BAB I
PENDAHULUAN
fokus Global Scaling Up Nutrition (SUN) Movement pada 1000 Hari Pertama
lainnya yaitu berat badan lahir rendah (BBLR), kurus (wasting), gizi kurang
(WHO) menyatakan bahwa 160 juta lebih anak di bawah lima tahun di seluruh
dunia berstatus gizi pendek. Data dari Global Nutrition Report tahun 2014
dibandingkan prevalensi stunting pada Riskesdas 2010 yaitu 35,6%.(4) Data ini
menunjukkan bahwa satu dari tiga anak balita atau sebanyak kurang 8,9 juta anak
dengan stunting tertinggi di Asia Tenggara dan termasuk lima besar dunia.
Status Gizi Sumatera Barat tahun 2015 menunjukkan prevalensi balita (usia 24-59
2
bulan) stunting sebesar 36,2%. Angka ini lebih tinggi dari pada prevalensi
nasional yaitu 35,3%. Sedangkan prevalensi baduta (usia 0-23 bulan) stunting di
Sumatera Barat adalah 18,5%. Angka ini lebih rendah dibandingkan angka
yaitu sebesar 34,0% balita dan meningkat pada tahun 2015 menjadi 34,8%.
setiap lima tahun, terdapat 15.025 balita berisiko stunting di Pasaman dan 23.435
Kesehatan Sumbar tahun 2017, terdapat 21,5 persen balita di Pasaman yang
19,1 %.
yang mempengaruhi tumbuh kembang anak terdiri dari sebab langsung meliputi
pangan, pola asuh anak, air minum atau sanitasi dan pelayanan kesehatan dengan
Pasaman Barat
Bersih, Kamar Mandi, WC, Dapur, Saluran Air Limbah) pada rumah
penderita stunting
1.3.Manfaat Penelitian.
1. Sebagai bahan masukkan bagi Dinas Kesehatan dan stake holder lainnya
2. Sebagai bahan masukkan bagi Dinas Kesehatan dan stake holder lainnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.
Rumah adalah bangunan untuk tempat tinggal. Sebagian besar waktu kita
anggota keluarga yang lainnya. Selain itu, rumah bukan sekedar tempat
dimulai dari rumah, untuk ini rumah dan pengaturannya harus memenuhi
2..3.1. Rumah sehat adalah rumah yang di dalamnya tersedianya air bersih, ada
ada lubang angin serta sinar matahari dapat masuk ruangan rumah, dinding
dan lantai harus kering dan tidak lembab, ada jalan keluar untuk asap
6
2000:105).
2.3.3. Rumah yang sehat adalah rumah yang dapat memenuhi memenuhi
bukanlah berarti rumah yang mahal. Walaupun rumah tersebut terbuat dari bahan-
bahan yang sederhana, tetapi jika dapat memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologi
yaitu dengan tersedianya air bersih yang cukup, ada tempat pembuangan sampah
yang memadai, terdapat ventilasi sebagai jalan masuknya cahaya dan pertukaran
dengan adanya bangunan yang kokoh, maka rumah tersebut dapat dikategorikan
(1993/1994:69) adalah :
Harus tersedia jamban. Jamban adalah tempat untuk buang air besar.
Jamban diperlukan untuk tempat buang air besar karena kotoran manusia
1. Tidak mencemari sumber air minum, oleh karena itu jarak lubang
kotoran ke sumur lebih dari 10 m dan jarak lubang kotoran lebih rendah dari
sumur.
manusia tidak boleh dibuang begitu saja di atas tanah atau semak-semak.
3. Tinja tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus. Lubang jamban
cemplung harus ditutup dan rumah jamban harus terang/ada ventilasi. Menurut
artinya agar lalat tidak bisa menghinggapinya. Oleh karena itu jamban yang sehat
dapat dibuat dengan menggunakan “leher angsa” atau dilengkapi dengan tutup.
8
Gunakan jamban leher angsa agar tidak menimbulkan bau dan tersedia air, alat
pembersih lantai dan alat pembersih lubang jamban. Lantai pada jamban harus
kedap air, tidak licin dan kuat. Menurut Depkes RI (1995/1996:35), jamban perlu
oleh karena itu lantai harus miring ke arah lubang pembuangan. Menurut Depkes
misalnya atap yang terlalu rendah, pegangan tutup lubang jamban yang tajam dan
sebagainya.
berdinding, berpintu dan beratap. Jenis jamban yang sehat (Depkes RI,1997b:13-
a) Jamban leher angsa. Jamban jenis ini dibangun untuk daerah yang
cukup air bersih, dilengkapi dengan alat penyekat air/penahan bau yang disebut
leher angsa dan dapat dibangun dalam dua jenis yaitu leher angsa cemplung dan
leher angsa dilengkapi dengan pipa. Untuk leher angsa cemplung, lubang jongkok
berada persis di atas lubang galian, sedangkan leher angsa dilengkapi dengan pipa
jamban plengsengan. Jamban ini dibangun untuk daerah yang sulit memperoleh
air bersih. Tempat jongkok pada jamban cemplung/cubluk berada langsung di atas
menggunakan sikat lantai, sikat bowl dan air. Sekitar jamban harus bersih dan
c. Harus tersedia air bersih. Air bersih adalah air yang jernih, tidak berbau,
tidak berasa atau tawar. Air yang bersih belum tentu sehat. Air yang sehat adalah
air bersih yang sudah dimasak dan tidak mengandung bibit atau kuman penyakit.
Air yang kotor dapat menyebabkan sakit dan menularkan penyakit seperti :
muntaber, sakit perut, kulit, mata, dan lain-lain. Air bersih dapat diperoleh dari
sumur pompa tangan, penampungan air hujan (jika sumber air yang lain tidak
ada), dari mata air yang dirawat atau dari air perpipaan, dan dari sumur gali
tertutup.
Pengertian air minum seharusnya dibedakan dengan air bersih. Air bersih
piring, dan mencuci pakaian; tetapi tidak dapat langsung diminum, karena
minum dan air bersih sering disamartikan, sehingga untuk siap diminum maka air
tersebut terlebih dahulu perlu direbus sebagai jaminan bahwa air tersebut telah
1. Fisik Air yang dimanfaatkan tidak berwarna, tidak berasa dan tidak
berbau. Ketiga persyaratan itu tersebut harus ada pada setiap air bersih. Apabila
secara fisik berasa dan berbau maka rasa atau bau tersebut harus dihilangkan,
sumber-sumber air oleh bahan pencemar misalnya oleh kotoran manusia, kotoran
binatang maupun limbah lainnya. Agar tidak terjadi pencemaran air oleh bakteri
yang mengganggu kesehatan, sumber air harus dihindari dari sumber pencemar.
mengganggu kesehatan. Beberapa bahan kimia apabila terdapat dalam air dan
dikonsumsi dalam waktu yang lama akan menimbulkan penyakit pada masyarakat
yang mengkonsumsi.
Air sebelum dikonsumsi sebagai air minum perlu dimasak terlebih dahulu
sampai mendidih, setelah 5 menit baru diangkat dan diletakkan di tempat yang
tertutup. Untuk penyajian digunakan cangkir/gelas yang telah dicuci dengan air
bersih memakai sabun dan tidak boleh dicampur dengan air mentah.
Harus tersedia tempat sampah. Sampah adalah semua benda atau produk
sisa dalam bentuk padat sebagai akibat aktivitas manusia yang dianggap tidak
bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh pemiliknya atau dibuang sebagai barang
tidak berguna (Depkes RI, 1997b:22). Sampah dibuang pada tempat sampah yang
terbuat dari plastik atau anyaman, pada bak sampah atau lubang pembuangan
11
dan menimbulkan pengotoran udara seperti bau busuk dan asap. 2. Sampah dapat
menyumbat saluran air, parit atau got, sehingga dapat menyebabkan banjir,
3. Sampah dapat menjadi sarang lalat, tikus, nyamuk, dan kecoa yang
Air limbah harus diurus secara sehat. Air limbah adalah air bekas dari kamar
mandi, dapur atau cucian yang dapat mengotori sumur, sungai atau danau yang
selanjutnya dapat mengganggu kesehatan. Air limbah atau air bekas jelas tidak
menularkan penyakit, menimbulkan bau busuk, dan mengurangi luas tanah yang
seharusnya dapat digunakan. Cara mengurus air limbah yang sehat adalah dengan
membuang air buangan di kamar mandi, tempat cuci, dapur dan lain-lain bukan
12
dari jamban atau peturasan. SPAL yang sehat hendaknya memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1. Tidak mencemari sumber air bersih (jarak dengan sumber air minimal 10 m).
danau, dan laut begitu saja kecuali telah melalui sarana pengolahan air limbah
sederhana seperti bak penangkap lemak, saringan pasir dan sebagainya. Air
bocor sampai meluap). Ada berbagai sistem SPAL seperti kolam oksidasi,
dari macam material/bahan utama yang digunakan yaitu : SPAL dari bambu,
dari kayu, dari drum, dari pasangan bata dan bet4.n, dari koral (khusus rumah
panggung).
Kamar tidur harus berjendela, ada lubang angin, dinding dan lantainya
tidak boleh lembab dan tidak padat penghuninya. Jendela berfungsi agar udara
kotor dalam ruang tidur dapat berganti dengan udara segar dan bersih dari luar,
sinar matahari dapat masuk ke dalam kamar dan dapat membunuh kuman
13
penyakit, kamar tidak lembab, pengap, dan berbau tidak sedap, ruang menjadi
standar jika 2 orang per 8 m2, kepadatan tinggi jika lebih dari 2 orang per 8 m2,
dengan ketentuan anak <1 tahun tidak diperhitungkan dan umur 1-10 tahun
Dinding dan lantai yang lembab dapat menurunkan daya tahan tubuh
terhadap serangan penyakit. Penyakit encok dan radang pernapasan dapat mudah
kambuh karena kebiasaan tidur di ruangan yang lembab. Ruangan rumah harus
rumah di luar kamar mandi dan kakus dibagi jumlah penghuni lebih besar atau
sama dengan 8 m2 per jiwa. Hal ini dilakukan agar bila salah seorang
penghuni lain. Penyakit flu, batuk, mata, TBC, paru, kulit dan sebagainya mudah
menular bila ruang tidur sempit atau tidur berdesak-desakan. f. Ada jalan keluar
Ruangan yang udaranya banyak tercemar ialah dapur. Jalan keluar untuk
asap dapur dapat berupa cerobong asap dan ventilasi yang khusus untuk
14
ventilasi sama dengan 5 % luas lantai dapur. Lubang asap dapur yang tidak
kotor, mata menjadi pedih, mengotori dinding-dinding dan atap dapur, udara
menjadi bau. Oleh karena itu buatlah jalan keluar untuk asap pada bagian atas/di
Tidak boleh ada jentik nyamuk, kecoa dan tikus. Jentik nyamuk akan
seperti : malaria, demam berdarah, kaki gajah dan lain-lain. Kecoa dan tikus juga
dapat berkembang (dengan membersihkan bak air dan bak kamar mandi seminggu
sekali, menutup rapat-rapat wadah penampungan air, mengganti air pada vas
bunga dan tempat air minum burung seminggu sekali, timbunlah kaleng-kaleng
bekas di dalam tanah, tutup lubang pada pagar bambu supaya nyamuk tidak
bersarang, alirkan air hujan dan air limbah agar tidak menggenang ).
15
bergelantungan
tikus di rumah maka diupayakan agar langit-langit harus tertutup dan penempatan
mendatangkan penyakit. Lalat, tikus, dan kecoa sangat suka sampah. Mereka
adalah binatang yang dapat menularkan penyakit, suka pada tempat yang kotor,
dan suka pada makanan kita sehingga makanan kita dapat dicemari. Menurut
penyakit secara tidak langsung melalui serangga dan tikus serta gangguan
binatang berbisa. Oleh karena itu rumah dan pekarangan harus dibersihkan setiap
i. Kandang harus terpisah dari rumah. Kandang ternak terpisah paling tidak 10
m jaraknya dari rumah. Hal ini disebabkan karena di kandang sering banyak
lalat dan nyamuk. Lalat dan nyamuk menularkan penyakit. Selain itu, kotoran
ternak menyebabkan bau busuk yang sangat mengganggu dan dapat menjadi
kaki gajah, diare dan penyakit perut lainnya. Cara mengatasi dan menghindari
dari penyakit yang mungkin timbul yaitu dengan menjauhkan sejauh mungkin
kontak antara binatang dengan orang dan serangga yang bersarang di kandang
ternak dengan orang serta dengan membersihkan kandang ternak setiap hari.
2.5. Stunting
dunia. Studi Pemantauan Status Gizi (PSG) Kementerian Kesehatan tahun 2016
kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu
cukup lama. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat
anak berusia dua tahun, dimana anak secara fisik terlihat lebih pendek daripada
anak lain seumurnya. Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka
kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit, memiliki postur
tubuh tidak maksimal saat dewasa, dan tidak memiliki kekampuan kognitif yang
memadai, sehingga tidak saja mengakibatkan kerugian bagi individu tetapi juga
berbagai faktor yang berakar pada kemiskinan, ketahanan pangan dan gizi, serta
dan pola konsumsi rumah tangga, pola asuh, pelayanan kesehatan, dan kesehatan
pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita, dan pemantauan
studi yang dilakukan oleh WHO, UNICEF, World Bank, dan dari kalangan
akademisi menemukan bahwa ketersediaan akses air minum yang aman dan
memiliki akses air minum yang aman dan 61% memiliki akses sanitasi yang
layak. Terdapat peningkatan akses yang cukup besar sejak tahun 2008, terutama
Adapun landasan teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah mengacu
dari Unicef, dimana disebutkan bahwa salah satu factor terhadap kejadian
Stunting adalah :
Kondisi Kesehatan Lingkungan yang ada pada rumah Balita Stunting, juga
intervening variable seperti peran dan dukungan instansi terkait dalan hhal Dinas
Kesehatan dan Puskesmas yang mana kedua variable ini erat kaitannya dengan
kejadian Stunting Balita. Dapat Penulis jabarkan dalam skema kerangka konsep di
bawah ini :
19
Kerangka Konsep :
Variabel Independent : Variabel Dependent :
Intervening Variabel :
BAB III.
Peran dan Dukungan dari Instansi Terkait
METODE PENELITIAN
20
BAB. III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain case control Study dimana yang
menjadi kelompok Kasus adalah KK yang memiliki balita Stunting dan kelompok
2014). Kemudian sebagai bahan kajian analisis juga ada intervening variable
berupa Peran dan Dukungan dari Dinas Kesehatan Kab. Pasaman Barat dan juga
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
𝑃. 𝑄
n = 𝑍𝛼 2
𝑑
n = Besar Sampel
𝑍𝛼 = 1,94
Q = 1-P = 0,8
𝑑2 = presisi 10 % = 0,1
1. Kriteria Inklusi
d. Responsif
2. Kriteria Ekslusi.
tabulasi silang untuk mengetahu sampai jauh peranan factor risiko kesehatan
Barat.