Anda di halaman 1dari 15

BAB 3

PROSEDUR PERCOBAAN

3.1. Prosedur Percobaan


3.1.1. Persiapan
1. Membuka plate dan frame dengan memutar roda penekan (handle),
memasukkan kertas saring atau filter cloth pada masing-masing frame
secara teratur dengan meluruskan lobang-lobang frame-nya.
2. Memberi rubber packing diantara plate dan frame, kemudian menutup
kembali dengan mengencangkan handle.
3. Menutup keran 1 (drain valve), memasukkan slurry yang telah dibuat
dengan konsentrasi tertentu.
4. Mengaduk slurry secara kontinyu agar konsentrasi slurry tetap uniform.
3.1.2. Percobaan
1. Membuka return valve (V-2) secara penuh, menutup rapat feed valve (V-
3). Kemudian, pompa dihidupkan sehingga terjadi resirkulasi larutan di
antara reservoar dan pompa.
2. Membuka V-3 untuk membuang udara di dalam filter press. Mengatur
V-2 dan V-3 untuk menjaga agar tekanan konstan.
3. Meletakkan ember di bawah V-4 (filtrat delivery valve).
4. Oleh karena tangki reservoar akan segera kosong, maka harus dijaga
jagnan sampai tangki tersebut benar-benar kosong.
5. Selamat percobaan filtrasi, V-2 dan V-3 diatur secara terus menerus
untuk menjaga agar tekanan konstan.
6. Mencatat waktu-waktu tertentu (t) selama filtrasi dengan menggunakan
stopwatch dan mengukur volume filtrat (Vf) yang tertampung pada
masing-masing waktu tersebut.
7. Ketika pompa dimatikan, ada raw liquid yang tertinggal dalam pompa,
tangki reservoar, dan pipa-pipa. Cairan sisa tersebut adalah liquid yang
tidak terfilter.
8. Memutar handle untuk membuka plate dan frame, kemudian
mengumpulkan cake yang menempel pada media filter, bila perlu cake
dikeringkan kemudian ditimbang. Ini adalah berat dari filter cake.
9. Luas media filter dimana cake terbentuk adalah luast filtrasi aktual, yang
dapat ditentukan dengna mengukur luas sebenarnya.
10. Mengulangi langkah percobaan-percobaan di atas lebih dari 3 kali
dengan tekanan – tekanan lain.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Alat
1. Reservoar
Reservoar berfungsi sebagai wadah slurry yang akan difiltrasi.

Gambar 1. Reservoar

Sumber: Dokumen pribadi


2. Agitator
Agitator merupakan pengaduk yang berada ditengah-tengah reservoar dan
berfungsi untuk memastikan slurry tercampur secara homogen.
Gambar 2. Agitator

Sumber: (Bioreactor Chiller, 2019)

3. Handle
Handle merupakan tuas untuk mengencangkan pelat, bingkai, filter cloth,
dan karet agar tersusun rapat sehingga dapat menghindari kebocoran saat
filtrasi dioperasikan.

Gambar 3. Handle

Sumber: Dokumen pribadi

4. Filter Cloth
Filter cloth merupakan media filter primer yang dipasang pada permukaan
filter plate.
Gambar 4. Filter Cloth

Sumber: Dokumen pribadi

5. Filter Plate
Filter Plate merupakan plat beralur sebagai tempat pemasangan filter cloth.

Gambar 5. Filter Plate

Sumber: Dokumen pribadi

6. Rubber Packing
Rubber packing merupakan penyangga antara plat dan filter cloth.
Gambar 6. Rubber Packing

Sumber: Dokumen pribadi

7. Gelas Ukur 2000 ml


Gelas ukur merupakan penampung filtrat yang berfungsi untuk mengukur
volume filtrat.

