Anda di halaman 1dari 13

CARA MEMBUAT TES OBJEKTIF DAN CONTOHNYA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 11

NAMA :MARYANI (2017112020)

RANI MURTI SARI (2017112038)

NURLIA SEKAR SARI (2017112039)

SULASTRI (2016112063)

KELAS : IV A

PRODI : BAHASA INDONESIA

DOSEN :Prof.Dr.RATU WARDARITA, M.Pd.

MATA KULIAH : EVALUASI PEMBELAJARAN


BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan
yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Fungsi
utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan
informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Untuk memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan


melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian
skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan aturan-
aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran
(measurment) dan evaluasi (evaluation), kegiatan pengukuran merupakan dasar
dalam kegiatan evaluasi. Dalam kegiatan pengukuran ini diperlukan instrumen-
instrumen berupa tes, salah satu bentuk tes tersebut adalah Tes Bentuk objektif.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai salah satu jenis pengukuran
tersebut, yaitu tes objektif yang didalamnya terdapat pengertian, berbagai jenis
tes objektif, cara membuatnya, dan contoh, serta kelebihan dan kekurangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penulisan ini yaitu
sebagai berikut.
1. Apakah yang di maksud dengan tes objektif ?
2. Bagaimanakah cara membuat tes objektif?
3. Apasajakah jenis- jenis dari tes objektif?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yakni untuk:
1. Mengetahui apa yang di maksud dengan tes objektif
2. Mengetahui bagaimana cara membuat tes objektif
3. Mengetahui apasaja jenis-jenis dari tes objektif
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Tes Objektif


Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan
secara objektif (Arikunto, 2012:179). Tes objektif sering juga disebut tes
dikotomi karena jawabannya benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0.
Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan kelemahan dari tes
bentuk esai. Dalam penggunaan tes objektif ini jumlah soal yang diajukan
jauh lebih banyak daripada tes esai. Kadang kadang untuk tes yang
berlangsung selama 60 menit dapat diberikan 30-40 buah soal.
2. Cara Membuat Tes Objektif
Berikut ini beberapa cara atau langkah yang perlu diperhatikan dalam
menyusun atau membuat tes objektif:
a. Tiap bentuk dari tes objektif harus didahului dengan penjelasan atau
suruhan, bagaimana cara mengerjakannya.
b. Penjelasan atau suruhan itu harus diusahakan terlalu panjang, tetapi
jelas bagi yang menjawabnya (disesuaikan dengan tingkat sekolah dan
kecakapan bahasa anak).
c. Hindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian atau
yang dapat diartikan atau ditafsirkan bermacam-macam.
d. Tiap-tiap soal (item) haruslah tetap, gramatika atau bahasanya baik
sehingga tidak membinggungkan dan menimbulkan salah tangkap.
e. Jangan menyusun item secara langsung menjiplak dari buku karena
item demikian hanya memaksa anak untuk menghafal, kurang
merangsang siswa untuk berpikir.
f. Harus diteliti jangan sampai item yang satu mempermudah atau
mempersukar item yang lain ( terutama dalam menyusun true-false
dan multiple choice).
g. Urutan-urutan jawaban yang benar dan yang salah janganlah menurut
suatu pola tertentu yang tetap(seperti dalam true-flase, jawabannya
yang benar adalah B.B.S.S.B.B.S.S. dan seterusnya).
h. Janganlah item yang satu tergantung pada item yang lain atau item
terdahulu. Tiap individu yang dites hendaklah diberi kesempatan yang
sama untuk tiap-tiap item. Janganlah karena ia tidak dapat menjawab
item yang satu, ia tidak dapat menjawab item yang lainnya.
3. Jenis atau Bentuk Tes Objektif
Menurut Zainal (2017:135) tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, yaitu
benar – salah, pilihan berganda, menjodohkan, dan melengkapi atau jawaban
singkat.
a) Benar – Salah (B – S)
Tes benar – salah adalah pernyataan yang mengandung dua
kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Peserta didik diminta
untuk menentukan jawaban mengenai pertanyaan pertanyaan atau
pernyataan pernyataan dengan cara seperti yang diminta dalam petunjuk
mengerjakan soal. Fungsi dari bentuk soal salah benar adalah untuk
mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan antara fakta dan
pendapat. Agar soal dapat berfungsi dengan baik maka materi yang
dinyatakan hendaknya homogen dari segi isi.

Kelebihan tes benar-salah, antara lain:

a. Mudah di susun dan digunakan,


b. Dapat mencakup materi yang lebih luas,
c. Dapat dinilai dengan cepat dan objektif,
d. Banyak digunakan untuk mengukur fakta maupun prinsip.

Kekurangan tes benar-salah, yaitu:

a. Kecenderungan peserta didik menjawab coba-coba,


b. Memiliki derajad validitas dan reabilitas yang rendah,
c. Sering terjadi kekaburan,
Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk B – S,
yaitu:

a. Dalam menyusun tes benar salah hendaknya jumlah item cukup


banyak, sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Sebaliknya jika
jumlah item kurang dari 50, kiranya kurang dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Jumlah item benar dan salah hendaknya sama.
c. Berikan petunjuk cara mengerjakan soal yang jelas dan memakai
kalimat sederhana.
d. Hindari kalimat yang terlalu umum, kompleks, dan negatif.
e. Hindari kata yang dapat memberi petunjuk tentang jawaban yang
dikehendaki. Misalnya biasanya, umumnya, selalu dan lain lain.

Contoh :

Pilihlah jawaban yang benar dengan memberikan tanda silang (X) !

B–S :Menyimpan buku kerja ke dalam file excel dilakukan dengan


menjalankan perintah save.

B – S :Tanda .xls di belakang nama file ditambahkan secara


otomatis oleh excel.

B – S :Satu buku kerja hanya berisi sati lembar kerja.

B–S :Tombol tab digunakan untuk memindahkan sel yang aktif ke


baris berikutnya.

a. S = R-W
b.
S=R
Contoh:
Jumlah soal tes = 20 soal
Joni menjawab betul 16 soal dan salah 4 soal. Maka skor untuk joni
adalah..
16 – 4 = 12
b) Pilihan Ganda (Multiple – Choice)
Tes pilihan ganda adalah tes untuk mengukur hasil belajar yang
lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Kelebihan tes pilihan ganda yaitu:

a. Penilaian dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan objektif.


b. Kemungkinan peserta didik menjawab dengan terkaan dapat
dikurangi.
c. Dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam
jenjang kemampuan kognitif.
d. Dapat digunakan berulang ulang.
e. Sangat cocok untuk peserta tes yang banyak.

Kelemahan tes pilihan ganda yaitu:

a. Tidak dapat digunakan untuk mengukur kemampuan verbal dan


pemecahkan masalah.
b. Penyusunan soal yang benar benar baik membutuhkan waktu lama.
c. Sukar menentukan alternatif jawaban yang benar benar homogen,
logis, dan berfungsi.
Ngalim (2008:218) mengungkapkan beberapa petunjuk praktis menyusun
tes pilihan ganda antara lain:
a. Harus mengacu pada kompetensi dasar dan indikator soal.
b. Berikanlah petunjuk mengerjakan soal dengan jelas.
c. Jangan memasukkan materi soal yang yang tidak relevan dengan
apa yang sudah dipelajari oleh peserta didik.
d. Pernyataan pada soal seharusnya merumuskan persoalan yang jelas
dan berarti.
e. Pertanyaan dan pilihan hendaknya merupakan satuan kalimat yang
tidak terputus.
f. Alternatif jawabannya harus berfungsi, homogen, dan logis
g. Panjang pilihan pada suatu soal hendaknya lebih pendek dari pada
itemnya.
h. Usahakan agar pertanyaan dan pilihan tidak muidah diasosiasikan.
i. Alternatif jawaban yang betul hendaknya jangan sistematis.
j. Harus di yakini benar bahwa hanya ada satu jawaban.

Contoh:

Nilai yang ditentukan dengan menambahkan semua skor dan dibagi


dengan banyaknya kasus dengan statistika dikenal sebagai....

a. Rata-rata hitung
b. Median
c. Modus
d. Rata-rata harmonic
Cara mengolah skornya
a. S=R–W

0-1

Keterangan:
S = skor yang diperoleh
R = right (jawaban yang salah)
W = wrong (jawaban yang benar)
0 = banyaknya option
1 = bilangan tetap
Contoh:
Siswa menjawab betul 17 soal dari 20 soal. Soal bentuk multiple
choice ini dengan menggunakan option sebanyak 4 buah.
Skor = 17 – 3 = 16
4-1
c) Menjodohkan (Matching)
Tes menjodohkan merupakan bentuk pilihan ganda, yang
membedakannya adalah bentuk menjodohkan terdiri dari kumpulan
persoalan dan kumpulan jawaban.

Kelebihan dari tes menjodohkan yaitu:

a. Relatif mudah disusun.


b. Penskorannya mudah, objektif dan cepat.
c. Dapat digunakan untuk menilai teori dan penemunya, sebab dan
akibatnya.
d. Materi tes cukup luas.

Kekurangan tes menjodohkan yaitu:

a. Ada kecenderungan untuk menekankan ingatan saja.


b. Kurang baik untuk menilai pengertian guna membuat tafsiran.

Untuk penyusunan soal yang baik perlu diperhatikan hal hal berikut:

a. Buatlah petunjuk tes dengan jelas, singkat, dan mudah dipahami.


b. Sesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator.
c. Kumpulan soal diletakkan disebelah kiri dan kumpulan jawaban
berada disebelah kanan.
d. Jumlah alternatif jawaban hendaknya lebih banyak dari pada jumlah
soal.
e. Susunlah item item dan alternatif jawaban dengan sistematika
tertentu.
f. Seluruh kelompok soal dan kelompok jawaban hanya terdapat dalam
satu halaman.
g. Gunakan kalimat yang singkat dan langsung terarah pada pokok
persoalan.

Contoh:

Petunjuk: Jodohkanlah pertanyaan pada bagian A dengan jawaban yang


tepat pada bagian B. Isikanlah jawaban pada titik titik yang telah
disediakan.

Bagian A Bagian B

a. Nilai tengah .......... a. Deskriptif


b. Nilai rata rata .......... b. modus
c. Nilai yang paling banyak muncul .......... c. Inferensial
d. Menggambarkan keadaan .......... d. Median
e. Menyimpulkan .......... e. Mean

Cara mengolah skor

S=R

d) Jawaban Singkat (Short Answer) dan Melengkapi (Completion)


Tes ini merupakan dua tes yang masing masing menghendaki
jawaban dengan kalimat dan atau angka angka yang hanya dapat dinilai
benar atau salah. Soal tes bentuk jawaban singkat biasanya dikemukakan
dalam bentuk pertanyaan, sedangkan bentuk soal tes melengkapi
biasanya dikemukakan dalam kalimat yang tidak lengkap.

Kelebihan tes ini yaitu:

a. Relatif mudah disusun.


b. Sangat baik menilai siswa berkenaan dengan fakta fakta, prinsip
prinsip, dan terminologi.
c. Menuntut peserta didik agar mengemukakan pendapatnya dengan
singkat dan jelas.
d. Pemeriksaan lembar jawaban dapat dilakukan secara objektif.

Kelemahan tes ini yaitu:

a. Umumnya berkenaan dengan kemampuan mengingat saja.


b. Pada soal bentuk melengkapi, jika titik titik kosong yang harus diisi
terlalu banyak, para peserta didik sering terkecoh.
c. Membutuhkan waktu yang cukup banyak dalam memeriksa jawaban.

Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun tes jawaban singkat dan


melengkapi antara lain:

a. Hendaknya tidak menggunakan soal terbuka.


b. Soal tes untuk melengkapi hendaknya tidak mengambil pernyataan
langsung dari buku.
c. Titik titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya diletakkan
pada akhir atau dekat akhir kalimat dari pada diletakkan di awal
kalimat.
d. Jangan menyediakan titik titik kosong terlalu banyak.
e. Pertanyaan hendaknya hanya mengandung satu unsur alternatif
jawaban.
f. Jika perlu gunakan gambar untuk mempermudah dan memperjelas.

Contoh:

1. Bentuk soal jawaban singkat:


Siapa nama pencipta komputer yang pertama?
2. Bentuk soal melengkapi:
Tempat sampah daur ulang pada komputer disebut.....

Cara mengolah skor sama dengan matching test.


BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara
objektif, ada beberapa cara atau langkah yang perlu diperhatikan dalam menyusun
atau membuat tes objektif, dan tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, yaitu
benar – salah, pilihan berganda, menjodohkan, dan melengkapi atau jawaban
singkat.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin,Zainal. 2017. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Rosdakarya Offset.


Arikunto,Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Purwanto,Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Rosdakarya Offset.

Anda mungkin juga menyukai