Wa0023
Wa0023
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Begitu banyak kasus ibu hamil yang disebabkan oleh pre-eklamsi berat
tidak dapat ditangani dengan baik yang disebabkan oleh kurangnya kepedulian ibu
untuk melakukan pemeriksaan teratur.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui defenisi pre-eklamsi berat
2. Mahasiswa dapat memahami etiologi preeklampsia berat
1
3. Mahasiswa dapat memahami tanda dan gejala
4. Mahasiswa dapat memahami patofiologis preeklampsia berat
5. Mahasiswa dapat memahami Pencegahan preeklampsia berat
6. Mahasiswa dapat memahami penatalaksanaan preeklampsia berat
7. Mahasiswa dapat memahami komplikasi preeklampsia berat
8. Mahasiwa dapat memaham pemeriksaan penunjang untuk preeklampsia
berat
9. Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan paa ibu hamil yang
mengalami preeklamsia
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Defenisi
3
6. Nyeri epigastrum dan ikterus
7. Trombositopenia berat : < 100.000 sel/mmᶟ atau penurunan
trombosit dengan cepat
8. Pertumbuhan janin terhambat
9. Mual muntah (Niwang Ayu, 2016)
10. Sakit kepala berat dan terus menerus, biasanya pada kepala bagian
frontal atau oksipital
11. Dekompensasi jantung, edema paru atau sianosis (reeder.dkk,
2011)
4
Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume
intavaskuler, meningkatnya kardiakoutput dan peningkatan tahanan
pembuluh perifer. Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan
anemia dan trobositopeni. Infark plasenta dan obstruksi plasenta
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian janin dalam
rahim.Perubahan pada organ :
1. Perubahan kardiovaskuler
Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada
preeklamsia dan eklampsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya
berkaitan dengan peningkatan afterload jantung akibat hipertensi,
preload jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya
secara patologis hipervolemia kehamilan atau yang secara iatrogenik
ditingkatkan oleh larutan onkotik/kristaloid intravena, dan aktifasi
endotel disertai ekstravasasi kedalam ekstravaskuler terutama paru.
2. Metabolisme air dan elektrolit
Hemokonsentrasi yang menyerupai preeklampsia dan eklampsia tidak
diketahui penyebabnya. jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih
banyak pada penderita preeklamsia dan eklampsia dari pada wanita
hamil biasa atau penderita dengan hipertensi kronik. Penderita
preeklamsia tidak dapat mengeluarkan dengan sempurna air dan garam
yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun,
sedangkan penyerapan kembali tubulus tidak berubah. Elektrolit,
kristaloid, dan protein tidak mununjukkan perubahan yang nyata pada
preeklampsia. Konsentrasi kalium, natrium, dan klorida dalam serum
biasanya dalam batas normal.
3. Otak
Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan
anemia pada korteks serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat
ditemukan perdarahan.
5
4. Mata
Dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan oleh edema intraokuler
dan merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi
kehamilan.
5. Uterus
Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada
plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena
kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada preeklampsia dan
eklampsia sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaan
terhadap rangsangan, sehingga terjad partus prematur.
6. Paru-paru
Kematian ibu pada preeklampsia dan eklampsia biasanya disebabkan
oleh edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga
karena aspirasi pneumonia atau abses paru.(Niwang Ayu, 2016)
6
kemajuan yang penting dari pemeriksaan antenatal yang baik. (Niwang
Ayu, 2016)
F. Penatalaksanaan
1. Medis
Pengobatan mediastinal pasien preklampsia berat adalah :
a) Segera masuk rumah sakit.
b) Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital perlu diperiksa setiap
30 menit, refleks patella setiap jam.
c) Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL
(60-125 cc/jam) 500cc.
d) Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.
e) Pemberian obat anti kejang magnesium sulfat (MgSO4)
1) Dosis awal sekitar 4 gr IV (20% dalam 20 cc) selama 1gr/menit
kemasan 20% dalam 25cc larutan MgSO4 (dalam 3-5 menit).
Diikuti segera 4gr di pantat kiridan 4gr di pantat kanan (40%
dalam 10cc)dengan jarum 21 panjang 3,7 cm. Untuk
mengurangi nyeri dapat diberikan xycocain 2% yang tidak
mengandung adrenalin pada suntikan IM.
2) Dosis ulang nya diberikan 4gr IM 40% setelah 6 jam pemberian
dosis awal lalu dosis ulang diberikan 4gr IM setiap 6 jam
dimana pemberian MgSO4 tidak melebihi 2-3 hari.
3) Syarat-syarat pemberian MgSO4
Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calsium gluconas 10% 1 gr
diberikan IV dalam 3 menit, refleks patella positif kuat,
frekuensi pernafasan lebih 16x/menit, produksi urin lebih 100cc
dalam 4 jam sebelumnya (0,5cc/KgBB/jam.
4) MgSO4 dihentikan bila :
Ada tanda-tanda keracunan yaitu kelemahan otot, refleks
fisiologis menutun, fungsi jantung terganggu, depresi SSP,
kelumpuhan dan selanjutnya dapat menyebabkan kematian.
7
bila timbul tanda-tanda keracunan MgSO4 hentikan
pemberian MgSO4, berikan calsium gluconase secara IV dalam
waktu 3 menit, berikan oksigen dan lakukan pernafasan buatan.
MgSO4 dihentikan juga bila setelah 4 jam pasca persalinan
sudah terjadi perbaikan (normotensi)
Deuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda
edema paru, payah jantung congestif/edema anasarka.
Diberikan furosemid injeksi 40mg IM.
Anti hipertensi diberikan bila tekanan darah >180 mmHg/110 mmHg atau
MAP lebih 125 mmHg, sasaran pengobatan tekanan diastolik < 105
mmHg ( bukan <90mmHg) karena akan menurunkan perfusi plasenta,
dosisnya sama dengan dengan dosis antihipertensi pada umumnya dan bila
diperlukan penurunan tekanan darah secepatnya dapat diberikan obat
antihipertensi parenteral (tetesan copntinyu), injeksi. Dosis yang bisa
dipakai 5 ampul dalam 500cc cairan infus atau disesuaikan dengan tekanan
darah. Bila antihipertensi parenteral tidak tersedia dapat diberikan tablet
secara sublingual diulang selama 1 jam, maksimal 4-5 kali. ((Niwang Ayu,
2016)
2. Perawatan aktif
Pada setiap penderita sedapat mungkin sebelum perawatan aktif
dilakukan pemeriksaan fetal assesment yakni pemeriksaan nonstrees
test (NST) dan ultrasonograft (USG), dengan indikasi (salah satu atau
lebih), yakni :
a. Pada ibu
Usia kehamilan 37 minggu atau lebih, dijumpai tanda-tanda atau
gejala impending eklamsia, kegagalan terapi konservatif yaitu
setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah
atau setelah 24 jam perawatan edicinal, ada gejala-gejala status quo
(tidak ada perbaikan).
b. Janin
Hasil fetal assesment jelek (NST dan USG) yaitu ada tanda intra
uterine growth retardation (IUGR)/janin terhambat.
8
c. Hasil laboratorium
Adanya HELLP syndrome (haemolisis dan peningkatan fungsi
hepar dan trombositopenia). (Niwang Ayu, 2016)
G. Komplikasi
1). Eklamsia
2). Solusio plasenta
3). Pendarahan subkapsula hepar
4). Sindrom HELLP ( hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platelet
count)
5). Gagal jantung hingga syok dan kematian
6). Hipoksia janin
7). Prematur
8). Gagal ginjal
9). Kebutaan
10). Kejang
11). Hipertensi permanen
12). Kematian janin dalam uterus (Niwang Ayu, 2016)
9
d) Tes kimia darah. Asam urat meningkat (normal 2,4-2,7
mg/dl)
e) Pemeriksaan retina untuk mendeteksi perubahan pada
pembuluh darah vena
f) Pemeriksaan kadar human laktogen plasenta (HPL) dan
esteriol didalam plasma
2. Radiologi
a) Elektrokardiogram dan foto dada menunjukkan pembesaran
ventrikel dan kardiomegali
b) Ultrasonografi. ditemukan retardasi pertumbuhan janin
intrauterus. Pernapasan intrauterus lambat, aktivitas jani
lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
c) Kardiotografi : diketahui detak jantung janin lemah.
(Niwang Ayu, 2016)
10
Yang perlu di pertanyakan adalah:
1) Pernah mengikuti KB atau tidak
2) Jenis kontrasepsi yang digunakan
3) Alasan pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi)
4) Lamanya memakai alat kontrasepsi
d. Pemeriksaaan fisik
1) Sistem pernapasan
Pernapasan kurang dari 14x/menit, klien mengalami sesak
napas dan adanya edema paru.
2) Sistem kardiovaskuler
Kulitpucat, konjungtiva anemis, apakah terdapat
sianosis,terjadi peningkatan tekana darah,serta edema
periorbital yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam.
3) Sistem reproduksi
Ada atau tidak nya masa abnormal,nyeri tekan pada
payudara,ada tidaknya pengeluaran pervagina berupa lendir
yang bercampur darah serta diketahui tinggi fundus uteri,letak
janin,lokasi edema dan biasanya terdapat kontraksi uterus.
4) Sistem integumen dan perkemihan
Kulit tampak pucat dan Terjadi gangguan pada ginjal yang
dibuktikan dengan awitan proteinuria.(bobak, 2004)
2. Diagnosa keperawatan
a) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan
hipertensi
b) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi
c) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
d) Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas
e) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi anatomik
(oliguria,proteinuria)
11
f) Resiko gangguan hubungan ibu-janin berhubungan dengan gangguan
transpor oksigen (hipertensi)
12
NANDA 2015-2017 – kriteria sebagai berikut memaksimalkan
: ventilasi
(hal 243)
b. Ajarkan pasien untuk
a. Frekuensi
bernapas dengan
pernapasan dalam
perlahan
kisaran normal
c. Pemberian pengobatan
b. Irama pernapasan
aerosol
normal
d. Memberikan oksigen
c. Kedalaman
kepada pasien
inspirasi normal
e. Memantau tanda –
d. Kepatenan jalan
tanda vital pasien
napas tidak
(NIC, Hal 186)
terganggu
e. Sesak napas
berkurang
(NOC,Hal 558)
13
tindakan berkurang
pengurangan e. Pemberian analgetik
nyeri tanpa dan juga pantau respon
analgetik tubuh pasien terhadap
(NOC,Hal 247) obat yang diberikan
(NIC, Hal 198)
14
anatomik mampu mencapai kriteria jenis cairan yang
(oliguria,proteinuria) – kriteria sebagai berikut dikonsumsi
NANDA 2015-2017 : b. Memantau tanda tanda
(Hal 199) vital pasien
a. Output urin
c. Memantau turgor kulit
selama 8 jam
pasien dan mukosa
normal
bibir
b. Intake output urin
d. Monitor intake dan
normal selam 24
output pasien
jam
e. Monitor nilai kadar
c. Warna urin
serum albumin dan
normal
protein dalam urin
(kekuningan)
pasien
d. Protein dalam
f. Memberikan analgetik
urin berkurang
sesuai orderan dokter
e. Hipertensi tidak
g. Monitor tekanan darah
ada
pasien
(NOC,Hal 89)
(NIC, hal 229)
15
c. Pola gerakan c. Mengkaji pengetahuan
janin normal pasien terkait
(NOC,Hal 525) kehamilan
d. Mengajarkan pasien
mengenai penggunaan
obat( antihipertensi,
antibiotik,dll)
e. Melakuka tes untuk
megetahui keadaan
janin (USG)
f. Memberikan informasi
dan pendidikan terkait
kehamilan dan resiko
gangguan kehamilan
(NIC, Hal 368)
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
18