Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris, hal ini dibuktikan oleh data dari Badan Pusat
Statistik tahun 2017 yang menyatakan bahwa mata pencaharian terbanyak di Indonesia adalah
sebagai petani yaitu sebesar 31,68% dari keseluruhan pekerja di Indonesia. Menurut Badan Pusat
Statistik Indonesia juga memiliki lahan pertanian yang luas. Pada tahun 2017 pertanian di
Indonesia mencapai 7,75 juta hektare, namun menurun menjadi 7,71 hektar. Hal ini dipicu oleh
adanya pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi fungsi lahan yang lain.

Selain itu adanya fenomena aging farmer atau penuaan usia petani juga menjadi salah
satu masalah serius yang dihadapi oleh indonesia. Adanya fenomena aging farmer tidak hanya
melanda bangsa Indonesia, namun juga di berbagai belahan bumi yang lain (Susilowati 2016
dalam Sri Hery 2016). Menurut undang-undang Republik Indonesia No 41 tahun 2009 mengenai
perlindungan lahan pertanian berkelanjutan, lahan pertanian merupakan bidang lahan yang
digunakan untuk usaha pertanian sedangkan lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang
lahan pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna
menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.
Selain itu juga terdapat Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah sistem dan
proses dalam merencanakan dan menetapkan, mengembangkan, memanfaatkan dan membina,
mengendalikan, dan mengawasi lahan pertanian pangan dan kawasannya secara berkelanjutan.
Adanya hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan adanya kemandirian pangan serta ketahanan
pangan yang cukup di Indonesia yang sudah pasti sumber daya manusia merupakan salah satu
yang terpenting. Selaras dengan pernyataan Fathoni 2006 dalam Sri Hery 2016 Sumber daya
manusia merupaka kekayaan terpenting dalam setiap kegiatan manusia yang harus dianalisis serta
dikembangkan guna waktu, tenaga, serta kemampuannya dapat dimanfaatkan secara optimal bagi
kepentingan organisasi maupun individu. Oleh karena itu fenomena aging farmer menjadi hal
yang sangat serius.

Desa Sukoanyar terletak di Kecamatan Cerme kabupaten Gresik Jawa Timur memiliki
keseluruhan luas administrasi 2.290.220 Hektare. Desa Sukoanyar memiliki 4 dusun yaitu dusun
Sukoanyar, Dususn Ngering, Dusun Pulorejo, dan Dusun Kedung Jati. Sebagian besar mata
pencaharian masyarakat desa sukoanyar adalah pertanian dan perdagangan, padi dan jagung
sebagai komoditas utama. Hal ini didukung dengan adanya lahan persawahan yang luas yaitu
188.370 hektare. Dengana adanya lahan yang luas, hal ini menjadi potensi yang besar sebagai
daerah pertanian yang nantinya bisa membantu ketahanan serta kemandirian pangan di Indonesia.
Namun pada kenyataannya fenomena aging farmer juga menjadi salah satu masalah yang berada
di Desa Sukoanyar. Keseluruhan penduduk Desa Sukoanyar adalah 3686 penduduk. Dari data
kependudukan desa pada tahun 2018 didapatkan bahwa dari keseluruhan angkatan kerja yaitu
3095 penduduk Sukoanyar, 13 persen atau 376 diantaranya merupakan seorang petani. 6,3% atau
24 diantaranya berusia 15-40 tahun, 22% atau 83 diantaranya berusia 40-55 tahun, 34,5% atau 130
berusia 55-65 tahun, dan 140 atau 37,1% berusia diatas 65 tahun. Sehingga dapat dikatakan bahwa
usia petani di desa Sukoanyar terbanyak berada pada rentang 55 tahun keatas, sedangkan pada
usia mudanya lebih memilih bekerja sebagai karyawan dan sisanya yang lain sebagai pelajar.

Berdasar latar belakang tersebut, maka tujuan diadakannya kegiatan penelitian ini adalah
untuk mengetahui penyebab terjadinya aging farmer ini utamanya di Desa Sukoanyar Kabupaten
Gresik. Selain itu dengan diketahuinya penyebab yang menimbulkan adanya aging farmer, dapat
pula dirancang solusi yang tepat sesuai dengan permasalahan yang terdapat di lapangan. Dari hasil
penemuan serta penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah untuk
memberikan perhatian lebih terkait sektor pertanian agar menjadi salah satu sektor kerja yang
mampu menyediakan serta menyerap tenaga kerja guna menjadikan ketahanan serta kemandirian
pangan indonesia yang lebih baik.

DAFPUS

Susilowati, Sri Hery. 2016. ‘Fenomena Penuaan Petani dan Berkurangnya Tenaga Kerja Muda
Serta Implikasinya Bagi Kebijakan Pembangunan Pertanian’ Forum Penelitian Agro
Ekonomi. Vol 34 No. 1. Hal 35-5. https://media.neliti.com/media/publications/135268-
ID-fenomena-penuaan-petani-dan-berkurangkan.pdf. Diakses pada 29 Januari 2019.

Badan Pusat Statistik. 2019. Istilah. https://www.bps.go.id/istilah/index.html?Istilah_page=4.


Diakses pada 29 Januari 2019

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2017. ‘Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pertanian’. Indonesian Agricultural Research and Development Journal. Vol. 36 No. 2.
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=2ahUK
Ewi3qNXKxJHgAhVBdCsKHfSxC8MQFjACegQICBAC&url=http%3A%2F%2Fejur
nal.litbang.pertanian.go.id%2Findex.php%2Fjppp%2Fissue%2Fdownload%2F1187%2
F161&usg=AOvVaw0JnxBjYexrAXtkhDZ3Z9wx. Diakses pada 29 Januari 2019

Undang-Undang Republik Indonesia No 41 Tahun 2009 Mengenai Perlindungan Lahan Pertanian


Berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai