarikan nenek moyang terdahulu merupakan salah satu kunci untuk
menjaga hidup yang selaras. Konsep Tri mandala, Hulu – Teben & Natah di padukan untuk
mendapat keselarasan pada manusia, bangunan & alam.
TRI MANDALA
Pembagian Zonasi menurut konsepsi tri mandala yang membagi 3 zona, zona nista, madya & utama.
Menjadikan zona terbagi berdasarkan akses awal pengguna bangunan. Sirkulasi yang membuat
pengguna dapat merasakan seluruh bangunan dan memiliki pengalaman yang berbeda di setiap
zona
HULU – TEBEN
Penyesuaian zonasi dengan konsepsi Hulu – teben menjadikan zona utama berada diatas zona
madya. Zona terbagi sesuai dengan tingkatan yang terendah (laut) dan yang tertinggi (gunung)
(potongan skematik dengan garis berbentuk dataran bali)
Natah
Natah sendiri berada di Zona madya dan utama. Dimana natah menyelaraskan pengguna, zona yang
terpisah oleh elevasi & Alam (langit & bumi).
Pembentukan ruang – ruang dizona utama berasal dari purusa dan pretiwi yang menghadirkan ruang
– ruang baru yang menjadikan implementasi ruang bagai pepohonan
di atas nun jauh di langit ada akasa di bawah, dalam sarang bumi ada pertiwi makna, di tengah
adalah pertemuan mencipta ruang kosong penuh makna mendendangkan kidung semesta dan insani
keselarasan nan abadi natah, diantara tautan ruang meruang diantara tautan ruang menghuni dan,
diantara tautan ruang mengkota membumikan manusia dalam religi dan duniawi