Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktek Profesi Ners


Mata kuliah Keperawatan Dasar Profesi

Disusun Oleh :
Nina Maryam
1216014

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rajawali


Bandung
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE

1. Konsep teori personal hygiene

1.1. Pengertian
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis (Tarwoto, 2004).
Personal hygiene adalah cara perawatan diri seseorang untuk memelihara
kesehatannya. Seseorang tidak dapat melakukan perawatan diri sendiri dipengaruhi
kondisi fisik atau keadaan emosional klien (Alimul, 2006).
Menurut Mubarak (2008) personal hygiene adalah upaya seseorang dalam
memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik
dan psikologis. Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada
orang sehat maupun pada orang sakit.
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa personal hygiene
adalah suatu kebutuhan dari individu untuk merawat atau memelihara kesehatan fisik
dan mentalnya sehingga individu tersebut dapat hidup sejahtera.

1.2. Tujuan Personal Hygiene


Higiene personal mencakup semua aktivitas yang memiliki tujuan kebersihan
dan penampilan tubuh, aktivitas tersebut meliputi memandikan di tempat tidur,
perawatan rambut, memelihara dan memotong kuku, membantu pasien memelihara
kebersihan oral higiene, membantu menggantikan pakaian dan kain tenun (Brooker,
2009:192)
Tujuan memandikan pasien adalah membersihkan kulit dan menghilangkan bau
badan, memberikan rasa nyaman dan relaksasi atau stimulasi, merangsang sirkulasi
darah pada kuli, mendidik pasien dalam kebersihan perseorangan. Tujuan mencuci
rambut pada pasien adalah memberikan perasaan segar, rambut tetap bersih,
merangsang sirkulasi darah ke kulit kepala, dan membersihkan kutu dan ketombe.
Tujuan merawat dan memotong kuku adalah menjaga kebersihan tangan dan kaki,
mencegah timbulnya infeksi, mencegah kaki berbau, dan memonitor masalah pada
kuku tangan dan kaki. Tujuan dan pemeliharaan gigi dan mulut meliputi agar mulut
dan gigi tetap bersih dan tidak berbau tidak sedap, mencegah infeksi pada mulut dan
kerusakan gigi, memberikan perasaan segar, membantu merangsang nafsu makan, dan
mendidik pasien dalam kebersihan perorangan.
Sedangkan tujuan membantu menggantikan alat tenun dan baju adalah
memberikan perasaan segar dan nyaman kepada pasien, memberikan perasaan
percaya diri, mencengah terjadinya dekubitus, memelihara kebersihan dan kerapian (
Dingwall,2014:209 dalam skripsi Nova). Secara garis besar tujuan perawatan
Personal Hygiene (Wartonah, 2006:79) yaitu:
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
b. Memelihara kebersihan diri seseorang.
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.
d. Pencegahan penyakit.
e. Meningkatkan percaya diri seseorang.
f. Menciptakan keindahan.

1.3. Jenis-jenis Personal Hygiene


Jenis-jenis Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Tarwoto, 2004):
a. Perawatan kulit kepala dan rambut
b. Perawatan mata
c. Perawatan hidung
d. Perawatan telingga
e. Perawatan kuku kaki dan tangan
f. Perawatan genetalia
g. Perawatan kulit seruruh tubuh
h. Perawatan tubuh secara keseluruhan
1.4. Fungsi fisiologis
Anatomi

Gambar Struktur Kulit Gambar Struktur Mata

Fisiologis
a. Kulit
Kulit adalah organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung, ekskresi, regulasi
temperature, dan sensasi. Kulit mempunyai tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis,
dan hypodermis (Asmadi, 2008).
b. Epidermis
Adalah lapisan terluar terdiri dari berbagai sel lapis yang tipis dimana ada
perbedaan dalam berbagai tingkat kematangan. Lapisan paling dalam dari sel ini
berfungsi untuk mengganti sel yang mati.
c. Dermis
Adalah lapisan yang lebih tebal yang terdiri dari sekelompok kolagen dan fiber –
fiber yang elastis untuk mendukung epidermis. Fiber syaraf, pembuluh darah,
kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan folikel rambut melewati lapisan dermal.
Kelenjar sebasea mensekresi sebum, minyak, cairan odorous, hingga folikel rambut.
d. Hypodermis atau subkutan
Lapisan subkutan terdiri dari pembuluh darah, syaraf, limpa, dan jaringan
pengikatyang berisi sel lemak. Jaringan lemak adalah insulator panas bagi tubuh.
Subkutan juga menjadi pendukung lapisan kulit atas yang menahan stressor dan
tekanantanpa injury.
e. Kuku kaki dan tangan
Kaki, tangan, dan kuku selalu diperuntukkan untuk memberi perhatian yang khusus
untuk mencegah infeksi. Apakah ada luka pada kaki termasuk adakah pertumbuhan
atau luka pada kulit bagian atas, bisa nyeri dan pada pasien normal kemampuan
berjalan. Kuku adalah jaringan epitel yang tumbuh dari akar nail bed, yang terletak
di kulit pada nail groove, yang disembunyikan oleh fold kulit, disebut cuticle, kuku
juga memilki body nail, itu berbentuk area putih, disebut lunula. Dibawah kuku
terdapat lapisan epiteldisebut nail bed. Kuku yang normal dan sehat transparan,
lembut, dan konveks, dengan warna nail bed merah jambu. Penyakit dapat
memengaruhi bentuk, ketebalan, dan curvature dari kulit (Alimul, 2006).
f. Rongga Mulut
Rongga mulut dibatasi oleh membrane mukosa yang berhubungan dengan kulit.
Rongga mulut terdiri dari bibir yang disekitarnya mulut yang terbuka, pipi berada
disepanjang rongga, lidah dan ototnya, hard dan soft palate. Mukosa mulut
normalnya berwarna merah jambu terang (light pink) dan lembab. Pada dasar mulut
dan area bawah lidah kaya akan pembuluh darah.tipe dari ulcer atau trauma dapat
mengakibatkan perdarahan. Ada 3 kelenjar saliva yang mensekresikan 1 liter saliva
per hari. Kelenjar buccal ditemukan pada mukosa yang membatasi pipi dan mulut
yang mencegah hygiene dan kenyamanan pada jaringan oral (Alimul, 2006).
g. Gigi adalah organ mengunyah, atau mastication. Mereka didesain untuk memotong,
menyobek, dan mematahkan makanan sehingga dapat dicampur dengan saliva dan
ditelan. Gigi yang normal terdiri dari kepala, leher, dan akar. Gigi yang sehat
terlihat putih, bersinar, dan berdiri sendiri. Kesulitan mengunyah dapat berkembang
sewaktu sekeliling gusi menjadi inflamasi atau infeksi atau ketika gigi tanggal. Oral
hygiene yang teratur dibutuhkan untuk menjaga integritas area gigi dan untuk
mencegah gingivitis, atau inflamasi gusi (Alimul, 2006).
h. Rambut
Pertumbuhan rambut, distribusi, dan pola dapat mengindikasikan status kesehatan
orang secara umum. Perubahan hormone, emosional, dan stress fisik, umur, infeksi,
dan penyakit tertentu dapat memengaruhi karakteristik rambut (Syaifuddin, 2004).
1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene adalah sebagai berikut
(Perry dan Potter, 2005):
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap
kebersihannya.
b. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola Personal Hygiene
c. Status sosial-ekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya
d. Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.

1.6. Gangguan pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene


Gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene secara garis besar
terjadi 2 gangguan yaitu sebagai berikut (Asmadi, 2008):
a. Gangguan secara fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah
gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
b. Gangguan secara psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

1.7. Tanda dan gejala Personal Hygiene


Tanda dan gejala Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry dan
Potter, 2005):
a. Kepala dan rambut
1) Rambut berketombe
2) Rambut berkutu
3) Kulit kepala kotor
4) Rambut yang mudah rontok
5) Rambut yang kusam
b. Perawatan mata
1) Penglihatan menjadi ganda
2) Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
3) Sakit pada mata
4) Terlihat ada warna atau terang di sekitar ujung-ujung objek
5) Mata yang kemerahan
6) Tiba-tiba kehilangan kemampuan melihat dengan jelas
c. Perawatan hidung
1) Terjadi flu/pilek
2) Terjadi perubahan penciuman
3) Hidung kotor
4) Terjadi alergi
d. Perawatan telingga
1) Telinga kotor
2) Terjadi infeksi
e. Perawatan kuku kaki dan tangan
1) Kuku kotor/hitam
f. Perawatan genetalia
1) Genetalia kotor
2) Terjadi penyakit genetalia

