Anda di halaman 1dari 4

PERILAKU SAMBUNGAN BALOK-KOLOM TABUNG BAJA DENGAN ISIAN BETON MENGGUNAKAN

PELAT DIAFRAGMA MENERUS


AKIBAT BEBAN SIKLIK
FIDERIKO FELNY
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bangunan dengan sistem struktur komposit baja-beton telah banyak
digunakan di seluruh dunia, karena sistem struktur komposit merupakan
penggabungan dari kelebihan kekuatan rangka baja dengan kekakuan komponen
dari beton. Salah satunya yaitu kolom tabung baja diisi beton yang memberikan
banyak keuntungan dibandingkan dengan kolom beton bertulang biasa.
Dewasa ini telah dikembangkan penelitian penggunaan kolom tabung baja
diisi beton atau lebih dikenal dengan Concrete-filled Steel Tube (CFST). CFST
memberikan banyak keuntungan dibandingkan kolom beton bertulang dengan
tulangan konvensional, diantaranya sebagai perkuatan kolom dan berfungsi juga
sebagai cetakan beton yang diharapkan dapat meningkatkan kekuatan dan
kekakuan kolom serta kinerja struktur secara keseluruhan. Tetapi penggunaan
CFST sebagai kolom utama dalam mendukung beban lateral pada struktur rangka
bangunan belum lazim dalam perkembangan konstruksi saat ini, karena
kurangnya pengalaman konstruksi dan kompleksnya sambungan ke kolom
tersebut.
Sambungan pada balok-kolom (beam-column joint) merupakan daerah
yang kritis pada saat terjadi beban gempa. Beban gempa mempunyai pengaruh
yang kompleks terhadap struktur, oleh sebab itu perlu diketahui perilaku
sambungan, agar dalam mendesain struktur diperoleh suatu struktur yang
ekonomis dan aman terhadap gempa.
Dari uraian di atas, maka penulis akan mencoba melakukan penelitian
untuk mempelajari perilaku sambungan pada balok-kolom tabung baja. Penelitian
ini dianggap perlu, karena bisa digunakan sebagai referensi dan merupakan
pengembangan dari penelitian analisis dan eksperimental sebelumnya.
PERILAKU SAMBUNGAN BALOK-KOLOM TABUNG BAJA DENGAN ISIAN BETON MENGGUNAKAN
PELAT DIAFRAGMA MENERUS
AKIBAT BEBAN SIKLIK
FIDERIKO FELNY
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2

1.2 Perumusan Masalah


Kolom baja komposit yang terdiri atas tabung baja yang diisi beton sangat
efisien dibandingkan kolom beton bertulang biasa, tetapi problem pada
sambungan anatara kolom dan balok menjadikan penggunaan elemen struktur
jenis ini masih terkendala. Oleh karena itu pemilihan tipe sambungan yang kuat,
kaku dan mudah dilaksanakan menjadi hal yang sangat penting. Dari penelitian ini
diharapkan bentuk sambungan yang efisien dapat dihasilkan, sehingga
penggunaan struktur balok-kolom tabung baja komposit akan lebih luas
digunakan.

1.3 Tujuan Penelitian


Dalam penelitian ini dibuat model eksperimen sambungan balok baja dan
kolom tabung baja untuk tujuan sebagai berikut :
1. Mengukur kekuatan dan kekakuan sambungan balok-kolom tabung baja
dengan pelat diafragma menerus, serta pola keruntuhan yang terjadi akibat
beban siklik.
2. Mempelajari perilaku histeresis sambungan balok-kolom tabung baja
dengan pelat diafragma menerus yang mengalami beban siklik.
3. Untuk memverifikasi sambungan balok-kolom tabung baja yang cocok
untuk kondisi seismik di wilayah Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui dan membandingkan perilaku histeresis sambungan balok-
kolom tabung baja tanpa isian maupun dengan isian beton.
2. Mengetahui sambungan balok-kolom tabung baja yang mungkin cocok
untuk kondisi seismik di wilayah Indonesia.
3. Dapat memberikan salah satu alternatif penggunaan sambungan balok-
kolom tabung baja yang efisien dan mudah dilaksanakan di lapangan.
PERILAKU SAMBUNGAN BALOK-KOLOM TABUNG BAJA DENGAN ISIAN BETON MENGGUNAKAN
PELAT DIAFRAGMA MENERUS
AKIBAT BEBAN SIKLIK
FIDERIKO FELNY
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3

1.5 Batasan Penelitian


Agar penelitian ini dapat terarah sesuai tujuan, maka penelitian ini
menggunakan batasan – batasan antara lain sebagai berikut:
1. Benda uji sambungan balok-kolom dibuat sebanyak dua buah, yaitu
sambungan balok kolom diafragma menerus tanpa isian (BKDM-T) dan
dengan isian beton (BKDM-K).
2. Kriteria penerimaan pengujian sambungan berdasarkan ACI Standard
(ACI T.1-01).
3. Beban yang diaplikasikan adalah beban siklik yang dengan posisi titik
pembebanan terletak di ujung balok.
4. Rotasi yang terjadi pada kolom akibat pembebanan siklik pada balok
diabaikan.

1.6 Keaslian Penelitian


Studi rangka berupa balok baja dan kolom baja terisi beton telah dilakukan
oleh Kawano dkk (1994), yang mengamati kapasitas penyerapan energi akibat
pembebanan berulang dan bolak-balik. Teraoka dan Morita (1993) telah
melakukan studi terhadap kolom baja persegi yang dihubungkan dengan balok
profil H tanpa diafragma, yang menunjukkan karakteristik daktail akibat
pembebanan seismik. Kekuatan sambungan pada saat leleh dah ultimit didekati
dengan analisis garis luluh. Beberapa penelitian yang dilakukan mengenai
sambungan balok-kolom komposit yang pernah dilakukan antara lain:

1. Experimental Behavior of Connections to Concrete-Filled Steel Tubes


(Stephen P. Schneider & Yousef M. Alostaz, 1998)
2. Analytical Behavior of Connections to Concrete-filled Steel Tubes
(Stephen P. Schneider & Yousef M. Alostaz, 1996)
3. Experimental seismic behavior of through-diaphragm connections to
concrete-filled rectangular steel tubular columns (Ying Qin, 2013)
PERILAKU SAMBUNGAN BALOK-KOLOM TABUNG BAJA DENGAN ISIAN BETON MENGGUNAKAN
PELAT DIAFRAGMA MENERUS
AKIBAT BEBAN SIKLIK
FIDERIKO FELNY
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4

Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya


terletak pada pembebanan siklik dan kriteria penerimaanya sesuai ACI T1.1-01.
Sehingga sepengetahuan penulis belum pernah ada penelitian yang sama dengan
penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai