Anda di halaman 1dari 3

PEMANTAUAN RISK ASSESSMENT

RENOVASI DAPUR,PENYAJIAN,DAN PEMBANGUNAN SELASAR


RSU KARYA DHARMA HUSADA

Hasil langkah ke 1: Mengidentifikasi type aktifitas pembangunan/renovasi


Kegiatan pembangunan dilaksanakan di :
 Renovasi dapur,gizi,dan pembangunan selasar.
Langkah ke 2: Mengidentifikasi resiko pembangunan/renovasi terhadap pasien
Pembongkaran bangunan kali ini termasuk dalam resiko rendah type B.
Langkah Ke 3: Membuat matrik resiko pasien dengan type aktifitas
pembangunan/renovasi
Identifikasi kelompok resiko pasien yang akan terpengaruh dari kegiatan pembangunan atau
renovasi, dengan menggunakan table dibawah ini :
LEVEL RESIKO
AKTIFITAS TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
KONSTRUKSI
GRUP 1 Kelas I Kelas II Kelas II Kelas III/IV
GRUP 2 Kelas I Kelas II Kelas II Kelas IV
GRUP 3 Kelas I Kelas II Kelas III/IV Kelas IV
GRUP 4 Kelas II Kelas III/IV Kelas III/IV Kelas IV

Catatan : Hasil Kajian oleh Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI),karena


pembongkaran ini hanya menimbulkan debu minimal dan jauh dari jangkauan pelayanan
maka. Type renovasi ini adalah type I.

Adapun deskripsi kelas kewaspadaan yang harus diterapkan sebagai berikut :


1. Siram dahulu area penghasil debu sebelum memulai pembongkaran
2. Setiap kegiatan renovasi atau pembangunan pastikan kotoran angkut dengan ember
dengan tutupnya
3. Sisa debu yang menempel pada tubuh staf proyek supaya dibersihkan dulu sebelum
keluar dari area proyek.
4. Bersihkan area kerja dan permukaan pada penyelesaian proyek.
5. Siram dan bersihkan area bekas debu setiap selesai pembongkaran.
Langkah ke 4 :Identifikasi Daerah sekitar area Proyek Menilai dampak Potensial
Lokasi Unit Unit Unit Unit Unit
Unit Bawah
Atas Samping Samping Belakang Depan
 Renovasi - - Dapur - Kaswari
dapur,gizi
dan
pembuantan
selasar
Langkah ke 5 : Identifikasi di tempat khusus pada kegiatan penyekatan
- Karena renovasi ini adalah perenovasian ringan maka tidak diperlukan pemasangan
sekat,karena debu yang ditimbulkan adalah minimal.
Langkah ke 6: Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan: ventilasi, pipa, air,
ledeng, listrik ke mungkinan pemadaman.
- Pada pembongkaran tidak mempengaruhi pipa air,ledeng ataupun pemadaman listrik.
Langkah 7: Identifikasi langkah pencegahan menggunakan penilaian sebelumnya :
- Menggunakan container/ember tertutup pada saat membawa material

Langkah ke 8: Pertimbangan potensial resiko dari kerusakan akibat kegiatan


pemasangan sekat dan exhaust ruang isolasi :
- Tidak ada sekat ataupun exhoust yang perlu dipasang karena pembongkaran ini
merupakan pembongkaran dengan resiko ringan dan debu yang ditimbulkan sangat
minimal di area terbuka.
Langkah 9: Jam kerja Pekerjaan dapat dilakukan selama pemasangan sekat dan
exhaust ruang isolasi.
- Pekerjaan ini dilakukan pada jam 08.00-17.00 (pada jam kerja) karena area pekerjaan
ini tidak mempengaruhi pelayanan pasien.

Langkah 10 :Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah tempat cuci tangan
- Cuci tangan petugas proyek pada keran/wastafel yang sudah ada di area proyek

Langkah 11 :Apakah PPI RS/IPCN setuju dengan jumlah tempat cuci tangan
- PPI RS/ IPCN menyetujui karena tersedia air mengalir.
Langkah ke 12: Apakah PPI RS/IPCN setuju dengan rencana relative terhadap utilitas
ruang bersih dan kotor
- Untuk pekerjaan pembongkaran tersebut tidak mempengaruhi utilitas.

Langkah 13: Rencana untuk membahas masalah pencegahan tersebut dengan tim
proyek
- Pertemuan dengan tim proyek rencana dilaksanakan kemudian (jadwal menyusul)
dengan menghadirkan, Ketua Tim Panitia PPI, IPCN, Ketua Risk Manajemen yaitu
pada tanggal 23 Juni 2019.

Singaraja,25 Juni 2019


Penilaian Risiko dilakukan Oleh :
1. dr. Gede Haryono,MM (Ketua Panitia PPI)
2. Ana Sagita Foni S.Kep,Ns. (IPCN)

Dibuat oleh Mengetahui,

Ana Sagita Foni S.Kep,Ns dr. Gede Haryono,MM


Sekretaris PPI (IPCN) Ketua Tim PPI

Anda mungkin juga menyukai