Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
KELOMPOK 5 KELAS E
“Pakan”. Laporan akhir ini juga disusun dalam rangka memenuhi tugas Praktikum
Padjadjaran.
Laporan akhir ini berisikan pembahasan mengenai apa saja yang peenyusun
sumber yang relevan sehingga diharapkan laporan ini dapat bermanfaat khususnya
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ir. Dani Garnida, MS.. selaku
dosen pengampu mata kuliah produksi ternak unggas serta Tim Asisten
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena itu
kami mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun agar
kedepannya menjadi lebih baik. Akhir kata semoga laporan akhir praktikum ini
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................ 1
1.3 Maksud dan Tujuan ................................................................. 2
1.4 Manfaat Praktikum ................................................................. 2
1.5 Waktu Dan Tempat ................................................................ 2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Bahan Pakan......................................................... 3
2.2 Evaluasi Bahan Pakan Unggas ............................................... 3
III ALAT DAN BAHAN
iii
Bab Halaman
5.1 Kesimpulan............................................................................. 28
5.2 Saran ....................................................................................... 28
LAMPIRAN ................................................................................ 31
iv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
vi
1
PENDAHULUAN
maka semakin banyak juga feses yang keluar. Ternak dibagi menjadi dua menurut
merupakan ternak monogastrik dimana pakan yang diberikan pun berbeda dengan
ternak poligastrik. Unggas tidak dapat mencerna serat kasar yang masuk kedalam
sistem pencernaannya, dengan begitu pakan yang diberikan pun harus lah rendah
Pakan yang diberikan kepada ayam haruslah tinggi nutrisi namun rendah
akan serat kasar, dengan mengetahui berbagai macam jenis pakan yang dapat
diberikan kepada ayam maka produktivitas pada ayam akan menjadi tinggi,
campuran beberapa jenis pakan disebut ransum. Nutrisi yang terdapat dalam
ransum, harus memenuhi kebutuhan hidup ayam tersebut selama 24 jam, dengan
begitu ayam akan memperoleh pasokan nutria untuk hidup dan memiliki nutrisi
Terdapat berbagai jenis pakan yang dapat dikonsumsi oleh ayam, dengan
nilai nutrisi yang berbeda satu dengan lainnya, maka dari itu mempelajari berbagai
jenis pakan akan menjadi salah satu faktor terpenting untuk meningkatkan
(2) Bagaimana cara pengujian dasar kualitas pakan unggas secara fisik
dan mikroskopis?
(3) Apa saja zat antinutrisi yang terdapat dalam bahan pakan?
(2) Dapat mengetahui pengujian dasar kualitas pakan unggas secara fisik
dan mikroskopis.
unggas dan zat antinutrisi yang terdapat di dalam tiap tiap bahan
pakan
II
TINJAUAN PUSTAKA
Pakan adalah bahan makanan yang dapat dimakan oleh ternak, dicerna, dan
diserap dengan baik secara keseluruhan atau sebagian dan tidak menimbulkan
(Kamal, 1998). Sedangkan ransum adalah campuran beberapa bahan pakan yang
kebutuhan nutrisi ternak (Indah dan Sobri, 2001). Dalam memilih bahan pakan bagi
ternak khususnya unggas, bahan pakan tersebut harus memenuhi syaratnya yaitu
(Subekti, 2009) :
3. Harga murah
4. Kualitas tinggi
1. Pakan sumber energi yaitu pakan yang mengandung protein kurang dari
20%, serat kasar kurang dari 18% dan kandungan dinding sel kurang dari
39%, seperti contohnya tepung jagung, dedak padi, dedak gandum, dsb.
2. Pakan sumber protein yaitu pakan yang mengandung protein lebih dari 20%,
4. Sumber vitamin yaitu pakan yang mengandung vitamin yang tinggi seperti
5. Feed supplement yaitu bahan pakan yang ditambahkan dalam jumlah sedikit
6. Feed additive adalah bahan yang ditambahkan dalam jumlah sedikit untuk
ransum dan menjadi salah satu dari contoh feed additive seperti jahe dan
kunyit.
