Oleh
Ni Kadek Sulistya Dewi
171200214
Kelas A2C
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan organoleptis sampel urin, yaitu
warna, bau, kekeruhan, adanya buih pada urin.
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kimia pada sampel urin dengan
alat urine analyzer.
IV.2 Bahan
Urine Mahasiswa
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dan nyalakan alat
urine analyzer
Sekitar 100 ml urine mahasiswa dimasukan ke dalam tabung
reaksi amati warna, bau, dan kejernihanya
Leukosit (LEU) - - + 15
Leu/UI
Nitrat (NIT) - - -
Urobilinogen - - -
(URO)
Protein (PRO) - - -
Ph 7 6 6
Blood (BLO) - - -
Keton (KET) - - -
Bilirubin (BIL) - - -
Glukosa (GLU) - - -
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan praktikum uinalisis dengan tujuan
untuk dapat melakukan pemeriksaan organoleptis sampel urin, yaitu warna,
bau, kekeruhan, adanya buih pada urin dan dapat melakukan pemeriksaan
kimia pada sampel urin dengan alat urine analyzer. Sampel yang digunakan
pada praktikum ini adalah sampel urin pagi mahasiswa.
Pemerikasaan kesehatan berdasarkan urin atau yang disebut dengan
urinalisis yang didasarkan pada urin dapat menunjukkan potensi kelainan
atau patologis pada pasien.Manfaat urinalisis diantaranya ialah mengetahui
adanya potensi gangguan hati, diabetes mellitus, infeksi pada ginjal ataupun
saluran kemih.
Tes makroskopik dilakukan dengan cara mengamati sampel secara
visual yang meliputi pengecekkan warna, bau, viskositas, pH dan
kejernihan. Tes mikroskopis dilakukan dengan uji carik menggunakan
reagen strip yang dicelupkan ke dalam urin maupun mengalirkan urin
melalui strip tersebut dan perubahan warna yang terjadi pada strip tersebut
dibandingkan dengan warna standar. Kandungan urin yang diuji dalam uji
carik celup tersebut antara lain pH, berat jenis, glukosa, protein, bilirubin,
urobilinogen, darah, keton, nitrit dan leukosit (Izzah et al 201
Prinsip pada pemeriksaan makroskopis atau organoleptis yaitu
warna urin, urin normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit
berkabut dan berwarna kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin.
Intensitas warna sesuai dengan konsentrasi urine (Putri, 2017). Bau urin,
ammonia merupakan senyawa yang ada didalam urin, yang bersifat basa
bila terkena sinar atau panas akan menimbulkan bau menyengat
(Mukaromah, 2010). Warna kuning pada buih disebabkan oleh pigmen
empedu (bilirubin) (Putri, 2017) dan kekeruhan pada urin, kekeruhan pada
urine biasanya terjadi karena kristalisasi atau pengendapan urat (dalam urin
asam) atau pengendapan fosfat (dalam urin basa) (Putri, 2017). Perbedaan
pH urin untuk manusia maupun hewann normal berkisar 4.6 – 8.0.pH yang
terlalu asam biasanya dijumpai pada penderita diabetes, demam, asidosis
sisteik dan lainnya.
Pada pemeriksaan maksroskopis pada 3 sampel, dari bau diperoleh
bau yang khas, pada 2 sampel urine warnanya sama yaitu kuning muda
sedangkan pada sampel urin 1 diperoleh warna yang jernih kekuningan,
dari warna tersebut kita dapat melihat bahwa sampel urine tersebut berada
dalam keadaan normal, karena pada literature dinyatakan bahwa wrna urine
normal dari kuning muda hingga kuning.
Pada pemeriksaan kimiawi sampel urine diuji dengan menggunakan
alat uji urin analyzer, sampel disiapkan dalam wadah kemudian dicelupkan
dengan menggunakan kertas strip yang khusus digunakan untuk uji kimiawi
kemudian strip tersebut di keringkan dengan menggunakan tisu secara
perlahan, lalu kertas strip tersebut diletakan pada mesin urine alayzer untuk
dilakukan pengujian kimiawi, setelah beberapa detik hasil dibaca oleh
mesin lalu hasil tersebut terprint langsung. Pada praktikum ini memakai tes
carik celup yang merupakan carik celup paling lengkap dapat menguji 10
parameter pemeriksaan kimia urin sekaligus terdiri dari pH, berat jenis,
glukosa, bilirubin, urobilinogen, keton, protein, darah, leukosit eksterase,
dan nitrit (Lembar 2012).
Berdasarkan tiga sampel yang diuji dari 10 parameter yang terdapat
pada tes kimiawi tersebut terdapat satu sampel yaitu sampel 3 yang
mendapatkan nilai positif (15 leu/ui) pada pemeriksaan leukosit, nilai
positif atau jumlah leukosit yang tinggi pada urin dapat menandakan bahwa
terdapat peradangan atau infeksi pada saluran kemih, sedangkan semua data
lainnya menunjukan nilai yang normal pada ketiga sampel. Dari berat jenis
terlihat nilai yang berbeda pada ketiga sampel dimana BJ menunjukan
semakin besar BJ maka akan semakin kental dan semakin kecil BJ urin
maka viskositasnya kurang.
VIII. Simpulan
Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urine pasien
untuk tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan
evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal. Dari data praktikum pada ketiga
sampel diperoleh data pada sampel 3 mendapat niali leukosit yang cukup
tinggi dimana hal tersebut menandakan adanya infeksi pada saluran kemih,
sedangkan data lainya pada ketiga sampel memiliki nilai yang normal.
IX. Lampiran
DARFTAR PUSTAKA
Dharma.
(ID):EGC.
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC