A. PERSIAPAN PERALATAN
6. Desinfektan
7. Torniquet/manset
9. Bengkok 1 buah
B. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Tahap PraInteraksi
b. Mencuci tangan
2. Tahap Orientasi
3. Tahap Kerja
s. Melepaskan toniquet
4. Tahap Terminasi
d. Membereskan alat-alat
e. Mencuci tangan
f. Mendokumentasikan tindakan
SOP PELEPASAN INFUS
A. PERALATAN
1. Perlak pengalas
2. Sarung tangan
3. Kapas alcohol larutan antiseptic (klorheksidin glukonat 2%, alcohol 60-90% atau PVI 10%)
5. Gunting plester
6. Bengkok
B. PROSEDUR PELAKSANAAN
b. Mencuci tangan
2. Tahap orientasi
3. Tahap kerja
e. Menekan tempat tusukan dengan kapas alcohol dan mencabut nfus pelan-pelan
4. Tahap terminasi
d. Membereskan alat
e. Mencuci tangan
f. Melakukan pendokumentasian
A. PERSIAPAN ALAT
1 set pemberian darah, Vena cateter berukuran besar (18-19), Normal saline, Transfuse set,
Produk darah yang tepat, Hanscoeen steril, Kapas alcohol, Plester, Mansettekan darah,
Stetoskop, Thermometer, Format inform consen yang telah ditanda tangani Bila di
perlukan,Pompa infue set, Filter penurun leukosit, Penghangat darah, Kantung tekanan
B. CARA KERJA
3. Alat-alat didekatkan
5. Bilas atau ganti cairan infuse dengan cairan ns 0,9% kurang lebih 25cc
6. Pasang darah/komponen darah yang akan ditransfusikan, kemudian atur kecepatan tetesan
darah ( batas aman transfuse dengan kondisi jantung yang baik, tidak ada hipovolemi adalah
1ml/kg bb/ jam (satu kantong darah kira - kira 3 jam).
7. Dokter atau perawat harus 15 menit disamping klien untuk mengawasi keadaan umum,
keluhan klien, dan memonitoring tanda - tanda vital srta tanda - tanda alergi seperti : gatal,
sesak nafas, rasa demam, mual, nyeri punggung dll.
8. Evaluasi dan pengukuran perlu dilakukan tiap jam, sampai 1-2 jam setelah transfusi berakhir
9. Jika ditemukan tanda - tanda alergi, transfuse segera dihentikan, segera ganti blood set
dengan yang baru, berikan infuse Ns 0.9%, ukur tanda - tanda vital jika ada gangguan
hemodinamik lakukan tindakan berdasarkan pada penatalaksaan klien dengan ganggguan
hemodinamik.
10. Rapikan pasien
13. Dokumentasikan : golongan darah, Rh (+/-) nomor kantong darah, respon klien dll.
A. PERSIAPAN ALAT
Handshoen steril, Handschoen on steril, Kateter steril sesuai ukuran dan jenis, Urobag, Doek
lubang steril, Jelly, Lidokain 1% dicampur jelly ( perbandingan 1 :1 ) masukkan dalam spuit
( tanpa jarum ), Larutan antiseptic + kassa steril, Perlak dan pengalas, Pinset anatomis, Bengkok,
Spuit10 cc berisi aquades, Urinal bag, Plester / hypavik, Gunting, SampiraN
B. CARA KERJA
PASIEN WANITA
a. Memperkenakan diri
e. Cuci tangan
h. Pasang pengalas
n. Pasang doek
o. Bersikan vulva dengan kasa, buka labia mayoer, dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri,
bersihkan bagian dalam
p. Beri jelly pada ujung kateter ( 2,5 – 5 cm) lalu masukkan pelan – pelan ujung kateter pada
meatus uretra sambil pasien dianjurkan menarik napas. Perhaikan respon klien
r. Fiksasi
t. Rapikan alat
v. Dokumentasikan tindakan
A. Tahap Preinteraksi
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
C. Tahap kerja
5. Permukaan kulit yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alcohol tunggu sampai kering
9. Jarum dicabut dengan spuitnya dan bekas tusukan ditekan dengan kapas alcohol sampai
darah tidak keluar kemudian diplester
10. Darah dimasukkan kedalam botol yang tersedia dengan posisi botol agak dimiringkan, serta
penyemprotan darah kedalamnya tidak terlalu keras
11. Jarum dilepaskan, pengisap spuit dikeluarkan, kemudian jarum, spuit dan pengisapnya
diletakkan kedalam mangkok
D. Tahap Terminasi
3. Cuci tangan
A. Persiapan Alat
Memeriksa kelengkapan alat EKG yang digunakan, sebagai berikut :, Mesin EKG, Gel, Tisue/Kasa,
Kertas EKG
1. Cuci Tangan
6. Pasang Elektroda
7. Lepas Elektroda
B. Chest lead
V3 : Pertengahan V2 dan V3
7. Dokumentasi
GANTI VERBAN
2. Siapkan alat
B. Tahap orientasi :
1. Berikan salam
C. Persiapan Alat:
3) Handscoon steril
7) Alat Lain:
a) Gunting Verband/plester
b) Plester
c) Nierbekken (Bengkok)
d) Kapas alkohol
e) Alas / Perlak
f) Selimut Mandi
5. Cara Melakukan:
a. Mencuci tangan
b. Menjelaskan manifestasi dan timbulnya impaksi feces, tujuan pengeluaran feces secara manual
dan akibat yang akan terjadi bila rektum dirangsang berlebihan
c. Menyiapkan klien sesuai prosedur; mengukur denyut nadi, menjelaskan prosedur pada klien,
terutama adanya rasa tidak nyaman yang disebabkan oleh manipulasi rectum
d. Mengatur posisi klien (miring ke kiri dengan kaki kanan fleksi)
g. Meletakkan bedpan pada tempat yang memudahkan pelaksanaan tindakan (di samping klien)
h. Memakai sarung tangan dan memberi pelumas pada jari telunjuk dan jari tengah
i. Memasukkan jari ke rektum klien dan mendorong pelan-pelan sepanjang dinding rektum sampai
teraba feces
j. Melepaskan feces dari dinding rektum dengan membuat gerakan melingkar di sekitarnya dan
memasukkan jari ke dalam feces yang keras untuk memisahkan feces
k. Menarik feces ke anus dan mengeluarkan sedikit demi sedikit dan memasukkan feces ke bedpan
l. Mengobservasi irama jantung, perdarahan, rasa nyeri dan tanda kelelahan pada klien (napas
pendek, berkeringat) secara periodik selama prosedur berlangsung; menghentikan prosedur bila
ada perubahan irama jantung dan memberi istirahat pada klien sebelum prosedur dilanjutkan
m. Merangsang sfingter rektum dengan membuat gerakan melingkar satu atau dua kali
n. Bila langkah “m” tidak berhasil mengeluarkan feces, memasukkan jari telunjuk danjari tengah
dan membuat gerakan menggunting dengan kedua jari untuk memisahkan feces. Menggunakan
langkah “k” dan “m”, sampai semua massa fekal yang teraba dikeluarkan
o. Membersihkan dan mengeringkan daerah rektum sehingga klien merasa nyaman dan bisa
beristirahat
q. Mencuci tangan
r. Mendokumentasikan warna, konsistensi, bau feces dan respons klien dalam catatan klien
5. Tahap terminasi :
6. Dokumentasikan :
a. Nama pasien
e. Nama petugas
ANGKAT DRAIN
1. Pelaksanaan.
d. Melepaskan perban yang menutupi pangkal drain yang melekat pada tubuh pasien.
g. Mengambil deppers dengan klem, dicelupkan kedalam bethadine yang sudah tersedia didalam kom
kecil kemudian dioleskan pada drain yang menempel pada tubuh pasien.
i. Mengangkat benang sedikit ke atas yang menempel pada darin dengan menggunakan pinset
chirurgis, kemudian tangan yang satunya mengambil gunting UP hecting untuk memeotong benang yang
tadi diangkat.
