Anda di halaman 1dari 9

UJME 2 (1) (2013)

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DENGAN PEMBELAJARAN


KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

Karina Pratinuari, Sugiarto, Emi Pujiastuti

Jurusan Matematika FMIPA UNNES


Gedung D7 Lt.1 Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229

Info Artikel
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui hasil kemampuan berpikir kreatif
Diterima bulan Februari 2013 matematis siswa yang menggunakan pendekatan Open-ended dengan model
Disetujui bulan Maret 2013 pembelajaran kontekstual berbantuan CD interaktif; (2) mengetahui kemampuan
Dipublikasikan bulan Mei berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan pendekatan Open-ended
2013 dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
berbantuan CD interaktif dan kemampuan berpikir kreatif siswa yang hanya
menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Teknik sampling pada penelitian
Kata Kunci:
ini menggunakan pengambilan sampel secara acak. Metode pengumpulan data
Berpikir kreatif;
yang digunakan meliputi metode observasi dan metode tes. Analisis data yang
Kontekstual;
digunakan meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji ketuntasan individual, uji
Open-ended.
ketuntasan klasikal, dan uji perbedaan rata-rata. Hasil penelitian menunjukan
bahwa pendekatan Open-ended dengan model pembelajaran kontekstual
berbantuan CD interaktif efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa pada materi pokok luas permukaan dan volum tabung.

Abstra
The object of this study was (1) to determine mathematical creative thinking
ability of students by using open-ended approach assisted learning compact disk
(CD); (2) to determine whether mathematical creative thinking ability of students
by using open-ended approach assisted learning compact disk (CD) is better than
contextual approach. This study is experimental research. Sampling technique in
this study using random sampling.Data collection methods is observation
methods and test method. Data analysis is normality test, homogeneity,
testindividual completeness, test classical completeness, and mean difference test.
The results showed that the open-ended with contextual approach assisted
Compact Disk learning is more effective to develop mathematical creative
thinking abilities in the subject matter of the surface area and volume of cylinder.

© 2013 Universitas Negeri Semarang


 Alamat korespondensi:
E-mail: kpratinuari@yahoo.com ISSN 2252-6927
Karina Pratinuari et al / Unnes Journal of Mathematic Education 2 (1)(2013)

Pendahuluan dalamnya.
Kehidupan pada masyarakat dewasa ini Salah satu materi pelajaran matematika
semakin menunjukkan adanya perkembangan yang penting dan harus dipahami siswa adalah
pesat yang terjadi di dalam hampir setiap aspek geometri. Menurut Van De Welle seperti yang
kehidupan secara global, memperjelas dikutip oleh Mulyani (2011) menyatakan ada
kenyataan bahwa masyarakat sedang memasuki lima alasan mengapa geometri sangat penting
era kemajuan yang disebut dengan era untuk dipelajari, (1) geometri membantu
globalisasi. Hal ini berarti bahwa sebagai bagian manusia memiliki apresiasi yang utuh tentang
dari masyarakat dunia, masyarakat Indonesia dunianya; (2) eksplorasi geometri dapat
harus mampu bersaing dalam berbagai aspek membantu mengembangkan keterampilan
kehidupan yang tidak hanya membutuhkan pemecahan masalah; (3) geometri memainkan
keunggulan komparatif, tetapi juga keunggulan peranan utama dalam bidang matematika
kompetitif. Keunggulan kompetitif merupakan lainnya; (4) geometri digunakan oleh banyak
nilai lebih yang harus ada. Nilai ini bisa tercipta orang dalam kehidupan mereka sehari-hari; (5)
dari sumber daya manusia (SDM) yang geometri penuh teka-teki dan menyenangkan.
memiliki pengetahuan, keterampilan, serta Selain itu, soal-soal atau materi yang berkaitan
kreatifitas yang tinggi. dengan geometri dapat dikembangkan secara
Peningkatan kualitas SDM sangat luas sehingga lebih memungkinkan siswa untuk
tergantung pada kualitas pendidikan. berpikir kreatif matematis dalam pemecahan
Perwujudan SDM berkualitas tersebut menjadi masalah. Namun pada kenyataannya, masih
tanggung jawab pendidikan, terutama dalam banyak pembelajaran matematika di sekolah-
mempersiapkan siswa menjadi subyek yang sekolah yang mempelajari geometri dengan cara
makin berperan menampilkan keunggulan yang umum atau lazim seperti materi-materi
dirinya yang mampu bertindak serta berpikir yang lainnya sehingga sisi penting maupun sisi
secara kreatif. menarik dari materi geometri belum begitu
Salah satu perwujudan awal SDM yang terlihat. Hal ini bahkan justru menjadikan
berkualitas adalah tampilnya siswa yang mampu geometri sebagai materi yang sulit untuk
berpikir secara kreatif. Oleh karena itu, proses dipelajari siswa, khususnya siswa di Sekolah
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas Menengah Pertama (SMP).
diharapkan mampu menolong siswa untuk SMP Negeri 11 Semarang adalah salah
dapat berpikir secara kreatif. Seorang guru satu Sekolah Standar Nasional (SSN) di kota
memiliki tugas untuk menggunakan model Semarang. Berdasarkan data dari SMP Negeri
pembelajaran maupun pendekatan yang sesuai 11 Semarang, perangkat pembelajaran yang
sehingga siswa mampu mencapai kompetensi digunakan sudah dikembangkan mengacu pada
yang diharapkan, yaitu kemampuan untuk KTSP. Walaupun sudah dikembangkan, tetapi
berpikir kreatif, dalam rangka mempersiapkan masih ada aspek-aspek yang harus diperbaiki,
siswa untuk memiliki kualitas serta kemampuan salah satunya adalah dalam penyampaian
untuk terjun ke dalam kehidupan nyata di era materi. Contoh penyampaian materi geometri
globalisasi. khususnya pada materi pokok volum dan
Matematika merupakan cabang ilmu keliling tabung menggunakan gambar di papan
pengetahuan yang melatih siswa untuk berpikir tulis kemudian materi dijelaskan sesuai dengan
secara kritis serta kreatif. Hal tersebut tampak bahan ajar yang ada. Dari Rencana Pelaksanaan
pada salah satu tujuan pembelajaran Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru
matematika, yaitu mengembangkan aktivitas matematika di SMP Negeri 11 Semarang,
kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan model pembelajaran yang digunakan adalah
penemuan dengan mengembangkan pemikiran model ekspositori dan masih dengan
divergen, orisinil rasa ingin tahu, membuat pembelajaran konvensional. Rata-rata nilai
prediksi dan dugaan serta mencoba-coba. mata pelajaran matematika kelas IX di SMP
Materi-materi pokok dalam mata pelajaran Negeri 11 Semarang adalah 72. Namun
matematika pun diberikan dalam rangka demikian, kemampuan berpikir kreatif
melatih serta membiasakan siswa untuk berpikir matematis siswa dalam pemecahan masalah
secara matematis, logis, dan membangun khususnya pada materi geometri masih kurang.
kemampuan berpikir secara kreatif dalam Hal ini disebabkan oleh belum diterapkannya
berbagai pemecahan masalah yang ada di pendekatan maupun model pembelajaran

106
Karina Pratinuari et al / Unnes Journal of Mathematic Education 2 (1) (2013)

dengan media pendukung yang melatih siswa meningkatkan hasil belajar siswa SMP. Menurut
untuk mengembangkan kemampuan berpikir Howey. R, Keneth seperti yang dikutip oleh
kreatif mereka. Rusman (2010) mendefinisikan CTL sebagai
Berdasarkan hal tersebut, untuk pembelajaran yang memungkinkan terjadinya
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif proses belajar di mana siswa menggunakan
matematis siswa, perlu adanya pendekatan pemahaman dan kemampuan akademiknya
pembelajaran maupun model pembelajaran dalam berbagai konteks dalam dan luar sekolah
yang memungkinkan siswa melakukan observasi untuk memecahan masalah yang bersifat
dan eksplorasi agar dapat membangun simulatif ataupun nyata, baik sendiri-sendiri
pengetahuannya sendiri. Salah satu pendekatan maupun bersama-sama. Menurut Johnson.B.
pembelajaran yang dapat diterapkan untuk Elaine seperti yang dikutip oleh Rusman (2010)
melatih kemampuan berpikir kreatif siswa menyebutkan bahwa salah satu dari tujuh
adalah pendekatan open-ended, dengan model komponen pembelajaran kontekstual adalah
pembelajaran konteksual atau Contextual berpikir kritis dan kreatif (critical and creative
Teaching and Learning (CTL). thinking). Dengan memperhatikan komponen
model pembelajaran kontekstual atau CTL
Pendekatan open-ended merupakan
tersebut, model CTL menjadi salah satu model
pendekatan pembelajaran yang menyajikan
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
suatu permasalahan yang memiliki metode
proses belajar yang menggunakan pendekatan
penyelesaian atau penyelesaian yang benar lebih
open-ended untuk melatih kemampuan berpikir
dari satu (Syaban, 2011). Pada umumnya,
kreatif matematis siswa dalam pemecahan
pemecahan masalah matematika yang diberikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari,
dalam pembelajaran di kelas hanya melatih
khususnya pada materi yang berkaitan dengan
siswa untuk menemukan jawaban benar dengan
geometri, yaitu volum dan luas permukaan
langkah-langkah atau algoritma yang lazim dan
tabung.
memang diajarkan oleh guru sebelumnya.
Namun dalam pendekatan open-ended siswa Menurut Bruner seperti yang dikutip
dituntut untuk menyelesaikan permasalahan oleh Hawa (2007), proses belajar terjadi secara
matematika yang memiliki variasi langkah optimal jika pengetahuan yang dipelajari itu
dalam menyelesaiakannya bahkan juga dipelajari dalam tiga tahapan, yaitu: (1) Tahap
memiliki variasi jawaban yang benar. enaktif, penyajian yang dilakukan melalui
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tindakan anak secara langsung terlibat dalam
oleh Bambang Hudiono (2008), pendekatan memanipulasi (mengotak-atik) objek; (2) Tahap
open-ended sangat cocok diterapkan untuk ikonik, yaitu suatu tahapan di mana
mengembangkan kemampuan pemecahan pengetahuan itu direpresentasikan (diwujudkan)
masalah pada siswa, khususnya siswa Sekolah dalam bentuk bayangan visual (visual
Menengah Pertama (SMP). Di dalam imagenary), gambar, atau diagram yang
pendekatan open-ended, permasalahan yang menggambarkan kegiatan konkret yang terdapat
diberikan menantang siswa untuk berpikir dalam tahapan enaktif, dan (3) Tahap simbolik,
secara kritis, luas, dan terbuka sehingga dengan bahasa adalah pola dasar simbolik, anak
demikian siswa dilatih untuk mengembangkan memanipulasi simbol-simbol atau lambang-
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa lambang obyek tertentu. Arends (2008),
khususnya dalam pemecahan masalah yang menyebutkan bahwa CD pembelajaran,
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. simulasi, dan web-web virtual dapat digunakan
Oleh karena itu, materi pembelajaran yang sebagai media dalam penyampaian materi di
diberikan harus juga harus dikaitkan dengan kelas untuk meningkatkan motivasi atau minat
kehidupan sehari-hari. siswa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
digunakan media pembelajaran atau
Materi pembelajaran yang dikaitkan
multimedia, khususnya media interaktif yang
dengan kehidupan sehari-hari siswa adalah inti
dimasukkan dalam compact disc (CD),
dari salah satu model pembelajaran kontekstual
sehingga memudahkan siswa dalam
atau Contextual Teaching and Learning (CTL).
membayangkan benda-benda abstrak pada
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
materi pokok volum dan luas permukaan
Setya (2008), model pembelajaran kontekstual
tabung. Media ini lazim disebut dengan CD
atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
interaktif. CD interaktif digunakan sebagai
merupakan model yang tepat untuk

107
Karina Pratinuari et al / Unnes Journal of Mathematic Education 2 (1) (2013)

implementasi salah satu rambu-rambu penelitian ini adalah kemampuan berpikir


pembelajaran matematika Kurikulum 2006, kreatif matematis siswa pada materi bangun
yaitu pemanfaatan teknologi (komputer, ruang sisi lengkung, dengan sub materi luas
media/alat peraga) dalam rangka meningkatkan permukaan dan volum tabung. Metode yang
keefektifan pembelajaran matematika, digunakan dalam penelitian ini adalah metode
khususnya pada materi pokok volum dan luas observasi dan metode tes. Pada akhir
permukaan tabung. Adapun CD interaktif pembelajaran diberikan tes untuk mengetahui
tersebut dikembangkan berdasarkan standar tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis.
kompetensi dan kompetensi dasar pada materi Tes diberikan kepada kedua kelompok dengan
luas dan keliling trapesium dengan tes yang sama dan digunakan untuk
menggunakan program Microsoft Power Point memperoleh data kemampuan berpikir kreatif
2007. matematis siswa. Hasil pengolahan data
Berdasarkan uraian tersebut, maka kemampuan berpikir kreatif matematis dan
diperlukan penelitian yang bertujuan: (1) untuk tingkat motivasi siswa digunakan untuk menguji
mengetahui apakah rata-rata kemampuan kebenaran hipotesis.
berpikir kreatif matematis siswa pada Pada penelitian ini materi yang
pembelajaran dengan pendekatan Open-ended digunakan untuk menyusun tes akhir adalah
dengan model CTL berbantuan CD interaktif materi luas permukaan dan volum tabung.
mencapai ketuntasan belajar, (2) untuk Bentuk tes yang digunakan adalah tes berbentuk
mengetahui apakah rata-rata kemampuan uraian. Setelah melakukan uji coba instrumen
berpikir kreatif matematis siswa pada dan menganalisis hasilnya untuk mengetahui
pembelajaran dengan pendekatan Open-ended validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf
dengan model CTL berbantuan CD interaktif kesukaran kemudian diambil soal yang layak
lebih baik daripada model CTL saja. digunakan dalam tes hasil kemampuan berpikir
kreatif matematis.
Metode Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Data awal yang digunakan dalam
siswa kelas IX SMP Negeri 11 Semarang penelitian ini diperoleh dari nilai pretest pada
sebanyak 196 siswa yang terbagi dalam 7 kelas, materi yang telah diajarkan pada bab
yaitu kelas IX-A, IX-B, IX-C, IX-D, IX-E, IX-F, sebelumnya, yaitu materi kesebangunan bangun
dan IX-G. Sampel dalam penelitian ini diambil datar, sedangkan data akhir diperoleh dari nilai
secara acak menggunakan teknik cluster tes kemampuan berpikir kreatif matematis pada
random sampling dan terpilih siswa kelas materi luas permukaan dan volum tabung
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
eksperimen menggunakan pendekatan Open- Desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
ended dengan model pembelajaran kontekstual
Hasil dan Pembahasan
atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
Penelitian ini merupakan penelitian
berbantuan CD interaktif sedangkan kelompok
eksperimen yang menggunakan dua kelompok
kontrol dengan model CTL saja. Variabel dalam
sampel yaitu kelompok eksperimen dan

108
Karina Pratinuari et al / Unnes Journal of Mathematic Education 2 (1) (2013)

kelompok kontrol. Kegiatan penelitian ini menunjukkan bahwa zhitung > -ztabel yang berarti
dilaksanakan pada bulan September 2012. pembelajaran pada kelompok eksperimen telah

Sebelum menguji hipotesis, terlebih mencapai nilai KKM sebesar 71.


dahulu dilakukan uji normalitas pada kelompok Uji ketuntasan belajar klasikal
eksperimen dan kelompok kontrol. Uji dilakukan dengan menggunakan uji proporsi.
normalitas dilakukan untuk mengetahui Hal ini untuk mengetahui apakah rata-rata
kenormalan data dan untuk menentukan uji kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
selanjutnya apakah memakai statistik pada materi luas permukaan dan volum tabung
parametrik atau non parametrik. Hasil analisis kelompok eksperimen memenuhi KKM klasikal
menunjukkan bahwa = 2,4 sedangkan = 7,81. minimal 75%. Hasil analisis data diperoleh
Hal ini berarti untuk setiap data kurang dari , sedangkan . Hal ini menunjukkan bahwa zhitung
maka data tersebut berdistribusi normal. Oleh > -ztabel yang berarti pembelajaran pada
karena itu uji selanjutnya memakai statistik kelompok eksperimen telah mencapai KKM
parametrik. klasikal minimal 75%.
Uji homogenitas dalam penelitian ini Uji perbedaan rata-rata dilakukan untuk
menggunakan uji Harley Pearson. Berdasarkan mengetahui apakah nilai rata-rata kemampuan
perhitungan, nilai F yang diperoleh adalah berpikir kreatif matematis kelompok
1,758 dan dengan dk pembilang = nb – 1 = 27 – eksperimen lebih baik daripada nilai rata-rata
1 = 26, dk penyebut = nk – 1 = 27 – 1 = 26 kemampuan berpikir kreatif matemaris
dengan = 5% diperoleh F (0.025)(26:26) = 2,19, kelompok kontrol. Untuk uji perbedaan rata-
karena F berada pada daerah penerimaan Ho, rata ini dilakukan uji pihak kanan. Hasil
maka nilai hasil belajar dari kelompok perhitungan uji perbedaan rata-rata diperoleh
eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai dan dengan dk = 52 dan = 5%. Ini berarti
varians yang sama (berasal dari populasi yang thitung >ttabel yang berarti nilai rata-rata
homogen). kemampuan berpikir kreatif matematis
Uji ketuntasan belajar individual kelompok eksperimen lebih baik daripada nilai
dilakukan dengan menggunakan uji pihak kiri. rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis
Hal ini untuk mengetahui apakah rata-rata kelompok kontrol.
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa Hasil analisis statistik data pada kelas
pada materi luas permukaan dan olum tabung eksperimen dapat dilihat pada Tabel 3.
kelompok eksperimen memenuhi nilai KKM

yaitu 71. Hasil analisis data diperoleh zhitung = Berdasarkan hasil analisis deskriptif
-0,856 sedangkan ztabel =1,64 . Hal ini

109
Karina Pratinuari et al / Unnes Journal of Mathematic Education 2 (1) (2013)

data hasil tes kemampuan berpikir kreatif sendiri-sendiri maupun bersama-sama.


materi luas permukaan dan volum tabung, Walaupun permasalahan-permasalahan yang
dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan uji dipecahkan berasal dari konteks kehidupan
ketuntasan belajar dan uji perbedaan dua rata- nyata, namun model CTL saja tidak cukup
rata, hasil belajar siswa yang mendapat mampu untuk merangsang siswa berpikir secara
pendekatan open-ended dengan model Contextual lebih kreatif dalam penyelesaian masalah.
Teaching and Learning (CTL) berbantuan CD Permasalahan lain yang dihadapi oleh
interaktif lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa adalah kemampuan siswa dalam
siswa yang mendapat pembelajaran CTL memahami penyelesaian masalah seperti apa
dengan prosentase siswa yang mengalami yang harus mereka tunjukkan. Model CTL saja
ketuntasan belajar sebesar 100 %, sedangkan belum cukup mampu melatih siswa untuk
peserta siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
pada pembelajaran ekspositori adalah 33,33 %. mereka dalam menyelesaikan permasalahan
Dari hasil uji ketuntasan belajar, siswa kontekstual yang diberikan. Salah satu
yang dikenai pendekatan open-ended dengan contohnya, siswa belum dapat memberikan
model Contextual Teaching and Learning (CTL) berbagai jawaban yang mungkin memenuhi
berbantuan CD interaktif telah mencapai ataupun menyelesaikan permasalahan yang
ketuntasan belajar yang didasarkan pada KKM diberikan dengan berbagai alternatif jawaban.
(Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan Alhasil kemampuan berpikir kreatif siswa
di SMP N 11 Semarang untuk mata pelajaran belum dapat meningkat.
matematika yaitu 71 serta prosentase siswa yang Berbeda dengan model CTL,
mencapai ketuntasan individual minimal pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
sebesar 75 %. Hasil ini menunjukkan bahwa open-ended dengan model CTL berbantuan CD
pendekatan open-ended dengan model Contextual interaktif lebih efektif untuk melatih
Teaching and Learning (CTL) berbantuan CD kemampuan berpikir kreatif siswa. Pendekatan
interaktif efektif terhadap kemampuan berpikir open-ended, yang menuntut siswa untuk dapat
kreatif siswa. menemukan berbagai alternatif jawaban yang
Pada uji perbedaan rata-rata kelas benar serta berbagai alternatif cara penyelesaian
kontrol dan kelas eksperimen, rata-rata hasil masalah, melatih siswa untuk mengembangkan
belajar siswa yang mendapat pendekatan open- kemampuan berpikir kreatif mereka sehingga
ended dengan model Contextual Teaching and kriteria berpikir kreatif (kefasihan, kebaruan,
Learning (CTL) berbantuan CD interaktif dan fleksibilitas) tercapai dilihat dari hasil tes
menunjukkan perbedaan yang signifikan bila kemampuan berpikir kreatif siswa yang
dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar mengikuti pembelajaran dengan pendekatan
siswa pada kelas yang menggunakan open-ended dengan model CTL berbantuan CD
pembelajaran CTL. Hasil tes kemampuan interaktif.
berpikir kreatif siswa yang mendapatkan Kemungkinan faktor yang menjadi
pembelajaran dengan pendekatan open-ended penyebab perbedaan kemampuan berpikir
dengan model Contextual Teaching and Learning kreatif antara siswa yang mendapat
(CTL) berbantuan CD interaktif lebih baik pembelajaran dengan pendekatan open-ended
daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model CTL berbantuan CD interaktif
dengan model pembelajaran CTL. Ini berarti dibandingkan dengan siswa yang mendapat
kemampuan berpikir kreatif siswa yang pembelajaran dengan model CTL, yaitu pada
mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan pendekatan open-ended, siswa dituntut untuk
open-ended dengan model Contextual Teaching and memberikan alternatif jawaban yang
Learning (CTL) berbantuan CD interaktif lebih didapatkan dari berbagai cara yang tidak mutlak
baik daripada siswa yang mendapatkan berasal dari rumus baku. Hal ini semakin
pembelajaran dengan model pembelajaran CTL. didukung dengan model CTL yang salah satu
Pada pembelajaran dengan model dari tujuh komponennya adalah berpikir kritis
Contextual Teaching and Learning, siswa dan kreatif (Rusman, 2010) serta digunakannya
menggunakan pemahaman dan kemampuan CD interaktif sebagai media pembelajaran yang
akademiknya dalam berbagai konteks dalam tidak hanya berbasis teknologi namun juga
dan luar sekolah untuk memecahan masalah menolong siswa memvisualisasikan bangun
yang bersifat simulatif ataupun nyata, baik geometri yang abstrak sehingga memudahkan

110
Karina Pratinuari et al / Unnes Journal of Mathematic Education 2 (1) (2013)

siswa untuk lebih memahami konsep dasar luas aspek kefasihan (fluency), aspek fleksibilitas
permukaan dan volum tabung. Selain itu, (flexibility), serta aspek kebaruan (newly). Ketiga
penggunaan CD interaktif juga meningkatkan aspek kemampuan berpikir kreatif matematis
minat dan motivasi siswa dalam mengikuti tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
pembelajaran (Arends, 2008). Dari ketiga aspek kemampuan berpikir
Ketuntasan belajar ditinjau dari kreatif matematis tersebut, aspek kefasihan
ketuntasan belajar secara individual dan (fluency) merupakan aspek yang paling
klasikal. KKM mata pelajaran matematika kelas menonjol dan banyak dicapai oleh siswa pada
IX semester 1 di smp Negeri 11 Semarang kelas eksperimen. Aspek kefasihan (fluency)
adalah 71 sehingga siswa harus mencapai nilai menjadi aspek yang paling menonjol karena
sekurang-kurangnya 71 untuk dapat dikatakan pendekatan open-ended melatih siswa untuk
tuntas belajar dan sekurang-kurangnya 75% menemukan berbagai alternatif penyelesaian
jumlah siswa dari suatu kelas harus tuntas suatu masalah dengan menggunakan cara-cara
belajar agar tercapai ketuntasan klasikal. yang berbeda. Hal ini didukung dengan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat penerapan model CTL yang membentuk
diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas IX masyarakat belajar, sehingga dari hasil diskusi
SMP Negeri 11 Semarang mencapai ketuntasan dengan siswa lain, akan semakin banyak solusi
belajar dengan menggunakan pendekatan open- maupun cara penyelesaian yang beragam.
ended dengan model pembelajaran kontekstual Aspek yang paling banyak tidak dicapai oleh
atau CTL berbantuan CD interaktif pada materi siswa pada kelas eksperimen adalah aspek
pokok luas permukaan dan volum tabung. Hal kebaruan (newly). Hal ini disebabkan oleh siswa
ini ditunjukkan pada uji rata-rata pihak kiri dan yang telah terbiasa cara penyelesaian yang
uji proporsi pihak kiri. Uji rata-rata pihak kiri umum dikerjakan atau mengacu pada apa yang
menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar telah diajarkan oleh guru saja, sehingga siswa
siswa yang pembelajarannya dengan pendekatan masih kesulitan dalam mengembangkan
open-ended dengan model pembelajaran berbagai penyelesaian yang baru dan bahkan
kontekstual atau CTL berbantuan CD interaktif melebihi tahap perkembangan akademisnya.
lebih dari atau sama dengan 71, sedangkan uji Faktor-faktor yang mempengaruhi
proporsi pihak kiri menunjukkan proporsi siswa aspek kemampuan berpikir kreatif matematis
yang memperoleh nilai lebih dari atau sama siswa adalah sebagai berikut: pola dan
dengan 71 dalam pembelajaran dengan kebiasaan belajar siswa, apersepsi maupun
pendekatan open-ended dengan model motivasi yang diberikan oleh guru kepada siswa
pembelajaran kontekstual atau CTL berbantuan di awal proses pembelajaran, pendekatan
CD interaktif lebih dari atau sama dengan 75%. maupun model pembelajaran yang digunakan di
Rata-rata hasil belajar siswa yang kelas, media pembelajaran yang digunakan, dan
pembelajarannya menggunakan pendekatan aktivitas guru yang mendukung perkembangan
open-ended dengan model pembelajaran kreatifitas berpikir siswa, seperti cara
kontekstual atau CTL berbantuan CD interaktif mengarahkan, memberi pertanyaan, maupun
adalah 79,81. Jumlah siswa yang mencapai nilai memberi permasalahan kontekstual dengan
sekurang-kurangnya 71 adalah 27 dari 27 siswa pendekatan open-ended.
(100%).

Ada tiga aspek kemampuan berpikir Dari hasil penelitian, pendekatan open-
kreatif yang diukur dalam penelitian ini, yaitu ended dengan model CTL berbantuan CD

111
Karina Pratinuari et al / Unnes Journal of Mathematic Education 2 (1) (2013)

interaktif meningkatkan kemampuan berpikir pendekatan open-ended dengan model Contextual


kreatif matematis siswa. Teaching and Learning (CTL) berbantuan CD
Nilai hasil pretest sebagai kondisi awal interaktif untuk meningkatkan kemampuan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa berpikir kreatif siswa. Selain itu, guru
dan nilai hasil posttest sebagai kondisi akhir matematika juga disarankan melakukan variasi
setelah diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran melalui model maupun
open-ended dengan model CTL berbantuan CD pendekatan pembelajaran yang inovatif untuk
interaktif pada kelas eksperimen dapat dilihat menunjang pembelajaran yang efektif agar
pada Tabel 5. tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik

sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian ini


Berdasarkan data nilai rata-rata pretest
masih terdapat beberapa kekurangan maka
dan posttet kemampuan berpikir kreatif
disarankan adanya penelitian lebih lanjut yang
matematis siswa, dapat diketahui bahwa
mengkaji faktor-faktor lain dalam pembelajaran
terdapat peningkatan hasil tes kemampuan
sebagai penyempurna penelitian ini.
berpikir kreatif matematis siswa yang diajar
dengan menggunakan pendekatan open-ended Ucapan Terima Kasih
dengan model CTL berbantuan CD interaktif Penelitian ini dapat terlaksana dengan
dibandingkan dengan kondisi awal, di mana baik karena bantuan dari berbagai pihak. Secara
siswa belum dilatih kemampuan berpikir kreatif khusus penulis menyampaikan ucapan terima
matematisnya dengan penerapan pendekatan kasih kepada Drs. Arief Agoestanto, M.Si.
open-ended dengan model CTL berbantuan CD selaku Ketua Jurusan Matematika Universitas
interaktif. Negeri Semarang, Drs.M. Asikin, M.Pd selaku
ketua penguji, serta Lilik Supraptono,S.Pd.
Simpulan
selaku guru mata pelajaran matematika di SMP
Simpulan yang diperoleh dari penelitian
Negeri 11 Semarang atas izin, dukungan, dan
ini adalah: (1) Pendekatan Open-ended dengan
kerjasama yang diberikan selama proses
model Contextual Teaching and Learning (CTL)
penelitian, serta semua pihak terkait yang telah
berbantuan CD interaktif untuk materi luas
membantu terselesaikannya penulisan artikel
permukaan dan volum tabung dapat mencapai
ini.
ketuntasan belajar baik individual maupun
klasikal. Ini berarti penerapan model Daftar Pustaka
pembelajaran ini efektif terhadap kemampuan Arends, R. 2008. Learning to Teach (7th Edition).
berpikir kreatif siswa, (2) Kemampuan berpikir Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kreatif siswa yang mendapatkan pembelajaran Hawa, S. 2007. Pengembangan Pembelajaran
Matematika SD. Jakarta: Ditjen Pendidikan
dengan Pendekatan Open-ended dengan model
Tinggi.
Contextual Teaching and Learning (CTL)
Hudiono, B. 2008. Pembudayaan Pendekatan Open
berbantuan CD interaktif untuk materi luas Ended Problem Solving dalam
permukaan dan volum tabung lebih baik dari Pengembangan Daya Representasi
pada siswa yang mendapatkan pembelajaran Matematik Pada Siswa Sekolah Menengah
dengan model pembelajaran Contextual Teaching Pertama. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 9 No.
and Learning (CTL). 1.
Mulyani, Y. 2011. Penerapan Peta Konsep Segitiga
Dari penelitian ini, peneliti pada Siswa SMA. Jurnal Online Pendidikan
menyarankan kepada guru matematika agar dan Budaya. [online] http://educare.e-
dalam menyampaikan materi luas permukaan fkipunla.net.
dan volum tabung , guru dapat menggunakan Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran,

112
Karina Pratinuari et al / Unnes Journal of Mathematic Education 2 (1) (2013)

Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Muhamadyah Surakarta.


PT Raja Grafindo Persada. Sugiarto. 2010. Workshop Pendidikan Matematika.
Setya, I. 2008. Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Semarang: UNNES.
Teaching & Learning) dalam Pembelajaran Syaban, M. 2011. Menggunakan Open Ended untuk
Biologi Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Memotivasi Berpikir Matematika. Educare.
Belajar Pada Siswa SMP Negeri 2 Cawas Tahun Jurnal Pendidikan dan Budaya.[Online].
Ajaran 2007 / 2008. Skripsi Universitas Tersedia: http://educare.e-fkipunla.net.

113

Anda mungkin juga menyukai