DATA
DATA
I. PENDAHULUAN
disingkat FPS). Sistem Internasional (SI) adalah sistem satuan yang terstandar
secara Internasional atau dipakai oleh semua negara (Mukhlis, 2017).
3.2. Pembahasan
Pada pengamatan pertama alat yang digunakan adalah mistar plastik yang
memiliki kegunaan untuk mengukur panjang suatu benda dengan satuan cm, nilai
satuan terkecil (NST) pada mistar ini adalah 1 mm, benda yang diukur
menggunakan mistar adalah tinggi tanaman tomat yang dilakukan oleh 3 orang
dan hasil pertama 6,3 cm, kedua 6,5 cm dan ketiga 6,6 cm lalu dirata-ratakan
mendapatkan hasil 6,4 cm. Alat selanjutnya adalah jangka sorong yang dipakai
untuk mengukur diameter batang tanaman tomat, satuan dari alat ini adalah cm
dan memiliki NST 0,02 mm, percobaan pertama mendapatkan hasil 0,24, kedua
0,2 dan ketiga 0,38 lalu dirata-ratakan menjadi 0,27 cm. Ampere meter merupakan
alat yang berguna untuk mengukur kuat arus dan tegangan listrik dengan satuan A,
nilai satuan terkecilnya yaitu 0,2 A. Benda yang akan diukur menggunakan
ampere meter adalah baterai yang telah disediakan, hasil dari tiga kali percobaan
adalah 65A, 59A, 45A dan setelah dirata-ratakan memiliki arus listrik sebesar
53,3A. Alat yang ke empat adalah stopwatch yang berfungsi untuk menghitung
lamanya waktu dengan satuan S dan memiliki nilai satuan terkecil 0,1 s. Alat
selanjutnya adalah thermometer zat yang memiliki fungsi untuk mengukur suhu
suatu zat dengan besaran suhu dan satuannya adalah oC dan memiliki nilai satuan
terkecil (NST) 1oC, benda yang digunakan untuk pengukuran menggunakan alat
ini adalah air biasa dan mendapatkan 3 hasil berbeda yaitu 29 oC, 30oC, 29oC dan
setelah dirata-ratakan didapatkan hasil 29,3oC. Selanjutnya timbangan buah yang
berguna untuk mengukur massa benda, besarannya adalah massa dengan satuan gr
dan nilai satuan terkecilnya adalah 40 gr, pada percobaannya bahan yang diukur
adalah kotak tempat jangka sorong sebanyak 3 kali pengukuran dan mendapatkan
hasil 39,5gr, 39,1gr, 39,6gr dan rata-ratanya adalah 39,4 gr. Busur derajat
merupakan alat yang berguna untuk menghitung sudut dengan besaran derajat,
nilai satuan terkecilnya adalah 1o, percobaan yang menggunakan alat ini
mendapatkan hasil yang sama yaitu 50o benda yang diukur adalah hasil gambar di
papan tulis. Alat selanjutnya yakni timbangan pegas yang berguna untuk
mengukur berat benda dengan besaran massa, satuannya adalah N dan memiliki
nilai satuan terkecil 0,001 kg, percobaan menggunakan alat ini sebanyak 3 kali
6
dan mendapatkan hasil yang sama yaitu 5,4 N. Dan alat yang terakhir di gunakan
adalah soil tester yang berguna untuk mengukur keasaman tanah atau yang sering
disebut pH tanah, nilai satuan terkecil (NST) dari alat ini adalah 0,2. Percobaan
menggunakan soil tester dilakukan pada tanah tanaman jagung sebanyak 3 kali,
dan didapatkan pH nya 6,8, 6,75 dan 6,8 lalu dirata-ratakan menjadi 6,75.
Kesalahan-kesalahan pengukuran bisa saja disebabkan oleh keterbatasan pada
pengamat saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena
kesalahan membaca skala kecil, dan kekurangan terampilan dalam menyusun dan
memakai alat, terutama untuk alat yang melibatkan banyak komponen. Kesalahan
bisa juga disebabkan oleh alat yang digunakan dan atau lingkungan di sekitar alat
yang memengaruhi kinerja alat, misalnya alat yang digunakan sudah rusak atau
yang disebabkan oleh lingkungan yaitu kebisingan atau gangguan dari orang lain
yang membuat kurangnya konsentrasi dan kurangnya pencahayaan ketika melihat
skala pada alat.
Untuk mencari nilai rata-rata dari hasil pengamatan yang telah dilakukan,
maka dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
∑ xi X 1+ X 2+ X 3 6,3+ 6,5+6,6
1. Mistar plastik, = = =6,4 cm
N N 3
Jadi, rata-rata dari pengukuran menggunakan mistar plastik ialah 6,4 cm.
∑ xi X 1+ X 2+ X 3 0,24+0,2+0,38
2. Jangka sorong, = = =0,27 cm
N N 3
Jadi, rata-rata dari pengukuran menggunakan jangka sorong ialah 0,27 cm.
∑ xi X 1+ X 2+ X 3 65+ 50+45
3. Ampera meter, = = =53,3 A
N N 3
Jadi, rata-rata dari pengukuran menggunakan jangka sorong ialah 0,27 cm.
4. Stop watch, tidak dilakukan perhitungan.
∑ xi X 1+ X 2+ X 3 65+ 50+45
5. Thermometer zat, , = = =53,3 A
N N 3
Jadi, rata-rata dari pengukuran menggunakan thermometer zat ialah 53,3 A.
∑ xi X 1+ X 2+ X 3 50+ 50+ 50
6. Busur derajat, , = = =50oC
N N 3
Jadi, rata-rata yang didapat dari pengukuran menggunakan busur derajat ialah
50oC.
7
∑ xi X 1+ X 2+ X 3 39,5+ 39,1+39,6
7. Timbangan buah, = = =39,4 gr
N N 3
Jadi, rata-rata dari pengukuran menggunakan timbangan buah ialah 39,4 gr.
∑ xi X 1+ X 2+ X 3 5,4 +5,4+5,4
8. Timbangan pegas, = = =5,4 N
N N 3
Jadi, rata-rata dari pengukuran menggunakan timbangan pegas ialah 5,4 N.
∑ xi X 1+ X 2+ X 3 6,8+ 6,75+6,8
9. Soil tester, = = =6,78
N N 3
Jadi, rata-rata dari pengukuran menggunakan soil tester ialah 6,78
8
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta
memiliki nilai besaran (besar) dan satuan. Sementara, satuan digunakan sebagai
pembanding dalam pengukuran. Satuan Internasional (SI) adalah satuan hasil
konferensi para ilmuwan. Berdasarkan satuannya, besaran terdiri dari besaran
pokok dan besaran turunan. Besaran pokok merupakan besaran yang menjadi
dasar untuk menetapkan besaran yang lain. Satuan besaran pokok disebut satuan
pokok dan telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan
(Panjang, massa, waktu, kuat arus listrik, suhu, intensitas cahaya, jumlah zat,
sudut bidang datar dan sudut ruang). Besran turunan merupakan turunan dari
besaran pokok. Satuan besaran turunan disebut satuan turunan dan diperoleh
dengan menggabungkan beberapa satuan besaran pokok (Luas, kecepatan,
percepatan, gaya, tekanan, usaha).
Setelah melakukan praktikum fisika dasar, hendaknya praktikan dapat
menggunakan beberapa alat ukur sederhana. Contohnya alat ukur mistar plastik
atau penggaris, adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. Alat ukur ini
memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian pengukuran
setengah dari skala terkecilnya yaitu 0,5 mm. Pada saat melakukan pengukuran
dengan mistar, arah pandangan harus tegak lurus dengan dengan skala pada mistar
dan benda yang diukur. Jika tidak tegak lurus maka akan menyebabkan kesalahan
dalam pengukurannya, bisa lebih besar atau lebih kecil dari ukuran aslinya. Alat
ukur jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan geser (sorong).
Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap adalah skala utama, sedangkan
skala pendek pada rahang geser adalah skala nonius. Skala utama memiliki skala
dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius memiliki panjang 9 mm dan dibagi 10
skala. Sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah
0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,2 mm atau
0,02 cm, itu juga tergantung pada jenis jangka sorongnya.
9
Pada saat melakukan satu kali pengukuran kita belum bisa memastikan bahwa
hasil yang kita dapat saat itu adalah yang benar. Maka kita perlu mencari
perkiraan terbaik dari pengukuran dan mempertimbangkan hasilnya dengan cara
menjumlahkan atau mengurangkan hasil dari beberapa kali pengukuran, lalu
merata-ratakannya.
4.2. Saran
Untuk praktikum selanjutnya sebaiknya harus lebih jeli dan lebih giat lagi
dalam pelaksanaan praktikum karena dalam materi selanjutnya akan menimbang
serta menghitung menggunakan hukum archimides.