Anda di halaman 1dari 9

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Dasar Teori


Kata Fisika bersal dari bahasa Yunani "Physic" yang berarti "alam" atau "hal
ikhwal alam" sedangkan fisika (dalam bahasa inggris "Physic") merupakan ilmu
yang mempelajari aspek-aspek di alam yang dapat dipahami dengan dasar-dasar
pengertian terhadap prinsip-prinsip dan hukum-hukum elementemya. Selanjutnya
fisika dapat didefenisikan dalam berbagai pengertian, dua diantaranya mengatakan
bahwa fisika adalah ilmu yang mempelajari suatu zat dan energi atau zat dan
gerakan dan fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam dari segi
materi dan energinya (Harrys, 2003).
Pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam
bilangan sebagai hasil membandingkannya dengan suatu besaran baku yang
diterima sebagai satuan. Nilai skala terkecil ( NST ) adalah nilai terkecil dari hasil
pengukuran yang masih dapat dibaca dengan alat ukur tersebut. Ketidakpastian
pengukuran adalah pengukuran yang tidak dapat dipastikan satuan atau angkanya
benar atau tepat dan hasilnya hanya mendekati ketetapan (Any, 2008).
Besaran pokok adalah besaran yang berdiri sendiri dan satuannya tidak
tergantung pada satuan besaran yang lain dan dapat diukur secara langsung.
Terdapat tujuh besaran pokok dalam fisika, yaitu panjang, massa, waktu,
temperatur, kuat arus, intensitas cahaya dan jumlah zat. Sedangkan besaran
turunan adalah besaran yang tersusun dari beberapa besaran pokok. Besaran
turunan jumlahnya sangat banyak, beberapa diantaranya yaitu luas, kecepatan,
percepatan, massa jenis, gaya dan tekanan (Abdullah, 2016).
Satuan adalah sesuatu yang digunakan untuk menyatakan ukuran besaran dan
pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Satuan dalam fisika, sistem MKS
(Meter, kilogram, sekon) dan CGS (Centimeter, gram, sekon) adalah sistem satuan
yang bersifat umum (SI), sedangkan sistem yang berlaku secara internasional
yaitu sistem satuan internasional (SSI). British Sistem atau Sistem Inggris adalah
sistem satuan yang berlaku lokal hanya untuk beberapa negara seperti Inggris dan
Amerika Serikat, dalam sistem Inggris dikenal foot, pound, dan second (biasa
2

disingkat FPS). Sistem Internasional (SI) adalah sistem satuan yang terstandar
secara Internasional atau dipakai oleh semua negara (Mukhlis, 2017).

1.2. Tujuan praktikum


Tujuan dari praktikum Fisika Dasar dengan materi Besaran, Satuan dan
Pengukuran Dasar, yaitu:
1. Mampu memahami dan menggunakan istilah besaran dan satuan secara benar.
2. Mampu menggunakan beberapa alat ukur dasar dengan benar.
3. Menentukan ketidakpastian pada hasil pengukuran dan hasil percobaan.
3

II. BAHAN DAN METODE

2.1. Waktu dan Tempat


Kegiatan Praktikum Fisika Dasar dengan materi Besaran, Satuan dan
Pengukuran Dasar dilakukan pada hari Selasa, 7 Mei 2019 pada waktu 07.30 -
09.10 WIB. Yang bertempat digedung Laboratorim Jurusan Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.

2.2. Alat dan Bahan


Alat yang dipakai saat praktikum Fisika Dasar dengan materi Besaran, Satuan
dan Pengukuran Dasar, yaitu mistar plastik, jangka sorong, ampere meter,
stopwatch, thermometer zat, timbangan buah, busur derajat, timbangan pegas dan
soil tester. Sedangkan bahan yang digunakan saat praktikum, yaitu tanaman tomat,
baterai, air dan tanah.

2.3. Cara Kerja


Cara kerja yang digunakan pada praktikum Fisika Dasar dengan materi
Besaran, Satuan dan Pengukuran Dasar, yaitu :
1. Menyiapkan peralatan ukur yang akan digunakan dalam kegiatan ini.
2. Mencari tahu kegunaan dari masing-masing alat ukur tersebut, dan ketahui pula
besaran dan satuan yang digunakan alat tersebut.
3. Mempelajari cara penggunaan alat ukur tersebut dan ketahui pula nilai satuan
terkecil (NST) yang digunakan.
4. Gunakanlah alat tersebut sesuai kegunaannya untuk mengukur benda-benda
atau kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar tempat anda.
5. Melakukan pengukuran secara berulang (ada pengulangan) untuk mendapatkan
hasil pengukuran yang mendekati kebenaran (rata-rata).
6. Mencatat semua hasil pengukuran dan pengamatan anda.
4

III. HASIL DAN PENGAMATAN


3.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1. Hasil Pengamatan Besaran, Satuan dan Pengukuran Dasar
No Nama Alat Kegunaan Besaran Satuan NST Benda yang Hasil pengukuran
Ukur untuk diukur
. 1 2 3 Rata-rata
mengukur
1. Mistar plastik Panjang Panjang Cm 1 mm Tanaman tomat 6,3 6,5 6,6 6,4 Cm
2. Jangka sorong Diameter Panjang Cm 0,02 mm Tanaman tomat 0,24 0,2 0,38 0,27 Cm
3. Ampere meter Arus dan Arus A 0,2 A Baterai 65 A 50 A 45 A 53,3 A
tegangan listrik
listrik
4. Stopwatch Mengukur Waktu S 0,1 S - - - - -
waktu
o
5. Thermometer Suhu zat Suhu C 1oC Air 29oC 30oC 29oC 29,3oC
zat
6. Timbangan Mengukur Massa gr 40 gr Kotak jangka 39,5 39,1 39,6 39,4 gr
buah massa sorong
benda
o
7. Busur derajat Sudut Derajat 1o Sudut yang 50o 50o 50o 50o
digambar
8. Timbangan Mengukur Massa N 0,001 Kg Kotak jangka 5,4 5,4 5,4 5,4 N
pegas berat benda sorong
9. Soil tester Mengukur pH 0,2 Tanah tanaman 6,8 6,75 6,8 6,75
pH tanah jagung
5

3.2. Pembahasan
Pada pengamatan pertama alat yang digunakan adalah mistar plastik yang
memiliki kegunaan untuk mengukur panjang suatu benda dengan satuan cm, nilai
satuan terkecil (NST) pada mistar ini adalah 1 mm, benda yang diukur
menggunakan mistar adalah tinggi tanaman tomat yang dilakukan oleh 3 orang
dan hasil pertama 6,3 cm, kedua 6,5 cm dan ketiga 6,6 cm lalu dirata-ratakan
mendapatkan hasil 6,4 cm. Alat selanjutnya adalah jangka sorong yang dipakai
untuk mengukur diameter batang tanaman tomat, satuan dari alat ini adalah cm
dan memiliki NST 0,02 mm, percobaan pertama mendapatkan hasil 0,24, kedua
0,2 dan ketiga 0,38 lalu dirata-ratakan menjadi 0,27 cm. Ampere meter merupakan
alat yang berguna untuk mengukur kuat arus dan tegangan listrik dengan satuan A,
nilai satuan terkecilnya yaitu 0,2 A. Benda yang akan diukur menggunakan
ampere meter adalah baterai yang telah disediakan, hasil dari tiga kali percobaan
adalah 65A, 59A, 45A dan setelah dirata-ratakan memiliki arus listrik sebesar
53,3A. Alat yang ke empat adalah stopwatch yang berfungsi untuk menghitung
lamanya waktu dengan satuan S dan memiliki nilai satuan terkecil 0,1 s. Alat
selanjutnya adalah thermometer zat yang memiliki fungsi untuk mengukur suhu
suatu zat dengan besaran suhu dan satuannya adalah oC dan memiliki nilai satuan
terkecil (NST) 1oC, benda yang digunakan untuk pengukuran menggunakan alat
ini adalah air biasa dan mendapatkan 3 hasil berbeda yaitu 29 oC, 30oC, 29oC dan
setelah dirata-ratakan didapatkan hasil 29,3oC. Selanjutnya timbangan buah yang
berguna untuk mengukur massa benda, besarannya adalah massa dengan satuan gr
dan nilai satuan terkecilnya adalah 40 gr, pada percobaannya bahan yang diukur
adalah kotak tempat jangka sorong sebanyak 3 kali pengukuran dan mendapatkan
hasil 39,5gr, 39,1gr, 39,6gr dan rata-ratanya adalah 39,4 gr. Busur derajat
merupakan alat yang berguna untuk menghitung sudut dengan besaran derajat,
nilai satuan terkecilnya adalah 1o, percobaan yang menggunakan alat ini
mendapatkan hasil yang sama yaitu 50o benda yang diukur adalah hasil gambar di
papan tulis. Alat selanjutnya yakni timbangan pegas yang berguna untuk
mengukur berat benda dengan besaran massa, satuannya adalah N dan memiliki
nilai satuan terkecil 0,001 kg, percobaan menggunakan alat ini sebanyak 3 kali
6

dan mendapatkan hasil yang sama yaitu 5,4 N. Dan alat yang terakhir di gunakan
adalah soil tester yang berguna untuk mengukur keasaman tanah atau yang sering
disebut pH tanah, nilai satuan terkecil (NST) dari alat ini adalah 0,2. Percobaan
menggunakan soil tester dilakukan pada tanah tanaman jagung sebanyak 3 kali,
dan didapatkan pH nya 6,8, 6,75 dan 6,8 lalu dirata-ratakan menjadi 6,75.
Kesalahan-kesalahan pengukuran bisa saja disebabkan oleh keterbatasan pada
pengamat saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena
kesalahan membaca skala kecil, dan kekurangan terampilan dalam menyusun dan
memakai alat, terutama untuk alat yang melibatkan banyak komponen. Kesalahan
bisa juga disebabkan oleh alat yang digunakan dan atau lingkungan di sekitar alat
yang memengaruhi kinerja alat, misalnya alat yang digunakan sudah rusak atau
yang disebabkan oleh lingkungan yaitu kebisingan atau gangguan dari orang lain
yang membuat kurangnya konsentrasi dan kurangnya pencahayaan ketika melihat
skala pada alat.
Untuk mencari nilai rata-rata dari hasil pengamatan yang telah dilakukan,
maka dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
∑ xi X 1+ X 2+ X 3 6,3+ 6,5+6,6
1. Mistar plastik, = = =6,4 cm
N N 3
Jadi, rata-rata dari pengukuran menggunakan mistar plastik ialah 6,4 cm.
∑ xi X 1+ X 2+ X 3 0,24+0,2+0,38
2. Jangka sorong, = = =0,27 cm
N N 3
Jadi, rata-rata dari pengukuran menggunakan jangka sorong ialah 0,27 cm.
∑ xi X 1+ X 2+ X 3 65+ 50+45
3. Ampera meter, = = =53,3 A
N N 3
Jadi, rata-rata dari pengukuran menggunakan jangka sorong ialah 0,27 cm.
4. Stop watch, tidak dilakukan perhitungan.
∑ xi X 1+ X 2+ X 3 65+ 50+45
5. Thermometer zat, , = = =53,3 A
N N 3
Jadi, rata-rata dari pengukuran menggunakan thermometer zat ialah 53,3 A.
∑ xi X 1+ X 2+ X 3 50+ 50+ 50
6. Busur derajat, , = = =50oC
N N 3
Jadi, rata-rata yang didapat dari pengukuran menggunakan busur derajat ialah
50oC.
7

∑ xi X 1+ X 2+ X 3 39,5+ 39,1+39,6
7. Timbangan buah, = = =39,4 gr
N N 3
Jadi, rata-rata dari pengukuran menggunakan timbangan buah ialah 39,4 gr.
∑ xi X 1+ X 2+ X 3 5,4 +5,4+5,4
8. Timbangan pegas, = = =5,4 N
N N 3
Jadi, rata-rata dari pengukuran menggunakan timbangan pegas ialah 5,4 N.
∑ xi X 1+ X 2+ X 3 6,8+ 6,75+6,8
9. Soil tester, = = =6,78
N N 3
Jadi, rata-rata dari pengukuran menggunakan soil tester ialah 6,78
8

IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta
memiliki nilai besaran (besar) dan satuan. Sementara, satuan digunakan sebagai
pembanding dalam pengukuran. Satuan Internasional (SI) adalah satuan hasil
konferensi para ilmuwan. Berdasarkan satuannya, besaran terdiri dari besaran
pokok dan besaran turunan. Besaran pokok merupakan besaran yang menjadi
dasar untuk menetapkan besaran yang lain. Satuan besaran pokok disebut satuan
pokok dan telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan
(Panjang, massa, waktu, kuat arus listrik, suhu, intensitas cahaya, jumlah zat,
sudut bidang datar dan sudut ruang). Besran turunan merupakan turunan dari
besaran pokok. Satuan besaran turunan disebut satuan turunan dan diperoleh
dengan menggabungkan beberapa satuan besaran pokok (Luas, kecepatan,
percepatan, gaya, tekanan, usaha).
Setelah melakukan praktikum fisika dasar, hendaknya praktikan dapat
menggunakan beberapa alat ukur sederhana. Contohnya alat ukur mistar plastik
atau penggaris, adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. Alat ukur ini
memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian pengukuran
setengah dari skala terkecilnya yaitu 0,5 mm. Pada saat melakukan pengukuran
dengan mistar, arah pandangan harus tegak lurus dengan dengan skala pada mistar
dan benda yang diukur. Jika tidak tegak lurus maka akan menyebabkan kesalahan
dalam pengukurannya, bisa lebih besar atau lebih kecil dari ukuran aslinya. Alat
ukur jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan geser (sorong).
Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap adalah skala utama, sedangkan
skala pendek pada rahang geser adalah skala nonius. Skala utama memiliki skala
dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius memiliki panjang 9 mm dan dibagi 10
skala. Sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah
0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,2 mm atau
0,02 cm, itu juga tergantung pada jenis jangka sorongnya.
9

Pada saat melakukan satu kali pengukuran kita belum bisa memastikan bahwa
hasil yang kita dapat saat itu adalah yang benar. Maka kita perlu mencari
perkiraan terbaik dari pengukuran dan mempertimbangkan hasilnya dengan cara
menjumlahkan atau mengurangkan hasil dari beberapa kali pengukuran, lalu
merata-ratakannya.

4.2. Saran
Untuk praktikum selanjutnya sebaiknya harus lebih jeli dan lebih giat lagi
dalam pelaksanaan praktikum karena dalam materi selanjutnya akan menimbang
serta menghitung menggunakan hukum archimides.

Anda mungkin juga menyukai