dalam formulasi pakan dan sudah banyak diperdagangkan. Bahan pakan ini
merupakan komoditas perdagangan industri pakan dan tersedia di poultry shop dan
toko obat obatan ternak yang tersebar di berbagai wilayah, sehingga peternak
baik untuk pertumbuhan dan produksi ternak. Beberapa aspek yang perlu
karakteristik bahan pakan tersebut, seperti secara fisik tidak terlihat ada perubahan
warna dan bau yang menyengat, segar, tekstur lembut, sedangkan secara kimia
untuk mengetahui kandungan zat-zat nutrisi dan zat anti nutrisinya perlu dilakukan
Untuk menggunakan sutau bahan sebagai bahan pakan, maka bahan tersebut
ransum atau sebagai bahan ransum. Penggunaan suatu bahan pakan sebagai pakan
disesuaikan dengan anatomi alat pencernaan ternak yang mau diberi makan. Oleh
sebab itu, bahan pakan harus betul-betul dievaluasi dengan baik agar ternak dapat
Jenis evaluasi yang dapat dilakukan adalah evaluasi secara fisik, biologis,
dan ekonomi. Disamping evaluasi tersebut, perlu juga dlakukan survey ketersediaan
bahan pakan sepanjang tahun dan lokasi sumber bahan pakan tersebut
secara fisik bahan pakan dapat dilakukan baik secara langsung (makroskopis)
dilakukan untuk mengenali bahan pakan secara fisik juga dapat untuk
Evaluasi secara fisik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : secara makro
6
dan mikro. Evaluasi secara makro diidentifikasi mengenai struktur, warna, dan rasa
dari bahan tersebut. Hal tersebut dilaksanakan, karena erat hubungannya dengan
palatabilitas ternak dan daya cerna. Evaluasi secara mikro dilaksanakan dengan cara
adalah:
(a) Telah bersih, bau asam laktat yang cukup menyenangkan, jelasnya kurang
kotor atau bau asam butyric dari makanan ternak yg tidak baik.
ternak hitam
dari suatu bahan pakan. Jika suatu bahan pakan memiliki nilai yg lebih rendah atau
lebih tinggi dr standar yg telah ditentukan maka perlu diwaspadai adanya tindak
pemalsuan yg terjadi.
senyawa. Panjang gelombang tertentu dari cahaya melewati sampel dan jumlah dari
cahaya yang diserap oleh sampel memberikan sebuah indikasi dari konsentrasi
telah dan terus menjadi sebuah perangkat yg berguna untuk memprediksi nilai
kandungan nutrisi dalam pakan, namun bukan berarti system ini tak memiliki
kekurangan atau tak butuh beberapa perbaikan. Faktanya system ini memiliki
komponen dari suatu fraksi masih mengandung komponen lain yg jumahnya sangat
sedikit yang seharusnya tidak masuk kedalam fraksi yg dimaksud. Namun demikian
analisi kimia ini adl yg paling ekonomis (relatif) dan datanya cukup memadai untuk
Metode itu digunakan untu mengetahui kandungan energi suatu bahan yang
dianalisis. Berdasarkan literatur, energi yang dihasilkan oleh satu perubahan ATP
menjadi ADP adalah 11 calori dalam astu molekul glucose dapat menghasilkan 38
ATP. Secara umum kandungan energi karbohidrat adalah 4,15 kcal/gr, lemak 9,40
kcal/gr dan protein 5,65 kcal/gr. Dengan demikian lemk mengandung 2½ kali lipat
Kilo kalori (Kcal) adalh jumlah panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan
temperatur satu kilogram air dari temperatur 14,5ºC menjadi 15,5ºC. Energi yng
terdapat pada suatu bahan pakan dalam bentuk karbohidrat, protein dan lemak. Hal
terebut dapat terjadi karena adanya proses photosintesis pada daun tanaman yang
merubah energi cahaya matahari dalam bentuk gelombang menjadi energi kimia
yang tersimpan dalam bentuk karbohidrat, protein dan lemak. Energi yang
dikandung dalam suatu bahan pakan atau ransum disebut gross energi atau total
energi. Total energi ini kemudian dimakan oleh ternak dan dicerna. Hasilnya akan
emjadi energi tercerna dan energi tidak tercerna. Energi tidak tercerna ini akan
