http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme
Info Artikel
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui hasil kemampuan berpikir kreatif
Diterima bulan Februari 2013 matematis siswa yang menggunakan pendekatan Open-ended dengan model
Disetujui bulan Maret 2013 pembelajaran kontekstual berbantuan CD interaktif; (2) mengetahui kemampuan
Dipublikasikan bulan Mei berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan pendekatan Open-ended
2013 dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
berbantuan CD interaktif dan kemampuan berpikir kreatif siswa yang hanya
menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Teknik sampling pada penelitian
Kata Kunci:
ini menggunakan pengambilan sampel secara acak. Metode pengumpulan data
Berpikir kreatif;
yang digunakan meliputi metode observasi dan metode tes. Analisis data yang
Kontekstual;
digunakan meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji ketuntasan individual, uji
Open-ended.
ketuntasan klasikal, dan uji perbedaan rata-rata. Hasil penelitian menunjukan
bahwa pendekatan Open-ended dengan model pembelajaran kontekstual
berbantuan CD interaktif efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa pada materi pokok luas permukaan dan volum tabung.
Abstra
The object of this study was (1) to determine mathematical creative thinking
ability of students by using open-ended approach assisted learning compact disk
(CD); (2) to determine whether mathematical creative thinking ability of students
by using open-ended approach assisted learning compact disk (CD) is better than
contextual approach. This study is experimental research. Sampling technique in
this study using random sampling.Data collection methods is observation
methods and test method. Data analysis is normality test, homogeneity,
testindividual completeness, test classical completeness, and mean difference test.
The results showed that the open-ended with contextual approach assisted
Compact Disk learning is more effective to develop mathematical creative
thinking abilities in the subject matter of the surface area and volume of cylinder.
Pendahuluan dalamnya.
Kehidupan pada masyarakat dewasa ini Salah satu materi pelajaran matematika
semakin menunjukkan adanya perkembangan yang penting dan harus dipahami siswa adalah
pesat yang terjadi di dalam hampir setiap aspek geometri. Menurut Van De Welle seperti yang
kehidupan secara global, memperjelas dikutip oleh Mulyani (2011) menyatakan ada
kenyataan bahwa masyarakat sedang memasuki lima alasan mengapa geometri sangat penting
era kemajuan yang disebut dengan era untuk dipelajari, (1) geometri membantu
globalisasi. Hal ini berarti bahwa sebagai bagian manusia memiliki apresiasi yang utuh tentang
dari masyarakat dunia, masyarakat Indonesia dunianya; (2) eksplorasi geometri dapat
harus mampu bersaing dalam berbagai aspek membantu mengembangkan keterampilan
kehidupan yang tidak hanya membutuhkan pemecahan masalah; (3) geometri memainkan
keunggulan komparatif, tetapi juga keunggulan peranan utama dalam bidang matematika
kompetitif. Keunggulan kompetitif merupakan lainnya; (4) geometri digunakan oleh banyak
nilai lebih yang harus ada. Nilai ini bisa tercipta orang dalam kehidupan mereka sehari-hari; (5)
dari sumber daya manusia (SDM) yang geometri penuh teka-teki dan menyenangkan.
memiliki pengetahuan, keterampilan, serta Selain itu, soal-soal atau materi yang berkaitan
kreatifitas yang tinggi. dengan geometri dapat dikembangkan secara
Peningkatan kualitas SDM sangat luas sehingga lebih memungkinkan siswa untuk
tergantung pada kualitas pendidikan. berpikir kreatif matematis dalam pemecahan
Perwujudan SDM berkualitas tersebut menjadi masalah. Namun pada kenyataannya, masih
tanggung jawab pendidikan, terutama dalam banyak pembelajaran matematika di sekolah-
mempersiapkan siswa menjadi subyek yang sekolah yang mempelajari geometri dengan cara
makin berperan menampilkan keunggulan yang umum atau lazim seperti materi-materi
dirinya yang mampu bertindak serta berpikir yang lainnya sehingga sisi penting maupun sisi
secara kreatif. menarik dari materi geometri belum begitu
Salah satu perwujudan awal SDM yang terlihat. Hal ini bahkan justru menjadikan
berkualitas adalah tampilnya siswa yang mampu geometri sebagai materi yang sulit untuk
berpikir secara kreatif. Oleh karena itu, proses dipelajari siswa, khususnya siswa di Sekolah
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas Menengah Pertama (SMP).
diharapkan mampu menolong siswa untuk SMP Negeri 11 Semarang adalah salah
dapat berpikir secara kreatif. Seorang guru satu Sekolah Standar Nasional (SSN) di kota
memiliki tugas untuk menggunakan model Semarang. Berdasarkan data dari SMP Negeri
pembelajaran maupun pendekatan yang sesuai 11 Semarang, perangkat pembelajaran yang
sehingga siswa mampu mencapai kompetensi digunakan sudah dikembangkan mengacu pada
yang diharapkan, yaitu kemampuan untuk KTSP. Walaupun sudah dikembangkan, tetapi
berpikir kreatif, dalam rangka mempersiapkan masih ada aspek-aspek yang harus diperbaiki,
siswa untuk memiliki kualitas serta kemampuan salah satunya adalah dalam penyampaian
untuk terjun ke dalam kehidupan nyata di era materi. Contoh penyampaian materi geometri
globalisasi. khususnya pada materi pokok volum dan
Matematika merupakan cabang ilmu keliling tabung menggunakan gambar di papan
pengetahuan yang melatih siswa untuk berpikir tulis kemudian materi dijelaskan sesuai dengan
secara kritis serta kreatif. Hal tersebut tampak bahan ajar yang ada. Dari Rencana Pelaksanaan
pada salah satu tujuan pembelajaran Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru
matematika, yaitu mengembangkan aktivitas matematika di SMP Negeri 11 Semarang,
kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan model pembelajaran yang digunakan adalah
penemuan dengan mengembangkan pemikiran model ekspositori dan masih dengan
divergen, orisinil rasa ingin tahu, membuat pembelajaran konvensional. Rata-rata nilai
prediksi dan dugaan serta mencoba-coba. mata pelajaran matematika kelas IX di SMP
Materi-materi pokok dalam mata pelajaran Negeri 11 Semarang adalah 72. Namun
matematika pun diberikan dalam rangka demikian, kemampuan berpikir kreatif
melatih serta membiasakan siswa untuk berpikir matematis siswa dalam pemecahan masalah
secara matematis, logis, dan membangun khususnya pada materi geometri masih kurang.
kemampuan berpikir secara kreatif dalam Hal ini disebabkan oleh belum diterapkannya
berbagai pemecahan masalah yang ada di pendekatan maupun model pembelajaran
106
Karina Pratinuari et al / Unnes Journal of Mathematic Education 2 (1) (2013)
dengan media pendukung yang melatih siswa meningkatkan hasil belajar siswa SMP. Menurut
untuk mengembangkan kemampuan berpikir Howey. R, Keneth seperti yang dikutip oleh
kreatif mereka. Rusman (2010) mendefinisikan CTL sebagai
Berdasarkan hal tersebut, untuk pembelajaran yang memungkinkan terjadinya
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif proses belajar di mana siswa menggunakan
matematis siswa, perlu adanya pendekatan pemahaman dan kemampuan akademiknya
pembelajaran maupun model pembelajaran dalam berbagai konteks dalam dan luar sekolah
yang memungkinkan siswa melakukan observasi untuk memecahan masalah yang bersifat
dan eksplorasi agar dapat membangun simulatif ataupun nyata, baik sendiri-sendiri
pengetahuannya sendiri. Salah satu pendekatan maupun bersama-sama. Menurut Johnson.B.