l. Mengambil klem dan mengklem darin kemudian dengan perlahan drain diangkat, usahakan stolsel
yang ada dalam drain ikut diangkat.
n. Mengambil deppers kembali kemudian dicelupkan kedalam bethadine dan dioleskan ke luka bekas
drain kemudian depper tadi dibuang ke nierbeken.
o. Mengambil deppers kembali, kemudian luka bekas drain ditekan untuk mengeluarkan sisa cairan
drain depper kemudian dibuang.
p. Mengambil kassa seteril satu lembar, dicelupkan kedalam bethadine, kemudian diperas agar tidak
terlalu bersih, kemudian ditutpkan pada luka post angkat drain, ambil kassa seteril lagi satu lembar
kemudian ditutpkan diatas kassa bethadine tadi.
F. EVALUASI
1. Setelah mengangkat drain catat hasil tindakan pada format asuhan keperawatan :
2. Lakukan tindak lanjut yang tepat, seperti jumlah granulasi jaringan atau derajat penyembuhan :
b. Adanya inflamasi.
c. Derajat ketidaknyamanan yang berkaitan dengan insisi atau tempat pemasangan drain.
G. DOKUMENTASI
2. Catat jumlah dan tipe drainase pada catatan asupan dan pengeluaran cairan.
PERALATAN
1. Alat tulis
PROSEDUR PELAKSANAAN
2. Mencuci tangan
B. Tahap orientasi
C. Tahap kerja
D. Tahap terminasi
2. Membereskan alat
3. Mencuci tangan
Memberikan salam dan menjelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan procedure serta
tujuannya.
Memasang sampiran.
Oplos obat menggunakan water steril for injection hingga tercampur. Selanjutnya tarik menggunakan
spuit.
Memastikan tidak ada gelembung udara pada spuit dengan cara mencoba spuit terlebih dahulu, lalu
simpan pada bak instrumen.
Mencari tempat penyuntikan obat pada karet selang atau pada tutup area injeksi pada vasofix.
Melalukan swab atau mendesinfeksi karet selang infus (bolus) dengan kapas alkohol, secara sirkular
dengan diameter + 5 cm.
Menusukkan jarum ke dalam karet selang infus (bolus) dengan tangan yang dominan.
Menarik sedikit penghisap untuk aspirasi apakah jarum sudah masuk selang infus.
Memasukkan obat perlahan-lahan ke dalam vena dengan kecepatan maksimal 5 cc/menit. Untuk obat-
obatan yang pekat sebaiknya dioplos terlebih dahulu menggunakan water steril.
Menarik jarum keluar setelah obat dimasukkan, selanjutnya swab lagi menggunakan kapas alkohol.
Membereskan alat, buang alat suntik dan bekas tempat obat dengan benar.
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk atau tissue hingga kering
dan bersih.
pemberian obat melaului injeksi intra muskuler ini harus tepat dengan 6 B
Cara
Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke luar diameter ±5cm)
B.Tahap Terminasi
Membereskan alat-alat
Mencuci tangan
·Paha (vastus lateralis) : posisi klien terlentang dengan lutut agak fleksi.
·Ventrogluteal : posisi klien berbaring miring, telentang, atau telentang dengan lutut atau panggulmiring
dengan tempat yang diinjeksi fleksi.
·Lengan atas (deltoid) : posisi klien duduk atau berbaring datar dengan lengan bawah fleksi tetapi rileks
menyilangi abdomen atau pangkua
A. PERSIAPAN
a. Persiapan Alat
i. Spuit 1 cc dan jarum seteril dalam tempatnya
B. PELAKSANAAN
3. Mengisi spuit dengan obat yang akan ditest sejumlah 0,1 cc dilarutkan dengan NaCl 0,9 atau aquadest
menjadi 1 cc
4. Mendesinfeksi kulit yang akan di suntik dengan menggunakan kapas alkohol kemudian diregangkan
dengan tangan kiri perawat
5. Menyuntikan obat sampai permukaan kulit menjadi gembung dengan cara lubang jarum menghadap
ke atas dan membuat sudut antara 15 – 30 derajat dengan permukaan kulit
7. Menilai reaksi obat setelah 10-15 menit dari waktu penyuntikan, hasil (+) bila terdapat tanda
kemerahan pada daerah penusukan dengan diameter minimal 1 cm, hasil (-) bila tidak terdapat tanda
tersebut diatas
C. EVALUASI
4. Handscoen bersih.
Pelaksanaan
1. Mengkaji program/instruksi medik tentang rencana pemberian terapi injeksi insulin (Prinsip 6 benar :
Nama klien, obat/jenis insulin, dosis, waktu, cara pemberian, dan pendokumentasian).
2. Mengkaji cara kerja insulin yang akan diberikan, tujuan, waktu kerja, dan masa efek puncak insulin,
serta efek samping yang mungkin timbul.
4. Mengkaji adanya tanda dan gejala hipoglikemia atau alergi terhadap human insulin.
6. Mengkaji keadekuatan jaringan adipose, amati apakah ada pengerasan atau penurunan jumlah
jaringan.
7. Mengkaji tingkat pengetahuan klien prosedur dan tujuan pemberian terapi insulin.
8. Mengkaji obat-obat yang digunakan waktu makan dan makanan yang telah dimakan klien.
Tahap Orientasi
2. Menjelaskan kepada klien tentang persiapan dan tujuan prosedur pemberian injeksi insulin.
Tahap Interaksi
1. Mencuci tangan.
3. Penyuntikan insulin
a. Megambil vial insulin dan aspirasi sebanyak dosis yang diperlukan untuk klien (berdasarkan daftar
obat klien/instruksi medik).
b. Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya terdapat kebiruan, inflamasi, atau
edema.
c. Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan perawat sebelumnya.
d. Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alcohol/alcohol swab, dimulai dari bagian tengah
secara sirkuler ± 5 cm.
e. Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus dan regangkan kulit pada klien yang
gemuk dengan tangan yang tidak dominan.
f. Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang dominan secara lembut dan perlahan.
g. Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage, hanya dilalukan penekanan pada area
penyuntikan dengan menggunakan kapas alkohol.
h. Membuang spuit ke tempat yang telah ditentukan dalam keadaan jarum yang sudah tertutup
dengan tutupnya.
a. Memeriksa apakah Novolet berisi tipe insulin yang sesuai dengan kebutuhan.
c. Memasang cap Novolet sehingga angka nol (0) terletak sejajar dengan indikator dosis.
d. Memegang novolet secara horizontal dan menggerakkan insulin pen (bagian cap) sesuai dosis yang
telah ditentukan sehingga indicator dosis sejajar dengan jumlah dosis insulin yang akan diberikan kepada
klien.
Skala pada cap : 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18 unit (setiap rasa ”klik” yang dirasakan perawat saatb
memutar cap Insulin Pen menandakan 2 unit insulin telah tersedia).
e. Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya terdapat kebiruan, inflamasi, atau
edema.
g. Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alcohol/alcohol swab, dimulai dari bagian tengah
secara sirkuler ± 5 cm.
h. Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus dan regangkan kulit pada klien yang
gemuk dengan tangan yang tidak dominan.
i. Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang dominan secara lembut dan perlahan.
Ibu jari menekan bagian atas Insulin Pen sampai tidak terdengar lagi bunyi ‘klik’ dan tinggi Insulin Pen
sudah kembali seperti semula (tanda obat telah diberikan sesuai dengan dosis).
j. Tahan jarum Insulin pen selama 5-10 detik di dalam kulit klien sebelum dicabut supaya tidak ada sisa
obat yang terbuang.
k. Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage, hanya dilalukan penekanan pada area
penyuntikan dengan menggunakan kapas alkohol.
Tahap Terminasi
4. Menjelaskan ke klien bahwa prosedur telah dilaksanakan
5. Membereskan alat
6. Cuci tangan
Tahap Evaluasi
7. Mengevaluasi respon klien terhadap medikasi yang diberikan 30 menit setelah injeksi insulin
dilakukan.
9. Menginspeksi tempat penyuntikan dan mengamati apakah terjadi pembengkakan atau hematoma.
Tahap Dokumentasi
Tahap Persiapan
1. Persiapan Alat
3. Pengalas
4. Sarung tangan
5. Tissue
6. Bengkok
2. Persiapan Pasien
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan pemberian obat kepada pasien dan keluarga pasien
3. Persiapan Lingkungan
B. Tahap Pelaksanaan
3. Mengatur posisi pasien miring kesalah satu sisi, kaki sebelah atas ditekuk
6. Buka supositoria dari kemasannya, lumasi ujungnya dan jari telunjuk tangan dominan
8. Masukan obat supositoria perlahan-lahan ke dalam anus, sphincter anal interna serta mengenai
dinding rectal ±10 cm pada orang dewasa, ±5 cm pada bayi atau anak dorong hingga masuk , sambil
meminta pasien untuk menarik napas dalam melalui mulut
9. Minta pasien agar tidak mengejan dan pastikan obat sudah masuk
10. Tarik jari anda dan bersihkan area kanal dengan tissue
11. Anjurkan pasien untuk berbaring terlentang atau miring selama ± 5 menit
16. Catat nama obat, dosis, dan waktu pemberian obat pada catatan obat
17. Observasi adanya efek supositoria ±30 menit setelah obat diberikan
C. Tahap Akhir
3. Dokumentasi hasil
· Pengertian :
Posisi dorsal recumbent adalah posisi terlentang dengan kedua kaki ditekuk dan tumit atau telapak kaki
menempel pada tempat tidur dan kedua kaki direnggangkan.
· Tujuan :
· Persiapan Alat :
v Tempat tidur
v Bantal
· Prosedur Pelaksanaan :
2. Persiapan klien
o Sampaikan salam
o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3. Persiapan lingkungan
o Dekatkan alat-alat
4. Cuci tangan
9. Cuci tangan
2. Persiapkan alat :
Nasal kanul/tipe lain (sesuai indikasi), selang oksigen, humidifier, tabung oksigen dengan flow meter,
cotton bud, air hangat dalam kom.
B. Fase Interaksi
5. Melakukan kontrak ; waktu, tempat, topic (disini saya akan melakukan pemasangan oksigen nasal
kanul, pemasangan ini dilakukan karena bapak/ibu terlihat sesak dengan pemasangan ini akan
mengurangi sesak bapak/ibu tempatnya disini saja kurang lebih waktunya 15 menit)
C. Fase Kerja
7. Cuci tangan
8. Gunakan handscone
10. Hubungkan kanul selang oksigen dan memastikan volume air steril dalam tabung pelembab
(humidifier) sesuai ketentuan
11. Kaji kelancaran aliran oksigen (bisa dengan cara mencelupkan ke kom dengan air hangat atau rasakan
dengan kulit anda apakah sudah ada aliran udara yang keluar dari nasal kanul)
14. Pasang nasal kanul pada hidung klien dan atur pengikatan agar klien lebih merasa nyaman
D. Fase Terminasi
16. Evaluasi respon klien (Menanyakan kepada klien bagaimana pak/bu setelah dipasang selang nasal
kanul apakah sesak berkurang)
17. Rencana tindak lanjut (Diusahakan bapak/ibu jangan banyak beraktivitas dulu ya, agar sesak nya bisa
cepat sembuh)
18. Kontrak yang akan datang ; topic, waktu, tempat (Kalo begitu saya tinggal dulu ya pak/bu. Nanti pukul
12.00 kita bertemu lagi, untuk terapi pemberian obat, tempatnya disini saja)
19. Pendokumentasian ; waktu pemberian, kecepatan oksigen, rute pemberian, respon klien.
PENGERTIAN :
TUJUAN :
2. Meningkatkan ventilasi
INDIKASI :
4. Pasien dengan mobilisasi sekret tertahan (atelektaksis, abses paru, pneumonia, post
operative)
5. Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk
TAHAP PRA-INTERAKSI
3 Siapkan peralatan
B TAHAP ORIENTASI
2 Tanya keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada pasien.
3 Jelaskan kepada pasien mengenai prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan. Berikan
kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya sebelum tindakan dimulai.
C TAHAP KERJA
1 Cuci tangan
3 Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen
4 Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga
mulut tetap tertutup)
7 Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir seperti meniup)
9 Merapikan pasien
D TAHAP TERMINASI
1 Rapikan peralatan
3 Cuci tangan
PERALATAN
4. Penunjuk waktu
6. Plester / hipavik
7. Lidi kapas
8. Alkohol 70 %
10. Na Cl 0,9 %
PROSEDUR PELAKSANAAN
2. Mencuci tangan
Tahap Orientasi
Tahap Kerja
3. Membasahi plester dengan alkohol dan buka balutan dengan menggunakan pinset.
Tahap Terminasi
5. Mencuci tangan
Prosedur
1. Set nebulizer
2. Obat bronkodilator
3. Bengkok 1 buah
4. Tissue
5. Spuit 5 cc
6. Aquades
Pelaksanaan
A. Tahap PraInteraksi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap Orientasi
Tahap Kerja
8. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai obat habis
Tahap Terminasi
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
PERALATAN
1. Air matang
3. Corong
4. Spuit 5/10 cc
5. Tissue
6. Perlak/pengalas
7. Bengkok
8. Sarung tangan
PROSEDUR
PELAKSANAAN
A. Tahap PraInteraksi
2. Mencuci tangan
B. Tahap Orientasi
keluarga/pasien
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
lambung
6. Memasang corong
D. Tahap Terminasi
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
PELEPASAN KATETER
1. Tahap preinteraksi :
a. Menyiapkan alat : Sarung tangan, spuit 10 cc, cairan antiseptik, kantong plastik kuning, kapas
alkohol, kasa.
2. Tahap orientasi
b. Memanggil nama klien dan memverifikasi dengan nama yang ada direkam medis “Ny. S umur 60
tahun alamat Pundong, Bantul”
c. Memperkenalkan diri “perkenalkan ibu nama saya fistalina sukmianti, saya mahasiswa praktek dari
keperawatan UMY”
d. Menjelaskan prosedur dan tujuan“pada pagi ini saya akan melakukan pelepasan selang yang
digunakan untuk pipis ya bu, dikarenakan kondisi ibu sudah membaik dan untuk mengurangi adanya
infeksi bakteri pada saluran kencing ibu.
e. Kontrak waktu “ baik ibu untuk prosedurnya nanti dibutuhkan waktu kurang lebih 10 menit ”
f. Menanyakan kesediaan, dan mempersilahkan bertanya “ baik ibu dari penjelasan saya tadi apakah
ibu bersedia? Jika iya sebelumnya ada yang ingin ibu tanyakan?”
g. Menjaga privasi klien “ permisi yaa ibu saya tutup tirainya dahulu”.
3. Tahap kerja
c. Memohon ijin untuk membuka celana pasien dan memposisikan klien tendernburg
d. Membuang urin yang masih tersisa di urin bag dan mengobservasi : jumlah 500 cc berwarna kuning
dan tidak terdapat gumpalan darah. Dan memasukan urin bag dalam kantong plastik kuning
f. Menarik kateter dan menginstruksikan kepada klien untuk tarik nafas panjang melalui hidung dan
dikeluarkan perlahan melalui mulut.
j. Mengevaluasi hasil tindakan : baik ibu ini selangnya sudah saya lepas, apabila ibu merasakan panas
dan ada mengompol bisa dilaporkan pada perawat ya bu, saya anjurkan untuk ibu membiasakan kembali
pipi 2-3 x sehari agar ibu dapat berkemih dengan jumlah yang normal kembali
4. Tahap terminasi
a. Respon klien : klien mengatakan “merasa nyeri saat ditarik selang untuk pipis”
b. Melakukan kontrak waktu selanjutnya “ baik ibu, nanti jam 12 saya akan menemui ibu lagi untuk
memberikan obat oral ya bu?”
c. Mengucap salam “ kalau begitu saya permisi ibu, assalamualaikum, syafakillah bu”.
d. Mencuci tangan
5. Dokumentasi
· O : aff kateter(+), urin (+), 500cc, kuning tidak terdapat darah, encer
· P:-