keluar dalam bentuk kotoran. Sedangkan energi tercerna akan mngalami proses
energi terserap dan energi tidak terserap. Energi terserap akan menjadi energi
Energi metabolik akan menjadi energi tersimpan dalam tubuh dalam bentuk
lemak, daging, bulu atau glicogen atau dalam bentuk lain yang apabila ternak
tersebut menghasilkan susu, daging, telur tau tenaga maka energi tersebut akan
Evaluasi suatu bahan pakan atau ransum dapat dilakukan secara biologi
9
untuk mengetahui palatabilitasnya, daya cernanya, daya serap, angka manfaat, dan
(a) Palatabilitas
Palatabilitas adalah daya kesukaan ternak terhadap suatu bahan pakan atau
ransum. Palatabilitas ditentukan oleh kualitas bahan tersebut atau kebiasaan ternak
terhadap bahan atau ransum. Palatabilitas diasosiasikan dengan jumlah pakan yang
dimakan atau dikonsumsi (feed intake). Konsumsi atau feed intake dapat dihitung
Evaluasi daya cerna dapat dilakukan dengan berbagai metode. Daya cerna
Keadaan fisik dan kima pakan dan ketrsediaan enzim untuk memutuskan rantai-
ruminansia berbeda dengan ternak monogastrik seperti unggas dan babi. Pada
ternak ruminansia dan pada ternak kuda dapat mecerna bahan pakan yang
mempunyai serat kasar yang tinggi yang dalam bentuk sel yang menebal yang
Pada ternak ruminansia dan kuda dapat mencerna bahan rumput atau
leguminosa atau hasil ikutan pertanian yang dibangun oleh sel yang berdinding
tebal. Hal itu disebakan oleh karena pada rumen ternak ruminansia dan pada
dua molekul glucose yang mempunyai ikatan hubungan Beta 1,4. Ikatan Beta 1,4
10
hanya dapat diputuskan oleh enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Oleh
sebab itu, biasa dikatakan bahwa sellulose sulit dicerna. Karena hanya dapat dicerna
mikroorganisme. Sedangkan pada maltose yang juga dibangun oleh dua molekul
glucose tetapi terikat dalam hubungan Alfa 1,4. Hal ini disebut mudah dicerna
sebab enzim yang dapat memutuskan hubungan Alfa 1,4 tersebut pada umumnya
dihasilkan oleh alat pencernaan monogastrik. Pada bahan pakan yang dibangun oleh
sell, enzim terlebih dahulu mencerna dinding sel baru dapat mencerna zat-zat yang
ada pada isi sel. Proses pencernaan sebenarnya adalah penguraian bahan pakan
kemudian zat-zat tersebut diurai lagi menjadi lebih kecil agar dapat masuk ke aliran
(c) Penyerapan
Penyerapan adalah proses dimana zat hasil pencernan ditransfer dari rumen
alat pencernaan ke darah atau lymph. Zat yang diserap dibawa ke jaringan tubuh
dikenal ada tiga, yaitu : (1) Secara pasive, (2) dengan media carrier (carrier-
mediated transport), (3) proses pinocytosis (transpor mater yang ada di lumen
III
(3) Plastik
3.2 Bahan
diidentifikasi
11) MBM (Meat Bone Meal) sebagai bahan pakan atau sampel yang
diidentifikasi
12) DDGS (Distillers Dried Grains with Solubles), sebagai bahan pakan atau
1) Diperhatikan dan diamati setiap sampel bahan pakan unggas yang tersedia
2) Diamati setiap bahan pakan unggas dengan cara melakukan uji fisik melalui
alat indera yaitu dengan cara diraba, dicicipi, dicium dengan hidung dan
3) Dituliskan bahan pakan apa saja dan berikan keterangan pada Tabel yang
IV
Bahan Keterangan
14
4.2 Pembahasan
pakan yang biasa atau sering sedangkan bahan pakan inkonvensional merupakan
bahan pakan alternative yang jarang digunakan. Bahan pakan unggas juga
digolongkan menjadi bahan pakan sumber protein, sumber energi, sumber mineral,
Pada praktikum tentang pengenalan bahan pakan unggas ini disediakan, pakan
unggas yaitu jagung, dedak, bungkil kelapa, tepung ikan, premix, konsentrat ayam
petelur, minyak kelapa dan tepung tulang, dimana kedelapan pakan tesebut
sering digunakan.
15
sumber energi, sumber mineral, sumber vitamin, feed additives dan feed
supplement.
a) Protein Nabati
1) Bungkil Kopra
fisik, bungkil kopra berwarna coklat tua, teksturnya kasar, tidak memiliki rasa,
Bungkil kopra merupakan bahan pakan sumber protein yang baik untuk
ternak karena memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Child (1964) bahwa bungkil kopra masih mengandung
protein, karbohidrat, mineral dan sisa-sisa minyak yang masih tertinggal. Karena
kandungan protein yang cukup tinggi, maka bungkil kelapa cukup baik apabila
2) Bungkil Kedelai
kuning memudar, memiliki tekstur yang kasar, memiliki rasa seperti kacang, dan
dalam pakan sumber protein karena mengandung protein yang tinggi. hal ini
kedelai mempunyai kandungan protein yang tinggi dan berkualitas baik, tetapi
rendah akan kandungan kalsium dan phospor serta tidak mengandung vitamin A
dan D.
Corn Gluten Meal (CGM) adalah sisa dari penggilingan jagung dalam
proses produksi pati dan sirup jagung, yang merupakan residu dari pemisahan
pati dan lembaga jagung, dan dikeringkan. Berdasarkan hasil pengamatan secara
fisik, bungkil kedelai berwarna orange, memiliki tekstur yang kasar, tidak
Kandungan protein dalam CGM sangat tinggi lebih tinggi dari protein
hewani seperti tepung ikan. Hal ini sesuai dengan Amrullah (2003) bahwa
kandungan protein kasar CGM lebih tinggi dibandingkan dengan tepung ikan,
yaitu sebesar 62%. CGM diberikan pada ternak unggas terutama ayam broiler
Distiller’s Dried Grains with Solubles (DDGS) adalah produk ikutan dari
penggilingan kering dan industri etanol setelah etanol dan CO2 dihilangkan.
tekstur yang kasar, memiliki rasa yang asam dan asin, dan aroma harum.
17
DDGS dapat digunakan sebagai sumber energi, protein (asam amino) dan
fosfor untuk ternak. DDGS termasuk kedalam pakan sumber protein untuk
unggas karena memiliki kandungan protein yang cukup baik. Hal tersebut
DDGS untuk ternak unggas dapat meningkatkan kualitas telur. Hal ini sesuai
konsisten
b) Protein Hewani
1) Tepung Ikan
sebagian besar air, sebagian atau seluruh lemak dari bahan yang berupa daging
dan ikan atau bagian ikan yang biasanya dibuang (kepala ikan, isi perut ikan dan
lain-lain). Hal ini sesuai dengan pendapat Ilyas (1982) bahwa Tepung ikan
muda, memiliki tekstur yang halus, rasa asin, dan bau ikan tetap tercium
Tepung ikan merupakan pakan alternative untuk pakan sumber protein asal
hewani karena memiliki protein yang sangat tinggi. Hal ini sesuai dengan Rasyaf
(1990) bahwa tepung ikan mengandung protein kasar antara 60% hingga 70%
dan kaya akan asam amino esensial terutama lisin dan metionin yang selalu
2) Tepung Bulu
pengamatan tepung bulu secara fisik, didapatkan hasil yaitu berwarna coklat,
memiliki tekstur yang halus, dan berbau bulu ayam yang sangat menyengat.
Tepung Bulu dapat dijadikan alternative pakan sumber protein karena bulu
ayam dalam bentuk tepung mempunyai kandungan gizi yang cukup baik untuk
pakan ternak. Hal tersebut sesuai pernyataan Cullison (1979) bahwa kandungan
protein pada tepung bulu cukup baik untuk pakan ternak karena proteinnya
mencapai 24%, serta kecernaan protein nya berada di atas 55%. Tepung bulu
Tepung daging dan tulang merupakan bahan pakan sumber protein hewani.
Kualitas yang bervariasi tergantung dari jumlah tulang yang digunakan. Meat
bone meal (MBM) sebagai bahan pakan mempunyai kandungan protein cukup
tinggi dan dapat menyumbangkan kalsium cukup tinggi di dalam pakan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Anggorodi (1985) bahwa meat bone meal merupakan
bahan pakan sumber protein yang berasal dari hewan yang memiliki kandungan
Bahan pakan sumber energi adalah semua bahan pakan dengan kandungan
protein kasar < 20 % dan serat kasar >18 % yang diberikan kepada ternak dengan
tidak memberikan efek negatif bagi ternak itu sendiri. Setiap mengkonsumsi
makanan yang mengandung karbohidrat maka kita akan mendapat kalori yang akan
diubah menjadi energi yang berguna sebagai pelaksana aktifitas dalam kehidupan
yang banyak, oleh karena itu tubuh unggas perlu energi sebagai pelaksananya.
Tanpa energi memang sulit bagi hewan untuk melakukan segala aktivitas dan
bergerak. Dengan alasan tersebut, maka kehidupan ternak banyak tergantung pada
terhadap beberapa organ seperti otak, lensa mata, dan sel syaraf, karena sumber
d) Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah,
Bahan pakan sumber karbohidrat yang dievaluasi saat praktikum antara lain adalah
tepung jagung, dedak padi, dan minyak kelapa. Evaluasi dilakukan secara fisik
pada tepung jagung dan dedak. Berikut uraian mengenai hasil evaluasi dari contoh
berasal dari nabati. Sesuai dengan pernyataan Rasyaf (1992) bahwa jagung dan
dedak padi adalah bahan pakan yang mudah didapat sepanjang tahun dengan harga
yang relative murah sehingga jagung dapat digunakan sebagai bahan pakan untuk
ternak khususnya ayam broiler. Jagung mengandung serat kasar yang rendah yaitu
86% BK; 4,3% SK; 61,8% BETN; dan 9,7% PK. Penggunaan jagung bagi pakan
ternak terutama unggas rata-rata berkisar 45-55% porsinya. Hal ini karena jagung
keunggulan jagung adalah kandungan energinya yang bisa mencapai 3350 kcal/kg
(NRC 1994) dan xantophil yang cukup tinggi. Dari sisi asam amino jagung
dipandang sebagai bahan yang cukup kaya akan methionine (rasio) sehingga
kombinasi jagung dengan sumber lysine seperti Soybean Meal dirasa cukup baik
asam amino jagung sebenarnya di pengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu contoh
21
adalah kadar air, semakin tinggi kadar air jagung maka semakin rendah kandungan
energi di dalamnya.
evaluasi secara fisik dan mikroskopis. Pengamatan secara fisik yaitu dengan
memperhatikan warna, tekstur, bau, dan rasa. Warna pada tepung jagung yaitu putih
kekuningan, teksturnya kasar, baunya yaitu bau khas jagung, dan rasanya hambar.
Jagung kuning merupakan makanan yang digemari ayam broiler karena jagung
yang menyebabkan warna yang menarik pada karkas ayam broiler. Selanjutnya
yaitu dilakukan evaluasi dengan mikroskop.
Dedak padi merupakan lapisan sebelum biji hasil ikutan penggilingan padi
yang jumlahnya sekitar 11% dari padi yang digiling. Pemanfaatan dedak sebagai
bahan pakan ternak sudah umum dilakukan. Kandungan gizi dedak padi sangat
bervariasi tergantung dari jenis padi dan jenis mesin penggiling. Di samping itu,
pada saat dedak sulit didapat, seringkali dedak dicampur dengan sekam yang
digiling. Sekam yang berlebih dapat membahayakan ternak yang memakannya. Hal
ini sudah pasti mempengaruhi kualitas atau nilai gizi dedak tersebut, terutama
menyebabkan kadar serat kasar yang tinggi. Secara umum, penggunaan dedak
dalam ransum broiler tidak disarankan melebihi 10% dan dalam ransum ayam
petelur 20% . Adanya zat antinutrisi myoinositol (asam phytat) di dalam dedak
tinggi dalam ransum. Menurut National Research Council (1994) dedak padi
22
mengandung energi metabolis sebesar 2980 kkal/kg, protein kasar 12,9% ; lemak
13% ; serat kasar 11,4%, ; Ca 0,07% ; P 0,22% ; Mg 0,95% serta kadar air 9%.
evaluasi secara fisik dan mikroskopis. Pengamatan secara fisik yaitu dengan
memperhatikan warna, tekstur, bau, dan rasa. Warna pada dedak padi yaitu krem,
teksturnya halus, baunya yaitu bau khas padi, dan rasanya hambar. Hal ini sesuai
dengan pendapat Rasyaf (2002) yang mengatakan bahwa dedak padi yang
berkualitas baik mempunyai ciri fisik seperti baunya khas, tidak tengik, teksturnya
halus, lebih padat dan mudah digenggam karena mengandung kadar sekam yang
rendah, dedak yang seperti ini mempunyai nilai nutrisi yang tinggi. Anggorodi
mikroskop.
pendukung yang berasal dari minyak, bisa dari hewan ataupun dari tumbuhan.
penggunaan pakan (makanan akan lebih lama berada dalam saluran pencernaan).
lemak tubuh. Oleh karena itu, penggunaan minyak tidak boleh terlalu banyak
yang cukup tinggi seperti minyak kelapa yang mempunyai EM 8600 kkal/kg dan
pembuatan pakan ikan yang membutuhkan pasokan energi tinggi, yang hanya dapat
diperoleh dari minyak. Minyak nabati yang digunakan hendaknya minyak nabati
kuning jernih, tidak berbau, rasanya tawar dan teksturnya cair. Minyak juga
merupakan bahan pakan yang mengandung sumber energi yang berasal dari lemak
yang bebentuk cair. Walaupun demikian pada pakan tidak boleh terlalu banyak
mengandung minyak atau lemak ini karena agak sulit untuk dimetabolisme oleh
sistem pencernaan. Hasil ini sesuai dengan hasil yang dilaporkan oleh Anggorodi.R
(1997) menyatakan bahwa bahan pakan sumber energi antara lain jagung,
sorghum, beras, dedak padi, hijauan, serta minyak yang merupakan sumber energi
yang berasal dari lemak yang berbentuk cairan. Akan tetapi sumber lain
menyatakan bahan pakan sumber energi yang utama adalah bahan pakan yang
Bahan pakan sumber mineral digunakan dalam jumlah yang sangat sedikit
(1-4%). Hal ini sesuai dengan pernyataan Suprijatna (2005) bahwa mineral
Kebutuhannya sangat sedikit (tidak lebih dari 4%) tetapi sangat vital, terutama pada
ayam yang sedang tumbuh dan berproduksi karena kerangka tubuh dan kerabang
telur terutama tersususn dari mineral yaitu kalsium (Ca) dan fosfor (P). Harga
bahan seperti tepung tulang, tepung kulit kerang dan grit. Fungsinya yaitu sebagai
sumber mineral kalsium terutama digunakan pada peternakan ayam petelur. Grit
berfungsi sebagai mineral yang membantu pencernaan ayam. Oleh karena itu, grit
biasanya terdiri dari beberaoa campuran seperti batu granit, kulit kerang, batu
Kalsium dan posfor merupakan unsur yang diperlukan tubuh dalam jumlah
yang sedikit. Walau tubuh hanya memerlukan sedikit kalsium dan posfor, namun
pada kenyataanya mahluk hidup tidak mampu memenuhi kedua unsur tersebut
hanya dari asupan makanan sehingga sering terjadi kekurangan. Bahkan Rasidi
tubuhnya, sehingga harus disediakan dalam pakan. Kekurangan kalsium dan posfor
buruk karena kedua unsur tersebut bersifat esensial. Pakan ternak biasa tidak dapat
memenuhi kebutuhan tubuh akan kalsium dan posfor, sehingga ternak perlu
kalsium dan posfor. Pakan tambahan yang dapat dijadikan sumber kalsium dan
(2015) bahwa tepung tulang merupakan hasil sampingan dari ternak yang sudah
tidak dimanfaatkan lagi, biasanya tepung tulang ini menggunakan sisa-sisa tulang
dari ikan, ayam dan bahkan tulang dari beberapa peternakan yang tidak
Penggunaan dalam pakan ayam broiler biasanya sekitar 1%. Hal ini sesuai dengan
25
pernyataan Suprijatna (2005) bahwa tepung tulang mengandung kalsium dua kali
lebih banyak dari pada fosfor, dengan rekomendasi penggunaanya yaitu sekitar 1%.
Evaluasi pada tepung tulang pada praktikum kali ini dilakukan secara fisik
dan juga makroskopis. Evaluasi secara fisik yaitu dengan mengamati warna, bau,
rasa, dan tekstur dapi tepung tulang tersebut. Sedangkan pengamatan secara
hasil pengamatan tepung tulang mempunyai ciri-ciri berwarna putih, baunya amis,
tidak berasa dan bertekstur kasar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rasyaf (2004)
yang menyatakan bahwa tepung tulang memiliki ciri berwarna putih dan berbau
khas tulang.
1) Feed Aditif
(a) Premix
tekstur halus/tepung, bau obat dan rasanya sedikit pahit. Premix merupakan
campuran beberapa mineral dalam suatu bahan pembawa (carrier) yang digunakan
sebagai bahan pakan untuk memenuhi kebutuhan mineral ternak yang terdiri dari
pertumbuhan pada ungags. Hal tesebut sesuai dengan Anonim (2013) bahwa
premix adalah sebutan untuk suatu suplemntasi vitamin, mineral, asam amino, dan
2. Feed Suplement
supplement dan feed additive. Dua macam suplementasi tersebut dapat memenuhi
26
baik
Feed additive dan feed supplement mempunyai pengertian yang berbeda. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Murtidjo (1996), additive adalah tambahan pakan
yang umum digunakan dalam menyusun pakan ternak. Penambahan bahan biasanya
hanya dalam jumlah yang sedikit. Maksud dari penambahan adalah untuk
supplement merupakan bahan pakan tambahan yang berupa zat-zat nutrisi, terutama
zat nutrisi mikro seperti vitamin, mineral atau asam amino. penambahan feed
ketersedian zat nutrisi mikro yang seringkali kandungannya dalam ransum kurang
Bahan pakan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu premix. Premix
merupakan feed supplement yang terdiri dari campuran beberapa mineral dalam
suatu bahan pembawa (carrier) yang digunakan sebagai bahan pakan untuk
memenuhi kebutuhan mineral ternak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Murtidjo
27
produksi ternak yang optimal. Secara umum menurut Murtidjo (1996) ada tiga jenis
jenis vitamin dan mineral. Cara pemberiannya tergantung pada pabrik yang
membuat.
optimum yaitu asupan premiks sedikit di atas level kebutuhan standar. Hal ini
bermanfaat saat ayam berada dalam kondisi yang tidak nyaman seperti saat heat
stress, ayam masih memiliki caangan nutrisi untuk menekan efek negatif dari stres
Evaluasi terhadap premix ini dilakukan dengan dua cara yaitu secara fisik
dan juga mikroskopis. Secara fisik yaitu dengan mengamati secara langsung warna,
bau, rasa, dan tekstur premix tersebut. Sedangkan secara mikroskopis yaitu dengan
pengamatan dibawah mikroskop. Ciri-ciri premix secara fisik yaitu berwarna putih
28
kekuningan, bau nya khas, pahit, dan teksturnya halus. Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Murtidjo (1996)bahwa premix mempunyai rasa yang pahit dan
5.1 Kesimpulan
(1) Pakan unggas dibagi menjadi sumber energy, protein, mineral dan feed
unggas ada yang bersifat konvensional (sering digunakan) dan ada yang
bersifat non-konvensional
(2) Pengujian bahan pakan secara fisik dilakukan kepada 12 sampel bahan
pakan yang digunakan yaitu tepung jagung, CGM, minyak, Bungkil kopra,
tepung bulu, premix, dedak, bungkil kedele, tepung ikan, DDGS, Tepung
(3) Anti nutrisi pada dedak padi yaitu asam phytat dan pada jagung yaitu
aflatoksin
5.2 Saran
Setiap wadah yang berisi sampel hendaknya bagian luarnya diberi label
terlebih dahulu. Hal ini untuk menghindarkan praktikan dari kebingungan saat
mengidentifikasi sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, I. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor
Bo Gohl. 1975. Tropical Feed. Feed Information Summaries and Nutritives Values.
India, pp.81-84
Cullison. A. E. 1978. Feed and Feeding. Prantice Hall of India Private Limited,
New Delhi.
Hartadi, H., S. Reksodiprodjo dan A.D. Tillman. 1991. Tabel Komposisi Bahan
Indah, P., M. Sobri. 2001. Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Fakultas
Jakarta.
JENSEN, L.S., L. FALEN and C.H. CHANG. 1974. Effect of distillers grains with
Kurniawan, Fredi. 2015. Cara Membuat tepung tulang untuk pakan ternak.
Available at http://fredikurniawan.com/cara-membuat-tepung-tulang-
https://info.medion.co.id/index.php/artikel-broiler/artikel-tata-
Parakkasi, A.1983. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. Vol IA. Angkasa.
Bandung.
Rasidi. 1999. 302 Formulasi Pakan Lokal Alternatif untuk Unggas. Cetakan ke-2.
LAMPIRAN