pembelajaran yang dapat diterapkan untuk Elaine seperti yang dikutip oleh Rusman (2010)
melatih kemampuan berpikir kreatif siswa menyebutkan bahwa salah satu dari tujuh
adalah pendekatan open-ended, dengan model komponen pembelajaran kontekstual adalah
pembelajaran konteksual atau Contextual berpikir kritis dan kreatif (critical and creative
Teaching and Learning (CTL). thinking). Dengan memperhatikan komponen
model pembelajaran kontekstual atau CTL
Pendekatan open-ended merupakan
tersebut, model CTL menjadi salah satu model
pendekatan pembelajaran yang menyajikan
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
suatu permasalahan yang memiliki metode
proses belajar yang menggunakan pendekatan
penyelesaian atau penyelesaian yang benar lebih
open-ended untuk melatih kemampuan berpikir
dari satu (Syaban, 2011). Pada umumnya,
kreatif matematis siswa dalam pemecahan
pemecahan masalah matematika yang diberikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari,
dalam pembelajaran di kelas hanya melatih
khususnya pada materi yang berkaitan dengan
siswa untuk menemukan jawaban benar dengan
geometri, yaitu volum dan luas permukaan
langkah-langkah atau algoritma yang lazim dan
tabung.
memang diajarkan oleh guru sebelumnya.
Namun dalam pendekatan open-ended siswa Menurut Bruner seperti yang dikutip
dituntut untuk menyelesaikan permasalahan oleh Hawa (2007), proses belajar terjadi secara
matematika yang memiliki variasi langkah optimal jika pengetahuan yang dipelajari itu
dalam menyelesaiakannya bahkan juga dipelajari dalam tiga tahapan, yaitu: (1) Tahap
memiliki variasi jawaban yang benar. enaktif, penyajian yang dilakukan melalui
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tindakan anak secara langsung terlibat dalam
oleh Bambang Hudiono (2008), pendekatan memanipulasi (mengotak-atik) objek; (2) Tahap
open-ended sangat cocok diterapkan untuk ikonik, yaitu suatu tahapan di mana
mengembangkan kemampuan pemecahan pengetahuan itu direpresentasikan (diwujudkan)
masalah pada siswa, khususnya siswa Sekolah dalam bentuk bayangan visual (visual
Menengah Pertama (SMP). Di dalam imagenary), gambar, atau diagram yang
pendekatan open-ended, permasalahan yang menggambarkan kegiatan konkret yang terdapat
diberikan menantang siswa untuk berpikir dalam tahapan enaktif, dan (3) Tahap simbolik,
secara kritis, luas, dan terbuka sehingga dengan bahasa adalah pola dasar simbolik, anak
demikian siswa dilatih untuk mengembangkan memanipulasi simbol-simbol atau lambang-
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa lambang obyek tertentu. Arends (2008),
khususnya dalam pemecahan masalah yang menyebutkan bahwa CD pembelajaran,
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. simulasi, dan web-web virtual dapat digunakan
Oleh karena itu, materi pembelajaran yang sebagai media dalam penyampaian materi di
diberikan harus juga harus dikaitkan dengan kelas untuk meningkatkan motivasi atau minat
kehidupan sehari-hari. siswa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
digunakan media pembelajaran atau
Materi pembelajaran yang dikaitkan
multimedia, khususnya media interaktif yang
dengan kehidupan sehari-hari siswa adalah inti
dimasukkan dalam compact disc (CD),
dari salah satu model pembelajaran kontekstual
sehingga memudahkan siswa dalam
atau Contextual Teaching and Learning (CTL).
membayangkan benda-benda abstrak pada
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
materi pokok volum dan luas permukaan
Setya (2008), model pembelajaran kontekstual
tabung. Media ini lazim disebut dengan CD
atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
interaktif. CD interaktif digunakan sebagai
merupakan model yang tepat untuk
107
Karina Pratinuari et al / Unnes Journal of Mathematic Education 2 (1) (2013)
108
Karina Pratinuari et al / Unnes Journal of Mathematic Education 2 (1) (2013)
kelompok kontrol. Kegiatan penelitian ini menunjukkan bahwa zhitung > -ztabel yang berarti
dilaksanakan pada bulan September 2012. pembelajaran pada kelompok eksperimen telah
yaitu 71. Hasil analisis data diperoleh zhitung = Berdasarkan hasil analisis deskriptif
-0,856 sedangkan ztabel =1,64 . Hal ini
109
Karina Pratinuari et al / Unnes Journal of Mathematic Education 2 (1) (2013)
110
Karina Pratinuari et al / Unnes Journal of Mathematic Education 2 (1) (2013)
siswa untuk lebih memahami konsep dasar luas aspek kefasihan (fluency), aspek fleksibilitas
permukaan dan volum tabung. Selain itu, (flexibility), serta aspek kebaruan (newly). Ketiga
penggunaan CD interaktif juga meningkatkan aspek kemampuan berpikir kreatif matematis
minat dan motivasi siswa dalam mengikuti tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
pembelajaran (Arends, 2008). Dari ketiga aspek kemampuan berpikir
Ketuntasan belajar ditinjau dari kreatif matematis tersebut, aspek kefasihan
ketuntasan belajar secara individual dan (fluency) merupakan aspek yang paling
klasikal. KKM mata pelajaran matematika kelas menonjol dan banyak dicapai oleh siswa pada
IX semester 1 di smp Negeri 11 Semarang kelas eksperimen. Aspek kefasihan (fluency)
adalah 71 sehingga siswa harus mencapai nilai menjadi aspek yang paling menonjol karena
sekurang-kurangnya 71 untuk dapat dikatakan pendekatan open-ended melatih siswa untuk
tuntas belajar dan sekurang-kurangnya 75% menemukan berbagai alternatif penyelesaian
jumlah siswa dari suatu kelas harus tuntas suatu masalah dengan menggunakan cara-cara
belajar agar tercapai ketuntasan klasikal. yang berbeda. Hal ini didukung dengan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat penerapan model CTL yang membentuk
diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas IX masyarakat belajar, sehingga dari hasil diskusi
SMP Negeri 11 Semarang mencapai ketuntasan dengan siswa lain, akan semakin banyak solusi
belajar dengan menggunakan pendekatan open- maupun cara penyelesaian yang beragam.
ended dengan model pembelajaran kontekstual Aspek yang paling banyak tidak dicapai oleh
atau CTL berbantuan CD interaktif pada materi siswa pada kelas eksperimen adalah aspek
pokok luas permukaan dan volum tabung. Hal kebaruan (newly). Hal ini disebabkan oleh siswa
ini ditunjukkan pada uji rata-rata pihak kiri dan yang telah terbiasa cara penyelesaian yang
uji proporsi pihak kiri. Uji rata-rata pihak kiri umum dikerjakan atau mengacu pada apa yang
menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar telah diajarkan oleh guru saja, sehingga siswa
siswa yang pembelajarannya dengan pendekatan masih kesulitan dalam mengembangkan
open-ended dengan model pembelajaran berbagai penyelesaian yang baru dan bahkan
kontekstual atau CTL berbantuan CD interaktif melebihi tahap perkembangan akademisnya.
lebih dari atau sama dengan 71, sedangkan uji Faktor-faktor yang mempengaruhi
proporsi pihak kiri menunjukkan proporsi siswa aspek kemampuan berpikir kreatif matematis
yang memperoleh nilai lebih dari atau sama siswa adalah sebagai berikut: pola dan
dengan 71 dalam pembelajaran dengan kebiasaan belajar siswa, apersepsi maupun
pendekatan open-ended dengan model motivasi yang diberikan oleh guru kepada siswa
pembelajaran kontekstual atau CTL berbantuan di awal proses pembelajaran, pendekatan
CD interaktif lebih dari atau sama dengan 75%. maupun model pembelajaran yang digunakan di
Rata-rata hasil belajar siswa yang kelas, media pembelajaran yang digunakan, dan
pembelajarannya menggunakan pendekatan aktivitas guru yang mendukung perkembangan
open-ended dengan model pembelajaran kreatifitas berpikir siswa, seperti cara
kontekstual atau CTL berbantuan CD interaktif mengarahkan, memberi pertanyaan, maupun
adalah 79,81. Jumlah siswa yang mencapai nilai memberi permasalahan kontekstual dengan
sekurang-kurangnya 71 adalah 27 dari 27 siswa pendekatan open-ended.
(100%).
Ada tiga aspek kemampuan berpikir Dari hasil penelitian, pendekatan open-
kreatif yang diukur dalam penelitian ini, yaitu ended dengan model CTL berbantuan CD
111
Karina Pratinuari et al / Unnes Journal of Mathematic Education 2 (1) (2013)
112
Karina Pratinuari et al / Unnes Journal of Mathematic Education 2 (1) (2013)
113