Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Beton dan Bangunan
dengan judul “Bahan Bangunan Baja”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Bahasa
Indonesia kami Bapak Tanjun yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Surabaya, 15 September 2019

Penulis
II. Pembuatan Baja
Salah satu indikator ekonomi yang baik pada suatu negara adalah seberapa besar kapasitas
produksi baja pada negara tersebut. Pemanfaatan material baja suatu negara dapat menyentuh
berbagai aspek pembangunan dalam suatu negara tersebut. Industri baja sendiri pun
memerlukan dana investasi yang besar serta teknologi industri yang maju pula.
Proses pembuatan baja dapat dirangkum pada diagram alir dibawah ini.

Gambar 2.2.1 Diagram alir pembuatan baja

Setelah proses permunian di dalam tungku konverter, baja dibentuk ke dalam beberapa bentuk
seperti batang (bloom), bulat (billets), dan plat (slab). Ini memudahkan proses pembentukan
baja selanjutnya yaitu proses penggilingan seperti pada gambar berikut
Gambar 2.2.2 Pengolahan baja mentah menjadi produk jadi

Proses penggilingan baja dalam keadaan panas tersebut menghasilkan bentukan baja yang
presisi secara geomteri nya. Proses penggilingan baja biasanya diperuntukan untuk baja
berprofil tebal seperti bentuk profil I, WF, C, siku, atau pada batang rel. Profil yang dihasilkan
dari proses ini biasa disebut profil hot rolled atau profil canai panas.

III. Sifat Baja

Material baja yang unggul ditinjau dari tiga aspek yaitu segi kekuatan, kekakuan, dan
daktilitasnya. Sebagai bahan konstruksi bangunan, baja memiliki sifat fisik dan mekanis yang
dapat mempengaruhi kekuatan konstruksi bangunan. Berikut ini adalah sifat fisik dan mekanis
yang dimiliki oleh baja :
1. Sifat Fisik Baja
a. Berat dan Berat Jenis Baja
Berat baja diperlukan untuk melakukan perhitungan pada pembuatan struktur
bangunan yang berguna untuk mencari nilai beban yang dapat ditahan oleh sebuah
struktur baja. Menurut Standard Nasional Indonesia, berat jenis baja adalah 7850
kg/m3 tetapi pada kondisi sebenarnya, berat jenis baja ini dapat berubah dipengaruhi
oleh kandungan logam yang ada, kekakuan baja, dll.

b. Ketahanan Terhadap Suhu Tinggi


Bangunan baja memang tidak langsung terbakar jika terkena suhu tinggi contohnya
pada saat kebakaran, tetapi suhu yang tinggi dapat berakibat pada menurunnya
kekuatan baja sehingga tidak mampu untuk menumpu beban konstruksi. Sehingga
apabila terjadi kebakaran yang cukup lama, maka fungsi baja sebagai struktur
pemikul beban dapat hilang total dan bangunan mengalami keruntuhan. Material
baja yang terkena kebakaran dalam waktu yang lama akan mengalami deformasi
ekstrim sehingga fungsinya sebagai struktur akan terganggu. Untuk mencegahnya,
material baja dapat ditambahkan bahan fireproofing agar kenaikan temperature
ekstrim saat terjadi kebakaran dapat dihambat. Penambahan bahan fireproofing
memang tidak dapat membuat baja menjadi material yang tahan api, tetapi akan
memerlukan waktu yang lama untuk terjadinya kenaikan temperature. Penurunan
kekuatan terjadi setelah temperature melebihi ±300oC.

Gambar 2.3.1 Kurva penurunan kekuatan baja

c. Ketahanan Terhadap Korosi


Baja yang unsur utamanya adalah besi, apabila tidak dilakukan perawatan maka
akan mengalami korosi. Besi sebagai anoda akan teroksidasi yang dapat merusak
dan menghasilkan karat besi Fe2O3.nH2O, zat padat yang berwarna coklat
kemerahan. Dengan adanya karat besi, maka volume baja dapat berkurang.
Terjadinya korosi merupakan kelemahan material baja dibanding material beton,
maka dari itu harus dilakukan perawatan rutin secara berkala agar tidak terjadi
korosi. Penambahan bahan fireproofing juga dapat mencegah terjadinya korosi
pada baja.

d. Konduktivitas Listrik
Baja merupakan konduktor listrik yang baik karena bahan pembuatan baja yang
merupakan campuran dari besi(Fe) dan krom(Cr).

