Anda di halaman 1dari 10

Jupe UNS, Vol. 1, No.

3 Hal 1 s/d 10
Anggit Maharani, Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Penerapan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Juni, 2013

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN POLA


PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

Anggit Maharani. Wahyu Adi. Muhtar


*Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
maharanianggit@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja
keuangan sebelum dan sesudah diterapkannya Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan secara sampling sistematis. Teknik pengumpulan
data adalah dengan metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah Paired
Sample T Test. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja
keuangan yang signifikan antara sebelum dan sesudah penerapan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (PPK-BLU) karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05
yaitu sebesar 0,247. Walaupun tidak terdapat perbedaan yang signifikan, tetapi kinerja
keuangan dan pelayanan Universitas Sebelas Maret Surakarta setelah menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) cenderung meningkat dan lebih
baik.

Kata kunci: kinerja keuangan, rasio keuangan, Badan Layanan Umum.

ABSTRACT

The objective of research was to find out whether or not there is a difference of
financial performance before and after the Financial Management Pattern of Public Service
Agency application in Surakarta Sebelas Maret University. This study was a descriptive
quantitative research. The sample was taken using systematic sampling technique. Technique
of collecting data used was documentation method. Technique of analyzing data used was
Paired Sample T-test. The result of statistic test showed that there was no difference of
significant financial performance between before and after the Financial Management Pattern
of Public Service Agency (PPK-BLU) application because Asymp. Sig (2-tailed) value of
0.247 higher than 0.05. There was no significant difference, but the financial and service
performances of Surakarta Sebelas Maret University having applied the Financial
Management Pattern of Public Service Agency (PPK-BLU) tended to improve and to be
better.

Keywords: financial performance, financial ratio, Public Service Agency.


2 | JUPE UNS, Vol. 1 No. 3 Hal 1 s/d 10

PENDAHULUAN kegiatannya didasarkan pada prinsip


Dewasa ini, isu-isu tentang otonomi efisiensi dan produktivitas.
tidak saja berpengaruh terhadap perubahan Pasal 1 butir (2) Peraturan Pemerintah
pengelolaan daerah, tetapi juga telah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005
merambah pada pengolaan sistem perguruan Tentang Pengelolaan Keuangan Badan
tinggi. Beberapa Perguruan Tinggi Negeri Layanan Umum menyatakan bahwa, Pola
(PTN) yang telah mapan, sedikit demi Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
sedikit berusaha melepaskan diri dari Umum, yang selanjutnya disebut PPK-BLU,
ketergantungannya kepada pemerintah. adalah pola pengelolaan keuangan yang
Karena itu, keluarnya peraturan pemerintah memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan
seperti Badan Hukum Milik Negara untuk menerapkan praktek-praktek bisnis
(BHMN), Badan Hukum Pendidikan Milik yang sehat untuk meningkatkan pelayanan
Negara (BHPMN), dan Badan Layanan kepada masyarakat dalam rangka
Umum (BLU), disambut baik oleh beberapa memajukan kesejahteraan umum dan
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang mapan mencerdaskan kehidupan bangsa,
tersebut, sebagai langkah awal untuk sebagaimana diatur dalam Peraturan
menjadi PTN yang mandiri. Pemerintah Pemerintah ini, sebagai pengecualian dari
memberlakukan beberapa organisasi ketentuan pengelolaan keuangan negara
Perguruan Tinggi Negeri sebagai Badan pada umumnya.
Layanan Umum hingga mendorong Salah satu penyebab munculnya pola
Perguruan Tinggi Negeri untuk melakukan Badan Layanan Umum (BLU) ini karena
pembangunan sistem informasi akuntansi adanya pandangan bahwa instansi
baru. pemerintah, sebagai penyedia layanan
Dalam Undang-Undang Republik masyarakat selama ini tidak diberikan
Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang keleluasaan dalam melakukan pengelolaan
Perbendaharaan Negara, yang dimaksud keuangan. Seluruh pendapatan institusi
Badan Layanan Umum adalah instansi di harus disetorkan terlebih dahulu ke kas
lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk negara sebagai PNBP (Penerimaan Negara
memberikan pelayanan kepada masyarakat Bukan Pajak), baru kemudian instansi
berupa penyediaan barang dan/atau jasa mengajukan rencana anggaran untuk dapat
yang dijual tanpa mengutamakan mencari mencairkan dana tersebut. Sehingga terdapat
keuntungan dan dalam melakukan asumsi yang mengatakan bahwa ada banyak
Anggit Maharani, Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Penerapan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum | 3

potensi pemasukan yang seharusnya dapat terbatas. Penganggaran ini dilaksanakan oleh
langsung digunakan untuk pengelolaan pemerintahan modern di berbagai negara.
instansi terkait tidak dapat dimaksimalkan. Mewirausahakan pemerintah (enterprising
Sesuai dengan pasal 2 Peraturan the government) adalah paradigma untuk
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 mendorong peningkatan pelayanan oleh
Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan pemerintah.
Badan Layanan Umum, BLU bertujuan Universitas Sebelas Maret Surakarta
untuk meningkatkan pelayanan kepada merupakan salah satu Perguruan Tinggi
masyarakat dalam rangka memajukan Negeri yang sudah menggunakan Pola
kesejahteraan umum dan mencerdaskan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
kehidupan bangsa dengan memberikan Umum sesuai dengan Keputusan Menteri
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan Keuangan Nomor: 52/Kmk. 05/2009,
berdasarkan prinsip ekonomi dan tentang Penetapan Universitas Sebelas Maret
produktivitas, dan penerapan praktek bisnis Surakarta pada Departemen Pendidikan
yang sehat. Nasional Sebagai Instansi Pemerintah yang
Menurut Waluyo (2011) fleksibilitas Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan
yang dimiliki Pola Pengelolaan Keuangan Layanan Umum. Perubahan status menjadi
yaitu Pendapatan dan belanja, Pengelolaan Badan Layanan Umum membuat Perguruan
kas, Pengelolaan piutang dan utang, Tinggi Negeri (PTN) lebih fleksibel dalam
Investasi, Pengadaan Barang dan Jasa, mengelola dana. Dengan adanya hal
Akuntansi, Remunerasi, Surplus/defisit, dan tersebut, maka akan terjadi perubahan
Status kepegawaian (PNS dan Non PNS). mengenai sistem akuntansi yang ada pada
Reformasi keuangan negara Universitas Sebelas Maret Surakarta
mengamanatkan pergeseran sistem sebelum dan sesudah diberlakukanya Pola
penganggaran dari tradisional menjadi Keuangan Badan Layanan Umum.
pengganggaran berbasis kinerja, agar Perubahan sistem akuntansi ini mencakup
penggunaan dana pemerintah menjadi perubahan dari traditional budgeting
berorientasi pada output. Perubahan ini menjadi performance based budgeting dan
sangat penting karena kebutuhan dana yang dari cash basis menjadi accrual basis.
makin tinggi tetapi sumber daya pemerintah
4 | JUPE UNS, Vol. 1 No. 3 Hal 1 s/d 10

Penilaian kinerja terhadap lembaga program unit kerja. Hal ini pada akhirnya
atau organisasi tidak hanya berlaku pada akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas
lembaga atau organisasi yang berorientasi organisasi sektor publik dalam pemberian
profit saja, melainkan juga perlu dilakukan pelayanan publik. Kedua, ukuran kinerja
pada lembaga atau organisasi non komersial. sektor publik digunakan untuk
Kinerja keuangan merupakan faktor penting pengalokasian sumber daya dan pembuatan
untuk menilai keseluruhan kinerja organisasi keputusan. Ketiga, ukuran kinerja sektor
atau dapat diartikan sebagai kondisi publik dimaksudkan untuk mewujudkan
organisasi. Untuk menganalisis kinerja pertanggungjawaban publik dan
keuangan suatu organisasi diperlukan memperbaiki komunikasi kelembagaan
ukuran-ukuran tertentu. Dengan rasio (Mardiasmo, 2004:121).
keuangan, dapat diketahui bagaimana Riyanto (1999:330) berpendapat
kinerja keuangan suatu organisasi. bahwa dengan mengadakan analisa rasio
Rasio keuangan merupakan kegiatan historis dari perusahaan yang bersangkutan
membandingkan angka-angka yang ada selama beberapa periode, penganalisa dapat
dalam laporan keuangan dengan cara membuat penilaian atau pendapat yang lebih
membagi satu angka dengan angka lainnya. realistis. Oleh karena itu, analisis
Pembandingan dapat dilakukan dengan cara perkembangan kinerja keuangan dalam
membagi satu komponen dengan komponen penelitian ini akan dilihat dari rasio
dalam satu laporan keuang-an atau antar keuangan dari tahun ke tahun atau sering
komponen yang ada di antara laporan disebut dengan Time Series Analysis.
keuangan. Kemudian angka yang Berdasarkan latar belakang masalah
diperbandingkan dapat berupa angka-angka diatas maka peneliti tertarik mengadakan
dalam satu periode maupun beberapa penelitian tentang: Analisis Kinerja
periode (Kasmir, 2010: 93). Keuangan Sebelum dan Sesudah Penerapan
Pengukuran kinerja sektor publik Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
dilakukan untuk memenuhi tiga maksud. Umum.
Pertama, pengukuran kinerja sektor publik Masalah dalam penelitian ini adalah:
dimaksudkan untuk membantu memperbaiki Apakah terdapat perbedaan yang signifikan
kinerja pemerintah. Ukuran kinerja antara kinerja keuangan sebelum dan
dimaksudkan untuk dapat membantu sesudah diterapkannya Pola Pengelolaan
pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran
Anggit Maharani, Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Penerapan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum | 5

Keuangan Badan Layanan Umum di (2009 : 84) Sampling Sistematis adalah


Universitas Sebelas Maret Surakarta? teknik pengambilan sampel berdasarkan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk urutan dari anggota populasi yang telah
mengetahui apakah terdapat perbedaan yang diberi nomer urut. Dalam penelitian ini,
signifikan antara kinerja keuangan sebelum sampel yang diambil yaitu rasio keuangan
dan sesudah diterapkannya Pola Pengelolaan selama 3 tahun terakhir sebelum penerapan
Keuangan Badan Layanan Umum di Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Umum yaitu tahun 2006-2008 dan rasio
Berdasarkan permasalahan di atas, keuangan selama 3 tahun setelah penerapan
maka diharapkan penelitian ini mempunyai Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
manfaat sebagai berikut. Manfaat teoritis, Umum yaitu tahun 2009-2011.
dapat memberikan sumbangan pemikiran Teknik pengumpulan data yang
agar dapat menambah pengetahuan tentang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan metode dokumentasi. Menurut Budiyono
Umum dan Dapat memberikan masukan (2003: 54), metode dokumentasi adalah cara
bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta pengumpulan data dengan melihatnya dalam
sebagai landasan untuk pengadaan penelitian dokumen yang telah ada. Dokumen biasanya
lebih lanjut. Sedangkan, manfaat Praktis, merupakan dokumen resmi yang telah
dapat mengukur kinerja Universitas Sebelas terjamin keakuratannya. Menurut Suharsimi
Maret Surakarta setelah adanya perubahan Arikunto (2010 : 274) “…metode
status menjadi Badan Layanan Umum dan dokumentasi, yaitu pencarian data menganai
dapat menjadi acuan untuk melaksanakan hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
penelitian sejenis secara lebih mendalam. transkrip, buku, surat kabar, majalah,
METODE PENELITIAN prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan
Penelitian ini dilaksanakan di sebagainya”.
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Waktu Teknik analisis data dalam penelitian
pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dari ini adalah dengan menggunakan statistik.
bulan November sampai bulan Mei. Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih
Pengambilan sampel dilakukan dengan dahulu dilakukan uji prasyarat analisis untuk
sampling sistematis. Menurut Sugiyono menentukan alat uji hipotesis. Uji prasyarat
6 | JUPE UNS, Vol. 1 No. 3 Hal 1 s/d 10

analisis dalam penelitian ini menggunakan signifikansi 5%. Dari hasil pengujian
uji normalitas dengan teknik Kolmogorov tersebut diketahui bahwa nilai Asymp. Sig.
Smirnov Test dan uji homogenitas variansi (2-tailed) lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar
populasi dengan teknik Levene Test. 0,247. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja
akan diuji dengan menggunakan Paired keuangan yang signifikan antara sebelum
Sample T Test. dan sesudah diterapkannya Pola Pengelolaan
HASIL DAN PEMBAHASAN Keuangan Badan Layanan Umum di
Data dalam penelitian ini adalah data Universitas Sebelas Maret Surakarta.
rasio keuangan. Semua data tersebut Sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis
diperoleh dari perhitungan rasio keuangan tidak didukung oleh data penelitian.
pada laporan keuangan Universitas Sebelas Rasio keuangan sebelum penerapan
Maret Surakarta tahun 2006 - 2011. Rasio Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
keuangan adalah angka-angka yang Umum yaitu dari tahun 2006 sampai dengan
merupakan suatu perbandingan dan dapat tahun 2008 disajian dalam tabel berikut ini:
menggambarkan kinerja keuangan suatu
organisasi. Rasio
Sebelum BLU
2006 2007 2008
Rasio-rasio dalam sektor publik non Rasio Pendapatan
82,17% 75,36% 50,89%
profit tidak identik dengan rasio-rasio terhadap Belanja
Rasio Belanja
keuangan sektor publik yang berorientasi Pegawai
56,16% 51,07% 52,87%

profit ataupun sektor swasta. Hal ini Rasio Belanja


31,19% 29,40% 26,74%
Barang
disebabkan karena kinerja sektor publik non Rasio Belanja
9,77% 15,89% 16,95%
profit yang dilihat yaitu berdasarkan kualitas Modal
Rasio Belanja
layanannya.oleh karena itu, rasio keuangan Bantuan Sosial
2,87% 3,55% 3,44%

yang dihitung dalam penelitian ini meliputi: Perputaran Total


0,7573 0,8809 0,0624
Aset
rasio pendapatan terhadap belanja, rasio Perputaran Aset
0,8952 0,8907 0,0626
belanja pegawai, rasio belanja barang, rasio Tetap

belanja modal, rasio belanja bantuan sosial,


perputaran total aset, dan perputaran aset Rasio keuangan sesudah penerapan

tetap. Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Pengujian hipotesis menggunakan Umum yaitu dari tahun 2009 sampai dengan

teknik Paired Sample T Test dengan taraf tahun 2011 disajian dalam tabel berikut ini:
Anggit Maharani, Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Penerapan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum | 7

Rasio
Setelah BLU belanja pegawai menurun, Namun
2009 2010 2011
Rasio Pendapatan
sebenarnya pengeluaran belanja pegawai
81,01% 71,77% 83,24%
terhadap Belanja selalu meningkat tiap tahunnya. Hal ini
Rasio Belanja
Pegawai
38,04% 34,33% 44,82% dikarenakan Universitas Sebelas Maret
Rasio Belanja
41,91% 40,79% 27,08%
Surakarta memiliki fleksibilitas dalam
Barang
Rasio Belanja
mempekerjakan pegawai profesional non
15,73% 23,51% 20,48%
Modal PNS sehingga dengan adanya tambahan
Rasio Belanja
Bantuan Sosial
4,82% 2,22% 3,27% pegawai, jumlah pengeluaran untuk belanja
Perputaran Total
0,1384 0,1357 0,1470
pegawai juga akan bertambah. Dengan
Aset
Perputaran Aset
mempekerjakan pegawai profesional non
0,1442 0,1414 0,1564
Tetap PNS tersebut, tentunya akan membantu
dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan
Berdasarkan data di atas, berikut uraian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selain
masing-masing rasio keuangan: itu, peningkatan jumlah belanja pegawai
Pertama, Rasio pendapatan terhadap menandakan bahwa Universitas Sebelas
belanja setelah penerapan Pola Pengelolaan Maret selalu meningkatkan kesejahteraan
Keuangan Badan Layanan Umum para pegawainya, baik pegawai PNS
mengalami peningkatan dari sebelum maupun pegawai non PNS.
penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Ketiga, Rasio Belanja Barang
Badan Layanan Umum. Pendapatan yang cenderung meningkat antara sebelum dan
bertambah selalu diiringi dengan sesudah penerapan Pola Pengelolaan
peningkatan jumlah belanja yang berbeda- Keuangan Badan Layanan Umum. Dengan
beda dari tahun ke tahun. Dengan jumlah diterapkannya Pola Pengelolaan Keuangan
belanja yang terus meningkat, akan Badan Layanan Umum, Universitas Sebelas
meningkatkan pelayanan Universitas Maret juga mempunyai fleksibilitas dalam
Sebelas Maret dari berbagai bidang. pengadaan barang dan jasa. Tentunya
Pembahasan mengenai belanja akan diulas pengadaan barang dan jasa ini bertujuan
dalam rasio-rasio belanja. untuk meningkatkan pelayanan dengan
Kedua, Rasio Belanja Pegawai. menambah fasilitas-fasilitas yang
cenderung menurun. Walaupun proporsi bermanfaat.
8 | JUPE UNS, Vol. 1 No. 3 Hal 1 s/d 10

Belanja lain yang termasuk belanja yaitu dengan memberikan bantuan kepada
barang antara lain belanja pengembangan mahasiswa yang ada di Universitas Sebelas
SDM dan belanja pemeliharaan. Maret Surakarta sesuai dengan ketentuan
Pengembangan SDM tentunya akan yang berlaku.
meningkatkan mutu SDM yang dimiliki oleh Keenam, Perputaran Total Aset.
Univesitas Sebelas Maret Surakarta. Belanja mengalami pola yang sama. Perputaran total
pemeliharaan juga tergolong sangat penting, aset dari tahun 2006 sampai dengan tahun
Segala sesuatu harus terpelihara dengan baik 2011 sebesar kurang dari 1 kali. Walaupun
terutama sarana dan prasarana yang ada. perputaran total aset kurang dari 1 kali,
Keempat, Rasio Belanja Modal tetapi hal itu bukan berarti Universitas
cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Sebelas Maret tidak efektif dalam
Hal ini sebanding dengan jumlah belanja penggunaan total aset. Hal itu disebabkan
modal itu sendiri yang selalu meningkat karena Universitas Sebelas Maret Surakarta
setiap tahunnya. Belanja modal ini bukan berorientasi pada profit.
digunakan untuk belanja modal tanah, Ketujuh, Perputaran Aset Tetap juga
peralatan, mesin, jalan, irigasi, jaringan, dan mengalami pola yang sama seperti
lain sebagainya. Belanja ini tentunya perputaran total aset. Perputaran aset tetap
bertujuan untuk meningkatkan fasilitas fisik dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2011
yang ada di Universitas Sebelas Maret sebesar kurang dari 1 kali. Walaupun
Surakarta. Dengan meningkatkan fasilitas perputaran aset tetap cenderung kecil seperti
fisik tersebut akan meningkatkan pula perputaran total aset, hal ini juga bukan
kenyamanan dan pelayanan di Universitas berarti tidak efektif dalam mengelola aset
Sebelas Maret Surakarta. tetap. Rasio ini cenderung kecil karena
Kelima, Rasio Belanja Bantuan Sosial Universitas Sebelas Maret Surakarta bukan
dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2011 berorientasi pada profit.
berkisar antara 2% - 5%. Hal ini Dari keseluruhan uraian di atas,
menunjukan bahwa proporsi belanja bantuan maka dapat disimpulkan bahwa walaupun
sosial setiap tahunnya hampir sama. Namun dengan pengujian statistik menunjukkan
sebenarnya jumlah belanja bantuan sosial itu bahwa tidak ada perbedaan kinerja keuangan
selalu bertambah dari tahun ke tahun. Hal ini yang signifikan antara sebelum dan sesudah
berarti bahwa Universitas Sebelas Maret menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
meningkatkan kesejahteraan mahasiswa Badan Layanan Umum. Namun jika dilihat
Anggit Maharani, Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Penerapan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum | 9

satu per satu rasio keuangan maka akan Walaupun tidak signifikan, tetapi kinerja
diketahui bahwa kinerja keuangan di keuangan sesudah penerapan Pola
Univesitas Sebelas Maret Surakarta semakin Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
baik. Selain itu, Universitas Sebelas Maret Umum di Universitas Sebelas Maret
Surakarta juga selalu meningkatkan mutu Surakarta cenderung lebih baik yang
pelayanan. Peningkatan ini terjadi ditandai dengan meningkatnya pelayanan
dikarenakan dengan penerapan Pola yang diberikan dalam berbagai bidang. Hal
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan ini membuktikan bahwa dengan penerapan
Umum, Universitas Sebelas Maret memiliki Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
fleksibilitas dalam berbagai hal. Umum dapat meningkatkan pelayanan
Penerapan Pola Pengelolaan kepada masyarakat dengan adanya
Keuangan Badan Layanan Umum membuat pemberian fleksibilitas dalam pengelolaan
Universitas Sebelas Maret Surakarta lebih keuangan sesuai dengan tujuan Badan
mandiri dalam pengelolaan keuangan untuk Layanan Umum yang tercantum dalam
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat peraturan pemerintah.
dalam rangka memajukan kesejahteraan UCAPAN TERIMA KASIH
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa Terselesaikannya artikel ilmiah ini
dengan memberikan fleksibilitas dalam tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,
pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip arahan dan dorongan dari berbagai pihak.
ekonomi dan produktivitas, dan penerapan Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
praktek bisnis yang sehat. kepada (1) Program Studi Pendidikan
SIMPULAN Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Berdasarkan hasil penelitian dan Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa tidak Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
terdapat perbedaan kinerja keuangan yang Surakarta khususnya BKK Pendidikan
signifikan sebelum dan sesudah penerapan Akuntansi. (2) Pembimbing I dan II, atas
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan segala pengarahan dan bimbingannya selama
Umum di Universitas Sebelas Maret penyusunan artikel ilmiah ini. (3) Rektor
Surakarta karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Universitas Sebelas Maret Surakarta. (4)
lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,247. Tim redaksi Jupe yang telah melakukan
10 | JUPE UNS, Vol. 1 No. 3 Hal 1 s/d 10

review final artikel ini. (4) Semua pihak Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum.
yang telah membantu kelancaran
penyusunan artikel ilmiah ini yang tidak Riyanto, Bambang. 1999. Dasar-dasar
Pembelanjaan Perusahaan.
mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian
Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Pendidikan. Surakarta: UNS Press. Jakarta: Alfabeta.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur


Keuangan. Jakarta: Kencana. Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor:
52/Kmk. 05/2009, tentang Penetapan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Universitas Sebelas Maret Surakarta 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
pada Departemen Pendidikan Nasional Negara.
Sebagai Instansi Pemerintah yang
Menerapkan Pengelolaan Keuangan Waluyo Indarto, Badan Layanan Umum
Badan Layanan Umum. Sebuah Pola Baru Dalam Pengelolaan
Keuangan Di Satuan Kerja
Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Pemerintah. Jurnal Pendidikan
Yogyakarta: Andi. Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 2 –
Tahun 2011, Hlm. 1 – 15.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2005 tentang

Anda mungkin juga menyukai