LP PH
LP PH
Disusun Oleh :
Nina Maryam
1216014
1.1. Pengertian
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis (Tarwoto, 2004).
Personal hygiene adalah cara perawatan diri seseorang untuk memelihara
kesehatannya. Seseorang tidak dapat melakukan perawatan diri sendiri dipengaruhi
kondisi fisik atau keadaan emosional klien (Alimul, 2006).
Menurut Mubarak (2008) personal hygiene adalah upaya seseorang dalam
memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik
dan psikologis. Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada
orang sehat maupun pada orang sakit.
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa personal hygiene
adalah suatu kebutuhan dari individu untuk merawat atau memelihara kesehatan fisik
dan mentalnya sehingga individu tersebut dapat hidup sejahtera.
Fisiologis
a. Kulit
Kulit adalah organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung, ekskresi, regulasi
temperature, dan sensasi. Kulit mempunyai tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis,
dan hypodermis (Asmadi, 2008).
b. Epidermis
Adalah lapisan terluar terdiri dari berbagai sel lapis yang tipis dimana ada
perbedaan dalam berbagai tingkat kematangan. Lapisan paling dalam dari sel ini
berfungsi untuk mengganti sel yang mati.
c. Dermis
Adalah lapisan yang lebih tebal yang terdiri dari sekelompok kolagen dan fiber –
fiber yang elastis untuk mendukung epidermis. Fiber syaraf, pembuluh darah,
kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan folikel rambut melewati lapisan dermal.
Kelenjar sebasea mensekresi sebum, minyak, cairan odorous, hingga folikel rambut.
d. Hypodermis atau subkutan
Lapisan subkutan terdiri dari pembuluh darah, syaraf, limpa, dan jaringan
pengikatyang berisi sel lemak. Jaringan lemak adalah insulator panas bagi tubuh.
Subkutan juga menjadi pendukung lapisan kulit atas yang menahan stressor dan
tekanantanpa injury.
e. Kuku kaki dan tangan
Kaki, tangan, dan kuku selalu diperuntukkan untuk memberi perhatian yang khusus
untuk mencegah infeksi. Apakah ada luka pada kaki termasuk adakah pertumbuhan
atau luka pada kulit bagian atas, bisa nyeri dan pada pasien normal kemampuan
berjalan. Kuku adalah jaringan epitel yang tumbuh dari akar nail bed, yang terletak
di kulit pada nail groove, yang disembunyikan oleh fold kulit, disebut cuticle, kuku
juga memilki body nail, itu berbentuk area putih, disebut lunula. Dibawah kuku
terdapat lapisan epiteldisebut nail bed. Kuku yang normal dan sehat transparan,
lembut, dan konveks, dengan warna nail bed merah jambu. Penyakit dapat
memengaruhi bentuk, ketebalan, dan curvature dari kulit (Alimul, 2006).
f. Rongga Mulut
Rongga mulut dibatasi oleh membrane mukosa yang berhubungan dengan kulit.
Rongga mulut terdiri dari bibir yang disekitarnya mulut yang terbuka, pipi berada
disepanjang rongga, lidah dan ototnya, hard dan soft palate. Mukosa mulut
normalnya berwarna merah jambu terang (light pink) dan lembab. Pada dasar mulut
dan area bawah lidah kaya akan pembuluh darah.tipe dari ulcer atau trauma dapat
mengakibatkan perdarahan. Ada 3 kelenjar saliva yang mensekresikan 1 liter saliva
per hari. Kelenjar buccal ditemukan pada mukosa yang membatasi pipi dan mulut
yang mencegah hygiene dan kenyamanan pada jaringan oral (Alimul, 2006).
g. Gigi adalah organ mengunyah, atau mastication. Mereka didesain untuk memotong,
menyobek, dan mematahkan makanan sehingga dapat dicampur dengan saliva dan
ditelan. Gigi yang normal terdiri dari kepala, leher, dan akar. Gigi yang sehat
terlihat putih, bersinar, dan berdiri sendiri. Kesulitan mengunyah dapat berkembang
sewaktu sekeliling gusi menjadi inflamasi atau infeksi atau ketika gigi tanggal. Oral
hygiene yang teratur dibutuhkan untuk menjaga integritas area gigi dan untuk
mencegah gingivitis, atau inflamasi gusi (Alimul, 2006).
h. Rambut
Pertumbuhan rambut, distribusi, dan pola dapat mengindikasikan status kesehatan
orang secara umum. Perubahan hormone, emosional, dan stress fisik, umur, infeksi,
dan penyakit tertentu dapat memengaruhi karakteristik rambut (Syaifuddin, 2004).
1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene adalah sebagai berikut
(Perry dan Potter, 2005):
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap
kebersihannya.
b. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola Personal Hygiene
c. Status sosial-ekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya
d. Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
4. Risiko infeksi
Adalah peningkatan risiko terserang organisme patogenikfaktor risiko
a. Penyakit kronis
1) Diabetes mellitus
2) Obesitas
b. Pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemajanan pathogen
c. Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
1) Gangguan peristalsis
2) Kerusakan integritas kulit (pemasangan
3) Perubahan sekresi Ph
4) Penurunan kerja siliaris
5) Pecah ketuban dini
6) Pecah ketuban lama
7) Merokok
8) Stasis cairan tubuh
9) Trauma jaringan (mis, trauma destruksi jaringan)
d. Ketidakadekuatan pertahanan sekunder
1) Penurunan hemoglobin
2) Imunosupresi (mis, imunitas didapat tidak adekuat; agens farmaseutikal
termasuk imunosupresan, steroid, antibody monoclonal,
imunomodulator)
3) Leucopenia
4) Supresi respons inflamasi
e. Vaksinasi tidak adekuat
f. Pemajanan terhadap pathogen lingkungan meningkat
1) Wabah
g. Prosedur invasif
h. Malnutrisi