1.8. Penatalaksanaan Personal Hygiene


Penatalaksanaan Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry dan
Potter, 2005)
a. Kebersihan mulut dan gigi dijaga dengan :
1) Untuk yang masih mempunyai gigi :
Menyikat gigi secara teratur sekurang-kurangnya dua kali dalam sehari,
pagi hari dan malam sebelum tidur, termasuk bagian gusi dan lidah. Bila
ada gigi berlubang, sebaiknya segera ke Puskesmas. Bila tetap ada
endapan warna kuning sampai cokelat, kirim ke Puskesmas/dokter gigi.
2) Bagi yang menggunakan gigi palsu :
Gigi dibersihkan dengan sikat gigi perlahan-lahan di bawah air yang
mengalir. Bila perlu dapat digunakan pasta gigi. Pada waktu tidur, gigi
tiruan/palsu tidak dipakai dan direndam dalam air bersih.
3) Bagi mereka yang tidak mempunyai gigi sama sekali :
Setiap habis makan juga harus menyikat bagian gusi dan lidah untuk
membersihkan sisa makanan yang melekat.
b. Kebersihan kepala, rambut dan kuku :
1) Cuci rambut secara teratur paling sedikit dua kali seminggu untuk
menghilangkan debu dan kotoran yang melekat di rambut dan kulit kepala.
2) Potong kuku secra teratur.
c. Kebersihan kulit (mandi) :
Usaha untuk membersihkan kulit dapat dengan cara mandi setiap hari secara
teratur, paling sedikit dua kali sehari. Pada saat mandi lansia sebaiknya
mempergunakan air hangat untuk merangsang peredaran darah dan mencegah
kedinginan, menggunakan
d. Kebersihan mata, hidung, dan telinga :
Mengkonsultasikan diri ke dokter. Setiap dua tahun mata harus dikontrol, bila
tidak ada kelainan.
e. Perawatan genitalia
perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling
butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar
memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat
diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk
memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis
kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin
dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia.
Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi,
mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta
mempertahankanpersonal higiene.

2. Konsep Asuhan Keperawatan

2.1. Pengkajian Keperawatan


a. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)
Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik
maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui
hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat
pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang
masalahnya/penyakitnya.
b. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien
pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama
seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala,
dan Time).
Pemeriksaan Fisik
a. Pengkajian kulit
1) Warna kulit
Pengkajian terhadap masalah kebersihan kulit meliputi penilaian tentang
keadaan kulit, misalnya warna kulit untuk mengetahui adanya pigmentasi kulit.
Warna kulit yang tidak normal dapat disebabkan oleh melanin pada kulit: warna
cokelat pada kulit dapat menunjukkan adanya penyakit Addison atau tumor
hipofisis, warna biru kemerahan dapat menunjukkan adanya polisitemia, warna
merah menunjukkan adanya alergi dingin, hipertermia, psikologis, alcohol, atau
infalamasi local, warna biru (sianosis) pada kuku atau sianosis perifer akibat
kecemasan atau kedinginan, atau sentral karena penurunan kapasitas darah dalam
membawa oksigen yang meliputi bibir, mulut, dan badan. Selanjutnya, warna
kuning menunjukkan ikterus yang menyertai penyakit hati, hemolisis sel darah
merah, obstruksi saluran empedu, atau infeksi berat yang dapat dilihat pada sclera,
membran mukosa dan abdomen; apabila terdapat pada telapak tangan, kaki dan
muka menunjukkan dampak atas konsumsi wortel atau kentang; apabila pada area
kulit terbuka (bukan pada sclera dan membrane mukosa) menunjukkan adanya
penyakit ginjal kronis. Warna pucat (kurang merah muda pada orang kulit putih)
atau warna abu-abu pada kulit hitam menunjukkan adanya sinkop, demam, syok,
atau anemia. Kekurangan warna secara umum data menunjukkan albinisme.
b) Kelembapan kulit
Dalam keadaan normal, kulit agak kering, dan dalam keadaan patologis
dapat dijumpai kekeringan pada daerah bibir. Kekeringan pada bagian tangan dan
genital dapat menunjukkan adanaya dermatitis kontak. Keadaan normal pada
membran mukosa adalah lembap, dan bila terjadi kekeringan menunjukkan
adanya dehidrasi
c) Tekstur kulit
Penilaian tekstur kulit dapat dilakukan melalui pengamatan dan palpasi.
Contoh: tekstur abnormal adalah pengelupasan atau sisik pada jari tangan dan
kaki. Perhatikan juga turgor, yaitu kembalinya kulit seperti semula tanpa
meninggalkan tanda setelah dicubit dalam keadaan normal. Selain itu, perhatikan
juga ada atau tidaknya edema dan lesi (macula, papula, nodul, tumor, vesikula,
bula, pustula).
2) Pengkajian kuku
Pengkajian yang perlu dilakukan adalah penilaian tentang keadaan warna,
bentuk, dan keadaan kuku. Adanya jari tabuh menunjukkan penyakit pernapasan
kronis atau penyakit jantung dan bentuk kuku yang cekung atau cembung
menunjukkan adanya cedera, defisiensi besi, dan infeksi.
3) Pengkajian rambut
Pengkajian dilakukan pada warna, ukuran serta susunan rambut. Selain itu,
kaji jenis rambut, apakah berminyak atau kering. Kemudian, kaji pola
pertumbuhan rambut, apakah pola cepat atau lambat, sedikit, atau jumlah
kerontokan. Kaji juga aspek perkembangan dan faktor yang memengaruhi
perawatan rambut, seperti pemakaian minyak rambut, kemampuan menyisir,
frekuensi cuci rambut, serta pemakaian sampo.
4) Pengkajian telinga
Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau
kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan pada daya pendengaran.
5) Pengkajian mulut dan gigi
Pengkajian gigi dan mulut yang perlu diperhatikan antara lain, warna,
keadaan permukaan, serta kelengkapan gigi; pada pipi dalam perlu dilihat adanya
warna mukosa serta keadaan permukaan, pada gusi perlu dilihat warna, tekstur,
serta kelembapan. Pada daerah lidah dapat dilihat warna, tekstur, dan posisi lidah.
6) Pengkajian hidung
Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan
hidung, tanda-tanda pilek yang tak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi, atau
perubahan pada daya penciuman.
7) Pengkajian genetalia
Yang perlu diperhatikan pada pengkajian alat kelamin (vulva hygiene),
antara lain adalah ada atau tidaknya iritasi daerah sekitarnya, adanya perdarahan,
mukus, lokhea, kateterisasi, luka jahitan pada pasien pascapartum, serta
kebersihannya.Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.
2.2. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit perawatan diri: mandi
Adalah hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/aktivitas perawatan diri untuk diri sendiri
Batasan Karakteristik:
a. Ketidakmampuan mengakses kamar mandi
b. Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
c. Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
d. Ketidakmampuan menjangkau sumber air
e. Ketidakmampuan mengatur air mandi
f. Ketidakmampuan membasuh tubuh

Faktor yang berhubungan


g. Gangguan kognitif
h. Penurunan motivasi
i. Kendala lingkungan
j. Ketidakmampuan merasakan bagian tubuh
k. Ketidakmampuan merasakan hubungan spasial
l. Gangguan muskuloskeletal
m. Gangguan neuromuskular
n. Nyeri
o. Gangguan persepsi
p. Ansietas berat
q. Kelemahan

2. Defisit Perawatan diri: Eliminasi


Adalah hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri
Batasan karakteristik:
a. Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat
b. Ketidakmampuan menyiram toilet atau kursi buang air (commode)
c. Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode
d. Ketidakmampuan memanipulasi pakaian untuk eliminasi
e. Ketidakmampuan berdiri dari toilet atau commode
f. Ketidakmampuan untuk duduk di toilet atau commode

Faktor yang berhubungan:


a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Kendala lingkungan
d. Keletihan
e. Hambatan mobilitas
f. Hambatan kemampuan berpindah
g. Gangguan muskuloskeletal
h. Gangguan neuromuskular
i. Nyeri
j. Gangguan persepsi
k. Ansietas berat
l. Kelemahan

3. Defisit perawatan diri: berpakaian


Adalah hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berias untuk diri sendiri
Batasan karakteristik
a. Ketidakmampuan mengancingkan pakaian
b. Ketidakmampuan mendapatkan pakaian
c. Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian
d. Ketidakmampuan mengenakan sepatu
e. Ketidakmampuan mengenakan kaus kaki
f. Ketidakmampuan melepaskan atribut pakaian
g. Ketidakmampuan melepas sepatu
h. Ketidakmampuan melepas kaus kaki
i. Hambatan memilih pakaian
j. Hambatan mempertahankan penampilan yang memuaskan
k. Hambatan mengambil pakaian
l. Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh bawah
m. Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh atas
n. Hambatan memasang sepatu
o. Hambatan memasang kaus kaki
p. Hambatan melepas pakaian
q. Hambatan melepas sepatu
r. Hambatan melepas kaus kaki
s. Hambatan menggunakan alat bantu
t. Hambatan menggunakan resleting

Faktor yang berhubungan


a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Ketidaknyamanan
d. Kendala lingkungan
e. Keletihan
f. Gangguan musculoskeletal
g. Gangguan neuromuscular
h. Nyeri
i. Gangguan persepsi
j. Ansietas berat
k. Kelemahan

4. Risiko infeksi
Adalah peningkatan risiko terserang organisme patogenikfaktor risiko
a. Penyakit kronis
1) Diabetes mellitus
2) Obesitas
b. Pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemajanan pathogen
c. Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
1) Gangguan peristalsis
2) Kerusakan integritas kulit (pemasangan
3) Perubahan sekresi Ph
4) Penurunan kerja siliaris
5) Pecah ketuban dini
6) Pecah ketuban lama
7) Merokok
8) Stasis cairan tubuh
9) Trauma jaringan (mis, trauma destruksi jaringan)
d. Ketidakadekuatan pertahanan sekunder
1) Penurunan hemoglobin
2) Imunosupresi (mis, imunitas didapat tidak adekuat; agens farmaseutikal
termasuk imunosupresan, steroid, antibody monoclonal,
imunomodulator)
3) Leucopenia
4) Supresi respons inflamasi
e. Vaksinasi tidak adekuat
f. Pemajanan terhadap pathogen lingkungan meningkat
1) Wabah
g. Prosedur invasif
h. Malnutrisi

3. Rencana Asuhan Keperawatan


No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1. Defisit perawatan diri mandi NOC NIC
Definisi: hambatan kemampuan a. Activity intolerance Self-care assistance:
untuk melakukan atau b. Mobility: physical bthing/hygiene
menyelesaikan mandi/aktivitas impaired a. Pertimbangkan budaya
perawatan diri untuk diri sendiri c. Self care deficit pasien ketika
Batasan karakteristik: hygiene mempromosikan aktivitas
a. Ketidakmampuan untuk d. Sensory perception, perawatan diri
mengakses kamar mandi auditory disturbed b. Pertimbangkan usia pasien
b. Ketidakmampuan ketika mempromosikan
Kriteria hasil:
mengeringkan tubuh aktivitas perawatan diri
a. Perawatan diri
c. Ketidakmampuan ostomi: tindakan c. Menentukan jumlah dan
mengambil perlengkapan pribadi jenis bantuan yang
mandi mempertahankan dibutuhkan
d. Ketidakmampuan ostomi untuk d. Tempat handuk, sabun,
menjangkau sumber air eliminasi deodorant, alat pencukur,
e. Ketidakmampuan b. Perawatan diri: dan aksesoris lainnya yang
mengatur air mandi aktivitas kehidupan dibutuhkan di samping
f. Ketidakmampuan sehari-hari (ADL) tempat tidur atau di kamar
membasuh tubuh mampu untuk mandi
melakukan aktivitas e. Menyediakan artikel
Faktor yang berhubungan:
perawatan fisik dan pribadi yang diinginkan
a. Gangguan kognitif
pribadi secara (misalnya deodorant, sikat
b. Penurunan motivasi
mandiri atau dengan gigi, sabun mandi, sampo,
c. Kendala lingkungan
alat bantu lotion, dan produk
d. Ketidakmampuan
c. Perawatan diri aromaterapi)
merasakan bagian tubuh
mandi: mampu untuk f. Menyediakan lingkungan
e. Ketidakmampuan
membersihkan tubuh yang terapeutik dengan
merasakan hubungan
sendiri secara memastikan hangat, santai,
spasial
mandiri dengan atau pengalaman pribadi dan
f. Gangguan
tanpa alat bantu personal
muskuloskeletal
d. Perawatan diri g. Memfasilitasi pasien
g. Gangguan
hygiene: mampu menyikat gigi dengan
neuromuskular
untuk sesuai
h. Nyeri
mempertahankan h. Memfasilitasi pasien
i. Gangguan persepsi
kebersihan dan mandi
j. Ansietas berat
penampilan yang rapi i. Memantau pembersihan
secara mandiri kuku menurut kemampuan
dengan atau tanpa perawatan diri pasien
alat bantu j. Memantau integritas kulit
e. Perawatan diri pasien
hygiene oral: mampu k. Menjaga kebersihan ritual
untuk merawat mulut l. Memberikan bantuan
dan gigi secara sampai pasien sepenuhnya
mandiri dengan atau dapat mengasumsikan
tanpa alat bantu perawatan diri
f. Mampu
mempertahankan
mobilitas yang
diperlukan untuk ke
kamar mandi dan
menyediakan
perlengkapan mandi
g. Membersihkan dan
mengeringkan tubuh
h. Mengungkapkan
secara verbal
kepuasan tentang
kebersihan tubuh dan
hygiene oral
2. Defisit perawatan diri eliminasi NOC NIC
Definisi: hambatan kemampuan a. Activity intolerance Self-care assistance: toileting
untuk melakukan atau b. Mobility: physical a. Pertimbangkan budaya
menyelesaikan aktivitas eliminasi impaired pasien ketika
sendiri c. Fatique level mempromosikan aktivitas
Batasan karakteristik d. Anxiety self control perawatan diri
a. Ketidakmampuan e. Ambulation b. Pertimbangkan usia pasien
melakukan hygiene f. Self care deficit ketika mempromosikan
eliminasi yang tepat toileting aktivitas perawatan diri
b. Ketidakmampuan g. Self care deficit c. Lepaskan pakaian yang
menyiram toilet atau hygiene penting untuk
kursi buang air h. Urinary incontinence memungkinkan
(commode) : functional penghapusan
c. Ketidakmampuan naik d. Membantu pasien ke
Kriteria hasil:
ke toilet atau commode toilet/commode/bedpan/fra
a. Pengetahuan
d. Ketidakmampuan perawatan ostomy: ktur pan/ urinoir pada
memanipulasi pakaian tingkat pemahaman selang waktu tertentu
untuk eliminasi yang ditunjukkan e. Pertimbangkan respon
e. Ketidakmampuan berdiri tentang pemeliharaan pasien terhadap kurangnya
dari toilet atau commode ostomi untuk privasi
f. Ketidakmampuan untuk eliminasi f. Menyediakan privasi
duduk di toilet atau b. Perawatan diri: selama eliminasi
commode ostomi: tindakan g. Memfasilitasi kebersihan
pribadi untuk toilet setelah selesai
Faktor yang berhubungan
mempertahankan eliminasi
a. Gangguan kognitif
ostomi untuk h. Ganti pakaian pasien
b. Penurunan motivasi
eliminasi setelah eliminasi
c. Kendala lingkungan
c. Perawatan diri: i. Menyiram
d. Keletihan
aktivitas kehidupan toilet/membersihkan
e. Hambatan mobilitas
sehari-hari (ADL) penghapusan alat
f. Hambatan kemampuan
mampu untuk (commode, pispot)
berpindah
melakukan aktivitas j. Memulai jadwal ke toilet
g. Gangguan
perawatan fisik dan k. Memulai mengelilingi
muskuloskeletal
pribadi secara kamar mandi
h. Gangguan
mandiri atau dengan l. Menyediakan alat bantu
neuromuskular
alat bantu (misalnya, kateter
i. Nyeri
d. Perawatan diri eksternal atau urinal)
j. Gangguan persepsi
hygiene: mampu m. Memantau integritas kulit
k. Ansietas berat
untuk pasien
l. Kelemahan
mempertahankan
kebersihan dan
penampilan yang rapi
secara mandiri
dengan atau tanpa
alat bantu
e. Perawatan diri
eliminasi: mampu
untuk melakukan
aktivitas eliminasi
secara mandiri atau
tanpa alat bantu
f. Mampu duduk dan
turun dari kloset
g. Membersihkan diri
setelah eliminasi
h. Mengenali dan
mengetahui
kebutuhan bantuan
untuk eliminasi

3. Defisit perawatan diri NOC NIC


berpakaian a. Self care status Self care assistance:
Definisi: hambatan kemampuan b. Self care: dressing dressing/grooming
untuk melakukan atau c. Activity tolerance a. Pantau tingkat kekuatan
menyelesaikan aktivitas d. Fatigue level dan toleransi aktivitas
berpakaian dan berias untuk diri b. Pantau peningkatan dan
Kriteria hasil:
sendiri penurunan kemampuan
a. Mampu melakukan
Batasan karakteristik untuk berpakaian dan
tugas fisik yang
a. Ketidakmampuan melakukan perawatan
paling mendasar dan
mengancingkan pakaian rambut
aktivitas perawatan
b. Ketidakmampuan c. Pertimbangkan budaya
pribadi secara
mendapatkan pakaian pasien ketika
mandiri dengan atau
c. Ketidakmampuan mempromosikan aktivitas
tanpa alat bantu
mendapatkan atribut perawatan diri
b. Mampu untuk
pakaian d. Pertimbangkan usia pasien
mengenakan pakaian
d. Ketidakmampuan ketika mempromosikan
dan berhias sendiri
mengenakan sepatu aktivitas perawatan diri
secara mandiri atau
e. Ketidakmampuan e. Bantu pasien memilih
tanpa alat bantu
mengenakan kaus kaki pakaian yang mudah
c. Mampu
f. Ketidakmampuan mempertahankan dipakai dan dilepas
melepaskan atribut kebersihan pribadi f. Sediakan pakaian pasien
pakaian dan penampilan yang pada tempat yang mudah
g. Ketidakmampuan rapi secara mandiri dijangkau (di samping
melepas sepatu dengan atau tanpa tempat tidur)
h. Ketidakmampuan alat bantu g. Fasilitasi pasien untuk
melepas kaus kaki d. Mengungkapkan menyisir rambut, bila
i. Hambatan memilih kepuasan dalam memungkinkan
pakaian berpakaian dan h. Dukung kemandirian
j. Hambatan menata rambut dalam berpakaian, berhias,
mempertahankan e. Menggunakan alat bantu pasien jika
penampilan yang bantu untuk diperlukan
memuaskan memudahkan dalam i. Pertahankan privasi saat
k. Hambatan mengambil berpakaian pasien berpakaian
pakaian f. Dapat memilih j. Bantu pasien untuk
l. Hambatan mengenakan pakaian dan menaikkan,
pakaian pada bagian mengambilnya dari mengancingkan, dan
tubuh bawah lemari atau laci baju meresleting pakaian, jika
m. Hambatan mengenakan g. Mampu meresleting diperlukan
pakaian pada bagian dan mengancing k. Gunakan alat bantu
tubuh atas pakaian tambahan (missal sendok,
n. Hambatan memasang h. Menggunakan pengait kancing, dan
sepatu pakaian secara rapi penarik resleting) untuk
o. Hambatan memasang dan bersih menarik pakaian jika
kaus kaki i. Mampu melepas diperlukan
p. Hambatan melepas pakaian, kaus kaki l. Beri pujian atas usaha
pakaian dan sepatu untuk berpakaian sendiri
q. Hambatan melepas j. Menunjukkan rambut m. Gunakan terapi fisik dan
sepatu yang rapi dan bersih okupasi sebagai sumber
r. Hambatan melepas kaus k. Menggunakan tata dalam perencanaan
kaki rias tindakan pasien dalam
s. Hambatan menggunakan perawatan pasien dengan
alat bantu alat bantu
t. Hambatan menggunakan
resleting

Faktor yang berhubungan


a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Ketidaknyamanan
d. Kendala lingkungan
e. Keletihan dan kelemahan
f. Gangguan
musculoskeletal
g. Gangguan
neuromuscular
h. Nyeri
i. Gangguan persepsi
j. Ansietas berat