Gambar 7. Gelas Ukur

Sumber: Dokumen pribadi

8. Timbangan
Timbangan berfungsi untuk mengukur massa cake yang didapat pada akhir
filtrasi.
Gambar 8. Timbangan

Sumber: Dokumen pribadi

3.2.2. Bahan
1. Tepung Terigu
Tepung terigu digunakan sebagai zat terlarut yang dicampur dengan air.
Tepung terigu selanjutnya menjadi cake saat filtrasi dilakukan.
2. Air
Air berfungsi sebagai pelarut tepung dalam pembuatan slurry. Air akan
mengalir melewati filter cloth dan keluar melalui selang kecil.
BAB 4
PENGOLAHAN DATA

4.1. Data Pengamatan


4.1.1. Volume filtrat (Vf) pada waktu (t) tertentu dengan tekanan 2 psi, 4 psi,
dan 6 psi
Tabel 1. Volume Filtrat pada Waktu Tertentu

Volume Akumulasi Filtrat (Vf)


t (s)
P = 2 psi P = 4 psi P = 6 psi
120 760 640 1180
240 1400 1220 1420
360 2000 1780 1680
480 2480 2380 1880
600 3100 2940 2160
720 3680 3480 2280
840 4320 4040 2440
960 4880 4640 2840
1080 5400 5180 3200
1200 5820 5720 3560

4.1.2. Massa cake pada filtrasi tekanan 2 psi, 4 psi, dan 6 psi

Tabel 2. Massa Cake pada Tekanan Tertentu

Tekanan (psi) 2 4 6
Massa Cake (kg) 0.305 0.21 0.12

4.2. Pengolahan Data


4.2.1. Penentuan Konstanta Persamaan Routh
Nilai konstantan h dan j pada persamaan routh dapat dicari dengan membuat
plot Vf vs t/Vf menurut persamaan berikut:
𝑡 1 2𝑗
= 𝑉𝑓 +
𝑉𝑓 ℎ ℎ

Tabel 3. Vf terhadap t/Vf pada masing-masing tekanan

Tekanan 2 psi Tekanan 4 psi Tekanan 6 psi


Vf t/Vf Vf t/Vf Vf t/Vf
760 0.157894737 640 0.1875 1180 0.101694915
1400 0.171428571 1220 0.196721311 1420 0.169014085
2000 0.18 1780 0.202247191 1680 0.214285714
2480 0.193548387 2380 0.201680672 1880 0.255319149
3100 0.193548387 2940 0.204081633 2160 0.277777778
3680 0.195652174 3480 0.206896552 2280 0.315789474
4320 0.194444444 4040 0.207920792 2440 0.344262295
4880 0.196721311 4640 0.206896552 2840 0.338028169
5400 0.2 5180 0.208494208 3200 0.3375
5820 0.206185567 5720 0.20979021 3560 0.337078652

Grafik 1. Vf vs t/Vf pada 2 psi

0.25
y = 8E-06x + 0.1629
R² = 0.8131
0.2

0.15
t/Vf

0.1

0.05

0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
Vf
Grafik 2. Vf vs t/Vf pada 4 psi

0.215
y = 4E-06x + 0.1919
0.21 R² = 0.7901

0.205
t/Vf

0.2

0.195

0.19

0.185
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
Vf

Grafik 3. Vf vs t/Vf pada 6 psi

0.45

0.4 y = 1E-04x + 0.0522


R² = 0.7702
0.35

0.3

0.25
t/Vf

0.2

0.15

0.1

0.05

0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
Vf

Persamaan trendline dari grafik Vf vs t/Vf digunakan untuk mencari nilai konstanta
1 2𝑗
h dan j. Dimana gradien = ℎ dan y-intercept = ℎ
Tabel 4. Konstanta dan Persamaan Routh pada Masing-Masing Tekanan

Tekanan Persamaan Garis h (s/mL2) j (s) Persamaan Routh


2 psi 𝑦 = (7.68 × 10−6 )𝑥 + 0.163 130146.76 10603.12 𝑉𝑓 2 + 21206.24𝑉𝑓
= 130146.76
4 psi 𝑦 = (3.52 × 10−6 )𝑥 + 0.192 284031.16 27259.82 𝑉𝑓 2 + 54519.64𝑉𝑓
= 284031.16
6 psi 𝑦 = (9.58 × 10−5 )𝑥 + 0.052 10440.87 272.69 𝑉𝑓 2 + 545.38𝑉𝑓
= 10440.87

4.2.2. Penentuan Konstanta Persamaan Lewis


Nilai konstantan persamaan lewis dapat dicari dengan memplot log(Vf) vs log(t)
menurut persamaan berikut:
𝑉𝑓𝑚 = 𝐾. 𝐴𝑚 . ∆𝑃𝑛 . 𝑡
𝑉𝑓𝑚 = 𝐶. 𝑡 dimana 𝐶 = 𝐾. 𝐴𝑚 . ∆𝑃𝑛
log 𝑡 = 𝑚. log 𝑉𝑓 − log 𝐶

Tabel 5. Log(Vf) vs Log(t) pada Masing-Masing Tekanan

Tekanan 2 psi Tekanan 4 psi Tekanan 6 psi

Log (Vf) Log (t) Log (Vf) Log (t) Log (Vf) Log (t)

2.88081359 2.079181246 2.80617997 2.079181246 3.07188201 2.079181246

3.14612804 2.380211242 3.08635983 2.380211242 3.15228834 2.380211242

3.30103 2.556302501 3.25042 2.556302501 3.22530928 2.556302501

3.39445168 2.681241237 3.37657696 2.681241237 3.27415785 2.681241237

3.49136169 2.77815125 3.46834733 2.77815125 3.33445375 2.77815125

3.56584782 2.857332496 3.54157924 2.857332496 3.35793485 2.857332496

3.63548375 2.924279286 3.60638137 2.924279286 3.38738983 2.924279286

3.68841982 2.982271233 3.66651798 2.982271233 3.45331834 2.982271233

3.73239376 3.033423755 3.71432976 3.033423755 3.50514998 3.033423755


3.76492298 3.079181246 3.75739603 3.079181246 3.55145 3.079181246

Grafik 4. Log(Vf) vs Log(t) pada Tekanan 2 psi

3.5
y = 1.1205x - 1.142
3 R² = 0.9992

2.5

2
Log(t)

1.5

0.5

0
2.7 2.9 3.1 3.3 3.5 3.7 3.9
Log(Vf)

Grafik 5. Log(Vf) vs Log(t) pada Tekanan 4 psi

3.5
y = 1.0474x - 0.8548
3 R² = 0.9999

2.5

2
Log(t)

1.5

0.5

0
2.7 2.9 3.1 3.3 3.5 3.7 3.9
Log(Vf)
Grafik 6. Log(Vf) vs Log(t) pada Tekanan 6 psi

3.5
y = 2.0233x - 4.0051
3 R² = 0.9483

2.5

2
Log(t)

1.5

0.5

0
3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6
Log(Vf)

Dari persamaan trendline masing-masing grafik dapat dacri nilai konstanta m dan
C. Dengan gradien = m dan y-intercept = logC

Tekanan Persamaan Garis m C


2 psi 𝑦 = (1.12053)𝑥 − 1.14199 1.12053 13.87
4 psi 𝑦 = (1.04743)𝑥 − 0.85481 1.04743 7.16
6 psi 𝑦 = (2.02327)𝑥 − 4.0050 2.02327 10117

4.2.3. Penentuan K
Nilai K dapat dicari dengan memplot log(Δp) vs log(t) menurut persamaan
berikut:
log 𝑡 = −𝑛 𝑙𝑜𝑔∆𝑃 + 𝑙𝑜𝑔𝛽
Tabel 6. Perhitungan Log(ΔP) vs Log(t)

Vf (ml) ΔP (kg/cm2) t (s) Log(ΔP) Log(t)


3100 0.141 600 0.85201 2.5563025
3100 0.281 635.55 0.55098 2.60638137
3100 0.422 1046.67 0.37489 2.72544607
Grafik 7. Log(ΔP) vs Log(t)

3.05
3
2.95
Log(t)

2.9
2.85
2.8 y = -0.4466x + 3.129
2.75 R² = 0.7031
2.7
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Log(Δp)

Dari plot log(Δp) vs log(t) didapat persamaan trendline sebagai berikut: y = -


0.4466x + 3.129. Dari persamaan tersebut gradient = -n dan y-intercept = β.
Didapat:
n = 0.4466
β = 103.129 = 1345.86
𝑚
̅ = 1.397
A = 100 cm2

𝑉𝑓 𝑚
𝛽=
𝐾 𝐴𝑚
𝑉𝑓 𝑚
𝐾=
𝛽𝐴𝑚
31001.397
𝐾=
1345.86 × 1001.397
𝐾 = 0.09004
𝑉 1.397
Diperoleh persamaan: ( 𝐴𝑓 ) = 0. 09004 × ∆𝑃0.4466 𝑡
Referensi:

Bibliography
Bioreactor Chiller, 2019. Explanation of Bioreactor Components and Mechanism.
[Online]
Available at: http://bioreactorchiller.com/bioreactor-part-and-mechanisms/
[Accessed 1 October 2019].

Anda mungkin juga menyukai