2. Sifat Mekanis Baja


a. Stiffness (kekakuan)
Kekakuan baja merupakan fungsi dari modulus elastisitas (E). Sebuah material
yang mempunyai modulus elastisitas tinggi akan mengalami deformasi yang lebih
kecil terhadap beban sehingga kekuatannya lebih tinggi daripada material yang
mempunyai nilai modulus elastisitas rendah. Contohnya pada baja memiliki nilai
modulus elastisitas 207.000 MPa sedangkan kayu hanya sebesar 7000MPa.
b. Strength (kekuatan)
Kekuatan dapat didefiniskan oleh nilai titik mulur atau tegangan maksimum.

c. Ductility (keuletan)
Sifat bahan yang dapat deformasi pada beban tarik sebelum benar-benar patah
(rupture). Material ulet yaitu material yang dapat ditarik jadi kawat tipis panjang
dengan gaya tarik tanpa rusak. Keuletan ditandai dgn persen perpanjangan
panjang ukur spesimen selagi uji tarik dan persen pengurangan luas penampang.

Konstruksi baja adalah rangka baja yang terdiri dari beberapa batang baja yang disambung
dengan baut, las, ataupun paku keling sehingga menjadi gabungan bentuk yang akan
membentuk suatu bangunan. Keunggulan konstruksi baja antara lain sebagai berikut:
1. Pemasangan yg relatif mudah, jika memanfaatkan material konstruksi lain selain baja,
akan membutuhkan tenaga yang lebih banyak. Namun dengan memanfaatkan
konstruksi baja, seluruh tenaga dapat dipangkas. Dengan begitu, anggaran dalam
konstruksi bangunan baja dapat lebih rendah dibanding konstruksi dengan material
lain.
2. Mudah dibongkar dan dipindahkan, tidak seperti material konstruksi lain seperti
beton. Sehingga dapat dikatakan bahwa material baja lebih efisien dibanding material
lain.
3. Berat lebih ringan dibandingkan dengan beton.
4. Baja mempunyai ukuran dan mutu yang sudah ditetapkan sehingga kekuatannya
seragam.

Dalam pelaksanaan konstruksi baja, ada beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu:

1. Transfer Perencana-Kontraktor
Konsultan perencana biasanya adalah orang yang bukan merupakan spesialis pada
baja sedangkan untuk kontraktor umumnya merupakan spesialis pada baja.

2. Fabrikasi
Sebelum pelaksanaan fabrikasi, gambar desain diuraikan lagi menjadi gambar detail
atau gambar kerja. Di jaman sekarang ini, proses dalam menguraikan gambar telah
dipermudah dengan program computer. Untuk konstruksi yang diragukan
pemasangannya di lapangan, maka setelah fabrikasi, dapat juga dilakukan proses pra-
perakitan sebelum dikirimkan ke lapangan. Tujuannya adalah untuk mrmastikan
bahwa tidak akan terjadi masalah saat perakitan di lapangan.

3. Transportasi
Jika proses fabrikasi telah selesai secara keseluruhan, maka tahap selanjutnya adalah
membawanya ke lapangan.
4. Erection
Proses erection adalah proses perakitan struktur untuk disambung antara satu dengan
yang lainnya sesuai perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA

Dewobroto, Wiryanto. 2010. Struktur Baja Perilaku Analisis dan Desain.

Fabrikasi Konstruksi. 2017. http://fabrikasikonstruksi.com/pengertian-konstruksi-baja-dan-


manfaatnya/

Ilmu Sipil. 2010. http://www.ilmusipil.com/sifat-fisik-dan-mekanis-baja-bahan-bangunan

Zulfa Farhaana. 2017. https://www.scribd.com/document/351982069/Sifat-sifat-Baja

Anda mungkin juga menyukai