4. Risiko infeksi NOC NIC


Definisi: mengalami peningkatan a. Immune status Infection control (control infeksi)
resiko terserang organisme b. Knowledge ; a. Bersihkan lingkungan
patogenik infection control setelah dipakai pasien lain
Faktor-faktor risiko: c. Risk control b. Pertahankan teknik isolasi
a. Penyakit kronis c. Batasi pengunjung bila
Kriteria Hasil:
1) Diabetes mellitus perlu
a. Klien bebas dari
2) Obesitas d. Instruksikan pada
tanda dan gejala
b. Pengetahuan yang tidak pengunjung untuk mencuci
infeksi
cukup untuk tangan saat berkunjung
b. Mendeskripsikan
menghindari pemajanan dan setelah berkunjung
proses penularan
pathogen meninggalkan pasien
penyakit, faktor yang
c. Pertahanan tubuh primer e. Gunakan sabun
mempengaruhi
yang tidak adekuat antimikrobia untuk cuci
penularan serta
1) Gangguan peristalsis tangan
penatalaksanaannya
2) Kerusakan integritas c. Menunjukkan f. Cuci tangan setiap
kulit (pemasangan kemampuan untuk sebelum dan sesudah
kateter intravena, mencegah timbulnya tindakan keperawatan
prosedur invasive) infeksi g. Gunakan baju, sarung
3) Perubahan sekresi Ph d. Jumlah leukosit tangan sebagai alat
4) Penurunan kerja dalam batas normal pelindung
siliaris e. Menunjukkan h. Pertahankan lingkungan
5) Pecah ketuban dini perilaku hidup sehat aseptic selama
6) Pecah ketuban lama pemasangan alat
7) Merokok i. Ganti letak IV perifer dan
8) Stasis cairan tubuh line central dan dressing
9) Trauma jaringan sesuai dengan petunjuk
(mis, trauma umum
destruksi jaringan) j. Gunakan kateter intermiten
d. Ketidakadekuatan untuk menurunkan infeksi
pertahanan sekunder kandung kencing
1) Penurunan k. Tingkatkan intake nutrisi
hemoglobin l. Berikan terapi antibiotic
2) Imunosupresi (mis, bila perlu infection
imunitas didapat protection (proteksi
tidak adekuat, agen terhadap infeksi)
farmaseutikal m. Monitor tanda dan gejala
termasuk infeksi sistemik dan lokal
imunosupresan, n. Monitor hitung granulosit,
steroid, antibody WBC
monoclonal, o. Monitor kerentanan
imunomodulator) terhadap infeksi
3) Supresi respon p. Batasi pengunjung
inflamasi q. Sharing pengunjung
e. Vaksinasi tidak adekuat terhadap penyakit menular
f. Pemajanan terhadap r. Pertahankan teknik asepsis
pathogen lingkungan pada pasien yang beresiko
meningkat s. Pertahankan teknik isolasi
1. Wabah kalau perlu
g. Prosedur invasif t. Beerikan perawatan kulit
h. Malnutrisi pada area epidema
u. Inspeksi kulit dan
membrane mukosa
terhadap kemerahan, panas
drainase
v. Inspeksi kondisi luka/insisi
bedah
w. Dorong masukan nutrisi
yang cukup
x. Dorong masukan cairan
y. Dorong istirahat
z. Instruksikan pasien untuk
minum antibiotic sesuai
resep
aa. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
bb. Ajarkan cara menghindari
infeksi
cc. Laporkan kecurigaan
infeksi
dd. Laporkan kultur positif
DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimul H. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika


Brooker,Chrish.2009.Ensiklopedia Keperawatan. EGC.Jakarta
Mubarak,Wahit Iqbal.2008.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta: EGC
NANDA. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA Jilid 2. Yogyakarta: Medi Action
NANDA Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta: EGC
Natalia,Nova.2014.Pemberian Tindakan Personal Hygiene Terhadap Kepuasan
Pasien Imobilisasi . STIKES Kusuma Husada:Surakarta
Potter., Perry. (2006). Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Wartonah, Tarwoto, ( 2006 ), Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
keperawatan, Edisi 3, Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai