Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

STRUKTUR POLITIK DAN FUNGSI POLITIK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Politik adalah suatu proses dimana masyarakat memutuskan bahwa aktivitas


tertentu adalah lebih baik dari yang lain dan harus dilaksanakan. Dengan demikian
struktur politik meliputi struktur hubungan antara manusia dengan pemerintah.
Umumnya struktur yang dimiliki oleh suatu sistem politik terdapat beberapa kategori
seperti, kelompok kepentingan, partai politik, badan peradilan, dewan eksekutif,
legislatif, birokrasi dsb. Dalam suatu negara, politik sangat berguna sebagai pengatur
kehidupan masyarakatnya, jika tidak ada politik dalam suatu negara, maka kehidupan
suatu negara akan menjadi berantakan, tidak ada tujuan, tidak ada undang-undang,
tidak ada hukum dan tidak ada yang mengatur kehidupan negara, hal ini yang
membuat politik sangat diperlukan dalam kehidupan bernegara. Dengan kata lain,
kata struktur dapat efektif dan tertata sejauh fungsinya sesuai dengan sistem politik
yang ada.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Defenisi struktur politik dan pembagiannya
2. Kelompok-kelompok dalam struktur politik
3. Fungsi politik

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui struktur politik serta pembagian dari struktur politik

1
2. Untuk mengetahui kelompok-kelompok dalam struktur politik
3. Untuk mengetahui fungsi-fungsi politik

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 STRUKTUR POLITIK

2.1.1 Pengertian Struktur Politik

Struktur politik terdiri dari dua kata, yaitu “struktur” berarti badan atau

organisasi, dan “politik” berarti urusan negara. Maka secara harfiah, struktur politik

adalah badan atau lembaga yang berkenaan dengan urusan negara. Struktur politik

Indonesia diatur dalam UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya, yang

secara garis besar terdiri dari suprastruktur politik dan infrastruktur politik.

2.1.2 Suprastruktur Politik Dan Infrastruktur Politik

A. Suprastruktur Politik

Istilah supra struktur politik berasal dari gabungan kata supra artinya atas,
struktur artinya bangunan atau tata hubungan, dan politik artinya kekuasaan.
Suprastruktur politik merupakan bangunan atau tata hubungan kekuasaan yang
dipandang sebagai pembagian kekuasaan secara horizontal-fungsional yang ada
dalam negara yang bersangkutan.

Suprastruktur politik merupakan struktur politik pemerintahan yang berkaitan


dengan lembaga negara yang ada, serta hubungan kekuasaan antara lembaga satu
dengan lembaga lainnya.
Bentuk dari lembaga negara tersebut diantaranya :

1. Badan Legislatif

Badan legislatif merupakan badan yang bertugas membuat berbagai kebijakan


atau birokrasi yang pada akhirnya akan sangat mengikat pada negara tersebut.

Badan legislatif meliputi :

a. MPR

MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD yang dipilih secara langsung. MPR
bersidang sedikitnya sekali dalam 5 tahun.

Tugas utama MPR :

1) MPR berwenang mengubah dan menetapkan Undang Undang Dasar


2) MPR melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden
3) MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam
masa jabatannya menurut Undang Undang Dasar

MPR mempunyai hak :

1) Memajukan usul perubahan pasal-pasal UUD


2) Menentuka sikap dan pilihan dalam pengambiln keputusan
3) Memilih dan dipilih
4) MPR mempunyai kewajiban :
5) Mengamalkan pancasila
6) Melaksanakan UUD 1945 dan peraturan peraudag-undangan
7) Menjaga keutuhan NKRI dan kerukunan nasional
b. DPR

Merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan ditingkat pusat.


DPR dipilih melalui pemilu. DPR bersidang sedikitnya sekali dalam setahun. Masa
jabatan DPR adalah 5 tahun.

Tugas-tugas DPR :

1) Membentuk undang-undang
2) Membahas rancangan RUU bersama Presiden
3) Membahas RAPBN bersama presiden

Fungsi DPR :

1) Fungsi legislasi, yaitu berkaitan dengan wewenang DPR dalam pembentukan


undang-undang.
2) Fungsi anggaran, yaitu berwenang menyusun dan menetapkan RAPBN bersama
presiden.
3) Fungsi pengawasan, yaitu melakukan pengawasan terhadap pemerintah.

Anggota DPR memiliki hak :

1) Mengajukan rancangan undang-undang


2) Mengajukan pertanyaan
3) Menyampaikan usul dan pendapat
4) Memilih dan dipilih
5) Membela diri
6) Imunitas (hak DPR untuk tidak dituntut dalam pengadilan)
7) Protokoler
8) Keuangan dan administartif
c. DPD

Merupakan lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang


anggotanya merupakan perwakilan dari setiap provinsi yang dipilih melalui
Pemilihan Umum (Pemilu).

Kewenangan DPD :

1) Dapat mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada DPR


2) Ikut membahas rancangan Undang-Undang
3) Memberikan pertimbangan kepada DPR berkaitan dengan RUU
4) Dapat melakukan pengawasan berkaitan dengan pelaksanaan Undang-Undang

DPD memiliki fungsi antara lain :

1) Pengajuan usul, yaitu ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan


yang berkaitan dengan bidang legislasi tertentu.
2) Pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang tertentu.

2. Badan Eksekufif

Merupakan badan yang bertugas menjalankan undang-undang dari suatu


ketetapan yang diputuskan oleh badan legislatif bersama dengan pemerintah.

Badan eksekutif terdiri dari :

a. Aparatur Pemerintahan Pusat

Terdiri dari kepresidenan (presiden,wakil presiden,menteri-menteri negara non


departemen, kejaksaan agung, sekretariat negara, dan dewan-dewan nasional) dan
kabinet yang meliputi departemen-departemen (terdiri dari menteri negara atau kepala
departemen, sekretariat jenderal, direktorat-direktorat jenderal, inspektorat jenderal).

Presiden mempunyai wewenang sebagai berikut :


1) Memegang kekuasaan tertinggi atas AD,AL,AU,dan kepolisian negara
2) Menyatakan keadaan bahaya
3) Membuat perjanjiann dengan negara lain dengan persetujuan DPR.

b. Aparatur Pemerintahan Daerah

Terdiri dari badan-badan pemerintahan pusat daerah dan badan-badan aparatur


pemerintahan otonomi daerah.

3. Badan Yudikatif

Merupakan badan yang bertanggungjawab atas otoritatif dan penerapan hukum


atau badan yang mengawasi pelaksanaan undang-undang.

Lembaga yudikatif terdiri dari :

a. Mahkamah Agung (MA)

Tugas MA adalah mengawasi jalannya undang-undang dan memberi sanksi


terhadap segala pelanggaran terhadap undang-undang.

Kewajiban dan wewenang Mahkamah Agung :

1) Berwenang mengadili pada tingkat kasasi


2) Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi
3) Memberikan pertimbanagan dalam hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi.

b. Mahkamah Konstitusi (MK)

Merupakan lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang


merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama dengan Mahkamah Agung.

Kewenangan Mahkamah Konstitusi :

1) Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir


2) Menguji undang-undang terhadap UUD
3) Memutuskan sengketa lembaga Negara
4) Memutuskan pembubaran partai politik
5) Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilu
6) Wajib memberi putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.

c. Komisi yudisial (KY)

Lembaga ini berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan nama


calon hakim agung. Anggota KY diangkat dan diberhentikan oleh presidan dengan
persetujuan DPR. Masa jabatan anggota komisi yudisial yaitu 5 tahun.

Komisi Yudisial mempunyai wewenang sebagai berikut :

1) Mengusulkan pengangkatan hakim agung


2) Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, perilaku hakim.

4. Badan Eksaminatif (BPK)

BPK mempunyai tugas dan wewenang yang berkaitan dengan sumber dan
penggunaan anggaran serta keuangan negara.

Tugas dan wewenang BPK :

1) Memeriksa tanggung jawab keuangan negara dan memberitahukan hasil


pemeriksaan kepada DPR, DPRD, dan DPD.
2) Memeriksa semua pelaksanaan APBN.
3) Memeriksa tanggung jawab pemerintah tentang keuangan negara.

Dari tugas dan wewenang tersebut, BPK mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu :

1) Fungsi Operatif
Yaitu melakukan pemeriksaan, pengawasan, dan penelitian atas penguasaan dan
pengurusan keuangan negara.

2) Fungsi Yudikatif
Yaitu melakukan tuntutan perbendeharaan dan tuntutan ganti rugi terhadap
pegawai negeri yang perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan
kewajibannya, serta menimbulkan kerugian bagi negara.

3) Fungsi Rekomendatif
Yaitu memberikan pertimbangan kepada pemerintah tentang pengurusan
keuangan negara.

B. Infrastruktur Politik

Istilah infrastruktur politik berasal dari gabungan kata infra artinya bawah,
struktur artinya bangunan atau tata hubungan, dan politik artinya kekuasaan. Jadi,
infrastruktur politik adalah struktur politik masyarakat, yang merupakan struktur, atau
bangunan, pranata yang tidak tampak secara jelas, atau tidak terlihat wujudnya namun
keberadaannya dapat dirasakan karena adanya fungsi-fungsi yang mengalir.

Yang termasuk dalam infrastruktur politik yaitu :

1) Pengelompokan masyarakat atar dasar persamaan sosial ekonomi.


2) Pengelompokan atas dasar perbedaan cara, gaya di satu pihak, dan
pengelompokan atas dasar kesadaran akan adanya persamaan jenis-jenis tujuan.
3) Pengelompokan masyarakat atas dasar kenyataan dalam kehidupan politik
rakyat yang satu sama lain mengemban fungsi dan peranan politik tertentu.

Adapun contoh dari infrastruktur politik yaitu sebagai berikut :

a. Partai Politik (Political Party)

Merupakan suatu kelompok yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi,


nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah memperoleh
kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dengan cara konstitusional untuk
melaksanakan programnya.

Fungsi partai politik :

1) Sebagai sarana komunikasi politik


2) Sebagai sarana sosialisasi politik
3) Sarana rekrutmen politik
4) Sarana pengatur konflik

Peranan partai politik :

1) Berpartisipasi dalam sektor pemerintahan


2) Berusaha melakukan pengawasan
3) Berperan untuk menyerap tuntutan-tuntutan yang masih mentah

b. Organisasi Masyarakat (Ormas)

Merupakan organisasi yang didirikan dan dibentuk secara sukarela berdasarkan


kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk
berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan NKRI yang berdasarkan
pancasila.

Ormas bertujuan untuk :

1) Meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat


2) Memberikan pelayanan kepada masyarakat
3) Menjaga nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
4) Melestarikan dan memelihara norma, nilai, moral, etika, dan budaya yang hidup
dalam masyarakat
5) Menjaga, memelihara, dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa
6) Mewujudkan tujuan negara
Ormas berfungsi sebagai sarana :

1) Penyalur aspirasi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat


2) Pemenuhan pelayanan social
3) Partisipasi masyarakat untuk memelihara, menjaga, dan memperkuat persatuan
dan kesatuan bangsa

c. Kelompok Penekan (Pressure Group)

Merupakan sekelompok manusia yang tergabung dalam anggota suatu lembaga


kemasyarakatan yang mempunyai kemauan untuk memaksakan kehendaknya kepada
pihak penguasa.

Hal ini bertujuan memengaruhi keputusan politik, mencoba untuk meyakinkan


para pejabat publik untuk bertindak sesuai dengan suara atau kepentingan anggota
kelompoknya. Peranan kelompok penekan ini melontarkan kritikan-kritikan untuk
para pelaku politik lain. Dengan tujuan membuat perpolitikan maju. Kelompok
penekan juga dapat memengaruhi atau bahkan membentuk kebijaksanaan pemerintah
melalui cara-cara persuasi, propaganda, atau cara lain yang lebih efektif. Mereka
antara lain : industriawan dan asosiasi-asosiasi lainnya.

Kelompok penekan dapat terhimpun dalam beberapa asosiasi, yakni :

1) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)


2) Organisasi-organisasi sosial keagamaan
3) Organisasi Kepemudaan
4) Organisasi Lingkungan Hidup
5) Organisasi Pembela Hukum dan HAM
6) Yayasan atau Badan Hukum lainnya
d. Tokoh Politik (Political Figure)

Merupakan orang-orang yang bekerja di dunia politik dan eksis di kalangan


masyarakat, berperan penting dalam mengambil keputusan-keputusan yang
berpengaruh dalam suatu wilayah.

e. Media Komunikasi Politik (Political Communication Media)

Berfungsi menyampaikan informasi dan persuasi mengenai politik baik dari


pemerintah kepada masyarakat maupun sebaliknya.

Fungsi media komunikasi politik :

1) Fungsi Informasi
Media dijadikan sarana diseminasi informasi yang terkait dengan politik dengan
kekuasaan, serta sosialisasi politik.
2) Fungsi Edukasi
Media dijadikan sebagai sarana pendidikan politik melalui pesan-pesan politik
yang disampaikan media.
3) Fungsi Korelasi
Media dijadikan penghubung antara aktor politik dan khalayak melalui isi
media yang berkaitan dengan aktivitas aktor poltik.
4) Fungsi Kontrol Sosial
Media sebagai agen kritik atau koreksi terhadap aktor politik atau kegiatan
politik.
5) Fungsi Pembentukan Opini Publik, berkaitan dengan persoalan politik.

Peranan media komunikasi politik :

1) Membantu pembentukan memori publik melalui penyampaian informasi


2) Membantu menyusun agenda yang berhubungan dengan politik dan
kepentingan umum.
3) Membantu menyosialisasikan pribadi seseorang, termasuk nilai-nilai yang
diajarkan oleh orang tersebut.

2.1.3 Kelompok-Kelompok Struktur Politik

Struktur politik terbagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut :

A. Kelompok Elite

Dalam studi elit politik, kekuasaan diartikan sebagai probabilitas untuk


mempengaruhi kebijakan dan kegiatan negara atau (dalam istilah teori sistem)
probabilitas untuk mempengaruhi alokasi nilai-nilai secara otoritatif.

Teori elit bersandar pada kenyataan bahwa setiap masyarakat terbagi dalam 2
kategori yang luas, yang mencakup :

1) Sekelompok kecil manusia yang berkemampuan dan karenanya menduduki


posisi untuk memerintah
2) Sejumlah massa yang ditakdirkan untuk memerintah.

Asas-asas umum dalam teori elit politik :

1) Kekuasaan didistribusikan dengan tidak merata


2) Pada hakikatnya, orang hanya dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu
mereka yang memiliki kekuasaan politik “penting” dan mereka yang tidak
memilikinya
3) Elit mengatur sendiri kelangsungan hidupnya (self perpetuating) dan
keanggotaannya berasal dari satu lapisan masyarakat yang sangat terbatas
B. Kelompok Kepentingan (Interest Group)

Kelompok kepentingan merupakan kelompok yang berusaha mempengaruhi


kebijakan pemerintah tanpa berkehendak memperoleh jabatan publik, kelompok ini
tidak berusaha menguasai pengelolaan pemerintahan secara langsung. Kelompok ini
tempat menampung saran, kritik, dan tuntutan kepentingan bagi anggota masyarakat,
serta menyampaikannya kepada sistem politik yang ada.

Gabriel A. Almond mengidentifikasi kelompok kepentingan ke dalam jenis-


jenis kelompok, diantaranya :

1) Kelompok asosiasi

Khusus didirikan untuk memeperjuangkan kepentingan-kepentingan tertentu


dari masyarakat atau golongan, namun masih mencakup beberapa yang luas. Yang
termasuk kelompok ini adalah Ormas, misalnya Nadhatul Ulama (NU),
Muhamadiyah, Kamar Dagang dan Industri (KADIN), SPSI, dan lain lain.

2) Kelompok institusional

Pada umumnya terdiri atas berbagai kelompok manusia yang berasal dari
lembaga yang ada, dengan tujuan untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan
orang-orang yang menjadi anggota lembaga yang dimaksudkan. Misalnya PGRI, IDI,
dan organisasi seprofesinya.

3) Kelompok non-asosiasi

Didirikan secara khusus dan kegiatannya juga tidak dijalankan secara teratur,
tetapi aktivitasnya kelihatan dari luar apabila masyarakat memerlukan dan dalam
keadaan mendesak. Yang dimaksud dengan masyarakat dalam hal ini, dapat berwujud
masyarakat setempat tinggal, masyarakat seasal pendidikan, masyarakat seketurunan,
dan lain lain.
4) Kelompok anomik

Dapat terjadi secara mendadak dan tidak bernama. Aktivitasnya berupa aksi
demontrasi. Apabila kegiatannya tidak terkendalikan, dapat menimbulkan keresahan
dan kerusuhan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat secara
stabilitas nasional. Maka dari itu pemerintah mengeluarkan UU No.9 Th 1998 tentang
hak mengeluarkan pendapat dimuka umum.

Tujuan didirikannya kelompok kepentingan ini diantaranya :

1) Melindungi kepentingannya dari dominasi dan penyelewengan pemerintah.


2) Menjadi wadah bagi pemberdayaan masyarakat dalam kehidupannya.
3) Menjadi wadah pengawasan dan pengamatan terhadap pelaksanaan tugas dan
fungsi pemerintah.
4) Menjadi wadah kajian dan analisis bagi aspek-aspek pembangunan nasional
dalam semua bidang kehidupan.

Sifat kelompok kepentingan :

1) Independen, dimana dalam menjalankan visi, misi, tujuan, program, sasaran, dll
dilakukan secara bebas tanpa ada intervensi pihak lain.
2) Netral, dimana dalam menjalankan eksistensinya tidak tergantung pihak lain.
3) Kritis, dimana dalam menjalankan eksistensinya dilakukan berdasarkan pada
data, fakta dan analisis yang mendalam.
4) Mandiri, dimana dalam menjalankan eksistensinya dilakukan dengan konsep
dari, oleh dan masyarakat itu sendiri.
C. Kelompok Birokrasi

Birokrasi terdiri dari dua kata, yaitu “biro” artinya meja dan “krasi” artinya
kekuasaan. Pengertian birokrasi adalah kekuasaan yang bersifat formal yang
didasarkan pada peraturan (UU) dan prinsip-prinsip ideal bekerjanya suatu organisasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi birokrasi :

1) Faktor budaya
 Budaya dan perilaku koruptif yang sudah terlembaga
 Budaya “sungkan dan tidak enak” dari sisi masyarakat
 Internalisasi budaya dalam mekanisme informal yang professional
2) Faktor individu
 Perilaku individu bersifat unik dan tergantung pada mentalitas dan moralitas
 Perilaku individu terkait dengan kesempatan yang dimiliki seseorang yang
memiliki jabatan dan otoritas
 Individu yang jujur sering dianggap menyimpang dan tidak mendapat tempat
3) Faktor organisasi dan manajemen
 Proses birokrasi belum memiliki dan tidak melaksanakan prinsip-prinsip
 Birokrasi juga sangat ditentukan oleh peran kepemimpinan yang kredibel
 Hubungan masyarakat dan pemerintah dalam birokrasi belum setara
 Pengaduan dan partisipasi masyarakat masih belum memiliki tempat
4) Faktor politik
 Ketidaksetaraan sistem birokrasi dengan sistem politik dan sistem hukum
 Birokrasi menjadi “Geld Automaten” bagi partai politik
 Kooptasi pengangkatan jabatan birokrasi oleh partai politik

D. Massa

Massa adalah suatu bentuk kumpulan individu-individu, dimana dalam


kumpulan tersebut tidak terdapat interaksi dan tidak terdapat adanya struktur. Pada
umumnya massa berjumlah orang banyak dan berlangsung lama. Menurut Mennicke
(1948) yang mempunyai pendapat dan pandangan yang lain, ia membedakan antara
massa abstrak dan massa konkrit.
1. Massa Abstrak
Merupakan sekumpulan orang-orang yang didorong oleh adanya pesamaan
minat, persamaan perhatian, persamaan kepentingan, persamaan tujuan, tidak
adanya struktur yang jelas, dan tidak terorganisir.

2. Massa Konkrit
Merupakan massa yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a) Adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan
tujuan, persamaan ide, dan sebagainya.
b) Adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri,
kebiasaan sendiri dan sebagainya.
c) Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu.

2.2 FUNGSI POLITIK

Dilihat dari fungsinya, politik mempunyai 3 fungsi sebagaimana yang telah


digambarkan oleh Prof Almond. Ketiga fungsi tersebut secara tidak langsung terlibat
dalam pelaksanaan kebijakan pemerintahan tetapi sangat penting dalam menentukan
cara bekerjanya sistem politik.

Fungsi politik diantaranya adalah :

1) Perumusan kepentingan
Adalah fungsi menyusun dan mengungkapkan tuntutan politik suatu negara.
Fungsi ini umumnya dijalankan oleh LSM atau kelompok-kelompok kepentingan.

2) Pemaduan kepentingan
Adalah fungsi menyatupadukan tuntutan-tuntutan politik dari berbagai pihak
dalam suatu negara dan mewujudkan sebuah kenyataan ke dsalam berbagai alternatif
kebijakan. pelakunya dalah Partai Politik.
3) Pembuatan kebijakan umum
Adalah fungsi untuk mempertimbangkan berbagai alternatif kebijakan yang
diusulkan oleh partai-partai politik dan pihak-pihak lain untuk dipilih, diantaranya
sebagai satu kebijakan pemerintah. pelakunya adalah lembaga eksekutif bersama
dengan legislatif.

4) Penerapan kebijakan
Adalah fungsi melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pihak yang
berwenang. Pelaku fungsi ini adalah aparat birokrat atu PNS.

5) Pengawasan pelaksanaan kebijakan


Adalah fungsi mnyelaraskan perilaku masyarakat atau pejabat publik yang
menentang atau menyeleweng dari kebijakan pemerintah dan norma-norma yang
berlaku, atau fungsi mengadili pelanggar hukum.

Adapun fungsi lain dari politik yaitu :

A. Sosialisasi Politik

Merupakan fungsi untuk mengembangkan dan memperkuat sikap-sikap politik


di kalangan penduduk, atau melatih rakyat untuk menjalankan peranan-peranan
politik, administratif, dan yudisial tertentu.

Institusi dan sarana yang efektif dalam sosialisasi politik, antara lain :

1) Keluarga (sangat kuat pengaruhnya)


Merupakan tempat pertama dan utama bagi seorang anak untuk tumbuh dan
berkembang.keluarga merupakan dasar pembantu utama struktur social yang
lebih luas, dengan pengertian bahwa lembaga lainya tergantung pada
eksistensinya.
2) Sekolah
Merupakan lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis,
dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai
kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme, dan
kekhasan (specificity). Sehingga sekolah dirasa sebagai tempat yang cukup
efektif dalam mendidik seorang anak untuk memupuk rasa tanggung jawab
untuk kewajiban dan haknya.
3) Kelompok pergaulan (teman bermain)
Merrupakan teman bermain pertama kali yang didapatkan ketika ia ke luar
rumah. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk
kepribadian seorang individu.
4) Perkerjaan (merupakan saluran komunikasi informasi dan keyakinan politik)
Melalui partai politik dan kegiatannya, individu dapat mengetahui kegiatan
politik di negara, pemimpin-pemimpin baru, dan kebijakan-kebijakan yang ada.
5) Media massa
Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan
yang disampaikan.
6) Pemerintah
Pemerintah merupakan agen yang punya kepentingan langsung atas sosialisasi
politik. Melalui tindakan pemerintah, orientasi afektif individu bisa terpengaruh
dan ini mempengaruhi budaya politiknya.

B. Rekruitmen politik

Merupakan penyeleksian rakyat untuk kegiatan politik. Parpol (partai politik)


merupakan wadah yang paling efektif.

Tugas partai politik antara lain :

1) Menjadi penghubung
2) Menyebarluaskan gagasan dan ide-ide
3) Mendidik warga negara
4) Menumbuhkan kesadaran akan loyalitas nasional
5) Mencari dan mengajak orang-orang yang berbakat dalam kegiatan politik
6) Mengatur konflik dan mencari bentuk penyelesaian yang bisa di terima semua
orang

Adapun beberapa pilihan partai politik dalam proses rekrutmen politik


diantaranya :

1) Partisan
Yaitu merupakan pendukung yang kuat, loyalitas tinggi terhadap partai
sehingga bisa direkrut untuk menduduki jabatan strategis.
2) Compartmentalization
Yaitu proses rekrutmen yang didasarkan pada latar belakang pendidikan dan
pengalaman organisasi atau kegiatan sosial politik seseorang.
3) Immediate survival
Yaitu proses rekrutmen yang dilakukan oleh otoritas pemimpin partai tanpa
memperhatikan kemampuan orang-orang yang akan direkrut.
4) Civil service reform
Yaitu proses rekrutmen berdasarkan kemampuan dan loyalitas seorang calon
sehingga bisa mendapatkan kedudukan lebih penting atau lebih tinggi.

C. Komunikasi politik

Komunikasi politik merupakan penyampaian pesan-pesan politik dari


komunikator kepada komunikan dalam arti luas. Berdasarkan pembatasan konsep
komunikasi politik tersebut, terdapat dua hal yang perlu mendapatkan penekanan
dalam proses komunikasi politik. Pertama, bahwa yang membedakan komunikasi
politik dengan komunikasi yang lain terletak pada pesan yang disampaikan berupa
pesan-pesan politik. Kedua, pengertian “dalam arti luas” menunjuk pada saluran yang
digunakan dalam komunikasi politik dan level masyarakat. Artinya, komunikasi
politik dapt menggunakan saluran atau media apapun yang ada dalam masyarakat dan
dapat terjadi pada level manapun dalam masyarakat.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Suprastukur dan infrastruktur politik sangat diperlukan bagi berkembangnya


suatu negara dalam menjalankan suatu pemerintahannya khususnya suprastruktur dan
infrastuktur politik yang ada di indonesia. Dimana suprastruktur sebagai penggerak
politik formal yang bersangkut paut dengan kehidupan lembaga-lembaga negara yang
ada, fungsi, dan wewenang antar lembaga negara yang satu dengan yang lainnya.
Sedangkan infrastruktur yang bersangkut paut dengan pengelompokan warga negara
atau anggota masyarakat ke dalam berbagai macam golongan yang biasa disebut
dengan kekuatan sosial politik dalam masyarakat.

Selain hal itu, dalam rangka melaksanakan dan menyukseskan kerjasama


sehingga dapat mencapai hasil yang besar dan menyeluruh bagi keseluruhan
masyarakat, bangsa, dan Negara, tentu sistem politik memiliki fungsi yang perlu
dilaksanakan, meskipun fungsi ini tidak memiliki “pengaruh secara langsung dalam
pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan pemerintah tetapi memiliki peranan yang
sangat penting dalam menentukan cara bekerjanya sistem politik.

Anda mungkin juga menyukai